• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sempadan Sungai Sario

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Sempadan Sungai Sario"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SARIO DI KOTA MANADO EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SARIO DI KOTA MANADO

Putra Rahman Labora

Putra Rahman Labora11, Dwight M. Rondonuwu, ST. MT² , & Michael M. Rengkung, ST, MSi, Dwight M. Rondonuwu, ST. MT² , & Michael M. Rengkung, ST, MSi

1 1

Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah &

Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi ManadoKota Universitas Sam Ratulangi Manado 2 & 3

2 & 3

Staf Pengajar Jurusan

Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi ManadoArsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak.

Abstrak. Permasalah Permasalahan an pembangunan pembangunan perkotaan perkotaan semakin semakin komplek. komplek. Salah Salah satu satu masalahmasalah  yang

 yang muncul muncul adalah adalah kebutuhakebutuhan n ruang ruang tidak tidak sebanding sebanding dengan dengan keterseketersediaan diaan ruang. ruang. Hal Hal tersebuttersebut menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan rencana tata menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Perkembangan penduduk yang cukup pesat serta adanya konversi lahan di wilayah Sungai ruang. Perkembangan penduduk yang cukup pesat serta adanya konversi lahan di wilayah Sungai Sario Kota Manado mengakibatkan intensitas penggunaan lahan yang semakin tinggi dan Sario Kota Manado mengakibatkan intensitas penggunaan lahan yang semakin tinggi dan  penyempita

 penyempitan n aliran aliran sungai sungai di di beberapa beberapa tempat. tempat. PenelitiaPenelitian n ini ini bertujuan bertujuan untuk untuk mengevalumengevaluasiasi kesesuaian antara penggunaan lahan saat ini dengan ketentuan pemanfaatan ruang sempadan kesesuaian antara penggunaan lahan saat ini dengan ketentuan pemanfaatan ruang sempadan Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado, maka perlu Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado, maka perlu dilakukannya identifikasi letak bangunan dan karekteristik penggunaan lahan eksisting, serta dilakukannya identifikasi letak bangunan dan karekteristik penggunaan lahan eksisting, serta menganalisis kesesuaian antara ketentuan pemanfaatan ruang sempadan sungai dengan kondisi menganalisis kesesuaian antara ketentuan pemanfaatan ruang sempadan sungai dengan kondisi letak bangunan dan penggunaa

letak bangunan dan penggunaan lahan eksisting. Pendekan lahan eksisting. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tan yang digunakan dalam penelitian iniini adalah deskriptif

adalah deskriptif kuantitatif dengan kuantitatif dengan metode analisis metode analisis sistem informasi sistem informasi geografi dan geografi dan pengindraanpengindraan  jauh menggunakan bantua

 jauh menggunakan bantuan perangkat lunak ESRI ArcGis. Dari hasil analisis berdasarkan perangkat lunak ESRI ArcGis. Dari hasil analisis berdasarkan kondisin kondisi eksisting diperoleh jumlah bangunan yang terdapat pada daerah sempadan Sungai Sario dengan eksisting diperoleh jumlah bangunan yang terdapat pada daerah sempadan Sungai Sario dengan lebar 5 meter adalah sebanyak 419 unit bangunan, sedangkan jumlah bangunan pada daerah lebar 5 meter adalah sebanyak 419 unit bangunan, sedangkan jumlah bangunan pada daerah  sempadan

 sempadan dengan dengan jarak jarak 15 15 meter meter adalah adalah sebanyak sebanyak 724 724 unit. unit. Adapun Adapun kesesuakesesuaian ian bangunan bangunan dandan  penggunaan laha

 penggunaan lahan pada daerah sempadan pada daerah sempadan Sungai Sario untuk jan Sungai Sario untuk jarak sempadan 5 merak sempadan 5 meter di dominasiter di dominasi  penggunaan

 penggunaan lahan lahan yang yang tidak tidak sesuai sesuai yaitu yaitu 41597,33 41597,33 m2 m2 (68%) (68%) dengan dengan 417 417 unit unit bangunan, bangunan, dandan  penggunaan lahan yang

 penggunaan lahan yang sesuai sebesar 19234,05 sesuai sebesar 19234,05 m2 m2 (32%) dengan (32%) dengan 2 2 unit bangunan. unit bangunan. SedangkaSedangkann  sempadan 15

 sempadan 15 meter didominasi meter didominasi penggunaan lahan penggunaan lahan yang tidak yang tidak sesuai yaitu sesuai yaitu sebesar 126998,01 sebesar 126998,01 m2m2 (69%), dengan 724 unit bangunan dan penggunaa

(69%), dengan 724 unit bangunan dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,9n lahan yang sesuai sebesar 58030,94m2 4m2 (31%).(31%).

