• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT) PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 TAHAP II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT) PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 TAHAP II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT)

PROGRAM INSENTIF

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

TAHUN 2010

TAHAP II

Nomor : 08/D.PSIPPTN/K/PPK-IPKPP/11/2010 Tanggal : 12 F ebruari 201 0

PEMANFAATAN RADIOFARMAKA

99

mTc-ETAMBUTOL untuk:

1. Diagnosis Tuberkulosis Ekstra-Paru di Kedokteran Nuklir

2. Penetapan Multi Drug Resistant (MDR)· TB pad a

Mycobacterium tuberculosis

Peneliti Utama

Ora. Nanny Kartini Oekar, M.Sc.PU NIP. 19500303 198203 2 002

PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Jalan Tamansari No. 71 Bandung, 40132

Telp. 022 2503997, 022 2503998, Faks.: 022 2504081 e-mail: kartini@batan-bdg.go.id, nanny_kartini@yahoo.co.id

(2)

LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT)

PROGRAM INSENTIF

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

Nomor : 08/D.PSIPPTN/K/PPK-IPKPP/11/2010

TAHUN 2010

TAHAP II 1. DATA UMUM

1. Judul Kegiatan Pemanfaatan Radiofannaka 99 mTc-Etambutol untuk : 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Fokus Bidang Penelitian Program

Peneliti Utama

Tahun Dimulainya Penelitian Tahun Berakhirnya Penelitian Jumlah Biaya Penelitian

Jumlah Biaya yang Diterima Tahap ini

a. Rencana b. Realisasi

Recana Jumlah Biaya yang akan Diterima T a hap Berikutnya

T enaga Peneliti Tenaga Teknisi Lokai Penelitian :

1. Diagnosis Tuberkufosis Ekstra-Paru di Kedokteran Nuklir

2. Penetapan Multi Drug Resistant (MDR)-TB

pada Mycobacterium tuberculosis Teknologi Kesehatan dan Obat IR!;'/IR+JIPKibld/IRPDPI

Nanny Kartini Oekar Ora. MSc. PU. Tahun 2010 (bulan Februari) Tahun 2010 (bulan November)

Rp. 235.000.000,- (Rp.209.363.636,-)* * Setelah dipotong Pajak)

Rp. Rp. 167.490.909,-Rp.

176.620.396,-(105,45% termasuk dana yang terikat) ( 84,25 % dari dana total)

Rp. 41.872.727,

-Lihat Lampiran 1 Lihat Lampiran 2

1. Laboratorium Sintesis Senyawa Bertanda & Laboratorium Mikrobiologi, Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri, JI.Tamansari No.71, SATAN, Bandung 2. Bagian Kedokteran Nuklir, RSHS, Jl. Pasirkaliki No. 38, Bandung, Fakultas

Kedokteran UNPAD. 13. Tujuan Akhir Penelitian :

1. Membuktikan bahwa hasil penelitian BAT AN berupa radiofarmaka 99mT c-Etambutol dapat dimanfaatkan untuk menegakkan diagnosis penyakit TB ekstra-paru oleh kedokteran nuklir

2. Menetapkan resistensi obat anti-TB dari Mycobacterium tuberculosis dengan berbasis teknik nuklir

3. Membuktikan apakah penderita TB yang sudah mendapat pengobatan dengan obat anti-TB, masih dapat dideteksi keberadaan bakteri dalam tubuhnya dengan teknik TB-scan menggunakan radiofarmaka 99mrc-Etambutol.

(3)

14. Sasaran Akhir Penelitian:

• Terjadinya percepatan difusi dari radiofarmaka hasil penelitian SA TAN oleh Kedokteran Nuklir dengan jalan memanfaatkan sediaan ~c-Etambutol untuk

TB-Scan

• Tersedianya metode yang lebih spesifik, mudah dan cepat dalam menentukan MDR-TB

• Publikasi di Jurnal Nasional dan atau lnternasional

15. Sasaran Penelitian Tahun ini Sarna dengan Sasaran Akhir Penelitian 16. Uraian Hasil Penelitian yang Dicapai:

Kegiatan dilaksanakan dibagi 3 tahap sesuai dengan yang tercantum dalam proposal, yaitu :

I. Preparasi kit kering radiofarmaka Etambutol, termasuk pengawasan

mutunya, sehingga diperoleh kit-kering yang siap untuk digunakan di kedokteran nuklir. Pengawasan mutu dari kit-kering tersebut selalu dilakukan secara

kontinyu. (Gambar 1,2 dan 3)

