• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT STRATEGI PERUBAHAN JENIS BAHAN PELEDAK DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT STRATEGI PERUBAHAN JENIS BAHAN PELEDAK DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

53 ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT STRATEGI

PERUBAHAN JENIS BAHAN PELEDAK DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

1

Heddy Ardies, 2Tien Yustini, 3Omar Hendro

1Mahasiswa Program Magister Universitas IGM, Email: heddy.ardies@gmail.com 2Program Magister Universitas IGM, Email: yustini28470@yahoo.com

3Program Magister Universitas IGM, Email: omarhendro@ymail.com

Abstract. On limestone blasting activities besides safety there are two other important factors that must be highly considered, that are productivity and environmental impacts that caused, along with the replacement of the blasting contractor at PT Semen Baturaja (Persero) Tbk and accompanied by the strategy of explosive type change that used from ANFO with electric detonator to DABEX with non electric detonator. So, it is necessary an analysis of productivity and environmental impacts that caused, whether for the better or vice versa. The research method that used is qualitative triangulation research using data from direct observation in field, managing documentation data and conducting deep interview with parties who are directly or indirectly involved on limestone blasting activities. Interview was conducted with 10 samples representing representatives of Mining Division work unit with representatives from Echelon 1, Echelon III, Echelon IV and daily workers. From the testing data obtained that the strategy of explosive type change from productivity side is better and more efficient whereas from environmental impacts caused side is not better especially with the use of DABEX which cause an increased level of vibration. Based on these results, it is necessary to make improvements to the blasting method or to find for other alternative explosives that can increase productivity but have minimal environmental impact.

Keywords: Change Strategy, Productivity, and Environmental Impacts

Abstrak. Dalam peledakan batu kapur selain safety ada dua faktor penting lain yang harus sangat diperhatikan yaitu produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan, seiring dengan terjadinya pergantian kontraktor pelaksana peledakan di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dan diiringi dengan strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan dari sebelumnya ANFO dan Detonator Elektrik menjadi DABEX dan Detonator Non Elektrik maka perlu dilakukan analisis mengenai hal tersebut terhadap produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif triangulasi dengan menggunakan data dari observasi/pengamatan langsung di lapangan, mengelola data dokumentasi dan melakukan deep interview dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam peledakan batu kapur. Untuk interview dilakukan terhadap 10 orang sampel yang mewakili dari unit kerja Divisi Mining dengan rincian dari pejabat Eselon 1, Esolan III, Eselon IV dan pekerja harian. Dari pengujian data didapatkan bahwa dari sisi produktivitas dengan strategi perubahan jenis bahan peledak ini menjadi lebih baik dan lebih efektif sedangkan dari sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi tidak lebih baik terutama dengan penggunaan DABEX yang menyebabkan meningkatnya tingkat getaran. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan metode peledakan atau mencari bahan peledak alternatif lain yang bisa secara produktivitas meningkat tetapi dampak lingkungan yang ditimbulkan seminimal mungkin.

(2)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

54

Pendahuluan

1. Latar Belakang.

Semen merupakan bahan utama dalam pembangunan fisik suatu sarana baik itu perumahan, jembatan, bendungan dan irigasi maupun fasilitas-fasilitas umum lainnya yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Dalam pembuatan semen tersebut terdapat dua bahan baku utama yaitu batu kapur dan clay, untuk proses penambangan clay dapat langsung dilakukan proses gali muat dengan penggunaan alat mekanis seperti excavator back hoe tanpa perlu dilakukan proses pemberaian sedangkan untuk penambangan batu kapur sebelum dilakukan proses gali muat harus dilakukan pemberaian terlebih dahulu untuk memisahkan batu kapur dari batuan induknya baik itu secara mekanis pakai alat surface miner maupun dengan metode peledakan.

Batu Kapur merupakan batuan yang bersifat massive sehingga diperlukan proses pemberaian dari batuan induknya sebelum di produksi sebagai bahan baku semen, di PT Semen Baturaja (persero) Tbk unit kerja Divisi Mining proses pemberaian itu dilakukan dengan dua metode yaitu metode Peledakan dan Metode Surfcae Miner dengan perbandingan 65% menggunakan metode Peledakan dan 35% menggunakan metode Surface Miner, dari target tersebut didominasi dengan metode peledakan sehingga perlu dikaji segala resiko potensi yang dapat terjadi termasuk dari sisi produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan sehingga bisa menjamin ketersediaan material batu kapur hasil peledakan untuk

supply produksi ke pabrik.

Metode peledakan ini menghadapi banyak kendala karena area penambangan dengan pemukiman penduduk berjarak sangat dekat bahkan ada yang kurang dari 150 meter. Oleh karena itu perlu perhatian khusus supaya dampak peledakan ke lingkungan sekitar dapat diminimalisir selain tetap mengutamakan produktivitas peledakan dalam rangka pemenuhan target produksi batu kapur ke pabrik. Dalam rangka pemenuhan dua tujuan peledakan tersebut yaitu produksi dan penanggulangan dampak lingkungan di area sekitar penambangan batu kapur maka PT Semen Baturaja (persero) Tbk perlu melakukan terobosan dengan penggunaan bahan peledak dengan teknologi yang lebih baik lagi dan ramah lingkungan. Sebelumnya PT Semen Baturaja (persero) Tbk menggunakan bahan peledak jenis Detonator Listrik dan ANFO yang jasa peledakannya dilakukan oleh pihak kontraktor PT United Tractor Semen Gresik (UTSG), pada bulan September 2019 seiring dengan berakhirnya kontrak PT UTSG jasa peledakan dilakukan oleh PT Dahana (persero) dengan dilakukan upgrade jenis bahan peledakan Detonator Non Elektrik dan DABEX yang merupakan salah satu teknologi terkini jenis bahan peledak. Dengan dilakukannya perubahan strategi penggunaan bahan peledak dari sebelumnya Detonator Listrik dan ANFO menjadi Detonator Non Elektrik dan DABEX perlu dilakukan kajian khusus terutama pada produktivitas hasil peledakan dan dampak lingkungan sekitar peledakan berubah lebih baik atau sebaliknya, untuk produktivitas indikator keberhasilannya bisa dilihat dari ketersedian material hasil peledakan, kecepatan dan kelancaran proses. Sedangkan dari sisi dampak lingkungan apakah strategi pergantian bahan peledak tersebut bisa meminimalkan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimanakah analisis produktivitas material hasil peledakan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan?

b. Bagaimanakah analisis dampak lingkungan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan?