K

Ka

ata

ta K

Kunci :

unci : E

E va

valuas

luasii, P

, Pe

eng

ngggunaa

unaan L

n La

ahan, Se

han, Sem

mp

pad

adan

an Sung

Sungai

ai

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Penggunaan lahan yang tidak sesuai Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, disamping dapat dengan kemampuannya, disamping dapat menimbulkan terjadinya kerusakan lahan juga menimbulkan terjadinya kerusakan lahan juga akan meningkatkan masalah kemiskinan dan akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lain, bahkan dapat masalah sosial lain, bahkan dapat menghancurkan suatu kebudayaan yang menghancurkan suatu kebudayaan yang sebelumnya telah berkembang (Hardjowigeno sebelumnya telah berkembang (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).

dan Widiatmaka, 2001).

Tidak sebandingnya kebutuhan akan Tidak sebandingnya kebutuhan akan ruang dengan ketersediaan ruang menyebabkan ruang dengan ketersediaan ruang menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang. Hal tersebut sejalan dengan rencana tata ruang. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan dan merubah karakteristik lahan pada dan merubah karakteristik lahan pada daerah-daerah tertentu seperti sempadan sungai.

daerah tertentu seperti sempadan sungai.

Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara dengan kondisi bentang alam Sulawesi Utara dengan kondisi bentang alam daratan dan

daratan dan perbukitan, perbukitan, Selain itu, Selain itu, di di wilayahwilayah Kota Manado terdapat banyak sungai yang pada Kota Manado terdapat banyak sungai yang pada

umumnya mengalir dari daerah perbukitan dan umumnya mengalir dari daerah perbukitan dan  bermuara

 bermuara ke ke pantai pantai di di Teluk Teluk Manado Manado (RTRW(RTRW Kota Manado). Keberadaan sungai-sungai Kota Manado). Keberadaan sungai-sungai tersebut potensial berbahaya jika tidak dilakukan tersebut potensial berbahaya jika tidak dilakukan  penataan

 penataan terhadap terhadap penggunapenggunaan an lahan lahan sepertiseperti  penertiban

 penertiban pengendalipengendalian an dan dan pengawapengawasansan  pembang

 pembangunan pada unan pada sempadasempadan n sungai dan sungai dan badanbadan sungai karena dapat menyebabkan terjadinya sungai karena dapat menyebabkan terjadinya  penyem

 penyempitan pitan badan badan sungai, sungai, banjir, banjir, erosi,erosi, sendimentasi, dan lain-lain seperti halnya pada sendimentasi, dan lain-lain seperti halnya pada daerah sempadan Sungai Sario yang sebagian daerah sempadan Sungai Sario yang sebagian  besar

 besar telah telah tertutup tertutup bangunan bangunan baik baik bangunanbangunan  permukim

 permukiman an maupun maupun non non permukimapermukiman.n. Berdasarkan data Manado dalam angka daerah Berdasarkan data Manado dalam angka daerah Hulu Sungai Sario

Hulu Sungai Sario yaitu di Kecamatan Sarioyaitu di Kecamatan Sario merupakan salah satu daerah yang memiliki merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi yang ada di Kota tingkat kepadatan paling tinggi yang ada di Kota Manado.

Manado.

Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian antara untuk mengevaluasi kesesuaian antara  pengguna

(2)

ketentuan pemanfaatan ruang sempadan Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode analisis dengan SIG. Kemampuan metode SIG dalam memasukkan, mengolah, memanipulasi dan melakukan analisis data ruang spasial merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk dijadikan sebagai teknik analisis dalam mengevaluasi penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai.

Teknik pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk dijadikan sebagai teknik analisis untuk mengevaluasi penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai khususnya  pada pada daerah sempadan Sungai Sario di

Kota Manado.

KAJIAN TEORI Teori Evaluasi Perencanaan

Evaluasi berfungsi untuk memberi informasi yang bermakna dan terpercaya mengenai kinerja kebijakan, memberi masukan  pada klarifikasi dan kritik nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan sasaran kebijakan serta memberi masukan pada aplikasi metoda analisis kebijakan lainnya, termasuk  perumusan masalah dan penyusunan

rekomendasi (Dunn,1994). Singarimbun (1985) mengemukakan terdapat dua jenis evaluasi  perencanaan yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif adalah upaya untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang telah selesai dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur apakah tujuan suatu program telah tercapai, sedangkan evaluasi formatif adalah upaya untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang masih berjalan ( on-going ) untuk mendapatkan umpan balik yang berguna untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja  program atau kebijakan tersebut. Pada umumnya evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengevaluasi program atau kebijakan yang relatif baru dan lebih dinamis