II. Pemanfaatan radiofarmaka 99mTc-Etambutol untuk menentukan/diagnosis TB ekstra-paru, dilaksanakan dikedokteran nuklir RS Hasan Sadikin Bandung

/UNPAD oleh para dokter spesialis kedokteran nuklir. Target volunter yang tercantum dalam proposal sebanyak 20 orang pasien, dan target ini terpenuhi karena telah diperoleh data dari 21 orang volunter. Hasil pencitraan yang sudah dievaluasi dan direkapitulasi tercantum dalam Gambar 4 dan 5 dan Tabel1. Hasil tersebut menunjukan bahwa radiofarmaka ~c-Etambutol dapat digunakan untuk mendeteksi atau diagnosis penyakit TB ekstra-paru yang dengan modalitas lain, diagnosis penyakit tersebut belum dapat ditegakkan dengan pasti. Dari 21 orang volunter ternyata 14 orang menderita TB-abdomen (perut), 2 orang TB pada tangan di telunjuk dan dipergelangan, 2 orang TB-kepala, 1 orang pada vertebra (tulang belakang), 2 orang di paru, dan 1 orang hasilnya meragukan. Volunter terakhir ini kemungkinan termasuk pasien yang eksklusif (kriterianya tidak tepat untuk dijadikan volunter pada penelitian ini). Ill. Penetapan MDR-TB dari Mycobacterium tuberculosis dengan

memanfaatkan radiofarmaka 99mTc-Etambutol.

Metodologinya adalah sebagai berikut: Mycobacterium tuberculosis strain H37RV dikontakkan dengan obat anti TB, yaitu Rifampicin dengan dosis 6,4 IJg/IJL , lsoniazide (INH) dengan dosis 1 !Jgi!JL dan Etambutol dengan kadar bervariasi yaitu 2, 4 dan 6 !Jgi!JL. Sehingga kadar anti-TB dalam media cair seperti berikut rifampicin 6,4 1-Jg/ml, INH 1 IJg/mL dan etambutol 2, 4 dan 6 IJg/mL. Proses ini dilakukan dalam media Middlebrook cair (10 ml) yang te!ah dicampur dengan larutan pengaya (enrichment) Middlebrook 7H9 Broth DIFCO (1 0%), selama 4 minggu diinkubasi dalam inkubator 37 °C. Setiap minggu pertumbuhan bakteri diamati.

Setelah 4 minggu, ke dalam perbenihan terse but ditambahkan radiofarmaka

99mrc-etambutol dengan jumlah tertentu, diinkubasi lagi selama 24 jam pada 37

oc

sambil dikocok. Kemudian setelah bakteri dimatikan dengan pemanasan,

uptake (ikatan) 99mrc-etambutol oleh bakteri ditentukan dengan jalan memisahkan endapan yang mengandung bakteri dengan supernatannya. Masing-masing fraksi endapan dan supernatan diukur radioaktivitasnya. Rasio aktivitas antara endapan terhadap total, menunjukkan besarnya uptake ~c­

(4)

dalam Gam bar 1 0 dan Gam bar 11.

Hasil sementara menunjukan bahwa bakteri yang sudah mengalami kontak atau sudah di treatment dengan obat anti TB, walaupun pada pengamatan visual masih terdapat partikel-partikel yang sejauh ini diasumsikan bahwa keberadaan partikel tersebut mengindikasikan adanya pertumbuhan bakteri, tetapi temyata

uptake-nya terhadap radiofarmaka ~c-Etambutol menjadi turun malahan mencapai angka nol.

17. Keluaran yang Diharapkan

1. Te~adinya percepatan difusi dari radiofarmaka hasil penelitian SAT AN di Kedokteran Nuklir dengan memanfaatkan radiofarmaka ~c-Etambutol

2. Kedokteran nuklir dapat turut berperan dalam menentukan/menemukan penderita TB baru di Indonesia.

3. Tersedianya metode yang lebih spesifik, mudah dan cepat dalam menentukan MDR-TB.

4. Publikasi di Jurnal nasional dan atau internasional

2. DATA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Realisasi Fisik

No. Tahap Kegiatan Target Realisasi Keterangan Fisik (%) Fisik (%)

hingga hingga akhir tahap 1 kegiatan

I. Preparasi Kit radiofarrnaka 99mTc-Etambutol 1.1. Pembuatan kit- 100% 100% Selesai

kering etambutol secara aseptis

1.2. Pengawasan mutu 100% 100% Selesai kit-kering etambutol

secara fisiko-kimia dan biologis

II. Pemanfaatan 99mTc-etambutol untuk TB ekstra-paru

11.1. Pendataan pasien 20 orang 21 orang (100 %) (100 %) 11.2. Penyuntikkan 20 orang 21 orang

pasien (100 %) (100 %)