(3)

55 3. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis produktivitas material hasil peledakan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan

b. Menganalisis dampak lingkungan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunaka.

Kajian Pustaka 1. Strategi

Menurut David (2011) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

2. Produktivitas Peledakan

Peledakan pada perusahaan tambang dilakukan untuk memberaikan batuan dari batuan induknya. Dan dilakukan untuk menunjang operasi penggalian yang dilakukan excavator, karena tujuan dari peledakan itu sendiri membuat fragmentasi sehingga dapat menghasilkan rekahan pada batuan, yang dapat memudahkan dalam proses penggalian batuan tersebut.

3. Dampak Lingkungan

a. Getaran (Ground Vibration)

Gelombang““yang“ “bergerak“ “di““dalam“ “tanah““karena“ “adanya“ “sumber“ “energi“ “baik“ “yang“

“berasal“ “dari“ “alam“ “maupun“ “yang“ “berasal“ “karena“ “aktivitas“ “manusia“ “seperti“ “peledakan“

“merupakan““pengertian““dari““getaran““tanah““(“ground““vibration“).““Perubahan““pada““daerah““elastis“

“massa“ “batuan“ “di“ “dalam“ “tanah“ “menyebabkan“ “terjadi“ “peregangan“ sehingga“ “hal“ “ini“

“menyebabkan““terjadinya““perubahan“ “bentuk““dan““volume““dari““massa““batuan“.“Apabila““sumber“

“energi“ “yang““terkena““pada““massa “batuan““tidak““lebih““besar““dari““kekuatan““massa““batuan““maka“

“bentuk“ “dan“ “volume“ “dari massa batuan tersebut akan kembali seperti semula. Perubahan

bentuk dari “ “bentuk“ “awal“ “sebelum“ “dikenakan“ “sumber“ “energi“ “ke“ “bentuk“ “semula“ “inilah“ “yang“

“menyebabkan““terjadinya““getaran““tanah““(“ground““vibration“).

b. Kebisingan

Dalam buku pedomannya, Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2009) menerangkan bahwa ada beberapa tingkat gangguan pendengaran akibat bising, yaitu :

 Hilang pendengaran sementara, dan pulih kembali setelah pada waktu tertentu.

 Imun atau kebal terhadap bising, biasanya hal ini karena selalu mendengar kebisingan tertentu.

 Pendengaran berdengung.

 Kehilangan pendengaran permanen atau tetap dan tidak akan pulih kembali.

Bising tidak hanya berpengaruh terhadap sistem pendengaran saja, tetapi akan mengganggu organ tubuh lainnya seperti adrenalin meningkat, pembuluh darah mengkerut sehingga tekanan darah naik, hormon tiroid naik, jantung berdebar, reaksi otot, pupil melebar dan lain-lain.Buku pedoman yang di buat oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2009), juga menerangkan dampak secara fisiologis kebisingan mengganggu seseorang,

(4)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

56

antara lain kesulitan tidur, mudah lelah, kejengkelan, penurunan kinerja, kelainan jiwa dan lain-lain.

Penelitian Sebelumnya

Penelitian F. Wardhana, M.T. Toha, dan R. Juniah (2020) dengan judul “Analisis Hasil Getaran Peledakan Menggunakan Bahan Peledak Emulsion Untuk Meningkatkan Cadangan Tertambang”. Dengan kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa PVS yang ditimbulkan dengan penggunaan bahan peledak Emulsion, 80% masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan dan sisanya 20% berada di atas ambang batas. Jumlah penggunaan bahan peledak Emulsion per delay yang diizinkan adalah 11 kg/delay dengan PPVpred 2,90 mm/s, dimana berada di bawah dari ambang batas efek getaran yang ditimbulkan. Setelah dilakukan analisis getaran tanah akibat peledakan pada jarak ± 100 meter diperoleh cadangan tertambang yang dapat diperoleh sebesar 2.747.549 ton.

Penelitian Indra Gumanti Putra, M. Taufik Toha , Djuki Sudarmono (2015) dengan judul “Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap Fragmentasi Batuan Menggunakan Bahan Peledak Anfo Dan Bulk Emulsion Pada Lapisan Interburden Pit 4500 Blok Selatan PT. Pamapersada – Dahana (Persero) Jobsite Melak, Kalimantan Timur”. Dengan kesimpulan antara lain :

a. Geometri peledakan aktual dengan menggunakan bahan peledak ANFO memiliki nilai burden dan spasi yang lebih rapat jika dibandingkan dengan geometri peledakan aktual dengan menggunakan bahan peledak Bulk emulsion.

 Pemakaian ANFO dengan jarak burden 7 m, spasi 7,5 m, kedalaman lubang ledak 7 m, subdrilling 0,5 m, stemming 4 m, dan powder charge 3 m dengan nilai powder factor 0,2 kg/m3.

 Pemakaian bulk emulsion (Dabex73) memiliki jarak burden 7,1 m, spasi 8,1 m, kedalaman lubang ledak 7,5 m, subdrilling 0,5 m, stemming 4 m, dan powder charge 3,5 m dengan nilai powder factor 0,27 kg/m3.

 Hasil Perbandingan menggunakan metode Kuz-Ram pada ukuran fragmentasi ≥ 100cm, dengan bahan peledak ANFO sebesar 25,34 % dan fragmentasi dengan bahan peledak bulk emulsion sebesar 18,45 %. Sehingga diperlukan rekomendasi perbaikan geometri peledakan untuk memperbaiki fragmentasi batuan hasil ledakan menjadi di bawah 15 %.

b. Metode Kuz-Ram yang membandingkan fragmentasi bahan peledak ANFO dengan fragmentasi bahan peledak bulk emulsion, yang lebih baik digunakan adalah bahan peledak bulk emulsion yang menghasilkan fragmentasi lebih baik dari bahan peledak ANFO dengan ukuran fragmentasi 18,45 % pada ukuran fragmentasi ≥ 100 cm.

c. Pembuatan rekomendasi geometri peledakan baru bertujuan untuk memperbaiki nilai fragmentasi batuan hasil peledakan dari geometri aktual menggunakan rumusan R.L. Ash, C.J. Konya, Anderson, Langefors dan Tamrock, dengan masing-masing bahan peledak ANFO dan bulk emulsion. Rekomendasi perbaikan geometri peledakan untuk menghasilkan fragmentasi yang optimum dengan persentase di bawah 15% pada ukuran ≥ 100 cm dengan merekomendasikan geometri peledakan Langefors.

