• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

34

PROVINSI JAWA TENGAH

KERTAS KERJA KELOMPOK OBSERVASI LAPANGAN

(KKK - OL)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

PESERTA DIKLAT PIM TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN I

YOGYAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka

menjadi tanggung jawab bagi setiap daerah untuk memenuhi kebutuhan daerahnya

masing-masing. Untuk memenuhi semua pembiayaan daerah sendiri maka setiap

daerah harus dapat menghimpun dana sebesar-besarnya untuk pembangunan yang

berkelanjutan. Pembangunan akan berjalan baik jika didukung biaya dan sumber

daya manusia yang baik pula. Semakin besar pembangunan maka semakin besar

pula biaya yang dikeluarkan. Untuk itu peningkatan sumber pendapatan daerah

dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat.

Pemerintah dituntut kemandiriannya untuk menangani segala urusan

pendanaan, baik untuk pembangunan di daerah maupun penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Besarnya pembiayaan penyelenggaraan otonomi daerah

memaksa Pemerintah Daerah untuk mencari alternatif sumber pendapatan daerah

dengan menggali potensi yang dimiliki daerah tersebut dalam rangka

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Berbagai macam sumberdaya di daerah

yang secara makro dapat dibagi menjadi 2 (dua) diantaranya sumber daya alam

dan sumber daya manusia, diharapkan benar-benar menjadi motor dalam

(3)

peningkatan kemandirian daerah. Sumberdaya alam sebagai aset tetap daerah

mampu menghasilkan pendapatan asli daerah melalui jasa sewa dan dimanfaatkan

sebagai biaya tetap menjalankan pemerintahan, dalam hal ini penggajian aparatur,

perbaikan infrastruktur dan lain sebagainya. Sementara sumber daya manusia

diharapkan mampu mengelola sumberdaya daerah secara optimal.

Pada beberapa daerah pengelolaan sumberdaya alam rata-rata masih

dilakukan berdasarkan pola rutinitas belaka, sebagai contoh pengelolaan ruang

publik pada daerah belum digunakan secara maksimal. Dapat dilihat di beberapa

ruang publik di daerah peralihan dan perkotaan banyak sekali dimanfaatkan

pengusaha-pengusaha swasta tanpa jelas prosedur retribusinya. Contoh riilnya

pemasangan baliho liar, pasar tiban liar, kaki lima liar, dan parkir liar yang

disamping retribusinya tidak jelas juga merusak tata ruang daerah. Dari kacamata

ini dapat dilihat betapa besar kebocoran pendapatan daerah.

Dalam kesempatan ini dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan

kami akan coba mengungkap seberapa besar kebocoran dan cara meminimalisir

untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah melalui perparkiran. Sebagai wakil

daerah dengan otonomi kami melihat Kabupaten Semarang layak diangkat sebagai

tempat penelitian. Retribusi parkir di Kabupaten Semarang sebagai salah satu

bagian dalam pembentukan PAD merupakan komponen yang berpotensi untuk

dioptimalkan.

Permasalahan yang berkaitan dengan retribusi parkir adalah masalah

manajemen parkir. Sebenarnya di Indonesia masalah parkir sudah diatur di dalam

(4)

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah. Lebih jelas lagi diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada daerah penelitian yaitu

Kabupaten Semarang, retribusi parkir sebenarnya juga sudah lebih jelas

ditegaskan dalam Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang. Selanjutnya retribusi parkir di

Kabupaten Semarang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 90 Tahun 2011

tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Dinas Daerah Kabupaten

Semarang. Melihat pada rencana Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Semarang periode tahun 2012 dapat

diungkapkan bahwa isu yang paling strategis adalah penurunan pencapaian

retribusi parkir tepi jalan umum pada tahun 2011.

Dalam Perda Kabupaten Semarang Nomor 8 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jalan Umum, disebutkan bahwa tarif parkir di tepi jalan umum

ditentukan sebesar Rp 500 untuk roda dua dan tiga, Rp 1.000 untuk roda empat,

dan Rp 1.500 untuk roda enam, serta Rp 2.000 untuk kendaraan beroda lebih dari

enam. Sedangkan tarif di tempat khusus parkir, untuk roda dua Rp 500, roda

empat Rp 1.000, roda enam Rp 1.500 dan kendaraan roda lebih dari enam Rp

2.000.

Berdasarkan data yang kami himpun, pendapatan retribusi parkir tahun

2011 di Kabupaten Semarang tidak sesuai target. Dari nilai total target Rp

(5)

544.652.000,00 realisasinya hanya Rp 465.975.000,00. Melesetnya target itu

diduga karena terjadi kebocoran setoran dan lemahnya pengawasan (sumber:

suara merdeka). Di Kabupaten Semarang saat ini terdapat total 84 titik parkir di

tepi jalan umum dan 71 titik di tempat khusus parkir.

Sedangkan data dari DPPKAD Kabupaten Semarang menyebutkan bahwa

pada tahun 2011 target untuk parkir tepi jalan umum sebesar Rp 132.056.000,00

dengan realisasi Rp 96.576.000,00. Sementara target pendapatan parkir tempat

khusus Rp 412.596.000,00 dengan realisasi Rp 369.399.000,00. Sedangkan target

pendapatan parkir pada 2012 ditetapkan sebesar Rp 141.229.000,00 untuk area

tepi jalan umum, dan untuk tempat khusus parkir Rp Rp 441.477.000,00 dengan

total target pendapatan Rp 582.706.000 di tahun 2012.

Selain soal kebocoran, masalah perparkiran di Kabupaten Semarang juga

menyangkut soal penerapan tarif. Hasil pantauan, penerapan tarif parkir tidak

selalu sesuai aturan. Salah satu contohnya di Bandungan, di mana tarif parkir

umum bisa mencapai Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua, dan Rp 2.000 untuk

roda empat. Demikian juga di tempat khusus parkir, seperti di RSUD Ungaran.

pengendara roda dua tak jarang harus membayar Rp 1.000. Juru parkirnya pun tak

selalu memberikan karcis parkir.