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan dapat dilihat dari  beberapa aspek yaitu Aspek Lingkungan dan

aspek sosial dan Ekonomi. Aspek Lingkungan adalah lahan bukan saja memberikan wadah fisik kedudukan sistem produksi, tetapi juga memberi input   ke, menerima output   dari dan dapat memperbaiki kerusakan produksi. Sedangkan aspek Sosial dan Ekonomi adalah kepentingan terhadap lahan lebih kompleks dan memberi keputusan pengggunaan lahan atau  perubahannya harus dipelajari secara hati-hati

(Iwan Nugroho dkk, 2012). Sempadan Sungai

Sempadan sungai (riparian zone) adalah zona penyangga antara ekosistem perairan (sungai) dan daratan. Zona ini umumnya didominasi oleh tetumbuhan dan/atau lahan  basah. Tetumbuhan tersebut berupa rumput, semak ataupun pepohonan sepanjang tepi kiri dan/atau kanan sungai. Semak dan rerumputan yang tumbuh disempadan sungai berfungsi sebagai filter yang sangat efektif terhadap  polutan seperti pupuk, obat anti hama, pathogen dan logam berat sehingga kualitas air sungai terjaga dari pencemaran (PP No. 38 Tahun 2011).

Berdasarkan Perda Kota Manado No, 1 Tahun 2014 dan Perwako Kota Manado No. 55 Tahun 2014 batas sempadan sungai yang  berlaku pada daerah sempadan sungai sario yaitu 5 meter dan 15 meter diukur dari tepi tanggul terluar ke arah daratan.

Ruang lingkup dan Batasan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Sebagaimana ditegaskan dalam  penjelasan umum UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 35 “Pengendalian  pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan  peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif

dan disinsentif, serta pengenaan sanksi

Berdasarkan ketentuan umum peraturan zonasi RTRW kota manado 2014-2034 untuk kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai); pemanfaatan ruang sempadan dapat di manfaatkan untuk kegiatan penyediaan RTH,  budi daya pertanian dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi kekuatan struktur tanah,  pemasangan reklame dan papan pengumuman,  pemasangan bentangan jaringan transmisi tenaga listrik, kabel telepon, pipa air minum,  pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan

(3)

 pengambilan pembuangan air, dan bangunan  penunjang sistem prasarana kota.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografi merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memproses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu (Burrough, 1986).

Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis data atribut (Prahasta, 2005). Menurut McCoy dan Johnston (2001) ada dua jenis kerangka analisis spasial yaitu : (1) model berbasis representasi yakni model yang merepresentasikan objek di permukaan bumi (seperti bangunan, sungai, jalan, dan hutan) melalui layer data di dalam SIG dan (2) model  berbasis proses yakni model yang

mensimulasikan proses yang ada di permukaan  bumi dengan memanfaatkan tools analisis

spasial.

METODOLOGI

Secara umum penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yakni dengan mendeskripsikan data-data numerikal (angka), lokasi, dan penggunan lahan yang didapat dari hasil pengolahan data di software arcgis 10.3. Pengolahan Data Spasial

Secara umum teknik pengolahan data dalam  penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan

seperti diuraikan sebagai berikut: Pembuatan Batas Sempadan

Pembuatan batas sempadan sungai memanfaatkan analisis  Proximity  (kedekatan) dengan tools multiple ring buffer   sehingga didapatkan batas sempadan sungai yang  bervariasi 5 meter, dan 15 meter. Tapi sebelum melakukan analisis  proximity  harus dilakukan digitasi batas tanggul terluar sebagai parameter untuk menentukan batas awal pengukuran sempadan sungai.

Representasi

Representasi

dimaksudkan

untuk

mendeskripsikan objek-objek di permukaan

 bumi

(bangunan,

jalan,

sungai

dan

 penggunaan lahan) dari data citra satelit

(data raster) yang telah melalui proses

ortho-rektifikasi ke dalam bentuk data vektor (data

spasial) dengan cara digitasi.

Survey Lapangan

Pada tahap ini dilakukan survey

lapangan dengan memanfaatkan peta survey

dengan cara memposisikan data hasil

repsesentasi paling atas kemudian data

sempadan sungai dan terakhir data citra

satelit. Berdasarkan peta survey ini dapat

memudahkan

peneliti

dalam

mengidentifikasi bangunan dan penggunaan

lahan pada lokasi penelitian. Selain peta

survei diperlukan

GPS handled   untuk

 penitikan

lokasi

dan

kamera

untuk

dokumentasi.