Metodelogi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

(5)

57

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penarikan kesimpulan. Menurut Sukmadinata (2007) penelitian kualitatif bersifat edukatif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dimaksudkan dalam penelitian ini adalah karyawan Divisi Mining SMBR yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam proses peledakan batukapur baik itu yang menyetujui, merencanakan, mengeksekusi maupun yang mereview hasil peledakan mulai dari pejabat Eselon I,II, III, IV, specialist maupun karyawan anak usaha dengan jumlah 55 orang. Sedangkan untuk sampel kita ambil perwakilan dari pihak-pihak yang memenuhi syarat berdasar objek yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan jumlah 10 orang. Dimana dari sampel 10 orang tersebut akan dilakukan metode penelitian dengan cara deep interview sehingga bisa diambil data mengenai analisis perubahan strategi perubahan bahan peledak.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk mendapatkan data yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan yang bersangkutan secara obyektif dan metode dalam ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu cara. Dalam penelitian ini terdapat cara–cara untuk mengumpulkan data, mengelompokkan data yang diperoleh, kemudian merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti menyadari bahwa setiap metode pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu peneliti tidak hanya menggunakan satu metode saja, akan tetapi lebih dari satu metode. Maka peneliti menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan melihat dari dekat secara langsung dengan melihat lokasi peledakan di Quarry batu kapur PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk

b. Dokumentasi

Peneliti melakukan review dan pengmatan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan peledakan batu kapur antara lain dokumen spesifikasi bahan peledak, dokumen hasil pengukuran peledakan, dokumen hasil produksi batu kapur dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian

c. Metode Interview (wawancara)

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan pekerja yang terlibat dan mewakili dalam proses peledakan batu kapur di Divisi Mining SMBR.

4. Rencana Analisis Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan data sebagai pembanding data itu dengan skema. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005). Melalui teknik triangulasi akan diketahui kesesuaian antara asumsi yang berkembang secara umum, teori yang telah ada serta kenyataan yang sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan ketiga hal tersebut. Perbandingan antara tiga unsur triangulasi

(6)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

58

akan memperkuat kesimpulan karena memiliki dasar yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain serta merupakan pembuktian yang dilakukan secara langsung di lapangan.

Hasil Penelitian

1. Hasil Pengamatan/Observasi

Peneliti mengamati bahwa dalam melakukan peledakan banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan baik dari segi produktivitas batu kapur yang dihasilkan maupun dari dampak lingkungan yang terjadi terutama getaran dan tingkat kebisingan, factor-faktor tersebut antara lain :

a. Zona peledakan, di lokasi penelitian terdapat 3 zona peledakan, pembagian zona peledakan ini terdiri dari zona hijau (normal), zona kuning dan zona merah. Pembagian zona ini didasarkan pada jarak antara lokasi peledakan dengan pemungkinan

Berdasarkan pembagian zona tersebut peneliti mengamati bahwa harus selalu dilakukan evaluasi dan perubahan zonasi seiring dengan tingkat keberhasilan peledakan, bisa jadi zona yang merah berubah jadi zona hijau atau kuning ataupun sebaliknya, karena menurut peneliti pembagian zona jangan hanya berdasar jarak tetapi juga harus berdasar karateristik baik itu karateristik material yang akan diledakkan maupun karateristik masyarakat sekitar, jadi pembagian zona tersebut masih sangat flexible dan memiliki ruang untuk dievaluasi dan direvisi. Selain itu perlu juga dievaluasi jumlah lubang ledak persekali ledak dimana titik idealnya karena semakin banyak jumlah ludang ledak persekali ledak tentu saja akan berdampak semakin meningkatnya dampak terhadap lingkungan dimana sebelumnya untuk sekali ledak rata-rata 2-10 lubang tembak dan sekarang diterapkan rata-rata 5- 40 lubang tembak.

b. Sumber daya manusia, sumber daya manusia ini terdiri dari

 Skill atau kemampuan, proses peledakan ini merupakan suatu proses yang memerlukan tingkat presisi dan kesuksesan yang tinggi serta dengan tingkat resiko yang tinggi pula, diperlukan orang yang benar-benar ahli dan menguasai seluk-beluk dunia perpeledakan khususnya peledakan komersial dunia pertambangan, keahlian tersebut bisa didapatkan melalui pelatihan juru ledak yang dapat dibuktikan dengan memiliki minimal sertifikat juru ledak kelas II dan juga memiliki kartu izin meledakkan (KIM)

 Pengalaman, dengan tingkat resiko pekerjaan yang tinggi dibutuhkan orang dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, diharapkan dengan pengalaman tersebut bisa memberikan masukan dan evaluasi-evaluasi peledakan berdasar pengalaman mereka, sehingga akan bisa ditemukan suatu proses peledakan yang berimbang antara produksi dan dampak terhadap lingkungan.

 Attitude atau tingkah laku, dalam peledakan dibutuhkan seorang juru ledak, pengawas dan helper yang bisa bekerja sama satu sama lainnya, karena kalau masing-masing bekerja dengan ego masing-masing tentu akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan, hal ini terbukti terlihat di lapangan pada awal perubahan jenis bahan peledak yang digunakan peneliti berpendapat bahwa komunikasi antara pengawas SMBR dan pengawas kontraktor pelaksana peledakan tidak berlangsung dengan baik masing-masing memiliki ego, yang berimplikasi besar terhadap keberhasilan peledakan terutama dari sisi dampak terhadap lingkungan terlihat trend hasil pengukuran tingkat getaran dan tingkat kebisingan yang tinggi bahkan ada yang diatas batas ambang yang diizinkan, setelah dilakukan evaluasi dan pergantian personil pengawas kontraktor pelaksana peledakan pada awal tahun 2020, komunikasi mulai berjalan baik dan terlihat diskusi dan pembahasan mengenai peledakan baik itu

(7)

59

pada saat perencanaan dan eksekusi di lapangan lebih efektif, hal tersebut memiliki dampak yang positif dapat dilihat dari semakin turunnya tingkat getaran dan kebisingan yang diakibatkan oleh peledakan tanpa mengabaikan produktivitas hasil peledakan.