Dari kompleksnya masalah tersebut di atas dan mengacu pada tema Diklat

Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY

Tahun 2013 yaitu “Peningkatan Kemutahiran Data dan Informasi, Keunggulan

Layanan Aparatur dan Kompetensi Kinerja Lembaga Untuk Terwujudnya

(6)

Motivasi Masyarakat Berwirausaha”, maka Kelompok IV tertarik untuk

mengambil judul Kertas Kerja Kelompok yaitu “Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah Melalui Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Kabupaten

Semarang Provinsi Jawa Tengah”.

B. Masalah Pokok

Pencapaian penerimaan PAD melalui retribusi parkir di Kabupaten

Semarang perlu untuk terus ditingkatkan. Agenda lebih lanjut dalam rangka

peningkatan penerimaan retribusi parkir adalah dengan memberdayakan dan

meningkatkan pengawasan untuk menekan kebocoran setoran dan peningkatan

kinerja petugas / juru parkir sehingga target yang telah ditetapkan di Kabupaten

Semarang dapat tercapai.

Berdasarkan pada logika perumusan permasalahan dan dengan

mendasarkan pada latar belakang masalah serta kondisi faktual dalam pengelolaan

dan pemungutan retribusi parkir di Kabupaten Semarang maka masalah yang

dirumuskan adalah ”Bagaimana Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Melalui Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Kabupaten

Semarang Provinsi Jawa Tengah ?”

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pelaksanaan observasi lapangan di Kabupaten Semarang ini

adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data/informasi terkait dengan kinerja

(7)

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Kabupaten

Semarang dalam meningkatkan penerimaan retribusi parkir guna meningkatkan

Pendapatan asli Daerah (PAD).

Sedangkan tujuan dari Observasi Lapangan ini antara lain:

1. Mengetahui pelaksanaan Perda Nomor 8 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Umum BAB III pasal 3 ayat e. Retribusi Pelayanan parkir di Tepi Jalan

Umum.

2. Mengetahui Hambatan Pelaksanaan Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jasa Umum BAB III pasal 3 ayat e. Retribusi Pelayanan parkir di

Tepi Jalan Umum

3. Mengetahui pengendalian yang dilakukan dalam pelaksanaan perda nomor 8

tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum BAB III pasal 3 ayat e retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum.

D. Batasan dan Pengertian

Dalam penyusunan Kertas Kerja Kelompok ini batasan pengertian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi adalah proses, cara atau perbuatan menaikkan derajat atau taraf

kegiatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

2. Penerimaan adalah nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

(8)

3. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan (UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah).

4. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara

(Dirjen Perhubungan Darat, 2008).

5. Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan (UU No. 32/2004).

Agar pembahasan lebih terfokus maka topik yang diangkat dalam Kertas

Kerja Kelompok ini dibatasi pada upaya optimalisasi PAD melalui retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum Kabupaten Semarang yang disusun secara

sistematis dengan memperhatikan sumber daya yang ada pada Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang.

E. Lingkup Bahasan

Dalam penyusunan Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini yang menjadi

lingkup bahasan adalah faktor- faktor internal (aspek Kekuatan, Kelemahan) dan

eksternal (Peluang dan Ancaman)

yang ditemukan dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi daerah khususnya dalam rangka optimalisasi retribusi

pelayanan parkir guna meningkatkan PAD di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa

Tengah.

(9)

Variabel spesifik yang akan diperdalam untuk menggali

informasi-informasi yang akan disusun sebagai alur logika analisis adalah dengan

mendudukkan variabel-variabel tertentu yakni :

1. Variabel Organisasi;

2. Variabel Personil.

Dari kedua hal tersebut maka lingkup bahasan dalam penyusunan Kertas

Kerja Kelompok ini adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan gambaran organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

Kabupaten Semarang

secara

umum dalam

upayanya

meningkatkan penerimaan retribusi parkir untuk meningkatkan PAD

Kabupaten Semarang menggunakan analisis SWOT.

2. Memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang perlu dikembangkan

oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang

untuk meningkatkan penerimaan retribusi parkir.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Kertas Kerja Kelompok ini pengumpulan data

dilakukan melalui dua cara yaitu:

1. Data Primer, diperoleh melalui:

a. Kuesioner

Yaitu data dikumpulkan dengan metode penyebaran daftar pertanyaan

kepada responden untuk diberikan jawaban sesuai pertanyaan.

(10)

b. Wawancara langsung

Yaitu melakukan wawancara langsung dengan responden tentang topik

yang akan dibahas.

c. Observasi langsung di lapangan, baik untuk data yang terdokumentasi

maupun informasi melalui penjelasan dari responden. Untuk

memperoleh informasi data juga dilakukan melalui diskusi mendalam

dengan responden.

Instansi yang menjadi responden adalah sebagai berikut :

1) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Semarang sebagai instansi andalan.

2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Semarang sebagai instansi pendamping.

3) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang sebagai instansi

pendamping.

2. Data Sekunder, didapat dari dokumen yang ada dan laporan-laporan rutin

berupa LAKIP, Renstra, Profil Kabupaten Semarang, dan website

http://semarangkab.go.id

Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan dan dianalisis

dengan

menggunakan

metode

SWOT

sehingga

dapat

teridentifikasi

permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi PAD melalui retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum Kabupaten Semarang sehingga dapat

menjadi umpan balik bagi lokus.