11.3. Persiapan dan 20 kali 21 kali pengoperasian (100 %) (100 %) kamera gamma

I 11.4. Uji klinis dengan 20 orang 21 orang Data klinis dari volunter radiofarmaka ~c- (100 %) (100 %) telah diperoleh,

etambutol terhadap kemudian di rekapitulasi pasien yang tel_ah dan dianalisis.

(5)

Ill. Pemanfaatan radiofarmaka 99mTc-etambutol untuk MDR-TB pada Mycobacterium tuberculosis

!!!.1. Persiapan media 100% 100% Pemesanan bahan

perbenihan media, tabung

perbenihan, dan bakteri Mycobacterium tb.

111.2. Persiapan dan 100% 100% Telah selesai

pengembang dilaksanakan

biakan

Mycobacterium tuberculosis

111.3. Pembuatan 100% 100% Telah selesai

sediaan obat anti- dilaksanakan

TB dengan beberapa kadar

111.4. Penandaan kit 100% 100% Selesai dilakukan

etambutol dengan 99mTc

111.5. Penentuan

MDR

100% 95% Menunggu hasil analisis

dari PT. Biofarma, sebagai penunjang untuk

mengambil kesimpulan IV. Pembuatan Laporan

IV.1. Laporan 100% 75 % Pembuatan Laporan

Tahap 2.

Persentase realisasi 100% 99,5% Persentase rerata :

1095% dibagi 11.

2. Dokumentasi kegiatan

I. Pembuatan secara aseptis dan pengawasan mutu kit radiofarmaka Etambutol

1.a

Proses pembuatan kit-etambutol secara aseptis di ruang steril

Gambar 1.b

Pengaturan alat freeze dryer di ruang steril

(6)

Gambar2.a

Pengawasan mutu 99mTc-etambutol (proses penandaan)

Gambar2.b

Pengawasan mutu 99mTc-etambutol (penentuan kemurnian radiokimia)

kit kering etambutol

Label radloaktlf

I

VIAL B

I

I

Brosur

I

Gambar 3. Perangkat (kit) kering Etambutol telah siap untuk dimanfaatkan di kedokteran nuklir dengan cara penambahan radionuklida teknesium-99m

II. Pemanfaatan radiofarmaka 99mTc-etambutol di kedokteran nuklir

Gambar4.a.

Penandaan dan peracikan kit radiofannaka Etambutol dengan radionuklida Teknesium-99m di

kedokteran nuklir RSHS, membentuk radiofannaka 99mTc-etambutol

Gambar4.b.

Proses penyuntikkan radiofannaka ~c­ Etambutol pada volunter secara intra vena

(7)

Gambar 5. Proses scanning (pencitraan) menggunakan kamera gamma

Ill. Pemanfaatan radiofannaka 99mTc-etambutol untuk penentuan MDR-TB

6.a 6.b

Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis (H37RV) tumbuh di media Lowenstain padat (6.a)

dan yang telah disuspensikan dalam media cair Midellbrook yang mengandung obat anti-TB INH dan Etambutol

Gambar 7. Persiapan sterilisasi peralatan ( 7.a) dan distribusi media cair dan

obat anti-TB ke dalam tabu

(8)

Gambar 8. Penambahan bakteri pada tabung uji (8.a) dan pengamatan pertumbuhannya mi

3.Hasil yang diperoleh

SCOIJl Ui~

,...,.

Htt Coren-~1s

..

I

Gambar 9. Hasil pencitraan volunter yang menderita TB-abdomen setelah 1 jam p.i radiofarmaka 99"Tc-etambutol menggunakan

CT-Gamma Camera Scanner (INFINIA-HAWK-EYES)

(9)

Tabel1

:~=-'·''··=""'•'•·=.,;,., .. ~ ... ·.···=""'•"·=...;.•,,,, __ .,.,,=_.,,,,,,=...;.,., .. ~ ... _ ... ,, •. ~ ... ~ ... _ ... -.,.~..; .. , •... =, ...

_

't

·· ...

lli!liJIII!IIiii!llllll!l!

.

l!lllllll

.