c. Sinkronisasi antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan

Karena proses peledakan memerlukan tingkat keberhasilan yang tinggi maka harus benar-benar direncanakan dengan matang segala potensi resiko yang kemungkinan terjadi harus diantisipasi sehingga ketika eksekusi di lapangan didapatkan hasil yang optimal bisa terlihat dari produktivitas hasil peledakan batu kapur yang tinggi dan dampak terhadap lingkungan seminimal mungkin, supaya rencana dan pelaksanaan peledakan dilapangan bisa terlaksana dibutuhkan pengawasan yang ketat dari pihak SMBR, pengawas tersebut harus paham terhadap rencana baik rencana jangka pendek atau harian maupun rencana jangka panjang sehingga fungsi kontrolnya benar-benar bisa terlaksana, di SMBR tugas tersebut dilaksanakan oleh Pit Control Engineer dan pengawas peledakan.

d. Program Community Development

Dari hasil pengamatan di lapangan peneliti melihat bahwa ada hubungan antara

tingkat komplain terhadap dampak lingkungan peledakan dengan program

pengembangan masyarakat sekitar, karena semakin banyak program tersebut maka masyarakat terdampak peledakan akan lebih merasa memiliki akan manfaat keberadaan SMBR sebagai salah satu penopang roda perekonomian khsususnya diwilayah sekitar. Program ini peneliti lihat sudah ada kebijakan dari SMBR untuk melaksanakan walaupun harus lebih ditingkatkan lagi, program-program tersebut antara lain :

 Untuk pekerja di kontraktor pelaksana peledakan sudah tertera di kontrak kerjasama antara SMBR dan Kontraktor bahwa minimal pekerjanya 30% tenaga kerja lokal khususnya berasal dari desa atau kelurahan yang terdampak langsung dari proses peledakan

 Adanya program sembako setiap tahun sekali terutama menjelang lebaran, program beasiswa dan program pembangunan dan perbaikan sarana umum seperti jembatan, sekolah dan masjid.

 Adanya program ganti rugi berupa perbaikan terhadap kerusakan bangunan akibat dari dampak peledakan

 Di Divisi Mining SMBR terhadap program yang sangat baik sekali yaitu program bantuan terhadap masyarakat kurang mampu di daerah terdampak peledakan terutama bantuan sembako yang merupakan hasil kerjasama sumbangan antara seluruh karyawan SMBR khususnya Divisi Mining dengan seluruh karyawan dan pekerja kontraktor tambang dalam wadah persatuan dari Mushola yang dilaksanakan rutin seminggu sekali setiap hari. Program tersebut sangat baik sekali karena langsung dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, kedepannya program tersebut harus lebih ditingkatkan baik itu frekuensi pelaksanaan maupun kualitas bantuan yang diberikan misal kedepannya selain bantuan sembako bisa dilaksanakan bantuan lainnya seperti program pembuatan sarana air bersih, beasiswa, perbaikan sarana umum dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdampak peledakan.

(8)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

60

2. Hasil Dokumentasi a. Produktivitas

Semenjak menggunakan bahan peledak DABEX dan Non Elektrik Detonator terlihat peningkatan jumlah inventori material hasil peledakan hampir terjadi peningkatan disetiap bulan kecuali bulan September 2019 atau bulan pertama peralihan penggunaan bahan peledakn yang sebelumnya ANFO dan Elektrik Detonator karena peledakannya dimulai pada pertengahan bulan dan juga masa persiapan jadi aktivitas peledakannya belum optimal begitupun sebaliknya peledakan yang menggunakan ANFO di bulan Agustus 2019 hanya sedikit material inventori hasil peledakan karena terjadi masa transisi dan sifat peledakannya untuk menghabiskan sisa bahan peledak yang ada. Jika dilihat pada table 1 apabila ditotalkan dalam 8 bulan terjadi peningkatan jumlah material inventori hasil peledakan sebesar 636.752 Ton batu kapur atau sebesar hampir 50% peningkatan.

Tabel 1. Perbandingan Inventori Material Hasil Peledakan

b. Dampak Lingkungan

Di SMBR sendiri tingkat getaran yang diizinkan adalah maksimal PVS 3 mm/s sesuai dengan SNI 7571:2010 yang menyatakan bahwa “Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan adukan semen saja, termasuk bangunan dengan pondasi dari kayu dan lantainya diberi adukan semen“.

Dari grafik Gambar 1 dan Gambar 2 terjadi peningkatan tingkat getaran diatas 3 mm/s dimana pada saat menggunakan bahan peledak ANFO dan Detonator Elektrik total PVS diatas 3 mm/s sebesar 7 persen dengan rincian 6% dengan PVS 3 mm/s – 5 mm/s dan sebesar 1% PVS >5 mm/s. Untuk peledakan dengan menggunakan bahan peledak DABEX dan Detonator Non Elektrik didapatkan total tingkat getaran diatas 3 mm/s sebesar 15% dengan rincian 11% dengan PVS 3 mm/s – 5 mm/s dan sebesar 4% PVS >5 mm/s.

Jika kita bandingkan terjadi peningkatan >100% tingkat getaran melebihi standar di SMBR dengan menggunakan bahan peledak DABEX dan Detonator Non Elektrik, sehingga berdasar data dokumentasi berupa laporan dan hasil pengukuran disimpulkan bahwa dari segi dampak terhadap lingkungan getaran perubahan bahan peledak ini tidak berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan yaitu peledakan yang lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan peledakan dengan bahan peledak sebelumnya.

ANFO De tonator Ele ktrik DABEX De tonator Non Ele ktrik

1 263.656 110.088 2 201.672 317.107 3 210.143 346.863 4 146.114 269.491 5 159.322 252.585 6 112.476 223.045 7 143.481 178.737 8 38.034 213.736 Total 1.274.898 1.911.650 Bulan ke

(9)

61 Gambar 1. Presentase Getaran Tanah Menggunakan ANFO

Gambar 2. Presentase Getaran Tanah Menggunakan DABEX

Pada Gambar 3 yang menjelaskan bahwa pada saat peledakan menggunakan bahan peledak ANFO didapatkan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan 15% tingkat kebisingan <50 dB, 73% tingkat kebisingan 50 - 75 dB, 10% tingkat kebisingan 75 – 100 dB, 2% tingkat kebisingan 100 – 110 dB dan 0% tingkat kebisingan >110 dB.

