• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NARMADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NARMADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL SKRIPSI

INDAH INDI AFIFAH E1R113028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM 2017

(2)

Artikel Skripsi berjudul : “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada Tahun Pelajaran 2016/2017”

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI ... ii

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

II. METODE PENELITIAN ... 3

III. PEMBAHASAN ... 4

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 8

DAFTAR PUSTAKA

(4)

1. Mahasiswa Pendidikan Matematika 2. Dosen Pembimbing Skripsi I 3. Dosen Pembimbing Skripsi 2

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NARMADA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Indah Indi Afifah

1

, Hapipi

2

, Irwadi Saputra

3

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram

Email:

indy.afifah.iia@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan-kesalahan

yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran jika ditinjau dari letak dan

jenis kesalahan. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan lembar jawaban

siswa dengan pedoman analisis berupa indikator kesalahan. Oleh karena itu,

penelitian ini tergolong penelitian deskriftif jenis ex post facto. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada yang berjumlah

84 orang. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling dan diambil

sebanyak 25% dari tiap-tiap kelompok. Hasil penelitian mununjukkan bahwa semua

siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal lingkaran. Jika ditinjau dari

letak kesalahan, siswa yang melakukan Reading Errors sebanyak 29,50%,

Comprehension Errors sebanyak 25,80%, Transformation Errors sebanyak 25,67%,

Process Skills Errors sebanyak 48,25%, dan Encoding Errors sebanyak 36,67%.

Sedangkan jika ditinjau dari jenis kesalahan, siswa yang melakukan kesalahan fakta

sebanyak 42,83%, kesalahan konsep sebanyak 25,67%, kesalahan operasi sebanyak

61,33% dan kesalahan prinsip sebanyak 51,33%. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan

indikator materi, kesalahan paling banyak terjadi pada butir soal nomor 5 yang

memuat indikator 4.3.1. Hal ini berarti siswa belum memahami dengan baik konsep

materi terkait hubungan sudut pusat dan sudut keliling.

(5)

1. Collage Student of Mathematic Education 2. Thesis Supervisor 1

3. Thesis Supervisor 2

ANALYSIS OF STUDENTS’ ERROR ON COMPLETING CIRCLE

QUESTION AT CLASS VIII SMP NEGERI 2 NARMADA ACADEMIC YEAR

2016/2017

Indah Indi Afifah

1

, Hapipi

2

, Irwadi Saputra

3

Course Of Mathematic Education

Majoring In Mathematics And Science Education, FKIP, Mataram Uviversity

Email:

indy.afifah.iia@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to get the illustration of errors which done by the students on

completing circle question based on position and kind of errors. The research done by

comparing students’ worksheet with error indicator as the analysis guideline.

Therefore, this research categorized as ex post facto descriptive research. The

population of the research were the students at class VIII SMPN 2 Narmada which

consist of 84 students. Sample collection technique was cluster random sampling and

taken only 25% from each groups. The result of the research shows that all students

made errors in completing circle questions. If it was viewed from the position of

error, students made who made Reading Error was 29.50%, Comprehension Error

was 25.80%, Transformation Error was 25.67%, Process Skill Error was 48.25% and

Encoding Error was 36.67%. Then, if it was viewed from kind of error, students made

factual error was 42.83%, concept error was 25.67%, operational error was 61.33%

and principle error was 51.33%. Next, if it was viewed from material indicator,

students made error mostly on question number 5 which containing indicator 4.3.1. In

conclusion, students have not understand the material concept of center angle

connection and perimeter angle.

(6)

I. PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu esensi terpenting dalam dunia pendidikan, karena hampir semua konteks kehidupan sehari-hari berhubungan dengan matematika. Perkembangan matematika juga semakin pesat, baik materi maupun kegunaannya (Wati, dkk, 2016). Hal ini serupa dengan pernyataan Friedrich Gauss (dalam Wikipedia, 2016) yang menyatakan bahwa matematika adalah “The Queen of Science” atau “Ratunya Ilmu Pengetahuan”.

