• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis pengaruh sebab akibat dari beberapa indikator analisis teknikal saham terhadap harga saham. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2007).

Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif dengan variabel bebas (variabel x) yang digunakan dalam meneliti berupa Simple

Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu.

Sementara variabel terikat (variabel y) yang diteliti dalam penelitian ini merupakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari 1 Januari 2015 sampai dengan 1 Januari 2016 dengan menggunakan data harian saham Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari yahoo.finance.com.

(2)

3.3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam kategori perusahaan teraktif dalam bursa. Dengan pertimbangan keterbukaan informasi maka pemilihan dan pengumpulan data sampel penelitian ini dengan menggunakan semua populasi (sensus method) menjadi sampel penelitian.

Adapun sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebanyak lima puluh perusahaan berdasarkan frekuensi perdagangan saham tahun 2014. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel 50 Perusahaan Paling Aktif berdasarkan Frekuensi Perdagangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2014

No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS

2 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM

3 Kalbe Farma Tbk. KLBF

4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI

5 Astra International Tbk. ASII

6 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI

7 Hanson International Tbk. MYRX

8 Adaro Energy Tbk. ADRO

9 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR

10 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS

11 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI

12 Pakuwon Jati Tbk. PWON

13 United Tractors Tbk. UNTR

14 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI

15 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP

(3)

No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan

17 Bumi Resources Tbk. BUMI

18 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA

19 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP

20 Matahari Department Store Tbk. LPPF

21 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN

22 Surya Citra Media Tbk. SCMA

23 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP

24 Vale Indonesia Tbk. INCO

25 Cowell Development Tbk. COWL

26 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI

27 Tifa Finance Tbk. TIFA

28 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN

29 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

30 Global Mediacom Tbk. BMTR

31 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

32 Sentul City Tbk. BKSL

33 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT

34 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG

35 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. SIDO

36 Unilever Indonesia Tbk. UNVR

37 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE

38 Astra Agro Lestari Tbk. AALI

39 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA

40 Eureka Prima Jakarta Tbk. LCGP

41 Gudang Garam Tbk. GGRM

42 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN

43 AKR Corporindo Tbk. AKRA

44 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM

45 PP (Persero) Tbk. PTPP

46 Summarecon Agung Tbk. SMRA

47 XL Axiata Tbk. EXCL

48 MNC Investama Tbk. BHIT

49 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR

50 Agung Podomoro Land Tbk. APLN

(4)

Penelitian ini akan menggunakan data berupa harga saham penutup dari ke limapuluh perusahaan tersebut dan volume perdagangan saham harian selama satu tahun untuk kemudian diolah. Pengolahan data ini menjadikan data sampel menjadi data panel yang merupakan penggabungan dari data cross section (50 perusahaan) dan data time series (data selama satu tahun).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi dan observasi. Adapun data dokumentasi yang digunakan merupakan data sekunder berupa tulisan, jurnal, buku referensi, maupun laporan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id dan data-data harga pasar yang diperoleh dari situs www.finance.yahoo.com.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari 1 Januari 2015 hingga 1 Januari 2016 yang merupakan data harian meliputi:

1. Harga penutupan saham

Harga penutupan merupakan harga terakhir dari suatu saham yang digunakan sebagai harga transaksi.

2. Volume perdagangan saham

Volume perdagangan saham merupakan jumlah besarnya transaksi suatu saham.

(5)

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional merupakan bagian yang mendefenisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel (Noor, 2011). Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen yang terdiri dari Simple Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average

Convergence Divergence (MACD), dan volume saham masa lalu

yang diuraikan sebagai berikut:

a. Simple Moving Average (SMA) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui trend pasar saham.

b. Relative Strength Index (RSI) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui penyimpangan harga saham yang terjadi.

c. Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui perubahan kecenderungan harga saham.

d. Volume perdagangan saham masa lalu yang merupakan salah satu indikator teknikal untuk mengetahui konfirmasi atas harga saham yang terjadi.