3. Dsda 4. 5. 6.

Gambar 3. Presentase Tingkat Kebisingan Menggunakan ANFO

Untuk peledakan dengan menggunakan bahan peledak DABEX (Gambar 4) menjelaskan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan 16% tingkat kebisingan <50 dB, 82% tingkat kebisingan 50 - 75 dB, 2% tingkat kebisingan 75 – 100 dB, 0% tingkat kebisingan 100 – 110 dB dan 0% tingkat kebisingan >110 dB.

(10)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

62

Gambar 4. Presentase Tingkat Kebisingan Menggunakan DABEX

Untuk tingkat kebisingan sesuai dengan SNI 7570:2010 yang menyatakan bahwa “Lingkungan Kegiatan Tambang Terbuka khususnya Peledakan” tingkat kebisingannya maksimal 110 dB dengan maksimal durasi terpapar 0,5 jam/hari. Berdasarkan grafik diatas untuk tingkat kebisingan baik peledakan dengan menggunakan ANFO dan Detonator Elektrik maupun dengan menggunakan DABEX dan Detonator Non Elektrik semuanya masih masuk baku mutu tingkat kebisingan dengan 0% suara yang diatas 110 dB, sehingga dapat disimpulkan berdasarkan data hasil dokumentasi berupa data pengukuran bahwa untuk tingkat kebisingan untuk perubahan penggunaan bahan peledak ini sudah sesuai dengan standar yang diinginkan SMBR.

2. Hasil Wawancara Mendalam

Untuk deep interview atau wawancara mendalam dilakukan terhadap 10 orang sampel dari karyawan Divisi Mining SMBR yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dengan proses dan aktivitas peledakan batu kapur dari Eselon I sampai dengan tingkat Spesialist dan Tenaga Kontrak, dengan rincian 2 orang dengan tingkat pendidikan Strata 2, 3 orang tingkat pendidikan Strata 1, 3 orang dengan tingkat pendidikan Diploma 3 dan 2 orang dengan pendidikan SMA. Untuk jenis kelamin semuanya laki-laki karena memang yang terlibat dalam aktivitas peledakan batu kapur semuanya jenis kelamin laki-laki, dengan umur 25-30 tahun 5 orang, umur 31-40 tahun 3 orang dan diatas umur 40 tahun ada 2 orang.

Adapun hasil wawancara 10 peserta diatas bisa disimpulkan untuk berdasarkan produktivitas hasil peledakan di Tabel 2, dengan rincian 9 orang atau 90% peserta wawancara menyatakan bahwa secara produktivitas lebih baik dengan adanya strategi perubahan bahan peledak yang digunakan dan 1 orang atau 10% menyatakan tidak lebih baik.

Sedangkan berdasarkan dampak lingkungan bisa dilihat pada Tabel 3, dengan rincian 8 orang peserta wawancara atau 80% menyatakan bahwa dengan strategi perubahan bahan peledak ini secara dampak lingkungan yang ditimbulkan tidak lebih baik dari sebelumnya dan 2 orang atau 20% menyatakan dengan strategi perubahan bahan peledak ini secara dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi lebih baik.

(11)

63 No Nama Jabatan/Unit Kerja Apakah Produktivitas Lebih Baik

1 HIM Vice President Mining Iya lebih baik

2 FW Manager Perencanaan Iya lebih baik

3 Z Manager Operasi

Tambang 1 Iya lebih baik

4 RR Manager Operasi

Tambang 2 Iya lebih baik

5 MT Manager K3LH Iya lebih baik

6 IH Junior Manager

Peledakan Iya lebih baik

7 JCN Junior Manager Pit

Control Tidak lebih baik

8 Af Junior Manager Operasi

Tambang Iya lebih baik

9 HS Spesialist Peledakan Iya lebih baik

10 AI Opt Alat Ukur Peledakan

Blasmate dan Micromate Iya lebih baik

No Nama Jabatan/Unit Kerja Apakah Dampak Lingkungan Lebih

Baik

1 HIM Vice President Mining Tidak lebih baik

2 FW Manager Perencanaan Tidak lebih baik

3 Z Manager Operasi

Tambang 1 Tidak lebih baik

4 RR Manager Operasi

Tambang 2 Tidak lebih baik

5 MT Manager K3LH Tidak lebih baik

6 IH Junior Manager

Peledakan Iya lebih baik

7 JCN Junior Manager Pit

Control Tidak lebih baik

8 Af Junior Manager

Operasi Tambang Tidak lebih baik

9 HS Spesialist Peledakan Iya lebih baik

10 AI

Opt Alat Ukur Peledakan Blasmate dan Micromate

Tidak lebih baik Tabel 2.

Produktivitas Hasil Peledakan

Tabel 3.

(12)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

64

No Nama Jabatan/Unit Kerja Apakah Sudah Tepat atau Perlu Cari Bahan/Metode Lain

1 HIM Vice President Mining Cari alternative lain

2 FW Manager Perencanaan Cari alternative lain

3 Z Manager Operasi

Tambang 1 Cari alternative lain

4 RR Manager Operasi

Tambang 2 Cari alternative lain

5 MT Manager K3LH Cari alternative lain

6 IH Junior Manager

Peledakan Cari alternative lain

7 JCN Junior Manager Pit

Control Sudah tepat

8 Af Junior Manager

Operasi Tambang Sudah tepat

9 HS Spesialist Peledakan Cari alternative lain

10 AI

Opt Alat Ukur Peledakan Blasmate dan Micromate

Sudah tepat

Hasil rangkuman wawancara dengan pertanyaan apakah strategi perubahan bahan peledak ini sudah tepat atau harus dicari bahan peledak dan alternative lain bisa dilihat di Tabel 4. Dengan rincian 7 orang atau 70% peserta wawancara menyatakan perlu untuk mencari bahan peledak atau metode alternative lain dan 3 orang atau 30% peserta wawancara menyatakan strategi perubahan bahan peledak ini sudah tepat.

Tabel 4.