Banyak permasalahan dan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dan lain-lain (Turmuzi, 2013 : 3). Matematika mengarahkan siswa memiliki kemampuan berpikir obyektif, kritis, cermat, analitis, dan logis (Malik, 2011 : 1). Oleh karena itu, dalam pembelajaran di sekolah siswa perlu dibekali dengan pengetahuan matematika

Kesadaran akan pentingnya belajar matematika ternyata tidak sejalan dengan prestasi belajar matematika siswa di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survey kemampuan matematika (dalam OECD, 2016) yang diselenggarakan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2015, dimana Indonesia berada pada posisi 63 dari 72 negara peserta dengan skor 386. Skor ini jauh di bawah rata-rata skor Internasional, yaitu 494.

Rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia juga ditunjukkan oleh rata-rata hasil Ujian Nasional Tahun Ajaran 2015/2016 yang dipaparkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara Nasional rata-rata hasil Ujian Nasional matematika siswa tingkat SMP adalah 50,24. Dalam hal ini matematika merupakan mata pelajaran dengan nilai terendah dan masuk dalam kategori C.

Lebih lanjut, rendahnya tingkat penguasaan materi matematika juga dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika diketahui bahwa materi lingkaran adalah salah satu materi yang bermasalah. Hal ini terlihat dari rata – rata kelas nilai ulangan harian siswa pada materi lingkaran pada tahun 2014/2015, 2015/2016 dan 2016/2017 yang berada di bawah 70 dengan ketuntasan klasikal di setiap kelas di bawah 45%. Hal ini seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

(7)

Tabel 1.2 : Rata-rata nilai ulangan harian lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada Tahun Ajaran 2014/2015, 2015/2016, dan 2016/2017

No Kelas

Rata – rata nilai kelas Ketuntasan Klasikal (%) 2014/ 2015 2015/ 2016 2016/ 2017 2014/ 2015 2015/ 2016 2016/ 2017 1. VIII A 69,40 63,67 58,00 43,33 30,00 31,82 2. VIII B 64,73 64,73 55,10 33,33 26,67 30,00 3. VIII C 65,28 65,87 61,67 34,48 26,67 38,10 4. VIII D 64,66 - 60,43 40,63 - 28,57

Sumber: Guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada

Jika diperhatikan lebih jauh, tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal berkisar antara 26,67% sampai 43,33%. Dengan jumlah siswa per kelas 30 orang, itu berarti tidak lebih dari 10 orang siswa yang mendapat skor minimal 70. Padahal untuk mencapai skor 70 dengan jumlah soal yang umumnya terdiri dari 4 butir, siswa cukup menjawab benar 3 soal saja. Namun kenyataannya, ada banyak siswa yang menjawab benar kurang dari 3 soal. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Kesalahan dalam menyelesaikan soal materi lingkaran tersebut terjadi berulang – ulang, bahkan terjadi di semua kelas. Ini menandakan bahwa kesalahan tersebut tidak dikenali sejak awal oleh pendidik. Padahal seandainya kesalahan ini dikenali lebih awal maka kemungkinan terjadinya kesalahan tersebut bisa diminimalisir.

Analisis kesalahan secara mendetail diperlukan agar kesalahan siswa dapat diketahui lebih jauh sehingga nantinya dapat diminimalisir. Menurut Nurkancana (dalam pomalo, dkk, 2015:6) dinyatakan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa perlu dianalisa lebih lanjut, agar didapatkan gambaran tentang kelemahan – kelemahan siswa yang di tes. Melalui analisis kesalahan akan diperoleh gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan – kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada tahun pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal lingkaran jika ditinjau berdasarkan letak dan jenis kesalahan. Selain itu, kesalahan yang dilakukan siswa juga akan dilihat berdasarkan peringkat kemampuan siswa dan indikator materi yang ditinjau berdasarkan letak dan jenis kesalahan.

(8)

II. METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran. Dimana proses analisisnya dilakukan dengan menyandingkan lembar jawaban siswa dan pedoman analisis. Lembar jawaban siswa diperoleh dari hasil ulangan harian materi lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada tahun pelajaran 2016/2017. Oleh sebab itu, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif jenis ex post facto.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Narmada. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2016/2017.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Pendapat ini didukung oleh Indrawan dan Yaniawati (2014:93) yang menyebutkan populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik kesimpulannnya. Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII di SMP Negeri 2 Narmada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 84.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Arikunto, 2006:132). Hal ini sejalan dengan pendapatnya Ahmadi (2016:83) yang menyatakan bahwa sampel bermakna sebagai komponen-komponen yang mewakili populasi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel acak kelompok (cluster random sampling).