Editing

Pada tahap ini intinya memperbaiki, mengolah basis data pada data vektor  berdasarkan informasi yang didapat dari hasil survey lapangan sehingga menghasilkan informasi baru yang dapat menjawab hasil  penelitian.

Overlay

Pada tahap ini dilakukan overlay data-data dari hasil proses editing dengan memanfaatkan tools intersect pada  software arcgis 10.3 versi trial   sehingga didapatkan data baru. Seperti overlay data penggunaan lahan dengan data administrasi sehingga mendapatkan data baru terkait penggunaan lahan pada masing-masing lokasi penelitian.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di sepanjang daerah sempadan sungai sario kota manado dengan klasifikasi lebar sempadan sebesar 15 meter dengan luas 185028,97m2 dan 5 meter dengan luas 62730,20 m2 diukur dari tanggul terluar ke arah daratan. Lokasi penelitian meliputi Kecamatan Wanea, Kecamatan Sario, dan Kecamatan Malalayang. Lokasi penelitian pada Kecamatan Wanea meliputi Kelurahan Bumi  Nyiur, Karombasan utara, Pakowa, Kelurahan Ranotana Weru, Kelurahan Tanjung Batu,

(4)

Kelurahan Wanea, dan Kelurahan Karombasan Selatan, Lokasi penelitian pada Kecamatan Sario meliputi Kelurahan Sario Utara, Kelurahan Titiwungan Selatan, Kelurahan Sario Kota Baru, Kelurahan Ranotana, Lokasi penelitian Kecamatan Malalayang berada pada Kelurahan Winangun satu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Eksisting Letak Bangunan Sempadan sungai Sario

Jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan lebar sempadan 5 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 419  bangunan dengan jumlah bangunan terbanyak terdapat pada tiga Kelurahan yaitu di Kelurahan Sario Utara Kecamatan Sario dengan 71  bangunan, Kelurahan Pakowa dengan 65  bangunan dan Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea dengan 62 bangunan, selanjutnya bangunan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Winangun satu Kecamatan Wanea sebanyak 1 unit bangunan.

Jumlah bangunan yang berdiri di atas batas sempadan 15 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 724 bangunan dengan jumlah  bangunan terbanyak terdapat pada dua Kelurahan yaitu di Kelurahan Sario Utara Kecamatan Sario dengan 121 bangunan, dan Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea dengan 104 bangunan, selanjutnya bangunan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Winangun satu Kecamatan Wanea sebanyak 3  bangunan

Kondisi Eksisting Penggunaan Lahan Sempadan sungai Sario

Penggunaan lahan pada daerah sempadan Sungai sario ada 11 jenis penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan permukiman,  penggunaan lahan kebun campuran, penggunaan lahan tanah kosong (lahan terbuka), penggunaan lahan perdagangan dan jasa, penggunaan lahan sarana pendidikan, penggunaan lahan industri skala rumahan, penggunaan lahan instalasi energi, penggunaan lahan sarana ibadah,  penggunaan lahan pertahanan keamanan,  penggunaan lahan perkantoran pemerintah, dan  penggunaan lahan sarana kesehatan.

Penggunaan lahan pada daerah sempadan 5 meter paling besar digunakan untuk permukiman sebesar 21718,87 m2 dan paling kecil digunakan untuk industri skala kecil atau rumahan sebesar 36,95 m2. untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 1. Penggunaan lahan sempadan sungai sario 5 meter

Kecamatan Penggunaan Lahan Luas (m2)

Wanea Hankam 1931,15

Kebun Campuran 8624,24

kesehatan 60,17

Perdagangan dan Jasa 3807,26

Peribadatan 152,42 Perkantoran Pemerintah 48,16 Permukiman 21718,87 Tanah Kososng 5032,83 Sario Energi 477,22 Industri 36,95 Kantor Pemerintah 215,02

Perdagangan dan Jasa 1911,31 Perkantoran Pemerintah 254,98

Permukiman 10825,01

Sarana Pendidikan 68,68

Tanah Kososng 721,71

Malalayang Kebun Campuran 4207,20

Permukiman 225,73

Sarana Pendidikan 512,48

JUMLAH 60831,38

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016 

Penggunaan lahan pada daerah sempadan 15 meter paling besar digunakan untuk  permukiman sebesar 66243,93m2  dan paling kecil digunakan untuk industri skala kecil atau rumahan sebesar 123,28 m2. untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 2. Penggunaan lahan sempadan sungai sario 5 meter

Gambar 1. Peta Administrasi Lokasi Penelitian Sumber : Peneliti, 2016

(5)