Ketepatan Perubahan Bahan Peledak

Pembahasan

1. Analisis Produktivitas Material Hasil Peledakan Akibat Pengaruh Dari Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak Yang Digunakan

Untuk eksekusi peledakan batu kapur di SMBR dilakukan dengan cara menggunakan perusahaan kontraktor jasa peledakan dengan durasi waktu kontrak 3 tahun dengan sistem pembayaran yang dilakukan rupiah perton terhadap material hasil peledakan yang telah dilakukan penimbangan di jembatan weigher yang dibuktikan dengan print out hasil penimbangan yang dilaporkan setiap akhir shift operasi dan direkap perbulan sebagai bukti untuk proses penagihan terhadap SMBR. Peledakan sebelumnya yang menggunakan bahan peledak ANFO dan detonator elektrik biaya rupiah perton batu kapur hasil peledakan adalah Rp 6.250 / ton sedangkan setelah dilakukan pergantian bahan peledak dengan menggunakan DABEX dan detonator non elektrik biaya rupiah perton batu kapur hasil peledakan adalah sebesar Rp 7.000/ ton atau mengalami peningkatan biaya sebesar Rp 750 atau sebesar 12%. Dengan demikian terjadi peningkatan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan setiap ton batu kapur hasil peledakan, tetapi kenaikan biaya itu diiringi dengan peningkatan

(13)

65

material inventori hasil peledakan sehingga bisa menjamin ketersediaan material batu kapur siap produksi ke pabrik.

Selain daya ledak bahan peledak DABEX lebih tinggi bila dibandingkan dengan ANFO faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan peledakan dari segi produktivitas antara lain :

a. Bahan peledak DABEX tahan terhadap air sehingga sangat cocok digunakan di SMBR yang lokasi peledakan banyak ditemukan mata air dan intensitas hujan cukup tinggi sedangkan ANFO tidak tahan air sehingga ketika peledakan di lokasi berair harus menggunakan plastik liner sebagai pembungkus yang tentu saja memakan waktu lebih lama dalam pelaksanaan dan berpotensi mengurangi bahan dan daya ledak ANFO tersebut.

b. Bahan peledakan DABEX lebih efektif dan lebih cepat dalam proses charging atau pengisian di lapangan karena prosesnya sudah menggunakan alat mekanis berupa unit MMT (Mobile Manufacturing Truck) yang seluruh prosesnya sudah menggunakan bantuan mesin dan pompa seperti proses pencampuran bahan peledak dan proses pengisian bahan peledak ke lubang bor, sedangkan untuk bahan peledak ANFO seluruh prosesnya masih manual dengan menggunakan manusia sebagai tenaga utama sehingga lebih lambat dalam melakukan proses charging atau pengisian.

Sedangkan dari sisi inisiasi penggunaan detonator non elektrik dan detonator elektrik faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan dari sisi produktivitas antara lain: a. Dengan menggunakan detonator non elektrik jumlah lubang peledakan yang dilakukan

dalam satu kali peledakan bisa dari 30 lubang karena delay yang digunakan lebih banyak sehingga produktivitas hasil peledakannya lebih baik dibanding dengan detonator elektrik yang jumlah lubang sekali peledakan berkisar hanya 2 sampai 8 lubang peledakan karena keterbatasan jumlah delay.

b. Detonator non elektrik tahan terhadap petir dan arus liar sehingga pada saat cuaca mendung dan berpetir proses peledakan masih bisa dilaksanakan tanpa harus distop atau ditunda yang berimplikasi terhadap kelancaran ketersedian batu kapur untuk produksi sedangkan detonator elektrik sensitive terhadap petir dan arus liar sehingga ketika cuaca mending dan berpotensi petir peledakan harus ditunda atau dibatalkan yang akan sangat mengganggu proses produksi batu kapur di tambang.

Selain dari faktor jenis bahan peledak ada beberapa penyebab lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan secara produktivitas antara lain geometri peledakan, jenis batuan, kemiringan lubang bor dan jarak peledakan terhadap pemukiman warga.

Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa dengan strategi perubahan jenis bahan peledak dari sebelumnya ANFO dan detonator elektrik menjadi DABEX dan detonator non elektrik secara produktivitas menjadi lebih baik walaupun ada beberapa poin yang harus lebih ditingkatkan terutama fragmentasi hasil peledakan dimana masih ditemukan banyak

boulder-boulder sehingga perlu dilakukan secondary blasting lagi.

2. Analisis Dampak Lingkungan Akibat Pengaruh Dari Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak Yang Digunakan

Dari segi dampak lingkungan yang ditimbulkan terutama getaran dengan penggunaan bahan peledak DABEX dan detonator non elektrik terjadi peningkatan hal ini sangat beriringan dengan daya ledak, dimana daya ledak DABEX lebih besar bila dibandingkan dengan ANFO sehingga tingkat getaran yang dihasilkan cenderung lebih tinggi, tetapi kalau dari sisi penggunaan inisiasi, untuk detonator non elektrik lebih bagus dibandingkan dengan

(14)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

66

detonator elektrik baik itu dampak getaran maupun tingkat kebisingan yang ditimbulkan hal ini karena detonator non elektrik jumlah delay yang digunakan lebih banyak sehingga proses peledakannya bisa hole by hole oleh karena itu dalam satu kali peledakan dengan jumlah lubang banyak bisa diminimalisir potensi lubang meledak bersamaan yang akan berefek getaran dan tingkat kebisingan lebih kecil.

Selain itu dari hasil penelitian ada juga faktor-faktor lain penyebab kenapa dampak lingkungan akibat strategi perubahan bahan peledak ini menjadi meningkat terutama getaran antara lain :

a. Lokasi peledakan sudah sangat dekat sekali dengan pemukiman bahkan ada yang hanya 150 meter, sekecil apapun peledakan tetap akan terasa oleh warga disekitar tambang, oleh karena itu perlu dilakukan pembagian area peledakan, untuk area peledakan yang berdekatan dengan warga perlu dilakukan perencanaan dan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya.

b. Tidak sinkronnya antara perencanaan dan aktualisasi di lapangan, seperti rencana peledakan hanya dibatasi dengan jumlah lubang yang sedikit tetapi kenyataannya di lapangan jumlah lubangnya lebih dari rencana untuk sekali peledakan, atau kedalam lubang tidak sesuai dimana hal tersebut akan sangat berdampak sekali terutama terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

c. Sumber daya manusia yang terlibat peledakan kurang kompeten dan berpengalaman bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan peledakan sehingga bisa berefek terhadap keberhasilan peledakan.