Arikunto (2006:134) menyatakan sampel acak adalah salah satu cara pengambilan sampel dimana peneliti mencampur subjek – subjek di dalam populasi sehingga setiap subjek dianggap sama. Sedangkan cluster sampling adalah salah satu jenis sampel dimana kita jumpai adanya kelompok – kelompok (Arikunto, 2006:142). Jadi cluster random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan terhadap sampling unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam satu kelompok (cluster). Dalam (Arikunto, 2006:134) dikatakan bahwa pengambilan jumlah sampel dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, dari jumlah populasi. Pada penelitian ini akan diambil sampel 25% dari jumlah tiap kelompok, yaitu 5 orang pada tiap kelas. Sehingga di dapatkan 20 sampel dari seluruh populasi.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman analisis kesalahan siswa berdasarkan letak dan jenis kesalahan, serta kunci jawaban soal yang diujikan. Selanjutnya cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

(9)

menyandingkan lembar jawaban siswa dan pedoman analisis berupa indikator jenis-jenis kesalahan.

Pada penelitian ini, setelah dilakukan proses analisis, diperoleh data jumlah kesalahan yang dilakukan siswa pada tiap indikator, yang ditulis pada tabel hasil analisis. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui persentase setiap kesalahan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada dalam menyelesaikan soal lingkaran. Semua siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal lingkaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nurkancana (1990:116) yang menyatakan bahwa biasanya hanya sebagian kecil saja lembar jawaban siswa yang bersih dari kesalahan-kesalahan.

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal ditinjau berdasarkan dua aspek, yaitu: 1) kesalahan siswa ditinjau dari letak kesalahan yang mengacu pada Newman Allan; dan 2) kesalahan siswa ditinjau dari jenis kesalahan yang mengacu pada Soedjadi, Wijaya, dan Agustiawan. Selanjutnya kesalahan siswa yang ditinjau berdasarkan letak dan jenis juga dikaitkan dengan peringkat kemampuan siswa dan indikator materi.

a. Kesalahan ditinjau berdasarkan letak

Berdasarkan jawaban siswa dalam mengerjakan tes ulangan harian, ditemukan beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut disajikan persentase kesalahan yang dilakukan siswa ditinjau dari letaknya pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1: Tabel persentase kesalahan siswa ditinjau dari letaknya

No Jenis Kesalahan Persentase (%)

1 Reading Errors (R) 29,50%

2 Comprehension Errors (C) 25,80% 3 Transformation Errors (T) 25,67% 4 Process Skills Errors (P) 48,25%

5 Encoding Errors (E) 36,67%

Dari tabel di atas diketahui bahwa kesalahan yang dominan dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada dalam menyelesaikan soal lingkaran yang ditinjau berdasarkan letak kesalahan adalah Process Skills Errors. Dimana sebanyak 48,25% siswa yang melakukan kesalahan. Meskipun secara umum semua siswa melakukan kesalahan pada tiap letaknya.

(10)

Menurut Allan (2005) siswa dikatakan melakukan kesalahan process skills jika siswa sudah mampu mengenali operasi atau rumus yang sesuai, akan tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan untuk melakukan operasi secara tepat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih keliru dalam melakukan langkah-langkah perhitungan. Padahal pada saat proses pembelajaran guru sudah menekankan siswa untuk melakukan proses perhitungan secara sistematis. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran dapat disebabkan oleh banyak faktor.