!l

...

l-llli

..

li~

·

JUMLAH MODALITAS UJI PASIEN ORGAN RAGU

PASIEN UJI TERINFEKSI TERINFEKSI

Mycobactenum Mycobactenum Tuberculosis Tuberculosis 21 orang Etambutol 2 scan 14 2 1 2 kriteria eksklusif? jumlah partlkel yg teramatl

dosls obat anti-TBetambutol

(ug/10 ml) tangan abdomen kepala vertebra paru

Gambar 10. Jumlah partikel yang teramati secara visual

1

(10)

Rasio "14Jb!ke" 89mTc..,tambutol dan 99mTc04 oleh bakteri 35

~

30 .!:!. 11 ~ 25 fi

...

i

..

20 ~

i

15 0

1

10 i "

j

5 0 0 10 20 30 40 50 60 70

dosls obat anti-TB etambutol (uq/10 ml)

1--+--lJ!'blke

tert<Jdap 99mTc-pertel<netat

--lJ!Xake

tertadap 99mTc-&lrrt>.Col

I

Gambar 11. Besamya uptake ""Tc-etambutol dan 9tmrc-perteknetat oleh Mycobacterium tuberculosis pada berbagai dosis obat anti tuberkulosis

17. Rencana Kegiatan Tahap berikutnya:

Menunggu hasil analisis bakteri Mycobacterium tuberculosis dari penelitian Penetapan MDR anti-TB yang sedang dilakukan oleh PT. Biofarma, Bandung. Hasil analisis adalah membuktikan apakah bakteri yang telah di-treatment dengan obat-obatan anti-TB dengan dosis yang digunakan dalam penelitian ini apakah masih dapat hidup berarti mereka dapat berkembang apabila dibiakkan, atau sudah matL Hasil ini sangat dipertukan untuk mengambil kesimpulan apakah radiofarmaka ~c-etambutol dapat atau tidak dimanfaatkan untuk menetapkan Multi Drugs Resistant (MDR) obat anti-TB terhadap Mycobacterium tuberculosis. PT.Biofarma baru dapat memberikan hasil analisisnya setelah 8 minggu, jadi baru dapat diketahui pada pertengahan bulan Desember 201

o

_

18. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

• Radiofarmaka ~c-etambutol hasil penelitian SATAN telah diformulasi dalam bentuk kit-kering radiofarmaka dapat digunakan di kedokteran nuklir dengan aman, mudah dan relatif murah.

• Penyakit tuberkulosis (TB) ekstra-paru baik itu di bagian abdomen(perut), tulang dan persendian, kepala, vertebra dan bagian tubuh yang lainnya seperti pleura, usus dapat dideteksi dengan cepat di kedokteran nuklir dengan memanfaatkan radiofarmaka

~c-etamb~tol.

Dari 21 orang volunter yang terpilih sesuai dengan

(11)

kriteria yang dipakai dalam penelitian ini, sebanyak 21 orang dapat ditentukan lokasi penyakit TB-nya, dan satu orang ragu. Berarti tingkat keberhasilan diagnosis

dengan metode ini 95,2 %.

+

Penetapan MDR anti-TB menghasilkan kesimpulan sementara, bahwa bakteri

Mycobacterium tuberculosis strain H37RV yang telah di-treatment dengan tiga

macam obat-obatan anti-TB lini pertama yaitu rifampicin dosis 6,4 J.Jg/ml, isoniazid (INH) dengan dosis 1 J,Jg/ml dan etambutol dosis 0 J.Jg/ml, 2 J.Jg/ml, 4 J.Jg/ml dan 6

J.Jg/ml uptake-nya terhadap ~c-etambutol relatif tertinggi pada dosis 2 J.Jg/ml

kemudian turun sampai titik nol pada dosis 6 J,Jg/ml. Hasil ini harus didukung dengan hasil penanaman kembali bakteri yang telah di-treatment tersebut apakah masih hidup atau tidak.

+

Apabila hasil uptake terhadap 99"Tc-etambutol tersebut (Gambar 11) dibandingkan

dengan pengamatan secara visual dari partikel yang berada dan tumbuh dalam

media uji (Gambar 1 0) yang sejauh ini dianggap sebagai indikator tingginya

pertumbuhan bakteri, temyata tidak ada hubungan yang linier.

Bandung, 10 November 2010 Peneliti Utama,

(12)

Lampiran 1.

