• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencangkup teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori. digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencangkup teori"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

Landasan Teori

Untuk mendukung analisa, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencangkup teori semantik, teori semiotik, konsep kanji, teori pembentukan kanji, dan chikara itu sendiri.

2.1 Teori Semantik

Akmasjian dkk (1998: 213) menjelaskan tentang pengertian dari sematik sebagai suatu studi dalam bidang linguistik dalam kutipannya sebagai berikut:

In the field of linguistics, semantics is generally considered to be the study of meaning (and related of notions) in languages, whereas in the field of logic, semantic is generally considered to be the study of linguistic reference or denotation and truth conditions in languages.

Terjemahan :

Dalam bidang linguistik, semantik umumnya dianggap sebagai studi tentang makna dalam bahasa, sedangkan dalam bidang logika, semantik umumnya dianggap sebagai studi linguistik acuan atau denotasi dan kebenaran kondisi dalam bahasa.

Menurut T. Nishida (1990:103), menjelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut :

言葉には,音的な側面と意味的な側面とがある。前者を 「形式」、後者

を「意味」と一般に呼ぶたらば、言葉は、形式と意味とが表裏一体とな って結びついたものといえる。そして、単純に言えば、この後者を研究 の対象とするのが「意味論」である。

(2)

Terjemahan:

Di dalam sebuah bahasa terdapat aspek onteki dan aspek imiteki. Secara umum aspek yang pertama disebut lambang dan aspek yang kedua disebut makna. Pada suatu bahasa, lambang dan makna berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Istilah penelitian terhadap makna inilah yang disebut semantik.

Semantik linguistik ( 言語学的意味論 ‘gengogaku teki imiron’) menekuni makna lebih berdasarkan pada hubungan antara tingkah ujaran dengan lingkungan fisik dan intelektual si pembicara. Beberapa linguis menekankan hubungan yang erat sekali antara struktur dalam bahasa dengan si pembicara mendasarkan penyimpulan alam sekitarnya kepada struktur dalam itu ( Alwasilah 1990:143 ).

2.1.1 Medan Makna

Yang dimaksud dengan medan makna atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-nama warna, nama-nama-nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama-nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Jumlah nama atau istilah perkerabatan juga tidak sama banyaknya antara yang satu dengan bahasa yang lain dan dapat pula konsep penamaannya berbeda.

Kata-kata atau leksem-leksem yang mengelompok dalam satu medan makna, berdasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dibedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan set. Kolokasi menunjukan pada hubungan sitagmatik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Sedangkan kelompok set

(3)

11  menunjuk pada hubungan paragdimatik, karena kata-kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubstitusikan ( Chaer 2007:315).

2.1.2 Makna Denotatif Dan Makna Konotatif

Menurut Chaer (2007:292) Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Jadi, makna denotatif ini sebenarnya sama dengan makna makna leksikal. Misalnya : Kata kurus bermakna denotatif yaitu keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal. Kata rombongan bermakna denotatif yaitu sekumpulan orang yang mengelompok menjadi satu kesatuan ( Chaer 2007:292 ).

Sedangkan makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau sekelompok orang yang menggunakan kata tersebut (Chaer 2007:292 ). Misalnya kata kurus berkonotasi netral artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan. Namun kata ramping, yang sebenarnya bersinonim dengan kata kurus memiliki konotasi poitif, nilai rasa mengenakkan. Orang akan senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya kata kerempeng, yang sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping itu mempunyai konotasi negatif, nilai rasa yang tidak mengenakkan, orang akan merasa tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng. Dari contoh tersebut disimpulkan, bahwa ketiga kata itu secara denotative mempunyai makna yang sama atau bersinonim, tetapi ketiganya memiliki konotasi yang tidak sama ( Chaer 2007:292 ).

Untuk mengetahui lebih dalam makna konotasi, berikut ini kutipan menurut Danesi ( 2006 :15) yang menjelaskan mengenai fungsi konotasi :

Connotation is operative sense-making and sense-extracting mode in the production and decipherment of creative texts such as poems, musical compositions, work of art –in effect, of most of the non-technical texts that

(4)

people create. But this does not imply that meaning in technical (information-based) domains is exclusively denotative.