Trapsilo (2016) menyatakan bahwa salah satu indikator kesalahan yang terjadi pada process skill adalah siswa ceroboh dalam proses perhitungan. Kecerobohan siswa dalam menghitung kemungkinan disebabkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal kurang, sehingga siswa sembarang menyelesaikan soal. Hal ini sejalan dengan pernyataan Farida (2015) yang menyatakan bahwa kesalahan dalam perhitungan dikarenakan siswa terburu-buru dan kurang teliti.

b. Kesalahan ditinjau berdasarkan jenis

Jika ditinjau berdasarkan jenisnya, kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal ada 4, yaitu : 1) kesalahan fakta; 2) kesalahan konsep; 3) kesalahan operasi; dan 4) kesalahan prinsip. Persentase kesalahan siswa jika ditinjau berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2: Tabel persentase kesalahan siswa ditinjau dari jenisnya

No Jenis Kesalahan Persentase (%)

1 Kesalahan Fakta (F) 42,83%

2 Kesalahan Konsep (K) 25,67%

3 Kesalahan Operasi (O) 61,33%

4 Kesalahan Prinsip (P) 51,33%

Dari tabel di atas diketahui bahwa kesalahan yang dominan dilakukan siswa jika ditinjau dari jenisnya adalah kesalahan operasi, yaitu sebanyak 61,33% siswa. Meskipun demikian, siswa pada umumnya juga melakukan kesalahan jenis lainnya, seperti kesalahan fakta, konsep, dan prinsip.

Masriyah dan Wijaya (2013) menyatakan bahwa siswa dikatakan melakukan kesalahan operasi jika siswa salah dalam melakukan operasi atau perhitungan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini berarti, sebanyak 61,33% masih salah dalam melakukan perhitungan maupun langkah-langkah penyelesaian.Nuriyah (2015:47-48) menyatakan bahwa keterampilan berhitung adalah salah satu hal yang diperlukan dalam menyelesaikan soal matematika secara lengkap.

(11)

Kesalahan siswa dalam melakukan kesalahan operasi kemungkinan disebabkan karena siswa terburu-buru dalam menyelesaikan soal. Hal ini serupa dengan pernyataan Farida (2015) yang menyatakan bahwa kesalahan dalam perhitungan dikarenakan siswa terburu-buru dan kurang teliti. Ketelitian siswa dalam menghitung perlu ditekankan agar kesalahan perhitungan dapat diminimalisir. Bahkan jika memungkinkan, siswa dapat memeriksa kembali jawaban yang sudah didapatkan dengan kata lain melakukan perhitungan kembali.

Uraian di atas berbeda dengan riset yang dilakukan meylan otay (2013). Pada risetnya yang berjudul “analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi garis singgung lingkaran”, meylan mendapatkan hasil bahwa siswa dominan melakukan kesalahan konsep. Perbedaan pada hasil penelitian pada umumnya hal yang wajar terjadi. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor di antaranya faktor siswa dan faktor materi. Meskipun penelitian ini pada materi lingkaran yang masih berkaitan erat dengan garis singgung, namun tingkat kesulitan pada konsep lingkaran dan garis singgung lingkaran berbeda. Karakteristik siswa sebagai sampel juga turut mempengaruhi hasil penelitian.

c. Pola letak dan jenis kesalahan ditinjau dari peringkat siswa dan indikator materi Dalam hal ini, siswa dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan rendah. Persentase kesalahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3: Tabel kesalahan siswa berdasarkan peringkat ditinjau dari letak dan jenis kesalahan

No Jenis Kesalahan Persentase Kesalahan Berdasarkan Peringkat

Tinggi Sedang Rendah

1 Reading Errors (R) 20,00% 18,57% 38,18%

2 Comprehension Errors (C) 14,00% 16,00% 33,09% 3 Transformation Errors (T) 16,67% 18,10% 32,12% 4 Process Skills Errors (P) 37,50% 37,14% 57,27%

5 Encoding Errors (E) 33,30% 32,86% 39,39%

6 Kesalahan Fakta (F) 38,33% 37,62% 47,27%

7 Kesalahan Konsep (K) 13,33% 19,05% 32,12%

8 Kesalahan Operasi (O) 50,00% 52,38% 69,09%

9 Kesalahan Prinsip (P) 20,00% 38,10% 65,45%

Jika ditinjau berdasarkan letak kesalahan, siswa berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah dominan melakukan kesalahan pada Process Skills dengan persentase masing-masing 37,50%, 37,14%, dan 57,27%. Dalam hal ini, tidak ada pola yang

(12)

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah. Semua siswa dominan melakukan kesalahan pada process skills. Meskipun pada umunya semua siswa melakukan kesalahan pada tiap letaknya.