(11)

G. Gambaran Umum Organisasi

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Kabupaten Semarang. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Semarang memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan

penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah di bidang perhubungan,

komunikasi dan informatika.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang mempunyai fungsi

sebagai berikut :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan

informatika;

b. penyelenggaraan urusan pemerintah bidang perhubungan, komunikasi

dan informatika;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan, komunikasi dan

informatika;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut :

(12)

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1). Sub Bagian Perencanaan;

2). Sub Bagian Keuangan;

3). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Lalu Lintas, terdiri dari :

1). Seksi Manajemen Lalu Lintas;

2). Seksi Rekayasa Lalu Lintas.

d. Bidang Angkutan, terdiri dari :

1). Seksi Angkutan Orang;

2). Seksi Angkutan Barang.

e. Bidang Keselamatan Lalu Lintas, terdiri dari :

1). Seksi Uji Kendaraan;

2). Seksi Bina Ketertiban Lalu Lintas.

f. Bidang Komunikasi dan Informatika, terdiri dari :

1) Seksi Pos dan Telekomunikasi;

2) Seksi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informatika.

g. UPTD, terdiri dari :

1) UPTD Terminal;

2) UPTD Perparkiran;

(13)

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan sistematis maka Kertas

Kerja Kelompok (KKK) ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, masalah pokok, maksud dan tujuan,

batasan dan pengertian, lingkup bahasan, metode pengumpulan

data, gambaran umum organisasi, dan sistematika penulisan.

BAB II

: GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini dirumuskan visi dan misi Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika serta keadaan sekarang dan keadaan

yang diinginkan di masa mendatang.

BAB III

: ANALISIS STRATEGIS

Dalam bab ini diidentifikasikan permasalaham dengan analisis

SWOT, interaksi antar faktor dan penentuan sasaran strategis.

BAB IV

: PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN

Dalam bab ini dirumuskan strategi pelayanan prima,

langkah-langkah yang ditempuh, jadwal pelaksanaan, dan mekanisme

monitoring.

BAB V

: PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan-pembahasan

sebelumnya dan rekomendasi yang merupakan saran yang berguna

untuk melaksanakan langkah-langkah penyempurnaan selanjutnya.

(14)

BAB II

GAMBARAN KEADAAN

A. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi

Visi adalah gambaran tentang masa depan yang realistis dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Semarang yaitu “Terwujudnya Kabupaten Semarang MANDIRI, TERTIB, SEJAHTERA (MATRA)”, maka visi organisasi yang ditetapkan berdasarkan Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang Tahun 2011-2015 yaitu : ”Terwujudnya Keselamatatan, Ketertiban, Kelancaran Berlalu Lintas dan Angkutan Jalan Serta Tersedianya Komunikasi dan Informasi Yang Baik.”

2. Misi

Pengertian misi menurut Lembaga Administrasi Negara merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penerapan strategi yang telah dipilih. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang telah menetapkan misi organisasi dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :

(15)

a. Meningkatkan sumberdaya manusia yang maju, mandiri, berkualitas dan profesional untuk mewujudkan aparatur yang tangguh ;

b. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat;

c. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi, komunikasi dan informatika yang memadai baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dinikmati masyarakat;

d. Meningkatkan keamanan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan di jalan; e. Mengembangkan fasilitas terminal dan perparkiran.

B. Keadaan Sekarang

1. Gambaran Umum Wilayah

Letak Kabupaten Semarang secara geografis lerletak pada 110°14’54,75 sampai dengan 110 °14’54,75” Bujur Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ lintang selatan. Keempat koordinat bujur dan lintang tersebut membatasi wilayah seluas 95.020,674 Ha. Secara administrasi letak georafis Kabupaten Semarang dibatasi oleh 6 kabupaten/kota pada sisinya selain di tengah-tengah Kabupaten Semarang juga terdapat Kota Salatiga. Di sisi sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Temanggung. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur dengan Kabupaten Grobogan dan Demak, sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang.

Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2010 tercatat sebanyak 913.022 jiwa. Dari sejumlah penduduk tersebut, jumlah penduduk laki-laki ada sebanyak 453.250 jiwa. Sementara penduduk perempuan Kabupaten Semarang adalah sebanyak 459.722 jiwa. Secara hitungan matematis, Kecamatan Ambarawa, Ungaran Barat dan Ungaran Timur merupakan wilayah yang kepadatan penduduk per Km2-nya paling tinggi, tercatat masing-masing 2.000 lalu 1.860 dan 1.587 jiwa per Km2. Sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah kecamatan Bancak yaitu 513 jiwa per Km2 dan Kecamatan Sumowono yaitu sebesar 567 jiwa per Km2.

(16)

2. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang sebanyak 133 orang terdiri dari 126 orang PNS dan 7 orang PTT dengan rincian sebagai berikut :

a. Berdasarkan pangkat / golongan 1) Golongan IV : 4 orang 2) Golongan III : 43 orang 3) Golongan II : 57 orang 4) Golongan I : 22 orang b. Berdasarkan pendidikan 1) S2 : 5 orang 2) S1 : 27 orang 3) D3 : 1 orang 4) D2 : 2 orang 5) D1 : - orang 6) SLTA : 67 orang 7) SLTP : 15 orang 8) SD : 9 orang

3. Sarana dan Prasarana

Guna kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :

a. Ruang rapat : 1 buah

b. Kendaraan Roda 4 : 20 buah

c. Kendaraan Roda 2 : 12 buah

(17)

e. Komputer/Laptop : 27 buah

f. Printer : 18 buah

g. Almari Arsip : 12 buah

4. Retribusi pelayanan parkir

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa tujuan dari transportasi jalan adalah :

a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Bertumpu pada tujuan utama penyelenggaraan Angkutan Umum tersebut di atas, yaitu pelayanan kepada masyarakat di bidang Parkir menjadi tugas kita bersama dalam menghadapi semua tantangan baik yang berasal dari luar maupun dalam. Adapun kantong-kantong parkir di Kabupaten Semarang tersebar diseluruh wilayah termasuk pada :

a. Parkir di Mall/pertokoan. b. Parkir tempat Hiburan. c. Parkir tempat Ibadah d. Parkir pada tempat lain

Hal tersebut menjadi sangat rawan dalam pengawasan dan rawan terhadap pelanggaran. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang akan terus berupaya secara maksimal agar tidak terjadi penyimpangan. Sesuai hasil observasi bahwa petugas lapangan selaku pengelola parkir sering melakukan kecurangan baik tarif maupun setoran. Oleh karena itu pengawasan lapangan dilakukan secara berkala dengan seminggu 3 (tiga) kali dan dilaksanakan gabungan antara lain :

(18)

a. Kepolisian Kabupaten Semarang.

b. Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Semarang. c. Satpol PP

Apabila terjadi pelanggaran maka akan diproses langsung di kantor polisi guna pembinaan maupun sanksi lebih lanjut dengan demikian akan memperkecil terjadi pelanggaran di lapangan. Dinas Perhubungan Kominfo berkeinginan untuk terus melakukan pengawasan guna mengurangi pelanggaran perparkiran yang dilakukan oleh oknum petugas antara lain diadakan pembinaan, pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan disiplin petugas.