Terjemahan:

Konotasi berfungsi pembuat arti dan dasar cara pengartian dalam pembuatan dan penguraian karya tulisan seperti pusisi, komposisi musik, efek karya seni dan sebagian besar karya tulis non-teknis ciptaan seseorang. Tetapi ini tidak berarti bahwa makna secara teknis atau berdasarkan informasi seluruhnya secara khusus memiliki makna denotatif.

2.2 Teori Semiotik

Pengertian semiotik atau semiotika berhubungan dengan pengertian semantik karena dua pengertian itu meliput makna dan kemaknaan dalam komunikasi antarmanusia. Charles Morris mengatakan bahasa sebagai satu sistem sign dibedakan atas signal dan symbol. akan tetapi, semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat-isyarat nonbahasa dalam komunikasi antarmanusia. Dapat dikatakan bahwa semiotika adalah ilmu isyarat komunikasi (Parera 1990:13).

Berikut ini pernyataan Blonsky (1991) dalam Nazarova (1996) mengenai perngertian dari semiotik :

Semiotics is the theory of sign systems. For decades it has been assumed that every sign system in nature, society and cognition belongs to the domain of semiotics. The literature on the subject is voluminous. Semiotic studies are increasingly attractive to whoever is interested in signs at large. At present, however, the attempts to address every instance of semiotics to the general theory of sign systems have unreasonably widened the scope and confines of semiotics.

Terjemahan:

Semiotik merupakan teori mengenai sistem tanda. Dari beberapa dasawarsa semiotik sudah dianggap pada segala system tanda dalam alam, social dan pengetahuan dalam kajian semiotik. Literatur dalam subjek ini sangat luas. Studi semiotik semakin menarik bagi siapapun yang tertarik pada tanda secara bebas. Saat ini, bagaimanapun, upaya untuk mengatasi setiap kejadian

(5)

13  dalam semiotik pada teori umum system tanda yaitu ruang lingkup yang besar yang sulit dan batas kajian semiotik.

Ilmu-ilmu lain yang telah mengembangkan semiotika sebagai isyarat komunikasi adalah filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi. Satu analisis tentang bahasa sebagai satu isyarat dalam ruang lingkup semiotika telah diberikan oleh Charles Morris dan R. Carnap. Mereka membedakan semiotika bahasa atas pragmatik, semantik, dan sintaksis.

Menurut Victor Kraft semiotik atau semiotika terdiri dari analisis bahasa dalam tiga dimensi. Dari segi pragmatik membahas sesuatu yang berhubungan dengan pemakaian bahasa, lalu yang berhubungan dengan makna sign linguistik yaitu dari segi semantik, dan dari segi sintaksis yaitu yang berhubungan dengan hubungan antara sign-sign bahasa tanpa merujuk kepada maknanya ( Parera 1990:13).

2.2.1 Teori Semiotik Tanda

Teori sign action atau semiosis memiliki hubungan dengan tiga objek dinamik yang membentuk sebuah tanda (Jappy 2011: 5). Dan definisi tanda dan hubungan dengan kolerasi keduanya dinyatakan oleh Peirce dalam Jappy sebagai berikut:

I define a Sign as anything which is so determined by something else, called its Object, and so determines an effect upon a person, which effect I call its Interpretant, that the latter is thereby mediately determined by the former. Terjemahan:

Pierce mendefinisikan Tanda sebagai sesuatu yang sangat ditentukan oleh sesuatu yang lain yang disebut sebagai Objek, dan sangat ditentukan atas sebuah pengaruh seseorang. Pengaruh tersebut disebut oleh Pierce sebagai Interpretasi, yang terakhir itu sehingga tidak langsung ditentukan oleh pembentuknya.

Menurut Pierce dalam Tinarbuko (2003:34) menjelaskan mengenai tanda dalam kutipan sebagai berikut :

(6)

Tanda dalam kehidupan manusia bisa tanda gerak atau isyarat. Lambaian tangan yang bisa diartikan memanggil atau anggukan kepala dapat diterjemahkan setuju. Tanda bunyi, seperti tiupan peluit, terompet, genderang, suara manusia, dering telpon. Tanda tulisan, diantaranya huruf dan angka. Bisa juga tanda gambar berbentuk rambu lalulintas, dan masih banyak ragamnya.