Kecamatan Pen unaan Lahan Luas m2

Malalayang Kebun Campuran 13497,22

Permukiman 820,96

Sarana Pendidikan 1555,87

Sario Energi 1681,10

Industri 123,28

Kantor Pemerintah 644,20 Perdagangan dan Jasa 5767,13

Perkantoran 798,45 Permukiman 32652,14 Sarana Pendidikan 204,44 Tanah Kososng 1994,90 Wanea Hankam 5840,95 Kebun Campuran 26134,07 kesehatan 174,40

Perdagangan dan Jasa 11604,65

Peribadatan 680,91

Perkantoran 151,73

Permukiman 66243,93

Tanah Kososn 14458,65

JUMLAH 185028,97

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016 

Identifikasi Tipologi Penggunaan Lahan dan Letak Bangunan Sempadan Sungai

Berdasarkan identifikasi di lokasi penelitian terdapat beberapa Tipologi pemanfaatan daerah sempadan sungai, dalam hal ini peneliti mengangkat dua jenis tipologi pemanfaatan lahan sempadan sungai dikarenakan dampak yang akan ditimbulkan seperti, resiko tergenang dan resiko penyempitan sempadan sungai. jenis tipologinya adalah sebagai berikut :

(1) Ketinggian muka lahan terhadap aliran sungai sario

(2) Letak Bangunan Terhadap Tanggul

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar indeks tipologi pemanfaatan daerah sempadan sungai

Tabel 3. Tabel Strategi Penanganan Berdasarkan Tipologi Pemanfaatan Lahan

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

Segmen 1

 Pada sisi kiri sungai terdapat tanah kosong (lahan terbuka) yang belum dimanfaatkan tepatnya berada Kelurahan Sario utara, sedangkan pada sisi kanan terdapat jalan lingkungan dan telah didominasi penggunaan banyak berdiri bangunan permukiman tepatnya berada di Kelurahan Titiwungen Selatan

 Tanah kosong yang terdapat pada segmen 1 dapat di  jadikan Ruang terbuka Hijau seperti Taman Kota untuk menetralisir polusi yang ada di kawasan CBD.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan sungai

Segmen 2

 Pada sisi kiri sungai

telah banyak

bangunan-bangunan permukiman tepatnya

berada pada

kelurahan sario utara sedangkan pada sisi kanan sungai terdapat lahan terbuka (tanah kosong) yang belum dimanfaatkan tepatnya pada kelurahan Tanjung Batu.

 Tanah kosong yang terdapat pada segmen 2 dapat di  jadikan Ruang terbuka Hijau pada

daerah ini

teridentifikasi sebagai muara sungai moyondog (sungai kecil) yang mengalr dari kelurahan tingkulu.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan non permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 3

 Pada sisi kiri sungai

telah banyak

bangunan-bangunan permukiman tepatnya

berada pada

kelurahan Sario Utara sedangkan pada sisi kanan sungai terdapat lahan terbuka atau tanah kosong yang belum dimanfaatkan dengan ketinggian lahan lebih rendah dari tanggul hal ini berpotensi terjadi genangan pada saat air sungai sedang tinggi tepatnya berada di Kelurahan Tanjung Batu.

 Tanah kosong yang terdapat pada segmen 3 dapat dijadikan Ruang terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 4

 Pada sisi kanan sungai

di dominasi

penggunaan lahan perdagangan dan jasa tepatnya berada di kelurahan Wanea sedangkan pada sisi

 Tanah kosong dapat dijadikan Ruang terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.

 Penertiban bangunan-Gambar 2. Peta indeks tipologi pemanfaatan lahan

(6)

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

kiri terdapat lahan tanah kosong atau lahan terbuka yang belum dimanfaatkan tepatnya berada di Kelurahan Sario Kota Baru.

 Pada sisi kanan sungai terdapat beberapa bangunan yang dibangun di atas tanggul dan beberapa

bangunan di

sempadan sungai ini bahkan ada yg menggunakan kantilever 1-2 meter sehingga massa bangunan masuk ke dalam sungai. bangunan permukiman dan non permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 5

 Pada sisi kanan sungai di dominasi bangunan perdagangan dan jasa tepatnya berada di kelurahan Wanea sedangkan pada sisi kiri didominasi bangunan

permukiman tepatnya berada di kelurahan Sario Kota Baru.  Pada sisi kanan sungai

terdapat beberapa bangunan yang dibangun di atas tanggul dan beberapa

bangunan di

sempadan sungai ini bahkan ada yg menggunakan kantilever 1-2 meter sehingga masa bangunan masuk ke dalam sungai.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan non permukiman  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 6