Jumlah perparkiran di tepi jalan umum saat ini sebanyak 84 lokasi, sedangkan jumlah petugas parkir di tepi jalan umum sebanyak 125 orang. Berdasarkan Peraturan Bupati Semarang Nomor 172 Tahun 2012 tentang Tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir, disebutkan bahwa tarif parkir di tepi jalan umum mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk kendaraan roda dua dan tiga yang semula sebesar Rp 500 menjadi Rp 1.000, roda empat yang semula Rp 1.000 menjadi Rp 2.000, roda enam yang semula Rp 1.500 menjadi Rp 4.000, dan untuk kendaraan beroda lebih dari enam yang semula Rp 2.000 menjadi Rp 6.000. Sedangkan tarif di tempat khusus parkir ditetapkan sama dengan tarif parkir di tepi jalan umum.

Berdasarkan data dari DPPKAD Kabupaten Semarang, jumlah PAD dari retribusi parkir masih belum mencapai target yang ditetapkan. Berikut ini adalah target dan realisasi retribusi parkir di tepi jalan umum periode 2011-2012 (tabel 1) :

Tabel 1.

Target dan Realisasi Retribusi Parkir Kabupaten Semarang 2011-2012

No Tahun Target Realisasi %

1. 2011 132.056.000 96.576.000 73,13

2. 2012 141.299.000 125.018.000 88,47

(19)

C. Keadaan Yang Diinginkan

Berdasarkan data-data yang ada dan kecenderungannya di masa depan maka dapat diproyeksikan kondisi pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang yang ingin diwujudkan. Secara umum, diinginkan kondisi pelayanan yang lebih baik lagi, dan minimal dapat mempertahankan prestasi / kinerja pelayanan yang ada.

Sedangkan terkait dengan upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kabupaten Semarang dengan melihat kinerja yang sekarang, maka telah dilakukan upaya-upaya untuk mencapai tersebut di masa mendatang. Untuk itu keadaan yang diinginkan pada tahun 2014 yaitu :

1. Tersedianya SDM yang profesional di bidang retribusi pelayanan parkir.

2. Tersedianya Sistem Informasi Retribusi yang terpadu guna mengintensifkan retribusi parkir. 3. Meningkatnya jumlah titik parkir dalam retribusi parkir di tepi jalan umum;

4. Meningkatkan Target PAD dan realisasi retribusi parkir tepi jalan umum rata-rata 7% per tahun;

5. Menegakkan aturan retribusi parkir di tepi jalan umum dengan ketentuan 30% untuk disetor ke PAD.

6. Melaksanakan penyesuaian tarif parkir di tepi jalan umum sesuai perbup nomor 172 tahun 2012 sebesar 100%.

(20)

BAB III

ANALISIS STRATEGIS

A. Identifikasi Masalah

Dari hasil pengumpulan data melalui jawaban kuesioner dan wawancara langsung, baik yang dilakukan di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang sebagai instansi andalan maupun instansi pendamping lainnya maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang ada dalam upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum Kabupaten Semarang sebagai berikut :

1. Belum adanya identifikasi titik parkir dalam retribusi parkir di tepi jalan umum;

2. Belum terealisasinya Target PAD melaui retribusi parkir tepi jalan umum sebesar 7% per tahun;

3. Belum optimalnya pelaksanaan aturan retribusi parkir di tepi jalan umum sebesar 30% untuk disetor ke PAD.

4. Belum adanya penyesuaian tarif parkir di tepi jalan umum sesuai perbup nomor 172 tahun 2012 sebesar 100%.

B. Analisis Masalah (SWOT)

Analisis masalah dengan menggunakan SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi untuk menentukan kekuatan (S) dan kelemahan (W) serta peluang (O) dan ancaman (T) yang ada dalam upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum Kabupaten Semarang. Hasil identifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Identifikasi faktor-faktor internal a. Kekuatan ( Strengths )

(21)

1). Adanya kewenangan yang memadai sebagai instansi pengelola retribusi parkir di tepi jalan umum yang dituangkan di dalam Perda Kabupaten Semarang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jalan Umum.

2). Adanya program dan kegiatan unggulan yang dapat meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum yaitu kegiatan rutin dengan melakukan pengawasan dan pengendalian secara kontinue sebanyak 1 – 5 kali dalam 1 (satu) bulan melalui program patroli.

3). Dukungan SDM dan petugas di lapangan cukup memadai dalam hal kuantitas dengan jumlah petugas parkir sebanyak 125 orang.

4). Sudah tersedianya Surat Tugas bagi petugas retribusi parkir di tepi jalan umum. 5). Tersedianya data titik-titik parkir di tepi jalan umum yaitu sebanyak 84 lokasi. b. Kelemahan ( Weakness )

1). Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi parkir yang hanya dilakukan pembinaan dan pengarahan Petugas Pengelola Parkir sehingga menyebabkan masih banyak petugas parkir yang tidak disiplin.

2). Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas karena masih banyak petugas parkir yang belum memahami peraturan tentang retribusi perpakiran.