d. Selain faktor teknis ada faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan terutama terhadap dampak lingkungan, sebagus dan sekecil apapun getaran dan suara yang ditimbulkan oleh peledakan kalau hubungan dengan masyarakat terdampak tidak baik tetap akan ada komplain dan keluhan akibat peledakan, oleh karena itu sangat diperlukan sekali peran perusahaan terhadap warga terdampak terutama perlu peningkatan program community development yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dan warga terdampak, ketika sudah ada kedekatan emosional yang terjalin tentu saja akan mengurangi tingkat komplain akibat peledakan.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwan strategi perubahan bahan peledak dari yang sebelumnya ANFO dan detonator elektrik menjadi DABEX dan detonator non elektrik dari sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan baik getaran dan tingkat kebisingan untuk penggunaan bahan peledak DABEX tidak lebih baik dari sebelumnya yaitu ANFO atau terjadi peningkatan terutama dampak getaran yang ditimbulkan tetapi dari sisi detonator yang digunakan dari sebelumnya detonator elektrik menjadi detonator non elektrik dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi lebih baik atau berkurang.

Simpulan

Dari analisis yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari segi produktivitas hasil peledakan strategi perubahan bahan peledak yang digunakan saat ini yaitu DABEX dan Detonator Non Elektrik sudah lebih baik dari bahan peledak yang digunakan sebelumnya yaitu ANFO dan Detonator Elektrik. Selain itu proses peledakan menjadi lebih efektif dan tidak terganggu oleh kondisi cuaca sehingga ketersedian batu kapur hasil peledakan lebih terjamin.

2. Dari segi dampak lingkungan (getaran dan kebisingan) yang ditimbulkan dari strategi perubahan bahan peledak terjadi peningkatan tingkat getaran dari sebelumnya sedangkan

(15)

67

dari sisi tingkat kebisingan masih memenuhi standar, peningkatkan tingkat getaran ini terutama disebabkan oleh penggunaan bahan peledak DABEX yang daya ledaknya lebih besar bila dibandingkan ANFO, sedangkan dari sisi detonator dengan menggunakan detonator non elektrik untuk tingkat getaran dan kebisingan menjadi lebih kecil atau lebih baik. Oleh karena itu dari sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat strategi perubahan bahan peledak ini masih tidak lebih baik dari sebelumnya terutama penggunaan DABEX.

3. Berdasarkan produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat strategi perubahan jenis bahan peledak ini perlu dilakukan kajian-kajian perbaikan metode

peledakan atau mencari bahan peledak alternative lain terutama dari sisi DABEX

karena tidak bisa jika bahan peledak yang digunakan hanya cocok dari satu sisi saja harus bisa memenuhi secara produktivitas tinggi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan seminimal mungkin.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis yang diambil, maka penulis mengajukan beberapa implikasi kebijakan yang dapat disampaikan kepada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk sebagai berikut:

1. Karena lokasi tambang sekarang sudah sangat berdekatan dengan penduduk maka bahan peledak yang digunakan harus benar-benar tepat, karena selain tujuan peledakan untuk menghasilkan batu kapur siap ambil juga harus diperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan, oleh karena itu pada saat tender atau pengadaan bahan peledak faktor tersebut harus sangat dipertimbangkan.

2. Untuk program-program bina lingkungan agar lebih ditingkatkan dan dibuat tepat guna sehingga jika berjalan dengan baik sehingga akan ada hubungan emosional yang baik serta bisa mensejahterakan warga sekitar yang tentu saja bisa mengurangi tingkat keluhan akibat ditimbulkan oleh peledakan, karena walaupun hasil pengukuran tingkat getaran dan tingkat kebisingan masih sesuai standar kalau hubungan kurang baik selama ada aktivitas peledakan keluhan dan komplain masih akan terus ada.

Daftar Pustaka Buku

Bhandari, S. (1997). Engineering Rock Blasting Operations. A. A. Balkema. 388

Choudhary, B.S.. 2013. Firing Patterns and Its Effect On Muckpile Shape Parameters And Fragmentation In Quarry Blasts, International Journal Of Research In Engineering And

Technology. 2319-1163.

Chung, S., dan Katsabanis, P.D..2001. An Intergrated Approach for Estimation of Fragmentation. Prosiding 27th ISEE Konferensi Explosives and Blasting Technique

Orlando, Florida.

Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins. 1985. Pengambilan Keputusan Stratejik. Untuk organisasi public dan Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.

David, Fred R, 2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta

(16)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

68

Daft, Richard L. 2006. Manajemen, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat

Dowding, C.H. 1985. Blast Vibration Monitoring and Control. Prentice-Hall, Inc.

Englewood Cliffs, NJ 07632 (297).

Evans, J., & Collier, D. (2007). Management Operation. UK: Prentince Hall.

Gokhale, B.V..2011. Rotary Drilling & Blasting In large Surface Mine. Tayloy & Friend Group: London.

Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Heizer, J & Render, B. (2009). Manajemen Operasi (Edisi 9). Jakarta: Salemba Empat. Penerjemah: Chriswan Sungkono.

Herjanto, Eddy. (2007). “Manajemen Operasi”. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo Jimeno. 1995. Drilling and Blasting of Rocks. A Blalkena: Rotterdam, Netherlands

Koesnaryo, S. 2001. Teori Peledakan. Bandung: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara.

Konya, C.J., dan Walter, E.J.. 1991. Rock Blasting and Overbreak. National Highway Institute: Montville.

Moleong, j, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Pearce II, John A. dan Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10. Salemba

Empat : Jakarta

Porter, Michael E.. (2008). Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing): Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Kharisma Publishing. Tangerang.

Poerwadarminta. WJS. 2003. Kamus umum bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2013. Strategi Semut Melawan Gajah (Untuk Membangun Brand Personal, Produk dan Perusahaan). Jakarta: PT Gramedia

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi non Profit. Jakarta : PT Grasindo

Schilling, R.S.F. 1981. Occupational Health Practice, 2nd. Ed Butterworths & Co. Ltd, London.

Sigalingging, A. S. P. (2017). Perbandingan Teknis dan Ekonomis pada Operasi Peledakan

Cross Cut dalam Penggunaan Emulsion sebagai Pengganti Anfo pada Underground Big Gossan PT Freeport Indonesia , Tembagapura , Papua Comparison of the Technical and Economical on Blasting Operations Cr. 416–423. Universitas Islam Bandung.