2. Variabel dependen yang merupakan harga saham limapuluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia

(6)

Operasionalisasi variabel, defenisi dan parameter pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Parameter Skala Keterangan

X1: Simple Moving Average (SMA) Indikator trend dengan menghitung nilai rata-rata harga saham selama periode tertentu sehingga membantu investor meraih keuntungan dengan memberitahu trend naik/turun 𝑅𝑅𝑆𝑆𝑆𝑆 = ( 𝑌𝑌𝑡𝑡−1+ 𝑌𝑌𝑡𝑡−2+ ⋯ + 𝑌𝑌𝑡𝑡−(𝑑𝑑+1)) 𝑑𝑑

Nominal Garis Simple

Moving Average berada dibawah harga pasar X2: Relative Strength Index (RSI) Indikator yang menghitung harga saham dibagi dengan indeks pasar sehingga investor terhindar dari resiko

overbought dan oversold

RSI = 100 – 100/1 + RS Nominal Harga yang sesuai berada diantara titik 30 – 70. X3: Moving Average Convergence Divergence (MACD) Indikator untuk mengetahui

perubahan arah harga saham sehingga investor bisa

terhindar dari resiko berbaliknya arah trend pasar. MACD = EMA1t – EMA2t EMA1t = EMA 1t-1 + SF1 (Pt – EMA1t-1) EMA2t = EMA2t-1 + SF2 (Pt – EMA2t-1)

Nominal Garis MACD memotong garis harga saham dari bawah X4: Volume Perdagangan Saham Besarnya jumlah transaksi saham pada periode tertentu untuk membantu investor mengetahui psikologi pasar dalam meraih

return maksimal.

Jumlah volume perdagangan yang tercatat pada papan keterangan di bursa saham. Nominal Volume meningkat ketika harga saham meningkat. Y: Harga Saham Besarnya jumlah harga yang digunakan dalam pasar saham dalam bertransaksi pada periode tertentu

Nominal Membeli saat harga saham rendah dan menjual

ketika harga saham tinggi

(7)

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel yang merupakan metode ekonometrika yang digunakan untuk menganalisis data gabungan dari data cross section dan data time series.

3.7.1 Data Panel

Data panel merupakan salah satu bentuk struktur data dalam penelitian yang menggabungkan data cross section dengan time

series. Wooldridge dalam Ariefianto (2012) mengatakan bahwa

data panel dapat digunakan dengan pertimbangan kemudahan dalam penelitian, informasi dalam data panel yang lebih baik dan beberapa aspek analisis empiris yang menggunakan data panel. Beberapa pengujian data panel:

1) Ordinary Least Square (OLS)

Ordinary least square merupakan pengujian regresi pada

data panel. Pengujian ini tidak begitu realistis karena akan memberikan hasil nilai dan koefisien yang sama untuk semua variabel data.

2) Fixed Effect Model (FEM)

Fixed effect model memiliki persamaan yang tidak konstan

(data cross section), dan koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Penggunaan pengujian ini disarankan jika data panel memiliki jumlah rentang waktu lebih besar dari jumlah individu penelitian.

(8)

3) Random Effect Model (REM)

Random effect model memperhitungkan kesalahan atau error term yang mungkin berkorelasi pada data panel.

Pengujian random effect model disarankan jika pada data panel jumlah rentang waktu (time series) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah individu penelitian.

Model regresi data panel penelitian ini adalah: Yit= α + βXit+ εit

Dimana:

Yit = harga saham

i = banyaknya observasi (1,2,…….n) t = waktu

α = konstanta β = koefisien Xit = data panel e = error

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik umumnya harus dilakukan pada penelitian dengan model regresi berganda. Sementara pada data panel dengan model fixed effect model diasumsikan bebas dari autokorelasi sehingga pengujian autokorelasi dapat diabaikan. Pengujian yang dilakukan dengan fixed effect model adalah pengujian heteroskedastisitas.

(9)

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians residual absolute sama atau tidak sama untuk semua observasi data. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Eviews dimana data panel dinyatakan bebas heteroskedastisitas dengan probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5%.

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji simultan dan uji parsial.

a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2,b3,b4 = 0 artinya serentak tidak ada pengaruh positif

dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,

Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel

terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).

H0 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh

positif dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving

Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham)

terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).

(10)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 tidak ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,

Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel

terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).

H0 : bi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,

Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel

terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif). Kriteria pengambilan keputusan:

H0 tidak ditolak jika thitung ≤ ttabel pada α = 5%

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8.1. Hasil Penelitian

8.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Pasar modal merupakan tempat perdagangan instrumen keuangan berupa sekuritas jangka panjang dalam bentuk modal (saham) atau utang (bond) yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun swasta. Pasar modal di Indonesia disebut dengan Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs idx.co.id.

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia adalah menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa dan partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Rangkuman sejarah pasar modal di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Tanggal Keterangan

Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda

1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia Ditutup Selama Perang Dunia I 1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup

1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif

(12)

Tanggal Keterangan

10 Agustus 1977

Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

Pengaktifan kembali pasar modal dan ditandai dengan

go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama

1977 – 1987

Perdagangan dibursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan instrument Pasar Modal.

1987

Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

1988 – 1990

Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan.

Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

2 Juni 1988

Bursa parallel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh persatuan perdagangan uang dan efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

Desember 1988

Pemerintah mengeluarkan paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 16 Juni 1989

Bursa efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

13 Juli 1992

Swastanisasi BEJ.

BAPEPEAM berubah menjadi badan pengawas pasar modal.

Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 22 Mei 1995

Sistem otomasi perdaganag di BEJ dilaksanakan dengan system computer JATS (Jakarta Automated

Trading System)

10 November 1995

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan Januari 1996

1995 Bursa parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

1996 Didirikannya PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)

1997 Didirikannya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

(13)

Tanggal Keterangan

2000 BEJ Sistem perdagangan Tanpa Warkat (scripless

trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia

2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)

2004 Peluncuran perdagangan kontrak opsi saham 2005 Penyediaan fasilitas bursa di Disaster Recovery

Center

2006 Penerapan prosedur Business Contingency Plan 2007

Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

2008 Sertifikasi 9001:2000 untuk fungsi perdagangan, pencatatan dan manajemen keuangan

02 Maret 2009 Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

2010

Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk seluruh fungsi yang ada di BEI

Pendirian The Indonesian Capital Market Institute (TICMI)

2011

Penerapan jaringan Terpadu Pasar Modal

Pembangunan Galeri BEI yang menggantikan area

trading floor yang berfungsi sebagai pusat edukasi dan

informasi pasar modal Indonesia

Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

2012

Peluncuran Indeks IDX30 dan Indeks Infobank15 Serifikasi ISO 27001:2005 sertifikasi sistem manajemen keamanan informasi untuk sistem pengawasan transaksi

Pendirian PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)

2013 Perubahan waktu perdagangan

Peluncuran Indeks MNC36 dan New IDXnet 2014

Penurunan satuan perdagangan dan penyederhanaan fraksi harga

Perubahan ketentuan jumlah saham yang beredar Sumber: http://www.idx.co.id

8.1.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisa statistik deskriptif untuk data panel pada penelitian ini menggunakan aplikasi Eviews. Hal ini untuk mengetahui jumlah rata-rata,

(14)

Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Analisis Statistik Deskriptif

CLOSE? SIMPEL? VOLUME? RSI? MACD?

Mean 7313.586 6373.053 29852460 48.54127 -32.87348 Median 2700.000 2481.473 10359750 47.61905 -4.989208 Maximum 56000.00 56415.63 1.04E+09 100.0000 2673.577 Minimum 50.00000 50.00000 0.000000 0.000000 -2529.856 Std. Dev. 11299.39 9685.640 66636707 19.87211 324.3669 Skewness 2.500023 2.695039 7.200257 0.427703 -0.476618 Kurtosis 9.000154 10.86709 75.90118 3.345161 18.21097 Jarque-Bera 29474.28 43941.11 2668025. 411.1051 112231.1 Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 Sum 84808340 73901923 3.46E+11 562884.6 -381200.8

Sum Sq. Dev. 1.48E+12 1.09E+12 5.15E+19 4578876. 1.22E+09

Observations 11596 11596 11596 11596 11596

Cross sections 50 50 50 50 50

Sumber: Eviews

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa data panel penelitian ini terdiri atas 50 perusahaan dengan jumlah total observasi penelitian sebanyak 11.596 hari. Nilai mean untuk variabel harga saham adalah sebesar 7.313,586. Variabel

simple moving average memiliki rata-rata 6.373,053. Rata-rata variabel

volume perdagangan saham 29.852.460. Rata-rata relative strength index sebesar 48,541 dan rata-rata untuk moving average convergence divergence adalah sebesar -32,874.

Hasil untuk perhitungan data penelitian dari 50 perusahaan teraktif berdasarkan frekuensi untuk variabel simple moving average, relative

strength index, moving average convergence divergence dan volume

(15)

8.1.3. 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan Setiap tahunnya, selain menerbitkan laporan keuangan tahunan, Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia yang berisikan tentang data-data dan informasi perdagangan dan kegiatan Bursa Efek Indonesia selama satu tahun.

Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia tersebut merangkum beberapa indeks dan data mengenai perdagangan sekuritas secara lengkap. Daftar 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan merupakan salah satu daftar yang terdapat dalam laporan statistik tahunan tersebut.

Daftar 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan ini merupakan daftar perusahaan yang setiap harinya dalam setahun memiliki frekuensi perdagangan harian saham yang cukup banyak. Karena perusahaan-perusahaan ini aktif melakukan perdagangan setiap harinya, hal ini menunjukkan besarnya minat investor terhadap perusahaan-perusahaan ini. Sehingga akan mudah untuk mengambil data perdagangannya.