Menurut teori Pierce dalam Tinarbuko (2003:34-35), tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat daeri jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik sebagai berikut :

1. Ikon yang merupakan tanda yang serupa dengan objek yang diwakilkannya atau tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan.

Contohnya: Peta Yogyakarta adalah ikon dari wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam peta tersebut.

2. Indeks yang merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya: asap dan api, asap menunjukkan adanya api.

3. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya.

Contohnya: Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesi adalah burung yang memiliki lambang yang kaya makna. Namun bagi orang yang memiliki latar budaya berbeda, seperti orang Eskimo, misalnya, Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung elang biasa.

2.3 Konsep Kanji

Menurut Habein( 2000: 24) Setiap kanji memiliki bentuk ( 形‘katachi’), makna (意味‘imi’), dan bacaan (読み‘yomi’) dan ketiganya ini saling berhubungan. Kanji adalah gambar visual yang tidak bisa dipelajari dengan mendengar bunyi dari

(7)

kata-k k k t t k S g ( t k c k L m y d 2 S kata karena karakteristik kanji sebena tersebut men tersebut. Hal ini ju kanji berasa Sebagai con gambaran (hidup) bera Kebanyak turunan, dan kanji untuk contoh, kara kata itu jug Lunar Calen あし/ た・ makna kaki yang merup dorongan) ( 2.3.1 Teor Enam car Sejak abad k setiap ben k dasar dari arnya bukan ndukung ma uga diungka l dari piktog ntoh, 川 (sun yaitu ga asal dari kan Kanji m n kadang-ka mewakili p akter 月 (mo a mewakili ndar dalam C りる)dari atau tungka pakan komp (Habein 200 ri Pengelom ra pengelom kedua, sejak ntuk menand kanji. Seper n sebuah hur aknanya. Ma apkan oleh H grafi dan beb

ngai) dikemb ambar seoran yaitu gamb mempunyai adang mem perbedaan k oon / month) pengertian Cina Kuno, j i gambaran ai. Namun 足 onen fonetik 0:14). mpokkan Ka mpokkan kanj kamus chin dakan makn rti yang diny ruf, melainka aknanya dap Hatasa, Hat berapa karak bangkan dar ng pria denga bar tanaman lebih dari injam makn kata secara yang dibent ‘month’, ke jadi kanji itu lutut kaki, 足 juga berd k, seperti p anji ji dalam bah na diproduksi nanya sendir yatakan oleh an sebuah la pat diketahui tasa, dan Ma kter masih m ri gambar an tangan da yang bertum satu arti y na yang dih lengkap da tuk untuk m emungkinan u juga berart tungkai, da dasarkan da pada kanji 促 hasa Jepang d i kanji secar ri yang mer h Takebe (19 ambang. Seb i dengan me akino (2009 memelihara c , 大 (besa an kaki mere mbuh. yaitu makna hasilkan dar

ari kata asli menulis kata

berasal dar ti ‘month’, d an kaki, ber ari bunyi bac 促 (ソク/う dikenal deng ra tradisional 1 rupakan sua 989:9) bahw buah lamban elihat lamban 9:160) bahw iri gambarny ar) berasal da entang dan 生 a asli, makn ri penggunaa inya. Sebag ‘moon’, teta ri penggunaa dan 足(ソク rdasarkan da caannya ソク うなが・す、 gan Rikusho. l sudah 15 atu wa ng ng wa ya. ari 生 na an gai api an ク/ ari ク 、 .

(8)

d ( 2 p dikelompokk (2003) meng 2.3.1 .1 Teo Menurut pembentukk 1. 象 s c 2. 指 m S kan dalam R genai pengel ori Pembent Lory (20 kannya yaitu 象形文字 ‘ suatu benda contoh : sumber : < w 指 示 文 字 menunjukkan Sebagai cont Rikusho ( He lompokkan k tukan Kanji 003) terdap sebagai ber Shoukei Mo a yang sed G www.meme ‘Shiji Moji’ n pengartian toh: nshall: 1989 kanji : i at empat rikut: oji’ : yaitu k derhana dala Gambar 2.2 ntoslangues : yaitu ke n yang abstra Gambar 2. 9:vi). Beriku kelompok karakter yan am kehidup Shoukei Mo .fr/Japonais/ elompok ka ak yang tidak .3 Shiji Moji ut ini penjela kanji berd ng berasal d pan sehari-h oji /Kanji/Intro-anji yang di k memiliki b i asan Lory dasarkan ca dari gambara hari. Sebag -to-Kanji.pdf ibentuk untu bentuk khusu ara an gai f> uk us.