Stagg, M.S., dan Rholl, S.A.. 1987. Effects of Accurate Delay on Fragmentation for Single Row Blasting in a 6,6 m (22 ft) Bench. Prosiding 2nd International Symposium Rock

Fragmentation. 210-223.

Stevenson, W. J. (2009). Management Operation. UK: Prentice Hall.

Stoner, James A.F; Freeman, R. Edward; Gilbert JR, Daniel. R, 2005, Manajemen, Jilid I, PT Bhuana Ilmu Populer.

Subagyo, Drs. Pangestu (2000). Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

(17)

69

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Tjiptono, Fandy. (2006). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009. 2009. Jakarta: Pertambangan Mineral dan Batubara.

Jurnal dan Artikel Lain

Albertus, A., Simbolon, M., Yani, M., & Irzaman. (2015). Dampak Kegiatan Peledakan

Pertambangan Andesit terhadap Lingkungan Pemukiman di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(2), 135–

141.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 7571:2010 Baku Tingkat Getaran Peledakan pada

Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan. Bandung: Badan Standarisasi

Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 7570:2010 Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan

Pertambangan terhadap Lingkungan. Bandung: Badan Standarisasi Nasional.

Busyairi, M. dan Oktaviani, A. (2011). Dampak Peledakan (Blasting) Terhadap Kesehatan

Keselamatan Kerja Dan Pemukiman Penduduk Di Sekitar Lokasi PT. Safhira Gifha Kota Bangun-Kutai Kartanegara. Jurnal Manajemen dan Teknik Industri. Universitas

Mulawarman Samarinda.

Cahyadi, A. (2011). Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan Nilai Perolehan

Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Seminar Nasional Kebumian 2011.

Cahyadi, R., Toha, T., dan Komar, S.. 2017. Analisis Korelasi Scaled Distance terhadap Getaran Tanah pada Operasi Peledakan Batu Kapur PT Semen Baturaja (Persero). Jurnal

Teknik Patra Akademika. 8(2): 26-38.

https://berbagaidata.blogspot.com.2019)

http://www.dahana.id/assets/Uploads/2018-DAHANA-BULK-EMULSION-EXPLOSIVES.pdf

http://www.dahana.id/assets/Uploads/2018-DAHANA-ANFO.pdf

Lubis, J. F., Toha, T., Ngudiantoro. 2018. Study of Ground Vibration Reduction Using Fault Tree Analysis Method on Blasting Activity in PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

Sriwijaya Journal of Environment. 3(1): 27-30.

Permana, A. R., & Heriyadi, B. (2017). Kajian Pengurangan Getaran Tanah (Ground

vibration ) Pada Peledakan Overburden Tambang Batubara Di PT. Artamulia TataPratama Site Tanjung Belit Provinsi Jambi. 4(1), 344–356. Jurnal Bina Tambang,

(18)

Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK

Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

70

Prastya, D.Y. (2017). Analisis Strategi Kampanye Public Relations Perubahan Pola

Konsumsi Bbm (Bahan Bakar Minyak) Premium

MenujudfdfPertaliteffffPT.Pertaminaghg(Persero).https://ejournal3.undip.ac.id/index.

php/interaksi-online

Putra, I. Toha, T, Sudarmono, D. (2015). Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap

Fragmentasi Batuan Menggunakan Bahan Peledak Anfo Dan Bulk Emulsion Pada Lapisan Interburden Pit 4500 Blok Selatan PT. Pamapersada – Dahana (Persero) Jobsite Melak, Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 3(2).

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. 2018. Studi Kelayakan Tambang Batu kapur. Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

Renata, Reno. 2011. Dampak dan Strategi Perubahan Penggunaan Bahan Bakar Minyak

Tanah ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) Oleh Pedagang Warung Makan di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung pati Semarang. Universitas Negeri Semarang. Digilib

Unnes. Semarang

Rizki M, Taufik T. Djuki S. 2014. Kajian pengaruh tingkat getaran tanah (Ground Vibration Level) pada operasi peledakan interburden B2-C Tambang Batubara Air Laya. Jurnal

Ilmu Teknik. 2(1): 25-33.

Wardhana, F. .Toha, T. Juniah, R. (2020). Analisis Hasil Getaran Peledakan Menggunakan

Bahan Peledak Emulsion Untuk Meningkatkan Cadangan Tertambang. Jurnal

Pertambangan Vol. 04 No. 01 Februari 2020

Http://Ejournal.Ft.Unsri.Ac.Id/Index.Php/JP Jurnal, 04(01), 1–6.

Yudha, N., Sudarmono, D., & Mukiat, M. (2014). Kajian Teknis Pemakaian Emulsion

Sebagai Pengganti Anfo Pada Peledakan Lapisan Tanah Penutup Terhadap Produktivitas Hitachi Ex-2600 PT Kideco Jaya Agung. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 2(1), 102894.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Inventori Material Hasil Peledakan
Gambar 2. Presentase Getaran Tanah Menggunakan DABEX
Gambar 4. Presentase Tingkat Kebisingan Menggunakan DABEX

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini juga menunjukan bahwa fungsi strategi pemasaran yaitu melakukan perbaikan pada pelayanan paska penjualan, pengembangan segmentasi pasar atau konsumen baru, peramalan

Pembimbing skripsi bertugas memberikan bimbingan tentang relevansi materi, teknik dan prosedur penelitian, serta teknik penulisan karya ilmiah sesuai dengan judul

Pemeliharaan modal keuangan (financial capital maintenance) dalam satuan moneter nominal (nominal monetary units) sendiri dalam periode inflasi dan deflasi adalah suatu

Rencana Kerja (Renja) Sekretariat DPRD Kabupaten Nganjuk Tahun 2021 ini merupakan rencana kerja tahunan berdasarkan Penjelasan Indikator Program Prioritas Pembangunan

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab, “Muflis menurut kita adalah orang yang tidak memiliki dirham dan harta benda.” Maka Nabi

Yasatech Mekatronika masih merupakan perusahaan yang baru tapi telah menunjukkan adanya peningkatan profitabilitas dalam kegiatan bisnisnya, hal ini dapat diihat

Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu telah melakukan re- organisasi perangkat daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 7 Tahun

Dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa Ekonomi Syariah melalui proses mediasi yang ada pada Pengadilan Agama Surakarta masih cukup sulit tercapai, hal ini terjadi