Hasil penelitian mengenai 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan beserta dengan sejarahnya adalah sebagai berikut:

1) Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS)

Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Tbk didirikan tanggal 22 November 1995 dan beroperasi secara komersial pada tahun 2005. Ruang lingkup perusahaan ini adalah perkebunan kelapa sawit dengan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak kelapa

(16)

sawit (crude palm oil), inti sawit (palm kernel) dan minyak inti sawit (palm kernel oil).

Tanggal 29 November 2013, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga penawaran Rp 670,- per saham yang kemudian dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Desember 2013.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Sawit Sumbermas Sarana Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

0 500 1000 1500 2000 2500 1 /1 /2 0 1 5 2 /1 /2 0 1 5 3 /1 /2 0 1 5 4 /1 /2 0 1 5 5 /1 /2 0 1 5 6 /1 /2 0 1 5 7 /1 /2 0 1 5 8 /1 /2 0 1 5 9 /1 /2 0 1 5 1 0 /1 /2 0 1 5 1 1 /1 /2 0 1 5 1 2 /1 /2 0 1 5 1 /1 /2 0 1 6 Close SMA

Gambar 4.1 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sawit Sumbermas Sarana Tbk

(17)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 58% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 25% dan oversold sebesar 17%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Sawit Sumbermas Sarana dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

-500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 1 /1 /2 0 1 5 2 /1 /2 0 1 5 3 /1 /2 0 1 5 4 /1 /2 0 1 5 5 /1 /2 0 1 5 6 /1 /2 0 1 5 7 /1 /2 0 1 5 8 /1 /2 0 1 5 9 /1 /2 0 1 5 1 0 /1 /2 0 1 5 1 1 /1 /2 0 1 5 1 2 /1 /2 0 1 5 1 /1 /2 0 1 6 Close MACD EMA9

Gambar 4.2 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sawit Sumbermas Sarana Tbk

(18)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi volume perdagangan saham menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

2) Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)

Perusahaan Telekomukasi Indonesia Tbk yang didirikan tanggal 23 Oktober 1856 adalah perusahaan informasi dan komunikasi secara lengkap dan terbesar di Indonesia. Penawaran Umum Perdana Saham dilakukan pada tanggal 14 November 1995.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.3 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Telekomunikasi Tbk 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Close SMA

(19)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 93% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 4% dari

total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.4 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Telekomunikasi Indonesia Tbk -500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Close MACD EMA9

(20)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari volume perdagangan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk.

3) Kalbe Farma Tbk. (KLBF)

Tanggal 10 September 1966 Kalbe Farma didirikan dengan memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan. Selain di Indonesia, Klabe Farma memiliki 10 cabang di luar negeri seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar yang merupakan Negara ASEAN dan juga di Srilanka, Nigeria dan Afrika Selatan.

a) Simple Moving Average (SMA)

Gambar 4.5 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk

0 500 1000 1500 2000 2500 Close SMA

(21)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa garis Simple

Moving Average bergerak sesuai dengan harga penutupan

saham Kalbe Farma Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa

Simple Moving Average dapat memperkirakan pergerakan

harga saham dengan akurat. b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 92% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 5% dari

total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.6 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Kalbe Farma Tbk -500 0 500 1000 1500 2000 2500 Close MACD EMA9

(22)

Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Moving

Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan

ketepatan dengan harga penutupan saham ketika berada dititik terendah. Sementara garis MACD mengalami keterlambatan dalam memperkirakan kenaikan harga penutupan saham Kalbe Farma Tbk.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan selama pengamatan penelitian kondisi bullish dialami Kalbe Farma Tbk sebesar 40%. Sementara kondisi bearish dialami sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari pengamatan penelitian Kalbe Farma Tbk.

4) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)

Bank Rakyat Indonesia didirikan tanggal 16 Desember 1895. Penawaran Umum Perdana Saham Bank Rakyat Indonesia dilakukan pada tahun 2003. Pada tahun 2014, jumlah saham Bank Rakyat Indonesia sebanyak 56,75% dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan sisanya sebanyak 43,25 % dimiliki oleh publik.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Rakyat

(23)

Indonesia (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.7 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 22% dan oversold sebesar 17%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Close SMA

(24)

Gambar 4.8 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 41% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

5) Astra International Tbk. (ASII)

Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang pada tahun 1957. Saat ini Astra International menjalankan enam segmen usaha, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistic dan lainnya, dan teknologi informasi. Pada tahun 2002, Astra melakukan penawaran saham terbatas sebanyak 1,4 miliar lembar saham.

a) Simple Moving Average -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Close MACD EMA9

(25)

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat memprediksi arah harga penutupan saham Astra International Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.9 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra International Tbk

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 83% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 5% dan oversold sebesar 12%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD) dengan tepat memprediksi penurunan harga penutupan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Close SMA

(26)

terendah dari garis MACD menunjukkan harga yang mulai kembali naik. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.10 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra International Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Astra International Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Astra International Tbk.

6) Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)

Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan tanggal 2 Oktober 1998. Tahun 1999, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur

-10000 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Close MACD EMA9

(27)

menjadi Bank Mandiri. Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan penawaran saham perdana tanggal 14 Juli 2003 sebanyak 4.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp675,- per saham dan dicatat di Bursa Efek Indonesia.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.11 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Mandiri (Persero) Tbk

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 80% pengamatan harga

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Close SMA

(28)

penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 11%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan pergerakan harga tertinggi saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dan juga pergerakan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.12 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Mandiri (Persero) Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan

-2000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Close MACD EMA9

(29)

penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7) Hanson International Tbk. (MYRX)

Hanson International didirikan pada tanggal 7 Juli 1971 dengan nama Mayertex Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan ini di bidang industri, perdagangan umum dan pembangunan. Tanggal 10 September 1990, Hanson International melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp9.900,- per saham yang dicatat oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Oktober 1990.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.13 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Hanson International Tbk

Dari grafik diats, hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah pergerakan harga penutupan saham

0 200 400 600 800 1000 Close SMA

(30)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 79% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 12% dan oversold sebesar 9%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.14 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Hanson International Tbk

Dari grafik diatas, hasil perhitungan Moving Average

Convergence Divergence (MACD) menunjukkan arah

pergerakan harga tertinggi saham dan arah pergerakan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Close MACD EMA9

(31)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Hanson International Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 37% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 34% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Hanson International Tbk. 8) Adaro Energy Tbk. (ADRO)

Adaro Energy didirikan pada 28 Juli 2004 dengan nama PT Padang Kurnia. Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 11.139.331.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 2008.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.15 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adaro Energy Tbk

Dari grafik diatas terlihat perhitungan Simple Moving

Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat memprediksi

0 200 400 600 800 1000 1200 16/01/2015 16/02/2015 16/03/2015 16/04/2015 16/05/2015 16/06/2015 16/07/2015 16/08/2015 16/09/2015 16/10/2015 16/11/2015 16/12/2015 Close SMA

(32)

arah harga penutupan saham Adaro Energy Tbk dengan tepat.

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 82% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 2% dan oversold sebesar 16%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.16 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adaro Energy Tbk

Grafik diatas menunjukkan bahwa perhitungan Moving

Average Convergence Divergence (MACD) dapat

memprediksi arah pergerakan harga terendah Adaro Energy Tbk sesuai dengan tepat.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46% dari

-200 0 200 400 600 800 1000 1200 16/01/2015 16/02/2015 16/03/2015 16/04/2015 16/05/2015 16/06/2015 16/07/2015 16/08/2015 16/09/2015 16/10/2015 16/11/2015 16/12/2015 Close MACD EMA9

(33)

total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Adaro Energy Tbk.

9) Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)

Semen Indonesia diresmikan di Gresik tanggal 7 Agustus 1957. Tanggal 8 Juli 1991 saham perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.17 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Semen Indonesia (Persero) Tbk

0 5000 10000 15000 20000 Close SMA

(34)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 74% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 24%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.18 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Semen Indonesia (Persero) Tbk

-20000 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Close MACD EMA9

(35)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya merupakan kondisi normal.

10) Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS)

Perusahaan Gas Negara merupakan perusahaan gas swasta milik Belanda dengan nama I.J.N. Eindhoven & Co yang didirikan pada tahun 1859. Tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan berubah nama menjadi PN Gas. Pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara (PGN).

Penawaran umum perdana saham sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp 500,- per saham dan harga penawaran Rp 1.500,- per saham dicatat pada tanggal 15 Desember 2003.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

(36)

Gambar 4.19 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 25% dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.20 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Close SMA -1000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Close MACD EMA9

(37)

Dari grafik diatas terlihat hasil perhitungan Moving

Average Convergence Divergence (MACD) dapat

menunjukkan harga tertinggi saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46%. Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

11) Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)

Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan pada 5 Juli 1946. Saat ini BNI memiliki 914 kantor cabang di seluruh Indonesia serta di Hong Kong, Tokyo, Kuala Lumpur, Singapura, London dan New York. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1.085.032.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp850,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 25 November 1996.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(38)

dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.21 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 15%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

0 2000 4000 6000 8000 Close SMA

(39)

Gambar 4.22 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47%. Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 12) Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Perusahaan ini didirikan tanggal 20 September 1982. Tanggal 22 Agustus 1989, Pakuwon Jati memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp 7.200,- per saham. Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Oktober 1989.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 Close MACD EMA9

(40)

memprediksi arah harga penutupan saham Pakuwon Jati Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.23 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Pakuwon Jati Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 77% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 13%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham Pakuwon Jati Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

0 100 200 300 400 500 600 Close SMA

(41)

Gambar 4.24 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Pakuwon Jati Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Pakuwon Jati Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Pakuwon Jati Tbk.