3). Rasionalisasi penerimaan PAD dan insentif petugas parkir dimana pemberian insentif retribusi parkir belum sesuai dengan ketentuan UMR, sementara pemasukan daerah dari retribusi parkir belum signifikan.

4). Belum tersedianya jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas bagi pengelola retribusi parkir berupa Jamsostek.

5). Terbatasnya prasarana pengelolaan parkir di tepi jalan umum karena keterbatasan ruang parkir.

Dengan menggunakan professional judgement yang dimiliki oleh anggota-anggota Kelompok IV yaitu berdasarkan pengetahuan dan pengalaman serta penilaian maka

(22)

selanjutnya dipilih faktor-faktor internal yang ada di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang masing-masing sebanyak 3 (tiga) faktor sebagaimana tertuang dalam tabel berikut (tabel 2) :

Tabel 2. Faktor-Faktor Internal

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Adanya

kewenangan

yang

memadai

sebagai

instansi

pengelola retribusi parkir di tepi

jalan umum.

2. Adanya program dan kegiatan

unggulan

yang

dapat

meningkatkan retribusi parkir di

tepi jalan umum.

3. Dukungan SDM dan petugas di lapangan cukup memadai dalam hal kuantitas

1. Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi parkir. 2. Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas

3. Rasionalisasi penerimaan PAD dan insentif petugas parkir

2. Identifikasi faktor – faktor Eksternal a. Peluang ( Opportunities )

1). Bertambahnya pengguna jasa parkir seiring dengan meningkatnya

kebutuhan dan mobilitas masyarakat serta peningkatan jumlah

kendaraan per tahun.

2). Adanya peningkatan jumlah titik parkir di tepi jalan umum setiap

tahun yaitu pada tahun 2011 sebanyak 71 titik lokasi menjadi 84

titik lokasi pada 2012.

(23)

3). Adanya potensi / peluang area perparkiran baru dengan banyak

berdirinya pusat perbelanjaan dan keramaian seperti pasar, sarana

hiburan dan mall / swalayan.

4). Adanya koordinasi yang baik antar instansi terkait yaitu dengan

DPPKAD Kabupaten Semarang melalui pelaksanaan rapat

koordinasi rutin terkait dengan capaian target pemungutan retribusi

pelayanan parkir.

5). Lokasi parkir yang cukup strategis

b. Ancaman ( Threats )

1). Adanya konflik kepentingan antar pengelola retribusi parkir di tepi jalan umum. 2). Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ pasal 43 ayat 3 yang berbunyi

fasilitas parkir di dalam ruang milik jalan hanya dapat diselenggarakan ditempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan / atau marka jalan.

3). Belum rasionalnya insentif petugas parkir dan kontribusi retribusi parkir terhadap PAD

4). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati ketentuan parkir. 5). Munculnya parkir liar yang tidak terdata secara resmi.

Dengan menggunakan professional judgement, maka selanjutnya dipilih faktor-faktor eksternal Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang masing-masing sebanyak 3 faktor sebagaimana tertuang dalam tabel berikut (tabel 3) :

(24)

Faktor-Faktor Eksternal

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Bertambahnya pengguna jasa

parkir

2. Adanya peningkatan jumlah titik

parkir di tepi jalan umum setiap

tahun

3. Adanya potensi / peluang area

perparkiran baru

1. Adanya konflik kepentingan antar

pengelola parkir di tepi jalan umum

2. Kurangnya kesadaran masyarakat

untuk mentaati ketentuan parkir

3. Munculnya parkir liar

3. Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Penilaian faktor internal dan eksternal dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang paling dominan dari masing-masing S, W, O dan T dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan menggunakan skala nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) sebagai berikut :

a. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi b. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi c. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi d. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah e. Angka 1 memiliki USG yang relatif sangat rendah

Hasil analisis USG selanjutnya dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut (tabel 4) :

Tabel 4.

Analisis USG Faktor Internal dan Eksternal

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang

Identifikasi Faktor Internal

No Faktor Kekuatan (S) U S G Total

(25)

retribusi parkir di tepi jalan umum

2 Adanya program dan kegiatan unggulan yang dapat

meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum 5 5 4 14 3 Dukungan SDM dan petugas di lapangan cukup memadai

dalam hal kuantitas 4 4 4 12

Faktor Kelemahan (W)

1 Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas

retribusi parkir. 5 4 4 13

2 Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas 5 4 3 12

3 Rasionalisasi penerimaan PAD dan insentif petugas parkir 4 3 3 10

Identifikasi Faktor Eksternal

No Faktor Peluang (O) U S G Total

1 Bertambahnya pengguna jasa parkir 5 5 4 14

2 Adanya peningkatan jumlah titik parkir di tepi jalan umum 5 5 5 15 3 Adanya potensi / peluang area perparkiran baru 5 4 4 13

Faktor Ancaman (T)

1 Adanya konflik kepentingan antar pengelola parkir di tepi jalan

umum 4 4 3 11

2 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati ketentuan

parkir 5 4 4 13

3 Munculnya parkir liar 4 4 4 12

C. Penentuan Sasaran Strategis Prioritas 1. Faktor Kunci Strategis

Faktor kunci strategis adalah faktor yang memiliki total nilai bobot USG yang terbesar diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai. Untuk masing-masing analisis lingkungan baik kekuatan (S) kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T), diambil total nilai bobot terbesar dan ini merupakan faktor kunci strategis.

Dari hasil analisis USG pada tabel 4 di atas dapat diketahui faktor-faktor kunci strategis seperti tertera dalam tabel 5 berikut ini :

Tabel 5.

Faktor-Faktor Kunci Strategis Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang

(26)

S 1) Adanya kewenangan yang memadai sebagai instansi pengelola retribusi parkir di tepi jalan umum. 2) Adanya program dan kegiatan unggulan yang dapat

meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum.

13

14

27

W 1) Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi parkir.

2) Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas

13 12

25

O 1) Bertambahnya pengguna jasa parkir

2) Adanya peningkatan jumlah titik parkir di tepi jalan umum 14

15 29

T 1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati ketentuan parkir

2) Munculnya parkir liar

13

12

25

2. Posisi Kekuatan Organisasi

Berdasarkan faktor-faktor kunci strategis tersebut, selanjutnya diinteraksikan dalam kuadran kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T) sebagai berikut (Gambar 1) :

S

27 20 (S, O)

T

10 2

O

(27)

25 20 10 4 10 4 10 20 29 20

W

25 Gambar 1

Grafik Posisi Kekuatan Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Semarang

Penentuan sumbu vertikal dan horizontal di atas menggunakan perhitungan sebagai berikut : Total nilai bobot USG faktor kekuatan dikurangi total nilai bobot USG kelemahan untuk mendapatkan titik ordinal (sumbu vertikal), sedangkan total nilai bobot USG peluang dikurangi total nilai bobot USG tantangan untuk mendapatkan titik absis (sumbu mendatar/horizontal).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kekuatan yang memiliki daerah terluas (dominan) atau faktor terbesar adalah kuadran I yaitu interaksi S – O. Hasil interaksi antara S dan O inilah yang merupakan faktor paling strategis yang dikembangkan lebih lanjut dalam program-program dan kegiatan-kegiatan organisasi.

3. Pemetaan Interaksi Faktor

Penentuan sasaran strategis merupakan langkah pemetaan yang menggambarkan interaksi antara faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor-faktor

(28)

eksternal (peluang dan ancaman) untuk menghasilkan sasaran strategis yang perlu dicapai oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang.

Interaksi antar faktor-faktor tersebut secara lengkap tersaji sebagai berikut (Tabel 6) :

Tabel 6.

Pemetaan Interaksi Faktor Internal dan Eksternal Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang

Faktor Kunci Keberhasilan Internal Faktor Kunci Kerberhasilan Eksternal STRENGTHS ( Kekuatan )

1. Adanya program dan kegiatan unggulan yang dapat

meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum

2. Adanya kewenangan yang memadai sebagai instansi pengelola retribusi parkir di tepi jalan umum

WEAKNESSES

( Kelemahan )

1. Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi parkir

2. Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas

OPPORTUNITIES (Peluang)

1. Bertambahnya pengguna jasa parkir

2. Adanya peningkatan jumlah titik parkir di tepi jalan umum.

SO (upaya kooperatif) 1. Optimalkan program dan

kegiatan unggulan untuk meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum

2. Optimalkan kewenangan yang dimiliki untuk meningkatkan pengelolaan titik parkir di tepi jalan umum

WO (rasionalisasi, investasi)

1. Tingkatkan sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi parkir

2. Tingkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan titik parkir di tepi jalan umum

(29)

THREATS (Ancaman) 1. Kurangnya kesadaran

masyarakat untuk mentaati ketentuan parkir

2. Munculnya parkir liar.

ST (keuntungan mobilitas)

1. Tingkatkan kesadaran masyarakat untuk mentaati ketentuan parkir melalui kegiatan sosialisasi

2. Tingkatkan operasi penertiban parkir liar

WT (status quo) 1. Terapkan sanksi pelanggaran

kepada masyarakat yang tidak mentaati ketentuan parkir 2. Optimalkan kualitas SDM

untuk mengatasi parkir liar

D. Penentuan Satu Sasaran Strategis Prioritas

Strategi yang telah disusun tersebut masih bersifat tindakan umum dan belum merupakan kegiatan operasional. Strategi tersebut dapat dikategorikan sebagai program utama yang akan dilakukan secara terpadu, yang kemudian dipilih salah satu untuk dijadikan sebagai sasaran prioritas yaitu sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang yang dijabarkan menjadi rencana kegiatan (action plan).

Penentuan sasaran proritas dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa kriteria yaitu Urgensi, Kemudahan, Efisiensi Biaya, Landasan Legalitas, dan Dampak bagi peningkatan kinerja secara keseluruhan, dengan memberikan bobot nilai 1-5 sebagai berikut :

- Nilai 5 menyatakan sangat tinggi - Nilai 4 menyatakan tinggi - Nilai 3 menyatakan sedang - Nilai 2 menyatakan rendah - Nilai 1 menyatakan sangat rendah

Adapun penentuan sasaran proritas dengan pembobotan nilai dapat dilihat pada tabel 7 :

(30)

Tabel 7.

Penentuan Sasaran Strategis Prioritas Kabupaten Semarang Tahun 2013

INDIKATOR PENILAIAN

No Alternatif Tingkat Kemu- Efisiensi Landasan Dampak Jumlah

Urgensi dahan Biaya Legalitas

A

Strategi S-O (upaya kooperatif)

1.

Optimalkan program dan kegiatan

unggulan untuk meningkatkan retribusi

parkir di tepi jalan umum

5 3 4 5 5 22

2.

Optimalkan kewenangan yang dimiliki

untuk meningkatkan pengelolaan titik

parkir di tepi jalan umum

5 3 2 4 5 19

B

Strategi W-O (rasionalisasi, investasi)

1.

Tingkatkan sanksi pelanggaran aturan

terhadap oknum petugas retribusi parkir

3 4 4 4 3 18

2.

Tingkatkan kualitas SDM dalam

pengelolaan titik parkir di tepi jalan

umum

5 4 4 3 5 21

C

Strategi S-T (keuntungan mobilitas)

1.

Tingkatkan kesadaran masyarakat untuk

mentaati ketentuan parkir melalui

kegiatan sosialisasi

4 4 4 4 3 19

2.

Tingkatkan operasi penertiban parkir

liar

4 4 3 5 3 19

D

Strategi W-T (status quo)

1.

Terapkan sanksi pelanggaran kepada

masyarakat yang tidak mentaati

ketentuan parkir

5 3 2 4 4 18

2.