(9)

S 3. 形 m e S 4. 会 Sumber : < w 形 声 文 字 menggabung elemen yang Sumber : < w 会意文字 ‘K dari gabun berhubungan berhubungan Sumber www.meme 字 ‘Keisei gkan sebuah menunjukka G www.meme Kai’i Moji’ ngan dua n dengan m n dengan ma G : www.mem ntoslangues Moji’ : y elemen yan an bunyi bac Gambar 2.4 K ntoslangues yang merup kanji atau makna asli da akna aslinya Gambar 2.5 mentoslangue .fr/Japonais/ yaitu kanji ng menunju caan. Sebaga Keisei Moji .fr/Japonais/ pakan kelom lebih. Ko ari kanji teta a. Sebagai co Kaii Moji es.fr/Japonai /Kanji/Intro-yang dibe ukkan makn ai contoh: /Kanji/Intro-mpok kanji y omponen k api bunyi ba ontoh: s/Kanji/Intro 1 -to-Kanji.pdf entuk denga na dan sebua -to-Kanji.pdf yang dibentu kanji terseb acaannya tida o-to-Kanji.p 17 f> an ah f> uk but ak df

(10)

2.3.2 Teori Penggunaan Kanji

Menurut Lory (2003) terdapat dua kelompok kanji berdasarkan cara penggunaannya yaitu sebagai berikut:

1. 転注 ‘Tenchuu’ : Yaitu kanji yang digunakan untuk menunjukkan kata-kata yang berhubungan atau terkait dengan makna utama kanji. Sebagai contoh:

好 beauty, virtue, goodness → 好む(このむ)<makna> to like 楽 music → 楽しむ(たのしむ) <makna> to enjoy

2. 仮借 ‘ Kaisha’ : Kanji yang digunakan hanya untuk tujuan fonetik, dengan tidak memperhatikan maknanya. Sebagai contoh:

亜米利加(アメリカ) <makna> America

(America biasanya ditulis dengan katakana)

2.4 Bushu

Bagian-bagian terkecil dari Kanji merupakan coretan atau garis yang digabungkan dan akhirnya membentuk Kanji. Bagian terkecil tersebut dikenal dengan istilah Bushu. Sehingga Bushu merupakan bagian atau komponen paling dasar digunakan untuk mengenali Kanji. Bushu juga diperlukan untuk mempermudah mencari Kanji di kamus ( Sudjianto dan Dahidi 2004:59)

(11)

k K s Tsuchiya kutipannya s 漢字 す。 Terje Seba Terd Ketujuh kel sebagai berik 1. へ 2. つ 3. か Sum Sum a (2006 : 1 sebagai berik 字の大部分は その組み合 emahan : agian besar dapat tujuh je lompok bush kut: へん : 言 つくり : 旁 う かんむり: と す Gamb mber: Mitam mber : Mitam 14) menyata kut : は、二つ以上 合わせ方には kanji, dapat enis cara pen

hu tersebut 左右に分け います.偏 左の偏に対 旁は「傍ら」 うことになり 上下に分け と言います。 す。 bar 2.6 Letak

mura dan Mit

mura dan Mit

akan banyak 上の部首の は七種類あ t terbentuk d nggabungan juga dipapa けられる場合 偏の意味「片 対して、右は の意味で ります。 けられる場合 また「頭 k Bushu tamura (1997 tamura (199 knya bushu 組み合わせ ります。

dari dua ata tersebut. arkan oleh T 合の左の部 片寄る」「片 は「旁(つ すから、偏 合、上の部 (かしら) 7:12) 97:12) u yang digu せに似よって au lebih gab Tsuchiya (2 部分を「偏 片側」とな つくり)」と 偏の傍らにあ 部分を「冠 」と呼ぶ場 1 unakan dala てできていま bungan bush 2006:14) yai (へん)」 ります。 と言います。 あるものとい (かんむり) 場合もありま 19 am ま hu. itu と 。 い )」 ま