13) United Tractors Tbk. (UNTR)

Perusahaan alat berat, United Tractors didirikan tanggal 13 Oktober 1972. Tanggal 19 September 1989, United Tractors mencatatkan saham perusahaannya di Bursa Efek Indonesia.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham United Tractors Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

-100 0 100 200 300 400 500 600 Close MACD EMA9

(42)

Gambar 4.25 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA United Tractors Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 73% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 13% dan oversold sebesar 14%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.26 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD United Tractors Tbk 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Close SMA -5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Close MACD EMA9

(43)

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) diatas menunjukkan harga tertinggi saham United Tractors Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham United Tractors Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari United Tractors Tbk.

14) Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)

Perusahaan ini awalnya adalah perusahaan konstruksi milik Belanda yang kemudian di nasionalisasikan pada tanggal 11 Maret 1960. Tanggal 1 Juni 1974 perusahaan Adhi Karya menjadi sebuah perseroan terbatas.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.27 Perbandingan Harga Penutupan Saham 0 1000 2000 3000 4000 18/03/2015 18/04/2015 18/05/2015 18/06/2015 18/07/2015 18/08/2015 18/09/2015 18/10/2015 18/11/2015 18/12/2015 Close SMA

(44)

Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Simple

Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat

memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 8% dan oversold sebesar 20%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.28 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adhi Karya (Persero) Tbk

-500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 18/03/2015 18/04/2015 18/05/2015 18/06/2015 18/07/2015 18/08/2015 18/09/2015 18/10/2015 18/11/2015 18/12/2015 Close MACD EMA9

(45)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Adhi Karya (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 51% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Adhi Karya (Persero) Tbk. 15) PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)

Perusahaan ini didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Juli 1996. Saat ini jumlah saham perusahaan yang tercatat sebanyak 6.822.863.965.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.29 Perbandingan Harga Penutupan Saham 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 22/04/2015 22/05/2015 22/06/2015 22/07/2015 22/08/2015 22/09/2015 22/10/2015 22/11/2015 22/12/2015 Close SMA

(46)

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 62% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 24%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga terendah saham sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.30 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP London Sumatra Indonesia Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 48% dari total pengamatan

-500 0 500 1000 1500 2000 22/04/2015 22/05/2015 22/06/2015 22/07/2015 22/08/2015 22/09/2015 22/10/2015 22/11/2015 22/12/2015 Close MACD EMA9

(47)

penelitian. Kondisi bearish sebesar 37% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari PP London Sumatra Indonesia Tbk.

16) Bank Central Asia Tbk. (BBCA)

Bank Central Asia didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Februari 1957. Pada tahun 2000, Bank Central Asia melakukan penawaran umum perdana saham dengan menjual saham sebesar 22,55% dari saham Bank Central Asia.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Central Asia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.31 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Central Asia Tbk

0 5000 10000 15000 20000 Close SMA

(48)

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 75% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 15% dan oversold sebesar 10%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank Central Asia Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.32 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Central Asia Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 42%.

-2000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Close MACD EMA9

(49)

Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Central Asia Tbk.

17) Bumi Resources Tbk. (BUMI)

Bumi Resources adalah perusahaan pertambangan yang didirikan pada 26 Juni 1973 dengan nama Bumi Modern. Pada tahun 2000 perusahaan ini mengganti namanya menjadi Bumi Resources. Bumi Resources melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 10.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp4.500,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 30 Juli 1990.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bumi Resources Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.33 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Resources Tbk

0 20 40 60 80 100 120 Close SMA

(50)

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 43% harga penutupan menunjukkan harga normal. Overbought sebesar 2% dan

oversold sebesar 23%. Sebanyak 32% nilai RSI gagal

hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli. c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.34 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Resources Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 30%.

-20 0 20 40 60 80 100 120 140 Close MACD EMA9

(51)

Kondisi bearish sebesar 19% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bumi Resources Tbk.

18) Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)

Wijaya Karya merupakan perusahaan konstruksi yang didirikan pada tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN Widjaja Karja. Tanggal 29 Oktober 2007, Wijaya Karya ini melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia sebanyak 1.846.154.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp420,- per saham.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Wijaya Karya Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.35 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Wijaya Karya Tbk

0 1000 2000 3000 4000 5000 Close SMA

(52)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 69% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 22%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Wijaya Karya Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.36 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Wijaya Karya Tbk -500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Close MACD EMA9

(53)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Wijaya Karya Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Wijaya Karya Tbk.

19) Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP)

Sekawan Intipratama merupakan perusahaan percetakan yang didirikan tanggal 5 November 1994. 26 September 2008 sekawan Intipratama melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 240.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp150,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 10 Oktober 2008.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.37 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sekawan Intipratama Tbk

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Close SMA

(54)

Grafik diatas menunjukkan bahwa Simple Moving Average (SMA) dapat memprediksi arah harga penutupan saham Sekawan Intipratama Tbk dengan tepat.

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 51% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 6% dan oversold sebesar 30%

dari total pengamatan. Sebanyak 13% nilai RSI gagal hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli. c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.38 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sekawan Intipratama Tbk -100 0 100 200 300 400 500 Close MACD EMA9

(55)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 39%. Kondisi bearish sebesar 28% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sekawan Intipratama Tbk.

20) Matahari Department Store Tbk. (LPPF)

Matahari Department Store adalah perusahaan ritel di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Lippo Group. Matahari Department Store didirikan tahun 1958. Pada tahun 1992, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham yang dicatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.39 Perbandingan Harga Penutupan Saham 0 5000 10000 15000 20000 25000 05/02/2015 05/03/2015 05/04/2015 05/05/2015 05/06/2015 05/07/2015 05/08/2015 05/09/2015 05/10/2015 05/11/2015 05/12/2015 05/01/2016 Close SMA

(56)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 91% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 5% dari

total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga terendah saham Matahari Department Store Tbk sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.40 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Matahari Department Store Tbk

-5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 Close MACD EMA9

(57)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 50% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Matahari Department Store Tbk.

21) Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)

Media Nusantara Citra merupakan perusahaan bidang media yang didirikan tahun 1997. Tanggal 22 Juni 2007 perusahaan ini secara resmi melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.41 Perbandingan Harga Penutupan Saham 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 22/01/2015 22/02/2015 22/03/2015 22/04/2015 22/05/2015 22/06/2015 22/07/2015 22/08/2015 22/09/2015 22/10/2015 22/11/2015 22/12/2015 Close SMA

(58)

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 74% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 8% dan oversold sebesar 18%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Media Nusantara Citra Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.42 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Media Nusantara Citra Tbk

-500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Close MACD EMA9

(59)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Media Nusantara Citra Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Media Nusantara Citra Tbk. 22) Surya Citra Media Tbk. (SCMA)

Perusahaan Surya Citra Media didirikan pada 29 Januari 1999 dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multimedia dan hiburan. 28 Juni 2002, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 375.000.000 dengan nilai nominal Rp250,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.43 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Surya Citra Media Tbk

0 1000 2000 3000 4000 5000 16/01/2015 16/02/2015 16/03/2015 16/04/2015 16/05/2015 16/06/2015 16/07/2015 16/08/2015 16/09/2015 16/10/2015 16/11/2015 16/12/2015 Close SMA

(60)

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Surya Citra Media Tbk dengan tepat. b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dengan menghitung interval

harga penutupan selama 14 hari menghasilkan 88% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 5% dan

oversold sebesar 7% dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.44 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Surya Citra Media Tbk

-500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Close MACD EMA9

(61)

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 40% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 48% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Surya Citra Media Tbk.

23) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)

Indocement Tunggal Prakarsa adalah perusahaan semen yang didirikan pada tanggal 16 Januari 1985. Tanggal 5 Desember 1989 Indocement Tunggal Prakarsa mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2001, sebagian besar saham perusahaan dimiliki oleh HeidelbergCement Group dari Jerman.

a) Simple Moving Average

Gambar 4.45 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Close SMA

(62)

Dari grafik Simple Moving Average (SMA) diatas menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan tepat.