Optimalkan kualitas SDM untuk

mengatasi parkir liar

3 3 3 2 3 14

Dari perhitungan penetapan strategi prioritas di atas dapat ditentukan sebagai prioritas tindakan yang perlu segera dilaksanakan adalah strategi S-O nomor 1 dengan rangking tertinggi (22) yaitu “Optimalkan program dan kegiatan unggulan untuk meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum”.

(31)

BAB IV

PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN

A. Strategi Pelaksanaan

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada bab terdahulu dalam upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang, maka strategi yang akan ditempuh adalah “Optimalkan program dan kegiatan unggulan untuk meningkatkan retribusi parkir di tepi jalan umum”. Program dan kegiatan unggulan tersebut antara lain yaitu patroli dan pembinaan petugas parkir.

Dari strategi tersebut selanjutnya disusun rencana tindakan dan aktivitas yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun tindakan dan aktivitas yang akan dilaksanakan dalam upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut :

1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Kepolisian dan Satpol PP untuk melakukan patroli.

2. Menginventarisir pelanggaran perparkiran yang terjadi. 3. Melakukan sidak ke zona / wilayah perparkiran.

4. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada pengelola parkir. 5. Memberikan sanksi kepada pengelola parkir yang melanggar.

B. Langkah-Langkah Yang Ditempuh

Strategi yang telah ditetapkan selanjutnya dituangkan ke dalam langkah-langkah kegiatan operasional sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut (tabel 8) :

Tabel 8.

Langkah-Langkah Kegiatan dan Aktivitas Kegiatan Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang Tahun 2014

No. Langkah Utama Aktivitas Kegiatan

(32)

2. Membentuk tim pelaksana kegiatan

3. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan 4. Menyiapkan sarana dan prasarana

5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait II. Pelaksanaan 1. Menginventarisir pelanggaran perparkiran yang terjadi

2. Melakukan sidak ke zona / wilayah perparkiran

3. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada pengelola parkir

4. Memberikan sanksi kepada pengelola parkir yang melanggar

5. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara rutin III. Pengendalian 1. Memonitor kegiatan

2. Mengevaluasi

3. Menyusun laporan kegiatan

Agar rencana tindakan dapat terlaksana dengan efektif maka setiap aktivitas harus memiliki penanggungjawab yang terbagi ke dalam penanggungjawab utama dan penanggungjawab pendukung dengan mengalokasikan personil yang terdapat dalam tim kerja sebagaimana tampak pada tabel 9 berikut :

Tabel 9.

Penanggung Jawab Kegiatan

Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang Tahun 2014

No.

Langkah Kegiatan

Penanggung Jawab

Utama

Pendukung

1.

Menyusun jadwal dan anggaran Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

2.

Membentuk tim pelaksana kegiatan Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

3.

Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan

kegiatan

Kepala UPTD Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

4.

Menyiapkan sarana dan prasarana Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

5.

Melaksanakan koordinasi dengan instansi

terkait

Kepala UPTD Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

6.

Menginventarisir pelanggaran perparkiran

yang terjadi

Kepala UPTD Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

7.

Melakukan sidak ke zona / wilayah perparkiran Kepala UPTD

Perparkiran

Petugas Pemungut Retribusi

8.

Memberikan pengarahan dan pembinaan

kepada pengelola parkir

Kepala UPTD Perparkiran

Petugas Pemungut Retribusi

9.

Memberikan sanksi kepada pengelola parkir

yang melanggar

Kepala UPTD Perparkiran

Petugas Pemungut Retribusi

(33)

10.

Melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara rutin

Kepala UPTD Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

11.

Memonitor kegiatan Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

12.

Mengevaluasi Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

13.

Menyusun laporan kegiatan Kepala UPTD

Perparkiran

Kasubbag Tata Usaha

Dalam setiap pelaksanaan suatu aktivitas, tentu dibutuhkan sumber daya baik sumber daya manusia, biaya maupun peralatan dan lain-lain. Untuk itu dalam rencana tindakan dan aktivitas harus tertuang secara jelas sumber daya yang dibutuhkan seperti tampak dalam tabel 10 berikut ini :

Tabel 10.

Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang Tahun 2014

No Aktivitas Sumber Dana

Uang (Rp.) Waktu Lain-Lain

1. Menyusun jadwal dan anggaran 50.000 Mg III Januari 5 orang

2. Membentuk tim pelaksana kegiatan 50.000 Mg IV Januari 5 orang 3. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan

kegiatan

250.000 Mg I Februari 10 orang 4. Menyiapkan sarana dan prasarana 500.000 Mg II Februari 8 orang 5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi

terkait

500.000 Mg IV Februari 15 orang

6. Menginventarisir pelanggaran perparkiran yang terjadi

800.000 Mg IV Maret 5 orang

7. Melakukan sidak ke zona / wilayah perparkiran

5.000.000 April – Juni 5 orang 8. Memberikan pengarahan dan pembinaan

kepada pengelola parkir

500.000 April – Juni 30 orang

9. Memberikan sanksi kepada pengelola parkir yang melanggar

500.000 April – Juni 30 orang

10. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara rutin

500.000 Setiap triwulan 5 orang

11. Memonitor kegiatan 300.000 Setiap bulan 5 orang

12. Mengevaluasi 300.000 Setiap Triwulan 5 orang

(34)

Jumlah 9.300.000

C. Jadwal Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan suatu rencana tindakan dan aktivitas diperlukan adanya jadwal pelaksanaan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjamin efektifitas pelaksanaan kegiatan. Jadwal ini disusun untuk satu tahun anggaran seperti tampak dalam tabel 11 berikut :

Tabel 11.

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang Tahun 2014

No Program Kegiatan Tahun 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Menyusun jadwal dan anggaran

2. Membentuk tim pelaksana kegiatan 3. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan

kegiatan

4. Menyiapkan sarana dan prasarana 5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait 6. Menginventarisir pelanggaran perparkiran yang terjadi 7. Melakukan sidak ke zona / wilayah

perparkiran

8. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada pengelola parkir

9. Memberikan sanksi kepada pengelola parkir yang melanggar

10. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara rutin 11.