Hal ini disebabkan karena pada umumnya siswa sudah dapat membaca kata kunci dalam soal, memahami masalah pada soal dan kemudian menggunakan rumus atau teorema yang tepat untuk menyelesaikan soal. Hanya saja mereka terkadang belum mampu menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang sistematis dan masih ceroboh dalam menghitung.

Selanjutnya jika ditinjau berdasarkan jenis kesalahan, siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah dominan melakukan kesalahan operasi dengan persentase masing-masing 50,00%, 52,38%, dan 69,09%.. Semua siswa dominan melakukan kesalahan operasi. Namun, ada pola yang berbeda, dikarenakan siswa berkemampuan rendah tidak hanya dominan melakukan kesalahan operasi, tetapi juga dominan melakukan kesalahan prinsip. Dimana sebanyak 65,45% siswa berkemampuan rendah melakukan kesalahan prinsip. Hal ini mungkin dikarenakan siswa berkemampuan rendah belum memahami dengan baik prinsip terkait soal yang diujikan. Meskipun demikian, pada umunya siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, maupun rendah melakukan kesalahan pada tiap letak dan jenis kesalahan.

Jika dikaitkan dengan indikator materi siswa juga melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal lingkaran yang ditinjau berdasarkan letak dan jenis kesalahan. Persentase kesalahan siswa yang dikaitkan dengan indikator materi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4: Tabel kesalahan siswa berdasarkan indikator pembelajaran ditinjau dari letak dan jenis kesalahan

No Jenis Kesalahan

Persentase Kesalahan Berdasarkan Indikator (%)

4.2.2 4.3.3 4.3.1

1 Reading Errors (R) 25,00% 21,25% 55,00%

2 Comprehension Errors (C) 18,50% 22,50% 49,00% 3 Transformation Errors (T) 19,17% 19,17% 51,67% 4 Process Skills Errors (P) 44,38% 47,50% 57,50%

5 Encoding Errors (E) 35,00% 32,08% 49,17%

6 Kesalahan Fakta (F) 36,67% 40,00% 60,83%

7 Kesalahan Konsep (K) 19,17% 20,00% 50,00%

8 Kesalahan Operasi (O) 56,67% 63,33% 66,67%

(13)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal lingkaran pada semua butir soal. Jika dilihat berdasarkan indikator materi, yang ditinjau berdasarkan letak dan jenis kesalahan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada dominan melakukan kesalahan pada indikator 4.3.1. Dimana indikator 4.3.1 termuat pada butir soal nomor 5.

Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada, memberikan pengalaman belajar secara sederhana. Hal tersebut, bertujuan untuk membantu siswa memahami dengan baik konsep materi khususnya terkait hubungan sudut pusat dan sudut keliling pada indikator 4.31. Meskipun demikian, pemahaman konsep siswa pada indikator tersebut masih kurang baik

Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang banyak menuliskan “Tidak bisa” pada butir soal nomor 5 yang memuat indikator 4.3.1. Padahal, berdasarkan pengalaman belajar yang diberikan, siswa sudah diberikan pemahaman secara baik terhadap konsep yang memuat indikator 4.3.1. Kemungkinan juga kesalahan pada butir soal nomor 5 disebabkan siswa kehabisan waktu menyelesaikan. Hal tersebut terlihat dari lembar jawaban siswa, dimana siswa menuliskan butir soal nomor 5 pada bagian terakhir.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kajian teori yang didukung oleh hasil penelitian dan mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Jika ditinjau dari letak kesalahan, yang dominan terjadi adalah Process Skills Errors, yaitu sebanyak 48,25%. Sementara reading, comprehension, transformation, dan encoding persentase kesalahannya di bawah 50% sebagaimana ditunjukkan secara berturut-turut berikut ini, 29,50%, 25,80%, 25,67%, dan 36,67%. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan jenis kesalahan, yang dominan dilakukan siswa adalah kesalahan operasi, yaitu sebanyak 61,33%. Sementara kesalahan fakta, konsep, dan prinsip tidak sebanyak kesalahan operasi, sebagaimana ditunjukkan secara berturut-turut berikut ini 42,83%, 25,67%, dan 51,33%.