DAFTAR PENELITI DAN SPESIALIS KEDOKTERAN NUKLIR

~ama lengkap Posisi · lnstansil Ja~ta!l ~ · :J;5idang · . ·~ .:i.Aio_kasL ..

dan Gelar dalam

- ;. Unit Fungsional •· Keahlian .- WakJu - Kegiatan Kelja -

-

--'· ~i' ·· (jamlmg) - 0 --

~---Nanny Kartini Oekar, Penanggung- PTNSR- Peneliti Radiofarrna 10

M.Sc.,PU jawab/ SATAN Uta rna si

Peneliti Utama

Aang Hanafiah Pelaksana PTNSR- Peneliti Radiofarrna 5

Ws,Prof.Dr. SATAN Utama kologi

Klinikl Radiofarma si

Nurtaila Zainuddin, Pelaksana PTNSR- Peneliti Radiofarrna 5

Prof.MT SATAN Utama si-Sintesis

Senyawa

-Sertanda

Misyetti, MT Pelaksana PTNSR- Peneliti Radiokimia- 5

SATAN Madya Kontrol

Kualitas

lsti Daruwati, S.Si, .Apt. Pelaksana PTNSR- Peneliti Radiofarma 5

SATAN Pertama si-P roses Pembuatan kit

A. Hussein S. Pelaksana RSHS/ Dokter Kedokteran 8

Kartamihardja

UN PAD Nuklir

Resnaldi, dr.SpKN Pelaksana RSHS/ Dokter Kedokteran 8

UNPAD Nuklir

Maula Eka Sriyani, S.Si Pelaksana PTNSR- Pembantu Radiokimia 6

SATAN Peneliti

lim Halimah, S.Si Pelaksana PTNSR- Pembantu Radiobiologi 6

SATAN Peneliti

(13)

Lampiran 2:

DAFTAR TEKNISI DAN RADIOGRAFER

Nama Lengkap ·. POsisi lnstansil "Jabatan Bidang ·. Alokasi · dalarri ·:·: Unit · · f_tlligsional Keahlian ·" Waktu

danGelar

Kegiatan · Kerja.

"'

·~

. (jam/mg)

~ . ~- .; ..

' ,.:. ·• ,, <

Rini Shintawati Pelaksana RSHS/ Operator Radiografer 6

UN PAD Kamera

Gamma

Epi Isabella Teknisi PTNSR- Pembantu Radiokimia 6

SATAN Peneliti

Teguh HafiZ Ambar Teknisi PTNSR- Pembantu Senyawa 6

Wibawa, A.Md

SATAN Peneliti Sertanda

lswahyudi Teknisi PTNSR- Pembantu Siologi/ - 6

SATAN Peneliti Petemakan

Witri Nuraini A.Md. Teknisi PTNSR- Pembantu Kimia Analis 6

SATAN peneliti

Zaenal Arifin Teknisi PTNSR- Pengolah Proteksi 1 paket

SATAN data Radiasi /bulan

(14)

Gambar

Gambar 3.  Perangkat (kit) kering Etambutol telah siap untuk dimanfaatkan di  kedokteran nuklir dengan cara penambahan radionuklida teknesium-99m  II
Gambar 5.  Proses scanning (pencitraan) menggunakan kamera gamma
Gambar 8.  Penambahan bakteri pada  tabung uji  (8.a)  dan pengamatan pertumbuhannya  mi
Gambar 10. Jumlah partikel yang teramati secara visual
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat peneliti paparkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan PAKEM yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar kemudian kelompok kecil,

Dengan mengamati gambar yang disajikan, siswa mampu menyajikan pecahan yang bersesuaian dengan bagian dari keseluruhan suatu bendakonkret dengan tepat.. Dengan mengamati gambar

Pengamatan diawali dengan menentukan lokasi yang dimaksud berdasarkan tanddjejak yang ditinggalkan, kemudian dibuat satu petak contoh pengamatan untuk masing-masing lokasi

Puskesmas dengan kunjungan tertinggi adalah puskesmas Merdeka sebesar 10.689 pasien dengan rata- rata kunjungan 5.345 pasien perbulan dan puskesmas dengan

Asupan zat gizi pada pasien kanker berbeda dari penyakit lainnya dikarenakan adanya efek samping kemoterapi seperti mual, muntah, dan penurunan nafsu makan, yang

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan karuniaNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan

Perusahaan ini berada dibawah rata-rata untuk setiap kriteria, baik dalam hal volume penjualan, jumlah investasi, total produksi, segmen pasar, usia perusahaan, jumlah tenaga

Para Pihak harus memastikan bahwa semua personil yang menjalankan kegiatan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini hanya akan melakukan kegiatan yang berhubungan