Memonitor kegiatan 12. Mengevaluasi

(35)

68

mekanisme monitoring dan evaluasi yang befungsi sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan suatu aktivitas. Instrumen monitoring dan evaluasi tertuang pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12.

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Dinas Hubkominfo Kabupaten Semarang Tahun 2014

No. Kegiatan Alat Kontrol

1. Menyusun jadwal dan anggaran Jadwal , DPA

2. Membentuk tim pelaksana kegiatan SK Tim 3. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Notulen rapat 4. Menyiapkan sarana dan prasarana Check List 5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait Notulen rapat

6. Menginventarisir pelanggaran perparkiran yang terjadi Daftar pelanggaran parkir 7. Melakukan sidak ke zona / wilayah perparkiran Daftar sasaran zona parkir 8. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada

pengelola parkir

Daftar pengelola parkir 9. Memberikan sanksi kepada pengelola parkir yang

melanggar

Daftar pengelola parkir 10. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara rutin Instrumen pengawasan

11. Memonitor kegiatan Check list

12. Mengevaluasi Check list

(36)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maupun uraian dari Bab I sampai dengan Bab

IV, maka dalam upaya peningkatan PAD melalui retribusi pelayanan parkir di

tepi jalan umum Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelayanan publik di bidang perparkiran melalui UPTD Perparkiran Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang bertujuan

untuk mewujudkan pelayanan prima dan efisiensi serta efektifitas kinerja

aparatur pemerintah di bidang pelayanan perparkiran guna mendorong

kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat Kabupaten Semarang dan

meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Dalam pelaksanaannya, pelayanan retribusi parkir di UPTD Perparkiran masih

belum terlaksana dengan optimal yang disebabkan oleh :

a. Lemahnya sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum petugas retribusi

parkir.

b. Kurangnya optimalnya SDM secara kualitas

c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati ketentuan parkir

3. Strategi yang dihasilkan dari hasil analisis SWOT yaitu strategi S-O

“Optimalkan program dan kegiatan unggulan untuk meningkatkan retribusi

(37)

parkir di tepi jalan umum” yang diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan

patroli dan pembinaan petugas pengelola parkir secara rutin.

B. Rekomendasi

Dari rumusan kesimpulan di atas, perlu adanya saran bagi penentu

kebijakan dan pelaksana program di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Semarang dalam upaya peningkatan PAD melalui

retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum sebagai berikut :

1. Perlunya meningkatkan patroli dan pengawasan rutin serta mempertegas

sanksi pelanggaran aturan terhadap oknum pengelola retribusi parkir yang

melanggar.

2. Perlunya dilakukan analisis potensi / peluang titik parkir baru dan penyusunan

rencana tata ruang parkir.

3. Perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi ketentuan

parkir melalui sosialisasi.

4. Perlunya penertiban parkir liar di tepi jalan umum.

5. Perlunya pembinaan yang intensif kepada petugas parkir tentang peraturan

perparkiran.

Demikian Kertas Kerja Kelompok yang disusun oleh Kelompok IV ini

dapat diselesaikan. Kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang, 2011,

Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Semarang Tahun 2011 – 2015, Semarang.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang, 2013,

Laporan

Akuntabilitas

Kinerja

Instansi

Pemerintah

Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang

Tahun 2012, Semarang.

Lembaga Administrasi Negara, 2008, Kebijakan dan Program Pembangunan

Nasional, Republik Indonesia, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2008, Operasionalisasi Pelayanan Prima,

Republik Indonesia, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2008, Kertas Kerja Kelompok dan Kertas

Kerja Angkatan, Republik Indonesia, Jakarta.

---, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta.

Peraturan-Peraturan :

Pemerintah RI, 2000, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang kemudian

diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pemerintah RI, 2004, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pemerintah RI, 2004, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dan ditambah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

(39)

Pemerintah RI, 2004, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

Pemerintah RI, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Pemerintah RI, 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah.

Pemerintah RI, 1999, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Pemerintah RI, 2003, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003

tentang

Pedoman

Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pemerintah Kabupaten Semarang, 2008, Peraturan Daerah Kabupaten

Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang.

Pemerintah Kabupaten Semarang, 2011, Perda Kabupaten Semarang Nomor

8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jalan Umum

Pemerintah Kabupaten Semarang, 2012, Peraturan Bupati Semarang Nomor

172 Tahun 2012 tentang Tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan

Umum dan Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir

(40)

Gambar

Grafik Posisi Kekuatan Organisasi  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Referensi

Dokumen terkait

Informasi atau fakta penting yang relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau

Es'ad Coşan Muharrem Nureddin Coşan Menzil Şubesi Seyyid Tâhâ Sıbğatullah Arvasî Abdurrahman Tâğî Fethullah Verkânisî Muhammed Diyauddin Ahmet el-Haznevî

Selain faktor dari guru, faktor dari peserta didik pun sangat memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran , yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kemampuan

Telah terjadi bencana kapal tenggelam yaitu Kapal Teratai Prima II yang berangkat dari Pare-Pare tanggal 10 Januari 2009 pukul 19.00 Wita menuju Samarinda, Kalimantan Timur,

Jaringan-jaringan yang membentuk kulit terdiri dari dua macam yakni jaringan epitel yang membentuk kulit luar (epidermis) dan jaringan penunjang yang membentuk

a) Walaupun signifikan, nilai korelasi berganda antara variabel bebas dengan variabel terikat masih relatif kecil. Hal ini berarti kebervariasian data variabel terikat lebih

Kendala percepatan market share (5%) perbankan syariah adalah faktor SDM, baik minimnya jumlah, maupun dari segi kualitas. Menyikapi kendala tersebut, maka lembaga

Jawaban responden dari indikator ke dua belas mengenai responden sering menggunakan sistem informasi dalam perusahaan paling banyak pada skala 6 yaitu sebesar 45.45%,