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 68% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 21%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.46 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

-5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Close MACD EMA9

(63)

Dari grafik diatass, hasil perhitungan Moving Average

Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan

harga tertinggi dan juga harga terendah saham Indocement Tunggal Prakarsa sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

24) Vale Indonesia Tbk. (INCO)

Vale Indonesia didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan nama International Nickel Indonesia. Tahun 1990, Vale Indonesia melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 49.681.694 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.800,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 16 Mei 1990.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Vale Indonesia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

(64)

Gambar 4.47 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Vale Indonesia Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 50% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 39%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.48 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Vale Indonesia Tbk 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 15/01/2015 15/02/2015 15/03/2015 15/04/2015 15/05/2015 15/06/2015 15/07/2015 15/08/2015 15/09/2015 15/10/2015 15/11/2015 15/12/2015 Close SMA -5000 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 15/01/2015 15/02/2015 15/03/2015 15/04/2015 15/05/2015 15/06/2015 15/07/2015 15/08/2015 15/09/2015 15/10/2015 15/11/2015 15/12/2015 Close MACD EMA9

(65)

Grafik Moving Average Convergence Divergence (MACD) diatas menunjukkan harga tertinggi saham dan harga terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Vale Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 45% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Vale Indonesia Tbk.

25) Cowell Development Tbk. (COWL)

Cowell Development merupakan perusahaan dengan nama Internusa Artacipta yang didirikan tanggal 25 Maret 1981. 10 Desember 2007 Cowell melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp130,- per saham yang dicatat pada tanggal 19 Desember 2007.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Cowell Development Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

(66)

Gambar 4.49 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Cowell Development Tbk

b) Relative Strength Index

Perhitungan RSI menghasilkan 84% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 9% dari

total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Gambar 4.50 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Cowell Development Tbk

Dari grafik Moving Average Convergence Divergence (MACD) diatas, menunjukkan harga tertinggi saham

0 200 400 600 800 Close SMA -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Close MACD EMA9

(67)

Cowell Development Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Cowell Development Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 36% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 27% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Cowell Development Tbk.

26) Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI)

Alam Sutera Realty didirikan pada 3 November 1993 dengan nama Adhihutama Manunggal. Tanggal 19 September 2007 perusahaan ini berganti nama menjadi Alam Sutera Realty. 7 Desember 2007, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 3.142.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp105,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 18 Desember 2007.

a) Simple Moving Average

Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Alam Sutera Realty dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

(68)

Gambar 4.51 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Alam Sutera Realty Tbk

b) Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 68% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara

overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 25%

dari total pengamatan.

c) Moving Average Convergence Divergence

Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Alam Sutera Realty Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

0 100 200 300 400 500 600 700 800 Close SMA

(69)

Gambar 4.52 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Alam Sutera Realty Tbk

d) Volume Perdagangan Saham

Interpretasi dari volume perdagangan saham Alam Sutera Realty Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 33% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Alam Sutera Realty Tbk.

27) Tifa Finance Tbk. (TIFA)

Tifa Finance didirikan tanggal 14 Juni 1989 dengan nama Tifa Mutual Finance Corporation. Pada tanggal 30 Juni 2011, Tifa Finance melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 278.000.000 dengan harga nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp200,- per saham.

-200 -1000 100 200 300 400 500 600 700 800 Close MACD EMA9

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD  Sawit Sumbermas Sarana Tbk
Gambar 4.4 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD  Telekomunikasi Indonesia Tbk -5000500100015002000250030003500 Close MACDEMA9
Gambar 4.7 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan  SMA Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Gambar 4.8 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD  Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alfa Retailindo Tbk sebagai salah satu peritel terbesar di lndonesia melakukan beberapa perencanaan strategi usaha untuk dapat menyikapi perkembangan yang ada dalam

Dari hasil penelitian terhadap parameter-parameter,maka dapat disimpulkan bahwa daerah perairan sungai Tambak Bayan yang memiliki kualitas air terbaik adalah stasiun 1, hal ini

Mayoritas petani dalam penelitian ini berumur tua, berpendidikan formal sedang (SMU) atau sederajat, memiliki pengalaman yang cukup, mempunyai cukup banyak tanggungan

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan hasil belajar Matematika tentang operasi pecahan di kelas IV SD Negeri Madurejo Tahun Ajaran 2012/2013 dengan

Penelitian Mustikarini dan Fitriasasi (2012) untuk membuktikan bahwa karakterististik suatu pemerintah daerah (ukuran, tingkat kekayaan, tingkat ketergantungan dan

mekanis yang baru. Ragam hias batik Laweyan, Surakarta pada mulanya mengikuti ragam hias batik dari kerajaan/kraton. Ragam hias tersebut merupakan ragam hias yang telah

Pekerjaan pemancangan Apabila tiang pancang telah masuk dan panjangnya tidak cukup untuk mencapai final set maka akan dilakukan penyambungan pipa di laut, penyambungan dilakukan

Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Penambahan Polyethylene Fiber Dan Serat Sisal Dengan Konsentrasi 1,6% Berat Terhadap Kekuatan Fleksural Dan Impak