 Pada sisi kiri dan kanan sungai sungai

telah banyak

bangunan bangunan permukiman, sedangkan untuk ketinggian lahan pada sisi kiri sungai lebih tinggi dari pada sisi kanan sungai hal ini dapat menyebabkan atau berpotensi terjadi genangan pada sisi kanan sungai pada saat air sungai sedang tinggi Atau banjir,

 Berdasarkan hasil wawancara pada masyarakat sekitar, ketinggian air pada waktu banjir yang melanda kota manado di sisi kanan sungai mencapai atap rumah. Daerah sisi kanan

 Relokasi

permukiman yang berada pada daerah rawan banjir.  Penertiban bangunan permukiman pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

sungai meliputi sebagian kelurahan Pakowa linkungan 1

Segmen 7

 Pada sisi kanan sungai tepatnya berada di kelurahan pakowa terdapat tebing yang cukup terjal yang berpotensi terjadi longsoran sehingga dapat menghambat aliran air sungai, akibat terhambatnya aliran air sungai dapat terjadi genangan atau banjir pada sisi kiri

sungai yang

didominasi bangunan-bangunan

permukiman karena ketinggian lahan yang rendah pada sisi kiri sungai yaitu pada kelurahan Ranotana Weru.

 Diperlukan survei terhadap tanaman pada sisi kanan sungai yang dapat mengurangi kekuatan struktur tanah

 Penguatan tanggul pada sisi kanan sungai

 Pembuatan sistem terasering pada sisi kanan sungai untuk mencegah terjadinya longsor  Penertiban bangunan-bangunan permukiman yang berada pada daerah dataran banjir  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang kiri sungai. Segmen 8

 Pada sisi kiri sungai tepatnya pada kelurahan Ranotana weru terdapat tanah kosong (lahan terbuka) yang belum dimanfaatkan, sedangkan pada sisi kanan tepatnya pada kelurahan bumi nyiur

di dominasi

penggunaan lahan permukiman

 Tanah kosong yang terdapat pada segmen 8 dapat di  jadikan Ruang terbuka Hijau skala kecil seperti Taman RT/RW.  Penertiban bangunan-bangunan permukiman dan pada daerah sempadan  Pembuatan jalan inspeksi di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 9

 Pada sisi kanan sungai tepatnya pada Kelurahan Bumi nyiur terdapat tanah kosong (lahan terbuka) yang belum dimanfaatkan, sedangkan pada sisi kiri tepatnya pada kelurahan Ranotana weru terdapat penggunaaan lahan permukiman dan ruang terbuka yang siap untuk dibangun

 Diperlukan pencegahan dan pengawasan terhadap lahan yang berada pada sisi kanan sungai yang siap didirikan bangunan.

 Relokasi bangunan yang berada pada daerah sempadan sungai

 Pembuatan taman di sisi kanan dan kiri sungai untuk mencegah

terjadinya konversi lahan menjadi lahan terbangun.  Pembuatan jalan

(7)

Segmen Tipologi Pemanfaatan

Lahan Strategi Penanganan

sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.

Segmen 10

 Pada sisi kiri dan kanan sungai tepatnya

berada pada

Kelurahan Winangun satu dan Kelurahan Bumi nyiur, ditumbuhi tanaman tanaman yang bersifat alami dan ada pula yang sengaja ditanam oleh masyarakat seperti kelapa pisang dan lain-lain hal ini mempunyai dampak yang sangat baik untuk kelestarian ekosistem sungai  Diperlukan survei terhadap pohon yang berpotensi tumbang yang dapat menghalangi aliran air.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016.

Kesesuaian Ketentuan Pemanfatan Ruang Sempadan Sungai Sario dengan Letak Bangunan dan Penggunaan Lahan

Hasil analisis overlay terhadap Kesesuaian Batas Sempadan Sungai Sario dengan Letak Bangunan dan Penggunaan Lahan dapat dilihat  pada uraian berikut:

Kesesuaian Batas Sempadan Sungai 5 Meter Kesesuaian penggunaan lahan sempadan Sungai Sario dirinci per penggunaan lahan,  jumlah bangunan dan luasan di masing masing kecamatan serta kesesuaian pemanfaatan  berdasarkan peraturan zonasi RTRW Kota

Manado tahun 2014.