Lebih lanjut, jika dilihat berdasarkan peringkat kemampuan siswa, siswa berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah dominan melakukan kesalahan pada Process Skills yang ditinjau berdasarkan letak kesalahan, dengan persentase masing-masing 37,50%, 37,14%, dan 57,27%. Sedangkan yang ditinjau berdasarkan jenis kesalahan siswa berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah dominan melakukan

(14)

kesalahan operasi, dengan persentase masing – masing 50,00%, 52,38%, dan 69,09%. Jika dilihat berdasarkan indikator materi, kesalahan dominan terjadi pada indikator 4.3.1 yang memuat butir soal nomor 5. Dimana pada butir soal nomor 5 semua siswa tidak dapat menjawab dengan sempurna.

Dari hasil penelitian terkait kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Narmada tahun pelajaran 2016/2017, saran yang ingin disampaikan peneliti adalah sebagai berikut : a) penelitian ini merupakan riset awalan tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran, sehingga diperlukan riset lanjutan untuk mengkonfirmasi, membantah ataupun memperluas temuan ini; b) diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkaji penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal lingkaran sehingga diperoleh solusi terbaik untuk meminimalisir kesalahan yang tersebut; c) diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah dalam hal kurikulum, struktur materi maupun setting pembelajaran.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, R. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Farida, Nurul. 2015. Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, ISSN 2442-5419 Vol. 4, No. 2 (2015) 42-52 Indrawan dan Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama. Malik, Noor, Qomaruddin. 2011. Analisis Kesalahan Siswa Kelas Vii Smp 4 Kudus Dalam

Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Segiempat Dengan Panduan Kriteria Polya. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Otay, Meylan, Ingriani. 2013. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Garis Singgung Lingkaran. Gorontalo: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Nuriyah, Fajar, Elmi. 2015. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Pokok Persamaan dan Fungsi Kuadrat Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2014/2015. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurkancana.1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

OECD. 2016. “Mathematics Performance (PISA)”.

https://data.oecd.org/pisa/mathematics-performance-pisa.htm. Diakses tanggal 30

Desember 2016.

Pomalo, dkk. 2015. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Operasi Campuran Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Turmuzi, Muhammad. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika. Mataram: Unram Press. Trapsilo, Tarsisius, Eko, Bagus. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Menurut Teori Newman

dalam Menyelesaikan Soal-soal Cerita Materi Persamaan Linier Dua Variabel pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Banyubiru. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

(16)

Wati dan Mutiyasa. 2016. Kesalahan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis PISA Konten Change dan Relationship. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wijaya dan Masriyah. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

White, A. L. (2005). Active Mathematics in Classrooms Finding Out Why Children Make Mistakes and then Doing Something to Help Them. Journal of The Primary Association for Mathematics, University of Western Sidney, Square One, Vol 15, No 4, December 2005. Hlm. 15-19.

Wikipedia. 2016. “Matematika”. http://id.m.wikipedia.org. Diakses tanggal 30 Desember 2016.

Gambar

Tabel  1.2  :  Rata-rata  nilai  ulangan  harian  lingkaran  siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Narmada  Tahun  Ajaran  2014/2015,  2015/2016,  dan  2016/2017
Tabel 3.1: Tabel persentase kesalahan siswa ditinjau dari letaknya
Tabel 3.2: Tabel persentase kesalahan siswa ditinjau dari jenisnya
Tabel  3.3:  Tabel  kesalahan  siswa  berdasarkan  peringkat  ditinjau  dari  letak  dan  jenis  kesalahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pada hari kedua Jibril datang lagi kepada beliau ketika bayangan seseorang sama dengan panjangnya, lalu melakukan seperti yang telah dilakukan kemarin, lalu shalat

wacana kritis adalah metode analisis yang melihat aspek kebahasaan sebagai faktor penting.. untuk melihat apa yang sedang terjadi di lingkungan

Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka

Apabila [perusahaan] Saudara dinyatakan lulus kualifikasi, maka Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang ditentukan dalam

Pilih Menu Data Presensi Karyawan Jika Ingin melakukan absen karyawan. setiap

[r]

Hasil : Ibu yang mengalami abortus adalah ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun yaitu sebanyak 24 (80%), secara uji statistik didapat nilai 0,004 (< 0,05), ibu memiliki

Di zaman sekarang ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian, ketrampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk mendapatkan pekerjaan yang