(12)

4. あし : 上下のしたの部分を「脚(あし)」と言います。 5. たれ : 上から下に垂れ下がった形のものを言います。偏と冠 を兼ねたような形をしています。 6. にょう :「繞(にょう)」とは「取り巻く」の意味を表します。 偏と脚を兼ねたような形をしています。 7. かまえ : 外側や両側を囲むよう形をしたものを、「構(かま え)」と言います。 Terjemahan :

1. Hen : Disebut hen bila terdapat pada bagian kiri kanji dari bagian yang terbagi yaitu bagian kiri dan kanan. Arti dari hen adalah miring dan satu sisi.

2. Tsukuri : Berbeda dengan hen yang terdapat di sebelah kiri kanji, tsukuri terdapat pada sebelah kanan. Karena tsukuri bermakna tepi, sehingga dapat dikatakan tsukuri merupakan tepi dari hen.

3. Kanmuri : Dari bagian atas bawah, bagian atas kanji disebut kanmuri. Selain itu. Kanmuri juga dapat dikenal dengan istilah kashira. 4. Ashi : Dikatakan ashi bila terletak pada bagian bawah kanji.

5. Tare : Bentuknya menggantung dari sisi atas sampai bawahterletak pada daerah bagian hen dan kanmuri.

6. Nyou : Menunjukkan makna mengelilingi dan terletak pada bagian hen dan ashi.

7. Kamae : Kelompok bushu yang terletak mengelilingi bagian luar dan kedua sisi kanji.

2.5 Konsep Bushu Chikara ’ 力’

Chikara merupakan salah satu jenis bushu seperti yang tercantum dalam salah satu contoh jenis bushu berdasarkan letaknya oleh Sudjianto dan Dahidi (2004:59). Misalnya pada kanji 男 ‘otoko ’ yang merupakan kanji yang memiliki bushu chikara yang terletak dibawah kanji, sesuai dengan teori bushu sebelumnya yaitu

(13)

21  kelompok ashi.. Untuk mengenal lebih mendalam mengenai bushu chikara berikut ini penjelasan Takebe (1996:129) mengenai chikara :

「力」は「うで」の形です。右の腕を曲げて、力を入れてください。 力を入れれば、腕が太くなります。だから、「力」の右側は、とても 太いです。「体力・電力」「力学・力士」の「力」です。

Terjemahan :

Chikara merupakan kanji yang berasal dari bentuk lengan. Tekuk bagian kanan lengan dan gunakan kekuatan saat menekuknya. Bila bila menekuk lengan dengan menggunakan kekuatan, lengan akan membesar. Oleh karena itu, kanji chikara menampilkan gambaran bagian kanan membesar. Chikara berhubungan dengan kekuatan fisik maupun tenaga elektronik serta mekanika dan kekuatan seseorang.

Gambar 2.7 Pembentukan Chikara

Sumber : Kanji symbol collection

Gambar

Gambar 2.7 Pembentukan Chikara

Referensi

Dokumen terkait

Jakarta - Ketua Pengadilan Negeri Bandung sudah menanyakan kepada majelis yang menyidangkan kasus Walikota Bekasi nonaktif, Mochtar Mohammad mengenai putusan bebas yang

Selesai mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa S2 Prodi PU memiliki kompetensi tentang: (1) Wawasan Konseptual tentang hakikat Pedagogik, (2) Pemahaman

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

(3) memberdayakan masyarakat pengolah sabut kelapa (UMKM) dalam upaya menemukan strategi pengembangan dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam pengolahan sabut

bidang kesejahteraan sosial baik untuk anggotanya sendiri maupun masyarakat (organisasi selain organisasi politik), dan telah mempunyai struktur yang tetap (susunan

suatu lembaga yang pembentukan pertama dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Barat Nomor 135 Tahun 1990 tanggal 26 Maret 1990 tentang susunan Organisasi

Spiritual entrepreneurship dimaknai sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah organisasi dengan cara pandang yang universal yang dapat

Berkait dengan kepribadian tokoh yang terepresentasi melalui tokoh Santiago dalam novel Sang Alkemis, dapat memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap pembaca dalam