Tabel 4. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per kecamatan pada sempadan 5 meter dengan RTRW

Kota Manado Kec. Penggunaan lahan Luas (m 2) Bangunan (Unit) Kesesua ian Malalaya ng

Kebun Campuran 4207,197 - Sesuai

Permukiman 225,731 1 Tidak

sesuai

Sarana Pendidikan 512,475 - Tidak

sesuai Sario Energi 477,221 2 Tidak sesuai Industri 36,948 - Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 1911,312 18 Tidak sesuai Perkantoran Pemerintah 469,99 3 Tidak sesuai Permukiman 10825,008 144 Tidak sesuai

Sarana Pendidikan 68,681 - Tidak

sesuai

Tanah Kosong 721,711 - Sesuai

Wanea Hankam 1283,08 3

Tidak sesuai

Kebun Campuran 8624,238 - Sesuai

Kesehatan 60,173 - Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 3678,144 32 Tidak sesuai Peribadatan 152,421 1 Tidak sesuai Permukiman 21896,138 215 Tidak sesuai

Tanah Kosong 5680,904 - Sesuai

JUMLAH 60831,38 419

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil analisis overlay kesesuaian penggunaan lahan dan letak  bangunan pada daerah sempadan sungai 5 meter di sungai Sario dengan luas daerah sempadan sebesar 60831,377 m2  teridentifikasi  penggunaan lahan yang sesuai dengan RTRW Kota Manado sebesar 19234,05 m2 (32%), dan  penggunaan lahan yang tidak sesuai sebesar

41597,32 m2 (68%) dengan 419 unit bangunan. Kesesuaian Batas Sempadan Sungai 15 meter

Berikut ini tabel kesesuaian penggunaan lahan dan jumlah bangunan dengan ketentuan umum peraturan zonasi rencana tata ruang wilayah Kota Manado pada jarak 15 meter dirinci per kecamatan.

Tabel 5. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per kecamatan pada sempadan 15 meter dengan RTRW

Kota Manado Kec. Penggunaan lahan Luas (m2) Bangunan (Unit) Kesesu aian Malala yang Kebun Campuran 13497,22 - Sesuai Permukiman 820,96 3 Tidak sesuai Sarana Pendidikan 1555,87 -Tidak sesuai Sario Energi 1681,1 5 Tidak sesuai Industri 123,28 1 Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 5767,13 23 Tidak sesuai

(8)

Perkantoran Pemerintah 1442,65 6 Tidak sesuai Permukiman 32652,14 257 Tidak sesuai Sarana Pendidikan 204,44 1 Tidak sesuai Tanah Kosong 1994,90 - Sesuai Wanea Hankam 3894,84 4 Tidak sesuai Kebun Campuran 26134,06 - Sesuai Kesehatan 174,39 1 Tidak sesuai Perdagangan dan Jasa 11174,49 47 Tidak sesuai Peribadatan 680,91 2 Tidak sesuai Permukiman 66825,81 374 Tidak sesuai Tanah Kosong 16404,76 - Sesuai JUMLAH 185028,9 724

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan kesesuaian penggunaan lahan dan letak bangunan di Sungai Sario teridentifikasi  penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,94 m2 (31%), dan penggunaan lahan yang tidak sesuai sebesar 126998,01 m2  (69%) dengan  jumlah bangunan sebanyak 724 unit.

Untuk lebih jelasnya mengenai kesesuaian  penggunaan lahan dan jumlah bangunan pada sempadan Sungai Sario dapat dilihat pada peta overlay bangunan dan penggunaan lahan dengan sempadan sungai dari indeks 1 (satu) sampai dengan indeks 5 (lima) sebagai berikut.

Gambar 4. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 1

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 5. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 2

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 6. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 3

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 3. Peta indeks overlay bangunan dan  penggunaan lahan dengan sempadan sungai

(9)

KESIMPULAN

1. Jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan lebar sempadan 5 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 419 bangunan, sedangkan  jumlah bangunan yang berdiri diatas batas sempadan sungai Sario dengan jarak kurang dari atau sama dengan 15 meter dari batas tepi tanggul terluar yaitu 724 bangunan. 2. Secara garis besar penggunaan lahan

sempadan sungai sario terdiri dari sebelas (11) jenis penggunaan lahan yaitu  penggunaan lahan permukiman,  penggunaan lahan kebun campuran,  penggunaan lahan tanah kosong,  penggunaan lahan perdagangan dan jasa,  penggunaan lahan sarana pendidikan,  penggunaan lahan industri skala rumahan,

 penggunaan lahan instalasi energi,  penggunaan lahan sarana ibadah,  penggunaan lahan pertahanan keamanan,  penggunaan lahan perkantoran pemerintah,

dan penggunaan lahan sarana kesehatan. 3. secara garis besar kesesuaian bangunan dan

 penggunaan lahan pada daerah sempadan sungai sario berdasarkan ketentuan umum  peraturan zonasi RTRW kota manado untuk  jarak sempadan 5 meter di dominasi  penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu 41597,33 m2 (68%) dengan 417 bangunan, dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 19234,05 m2 (32%) dengan 2 unit  bangunan. Sedangkan sempadan 15 meter di dominasi penggunaan lahan yang tidak sesuai yaitu sebesar 126998,01 m2 (69%), dengan 724 unit bangunan dan penggunaan lahan yang sesuai sebesar 58030,94m2 (31%),

Saran/Rekomendasi

1) Dilakukan pengawasan dan terhadap  pemanfaatan ruang yang sesuai pada daerah sempadan sungai, sehingga tidak akan terjadi alih fungsi lahan yang melanggar ketentuan pemanfaatan ruang

2) Dilakukan penertiban secara bertahap pada daerah yang telah terbangun dimulai dengan batas sempadan lima (5) meter mengingat kemampuan daerah untuk melakukan ganti rugi kepada masyarakat. 3) Dibutuhkan peran serta masyarakat untuk

menjadikan ruang sempadan sungai yang  belum terbangun sebagai RTH Privat. 4) Meningkatan pemahaman masyarakat

dengan sosialisasi terkait ketentuan  pemanfaatan daerah sempadan sungai dengan memanfaatkan peta dari hasil  penelitian ini.

5) Dari penelitian ini diharapkan akan ada  penelitian lanjutan yang akan melengkapi  penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim“software arcgis for desktop free trial” http://www.esri.com/software/arcgis/arcgis-for-desktop/free-trial.

Arnold yan. 2015. Persepsi dan Preferensi tinggal masyarakat pada area sempadan

Gambar 7. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 4

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 8. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 5

(10)

sungai ( studi kasus: Kelurahan Pakowa Kota Manado). Ejournal: 182-191.

Burrough, P.A. 1986. Principles of Geographical Information Systems for Land Resources Assessment. New York-USA. Oxford University Press Inc.

Campbell, D. G., 1996, Environmental Assessment of Clinacox, Mallinckrodt Veterinary Inc.

Dedy Miswar. 2012.Kartografi Tematik. Bandar Lampung:Aura.

Dunn, William, N. 1994. Public Polcy analysis,  New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Edi Prahasta. (2005), SistemInformasi Geografis : Aplikasi Pemograman MapInfo, CV. Informatika: Bandung.

Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB: Bogor.

Indarto., dan Faisol, A. 2012. Konsep Dasar Analisis Spasial. ANDI: Yogyakarta.

Malingreau, J.P. 1997 Penggunaan Lahan Pedesaaan Penafsiran Citra Untuk Inventarisasi dan Analisisnya. PUSPICS. UGM: Yogyakarta.

Masri Singarimbun.1985.Metode Penelitian Survey. PT. Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta.

McCoy, J., dan Jhonston, K., 2001, Using ArcGis Spatial Analyst, ESRI Manual Of ArcGis.

 Nugroho I, Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah dalam perspektif ekonomi, sosial dan budaya, Penerbit LP3ES: Jakarta

Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial  Nomor 3 tahun 2016 tentang Spesifikasi

Teknis Penyajian Peta Desa.

Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011

tentang sungai.

Peraturan Walikota Nomor 55 Tahun 2014 tentang penetapan Garis Sempadan Kota Manado.

Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia  Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang  penataan Ruang.

Gambar

Tabel 1. Penggunaan lahan sempadan sungai sario 5 meter
Tabel 3. Tabel Strategi Penanganan Berdasarkan Tipologi Pemanfaatan Lahan
Tabel 5. Tabel Kesesuaian Penggunaan lahan per kecamatan pada sempadan 15 meter dengan RTRW
Gambar 4. Peta Overlay Bangunan dan Penggunaan Lahan dengan Sempadan Sungai Indeks 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang adalah Rumah Sakit Daerah Kelas C yang sedang berkembang dalam rangka berupaya memperbaiki mutu pelayan yang seiring

Sawise kabeh kabutuhan dhasar dicukupi, tuwuh kabutuhan meta utawa kabutuhan aktualisasi dhiri, kabutuhan menjadi samubarang sing mampu diwujudake kanti maksimal

Hal yang menarik dari pelaksanaan sunat perempuan pada masyarakat Banjar adalah bahwa ada di antara masyarakat Banjar saat ditanya mengenai mengapa mereka melakukan sunat

Pelaksanaan tindakan pada siklus ini ditekankan pada penerapan model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran ini menggunakan durasi waktu 3 jam pelajaran, yaitu 3 x 40

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Ada hubungan yang signifikan secara statistik antara

a) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan

Variabel yang dibandingkan adalah jumlah dosen yang terdata dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, jumlah dosen yang terdaftar sebagai penulis terverifikasi pada portal

Peningkatan rata-rata terhadap kedua hasil tersebut menjelaskan bahwa, model gambar dan gambar berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa