• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum SD Negeri Proyonanggan 14 Batang. 1. Profil SD Negeri Proyonanggan 14 Batang 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum SD Negeri Proyonanggan 14 Batang. 1. Profil SD Negeri Proyonanggan 14 Batang 1"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

48

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD Negeri Proyonanggan 14 Batang 1. Profil SD Negeri Proyonanggan 14 Batang1

a. Nama Sekolah : SD Negeri Proyonanggan 14 Batang b. Nomor Statistik Sekolah :101032511057/NPSN 20522565

c. Alamat sekolah : Jl. Dukuh Kedung Rejo Proyonanggan Selatan Kec. Batang Kab. Batang Jawa Tengah

d. Kode Pos : 51211 e. Telepon/Hp/fax : - f. Email/website : - g. Nilai akreditasi sekolah : A

h. Status tanah : Hak milik i. Luas tanah/lahan : 980 m2

2. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

SD Negeri Proyonanggan 14 Batang berdiri tahun 1983 berada diwilayah Proyonanggan, sekarang kelurahannya berubah nama menjadi Proyonanggan Selatan, dikarenakan wilayahnya luas maka dibagi tiga kelurahan, antara lain : Proyonanggan Selatan, Proyonanggan Tengah dan Proyonanggan Utara. SD Negeri Proyonanggan 14 Batang dibangun

1 Dokumentasi Profil dan Visi, Misi Sekolah SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(2)

49

pertama kali pada Tahun 1983, kedua 1985 dan mendapat rehab Tahun 2007. Angka yang dicantumkan urutan SD dulu menggunakan angka romawi, sekarang angka arab. Pada Tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KHD Jawa Tengah Nomor 421.2/021/XI/67/85 sekolah ini yang dahulu bernama SD Negeri Proyonanggan XIV, sekarang berubah nama menjadi SD Negeri Proyonanggan 14 pada tanggal 1 April 1985.2

3. Letak Geografis SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

SD Negeri Proyonanggan 14 berlokasi dilingkungan perkampungan padat penduduk. Mayoritas basis agamanya kuat, dan mata pencaharian penduduk buruh dan dagang, sedang PNS sebagian kecil.Alamat SD : Jl. Dukuh Kedung Rejo, namun masyarakat cenderung menyebut kedung kancil. Lokasi sekolah ke pusat kecamatan berjarak 1 km dan dari sekolah ke kabupaten 2,5 km. SD Negeri Proyonanggan 14 Batang terlatak pada lintas kecamatan. Anak didik tidak memerlukan antar jemput orang, sehingga lancar, aman dan terkendali. SD Proyonanggan 14 termasuk wilayah kabupaten Batang Kecamatan Batang dan kelurahan Proyonanggan Selatan.3

4. Visi dan Misi dan Tujuan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

SD Negeri Proyonanggan 14 Batang merupakan salah satu sekolah dasar yang menjadi tumpuan masyarakat dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk jenjang pendidikan di

2Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 5

November 2014.

(3)

50

atasnya. Dalam menciptakan generasi pemuda yang beriman, berilmu, dan bertaqwa maka eksistensi dan keberadaan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang dengan berbagai bentuk pelayanan yang maksimal menjadi begitu penting adanya. Adapun Visi, misi dan tujuan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang yaitu :

a. Visi sekolah

“Mewujudkan lulusan anak didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berprestasi, tangguh dan cinta tanah air.”4 b. Misi Sekolah

1) Meningkatkan keimanan anak.

2) Meningkatkan kecerdasan melalui PAKEM. 3) Meningkatkan potensi diri anak secara optimal.

4) Meningkatkan kepribadian anak dalam rangka memupuk semangat kebangsaan.

5) Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat di lingkungan sekolah.5

c. Tujuan Sekolah

1) Setelah lulus dari SD Negeri Proyonanggan 14 Batang anak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

2) Mempunyai akhlakul karimah dan serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

3) Bisa menjadi tauladan dalam kehidupan masyarakat

4Ibid

(4)

51

5. Struktur Organisasi SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

Pembagian struktur kerja yang tugasnya pada masing-masing bidang akan mempermudah ruang kerja berdasarkan tugas dan kewajiban, serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dan menjalin kerja sama yang efektif menuju produktivitas kerja untuk memperlancar kegiatan pendidikan agar dapat terorganisir dengan baik maka, dibentuklah struktur organisasi kepengurusan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang yang dapat dilihat sebagai berikut:

(5)

52 Tabel 1

(6)

53

Tabel 2

Struktur Pengurus Komite SekolahSD Negeri Proyonanggan 14 BatangTahun Ajaran 2014/20156

…….

6Dokumentasi Struktur Pengurus Komite SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, tahun

2014, Dikutip tanggal 4 November 2014.

KETUA KOMITE PARWIRO, SIP KEPALA SEKOLAH SUHARLINAH, S. Pd.SD BERDASARKAN:PPNO.17TAHUN 2010 SEKRETARIS

TAUFIK ARFIANTO, A.Ma

BENDAHARA RIATININGSIH, S. Pd

ANGGOTA

WAKIL ORTU KLS 1 HARTO WAKIL ORTU KLS 2 AMAT PRAYITNO WAKIL ORTU KLS 3 AMAT AMBARI WAKIL ORTU KLS 4 SAIFUDIN WAKIL ORTU KLS 5 SOBIRIN WAKIL ORTU KLS 6 SANTOSO

UNSUR DESA UNSUR ULAMA

FATURROHMAN

TOKOH MASYARAKAT

WAKIL KETUA KOMITE TUTIATI HADININGSIH, S. Pd UNSUR ORMAS TAWANG UNSUR PENGUSAHA WAL CUKUP

(7)

54 6. Keadaan Guru dan siswa

a. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu komponen dalam belajar-mengajar serta sebagai pigur sentral dalam mengemban amanat yang amat mulia disuatu lembaga pendidikan. Guru juga turut berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia yang sangat potensial di dalam mengoptimalkan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian guru sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif serta melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional sesuai dengan pengembangan.

Dalam mengemban amanat orang tua serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan, secara lengkap dapat dilihat daftar guru dan karyawan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang sebagai berikut:

Tabel 3

KeadaanPendidik Tahun Ajaran 2014/20157

No Nama / NIP L/ P Jabatan Ijazah 1 SUHARLINAH, S. Pd SD NIP.19620811198300 2006 P Kepala sekolah S1 2 DARMINI, S. Pd P Guru S1

7Dokumentasi Data Guru SD Negeri Proyonanggan Batang tahun ajaran 2014/2015,

(8)

55 NIP. 19560525198201 2001 Kelas I 3 TUM FATIMAH, S. Pd NIP. 19571002198201 2001 P Guru Kelas II S1 4 INDARWATI, S. Pd NIP. 19590520197911 2001 P Guru Kelas III S1 5 TUTIATI HADININGSIH. S. Pd NIP. 19611004198201 2007 P Guru KelasV S1 6 RIYATININGSIH, A. Ma. Pd NIP. 19680103200501 2004 P Guru Olahraga S1 7 MAHMUDAH, S. Ag NIP. 19760915200701 2007 P Guru PAI S.Ag 8 YUN SUTIHANI, S. Pd NIP. 991 068 001 P Guru B. Inggris D2 9 TAUFIK ARFIANTO, A. Ma NIP. 991 068 002 L Guru Kelas VI S1 10 KHAFIDHO KHASANAH NIP. 991068003 P Guru Kelas IV S1 11 SUPRAYITNO L TU SMK b. Keadaan Siswa

Siswa merupakan faktor penting dalam melaksanakan pendidikan selain pengajar. Ia merupakan subjek dalam pendidikan yang membutuhkan bimbingan dan arahan dalam mencapai tujuan

(9)

56

pendidikan. Pada hakikatnya siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda anatara satu dengan yang lainnya. Adapun data mengenai keadaan peserta didik yang penulis dapatkan dari penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang untuk lebih lanjut dapat penulis kelompokkan dalam tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 8

No Kelas Jumlah rombel Jumlah Jumlah L P 1 I 1 12 8 20 2 II 1 5 11 16 3 III 1 9 11 20 4 IV 1 11 16 27 5 V 1 14 12 26 6 VI 1 12 5 17 Jml 6 63 63 126

Dari tabel di atasdapatdisimpulkanbahwaseluruhsiswa SD NegeriProyonanggan 14 Batangberjumlah 126 siswa. Kelas yang mempunyaijumlahsiswaterbanyakadalahkelasIV yaitu 27 siswa, sedangkankelas yang jumlahsiswanyaterendahadalahkelas VI yaitu 17 Siswa.

8Dokumentasi Data Siswa SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, tahun ajaran 2014/2015,

(10)

57

7. Sarana dan Prasarana SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

Belajar merupakan suatu bagian aktivitas yang utama bagi siswa untuk mendapatkan beberapa rangkaian informasi baru yang belum mereka ketahui. Untuknitu, agar lebih memudahkan siswa dalam hal belajar diperlukan media ataupun sarana dan prasarana sebagai penunjang bagi siswa agar merasa lebih nyaman dalam melaksanakan proses pendidikannya di SD. Dengan demikian, hasil dari observasi yang penulis laksanakan di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang tersebut dapat diperoleh berbagai macam rangkaian hal tentang sarana dan prasarana SD. Adapun sarana dan prasaran yang dimiliki adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Data Sarana dan Prasarana SD Negeri Proyonanggan 14 Batang9

No Jenis Jumlah Luas Kondisi

1 Ruang Kelas 6 695 m2 Baik

2 Perpustakaan / di kelas II 1 4 m2 Baik 3 Laboratorium Komputer/ R. Guru 1 6,8 m2 Baik

4 Ruang Guru 1 17,28 m2 Baik

5 Ruang Pimpinan 1 4 m2 Baik

6 Ruang UKS/ di dalam kelas I 1 5,4 m2 Baik 7 Mushola/ di dalam kelas II 1 3,6 m2 Baik 8 Teras kelas 1-6 dan ruang guru - 153 m2 Baik

9Dokumentasi Sarana Prasarana SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, tahun ajaran

(11)

58

9 WC 3 13,8 m2 Baik

10 Ruang Kesenian - - -

11 Ruang Serba Guna/ Dapur 1 31,5 m2 Baik

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua jenis ruang terkondisi baik.

B. PerananKegiatan Tadarus Al-Qur’an Dalam Pembiasaan Pengamalan Agama Siswa Di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

Hasil wawancara peneliti dengan para responden di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang menyebutkan sebagai berikut :

1. Kegiatan Tadarus Al-Qur‟an

Kegiatan tadarus Al-Qur‟an merupakan kegiatan membaca dan mengulang kembali ayat-ayat suci Al-Qur‟an secara bersamaan, surat yang dibaca adalah surat-surat pendek yang ada di dalam Juz ‟amma.

Adapun pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur‟an di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang sebagaimana wawancara dengan Kepala Sekolah dan para guru yang bersangkutan sebagai berikut:

Ibu Suharlinah menyebutkan“Pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur‟an di sekolah kami merupakan kegiatan dalam rangka mengantarkan siswa untuk membiasakan pengamalan agamanya yaitu salah satunya dengan cara membiasakan siswa untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an secara rutin setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Karena kita ketahui, bahwasannya ajaran Islam bukan hanya sekedar mengajarkan teori-teori dan hafalan saja, namun kami berharap siswa dapat menerapkan dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, agar nantinya dapat

(12)

59

membentuk pribadi muslim yang kaffah , insan kamil seperti yang di cita-citakan oleh Islam.”10

Sedangkan menurut Ibu Mahmudah :

“Menurut saya, kegiatan tadarus al-Qur‟an di samping itu

pendidikan agama juga merupakan benteng bagi murid agar tidak melakukan hal-hal yang berdampak negatif seiring pesatnya arus teknologi yang lebih cangkih dan kriminalitas yang meningkat, juga sebagai upaya untuk menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama kepada diri siswa, sehingga siswa dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari”.11 Menurut Ibu Khafidho Khasanah:

“Dasar adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an disebabkan karena dulu masyarakat sekitar kurang religius, masih awam dengan kegiatan keagamaan, sehingga dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an berharap dapat meningkatkan iman dan taqwa dan disiplin waktu serta menanamkan moral yang baik dengan tujuan memberikan pengalaman belajar bagi siswa, sehingga siswa dapat memiliki keberagamaan yang baik“.12

Dalam hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Peranan guru dalam rangka mengantarkan siswa-siswinya untuk membiasakan pengamalan agamaan dilakukan dengan cara membiasakan siswa-siswinya untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an sudah terlaksana secara rutin dan teratur. Karena telah diketahui bahwasannya ajaran Islam bukanlah agama yang hanya sekedar mengajarkan teori-teori dan hafalan-hafalan saja, tetapi juga penerapan yang kemudian dibiasakan agar nantinya dapat terbentuk pribadi muslim yang kaffah, insan kamil, di samping itu pendidikan agama juga merupakan benteng

10Suharlinah, Kepala Sekolah, Wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14

Batang, pada tanggal 5 November 2014.

11

Mahmudah, Guru PAI, Wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014

12Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(13)

60

bagi murid agar tidak melakukan hal-hal yang berdampak negatif seiring pesatnya arus teknologi yang lebih cangkih dan kriminalitas yang meningkat. Sehinggadengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an berharap dapat meningkatkan iman dan taqwa dan disiplin waktu serta menanamkan moral yang baik dengan tujuan memberikan pengalaman belajar bagi siswa, sehingga siswa dapat memiliki keberagamaan yang baik.

2. Strategi guru dalam kegiatan tadarus Al-Qur‟an

Agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar dan berjalan dengan baik, tentunya guru mempunyai strategi yang telah direncanakan. Setelah melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan, berikut ini hasil wawancara mengenai strategi kegiatan tadarus Al-Qur‟an dalam pengamalan agama siswa kelas IV di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang:

“Strateginya dibiasakan secara rutin, selalu berusaha untuk melaksanakan karena itu merupakan kewajiban.13 Diusahakan setiap hari sebelum pelajaran melaksanakan tadarus Al-Qur‟an,agar kebiasaan itu tertanam dalam diri siswa, dengan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin berharap siswa mampu menghafal surat-surat pendek, selama kegiatan guru selalu berusaha untuk mendampingi. 14 Guru selalu berusaha membiasakan siswa untuk melaksanakan kegiatan yang sudah menjadi program sekolah, karena dampaknya banyak, salah satunya siswa akan terbiasa melaksanakan apa yang setiap hari mereka kerjaan.15

13Suharlinah, kepala sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proonanggan 14 Batang,

pada tanggal 5 November 2014.

14

Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

15Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(14)

61

Dapat disimpulkan bahwa strategi guru SD Negeri Proyonanggan 14 Batang yaitu selalu berusaha membiasakan siswa-siswinya untuk selalu melaksanakan kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang sudah menjadi program sekolah agar kebiasan itu tertanam dalam diri siswa dan siswa dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari seperti siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan lancar dan dapat menghafal surat-surat pendek, guru juga selalu berusaha untuk mendampingi siswa selama proses kegiatan tadarus Al-Qur‟an berlangsung.

3. Tujuan Kegiatan Tadarus Al-Qur‟an

Peranan kegiatan tadarus Al-Qur‟an tentu saja mempunyai tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Setelah melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan, berikut ini hasil wawancara mengenai tujuan pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur‟an dalampembiasaan Pengamalan Keberagamaan siswa kelas IV di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, sebagai berikut :

“Pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur‟an di sekolah ini tentu saja

memiliki tujuan yang kami harapkan, yaitu agar siswa memiliki akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, yaitu membentuk pribadi muslim yang baik, serta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.16Bertujuan agar siswa tidak menyimpang dari ajaran Islam, berperilaku baik, dan keberagamaannya bagus, teguh dengan kebenaran.17Bertujuan agar siswa dapat meningkatkan dan menetapkan pengetahuan yang telah diperoleh, agar siswa selalu termotivasi untuk bertingkah laku yang baik terhadap dirinya sendiri, terhadap

16

Suharlinah, Kepala Sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proonanggan 14 Batang, pada tanggal 5 November 2014.

17Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(15)

62

pencipta-Nya(Allah swt) dan terhadap sesamadan berharap siswa dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.18

Menurut wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan tadarus Al-Qur‟an dalam pembiasaan pengamalan keberagamaan siswa antara lain: bertujuan agar siswa memiliki akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, yaitu membentuk pribadi muslim yang kaffah, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik, agar siswa tidak menyimpang dari ajaran Islam, berperilaku baik, dan keberagamaan bagus, teguh dengan kebenaran, membentuk siswa agar dapat termotivasi untuk bertingkah laku yang baik terhadap dirinya sendiri, terhadap pencipta-Nya (Allah swt) dan terhadap sesamanya, serta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa dalam rangka pembiasaan pengamalan keberagamaannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Program-programPembiasaan Pengamalan Keberagamaan Siswa

Adapun program dalam pembiasaan pengamalan keberagaam siswa , antara lain :

a. Tadarus Al-Qur‟an (pembacaan juz „amma)

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan ibu Tuti Hadiningsih selaku guru kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang:

“salah satu program kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang diadakan sekolah kami adalah kegiatan membaca juz „amma sekitar

18Mahmudah, Guru PAI, Wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(16)

63

20 menit disetiap kelas sebelum pembelajaran dimulai, hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang religius, khusyuk, agar siswa lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran”.19

Berdasarkan wawancara dan observasi diketahui bahwa setiap kelas di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang melakukan kegiatan pembacaan juz „amma sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Kegiatan pembacaan juz „amma ini sudah berjalan 2 tahun yang lalu tepatnya tahun 2012 hingga sekarang .

Kegiatan tadarus Al-Qur‟an dilakukan disetiap pagihari selasa-sabtu, kecuali hari Senin dan Jum‟at karena sudah ada kegiatan yang lain yaitu hari senin ada upacara dan hari Jum‟at ada kegiatan senam pagi. Tadarus dimulai dari kelas I – VI sebelum kegiatan belajar mengajar sekitar 15-20 menit, dengan dipimpin oleh guru kelas masing-masing.

b. Pembiasaan sholat Dzuhur berjamaah

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh guru PAI SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, mengatakan bahwa:

“setiap dzuhur di sekolah kami telah melaksanakan kegiatan sholat dzuhur berjama‟ah setiap hari senin-kamis, sedang hari jum‟at – sabtu ditiadakan karena pulang sekolah lebih awal, dan kegiatan ini dilaksanakan mulai dari kelas III-VI. Sholat dzuhur berjama‟ah ini bertujuan untuk menciptakan suasana keagamaan di lingkungan sekolah, selain itu sekolah ini juga dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran pendidikan sholat bagi siswa-siswi kami, dan juga sebagai pembelajaran bagi siswa untuk selalu menghafal dan membaca surat-surat pendek dalam juz „amma”.20

19

Mahmudah, Guru PAI, Wawancara dan Observasi di kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

20Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(17)

64

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap hari senin – kamis siswa kelas III – VI di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang telah dibiasakan untuk melaksanakan kegiatan sholat berjama‟ah, kecuali hari jum‟at dan sabtu ditiadakan karena pulang sekolah lebih awal. Tujuan dilaksanakannya kegiatan sholat berjama‟ah yaitu untuk menciptakan suasana religius dilingkungan sekolah, sebagai wadah pembelajaran pendidikan sholat bagi siswa dan juga sebagai pembelajaran bagi siswa untuk selalu menghafal dan membaca surat-surat pendek dalam juz „amma.

c. Membiasakan untuk berdo‟a setiap sebelum memulai pelajaran maupun setelah selesai pelajaran.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh guru kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, mengatakan bahwa:

“Berdo‟a sebelum memulai pelajaran maupun setelah selesai pelajaran merupakan kebiasaan yang sudah kami terapkan dikelas, karena kami ingin menanamkan pada diri anak bahwa setiap keberhasilan kita, ada campur tangan Allah yang luar biasa, dengan begitu berdo‟a merupakan salah satu usaha kita untuk meminta kepada Allah, agar kita dimudahkan, difahamkan ketika kita mendapatkan pelajaran ataupun pengetahuan yang baru”.21

Dapat disimpulkan bahwa siswa telah dibiasakan untuk berdo‟a sebelum memulai pelajaran maupun setelah selesai pelajaran, sebagai salah satu bentuk ketaqwaan siswa kepada Allah swt.

21Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(18)

65 d. Membiasakan untuk berinfaq

Hal ini sebagaimana wawancara dengan seorang guru yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

“setiap hari kamis siswa dibiasakan untuk berinfaq seikhlasnya,

pembiasaan ini bertujuan agar siswa mempunyai sifat dermawan, suka memberi dan membiasakan tangan di atas dari pada tangan di bawah”.22

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan berinfaq yang telah dilaksanakan secara rutin setiap hari Kamis bertujuan agar siswa memiliki sifat dermawan, suka memberi dan mengamalkan hadits yang berbunyi “lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah”. Berikut tabel kegiatan rutin SD Negeri Proyonanggan 14 Batang:

Tabel 6

Kegiatan Rutin Di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

Kegiatan Rutin Penjelasan

a. Tadarus Al-Qur‟an a. Dilakukan setelah berdo‟a bersama

b. Dilaksanakan oleh seluruh siswa c. Surat yang dibaca adalah surat

juz „amma

d. Nilai utama yang diperoleh siswa: Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta

22Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(19)

66

terhadap Al-Qur‟an, cinta ilmu, percaya diri, patuh pada aturan sosial.

b. Sholat Berajama‟ah a. Dilaksanakan sholat dzuhur berjama‟ah

b. Dilaksanakan seluruh siswa kelas III-VI, dilaksanakan secara bergiliran

c. Nilai yang diperoleh siswa: Religiu, bertanggung jawab, patuh pada aturan agama.

c. Berdo‟a bersama a. Dilaksanakan setiap pagi dan siang, sebelum dan setelah kegiatan belajar.

b. Dilaksanakan sekitar 10 menit c. Nilai yang diperoleh siswa:

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, percaya diri, patuh pada aturan sosial, bekerja keras.

d. Berinfaq a. Dilaksanakan setiap hari kamis b. Dilaksanakan oleh semua siswa

(20)

67

c. Nilai yang diperoleh siswa: Jujur, cinta sesama, peduli.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan rutin yang telah dilakukan di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang beragam yaitu tadarus Al-Qur‟an, sholat berjama‟ah, berdo‟a bersama dan berinfaq. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan melatih anak supaya ta‟at menjalankan perintah agama.

Selain itu ada beberapa bentuk pembiasaan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah sebagai usaha untuk menumbuhkembangkan kultur sekolah yang kondusif dengan memberikan spirit nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, diantara bentuk kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Membiasakan disiplin dilakukan dengan datang tepat waktu dan berbaris terlebih dahulu sebelum memasuki kelas.

Hal ini sebagaimana wawancara dengan seorang guru yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

“kami berusaha membiasakan siswa untuk selalu memasuki

kelas tepat waktu, berusaha pukul 07.00 WIB bell sekolah berbunyi, karena kami membiasakan siswa untuk berbaris terlebih dahulu di depan kelas sebelum memasuki kelas masing-masing, dan tentu saja bagi siswa yang terlambat akan mendapatkan hukuman.”23

23Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(21)

68

Dapat disimpulkan bahwa siswa di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang telah dibiasakan untuk berangkat lebih awal, karena pukul 07.00 WIB diusahakan siswa sudah berbaris didepan kelas masing-masing yang dibimbing oleh guru kelas masing-masing, pertanda mereka telah melaksanakan tata tertib disiplin sekolah yang telah dilakukan secara rutin, dan bagi mereka yang tidak menaati akan mendapatkan hukuman.

b. Membiasakan berperilaku baik

Hal ini sebagaimana wawancara dengan seorang guru yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

“kami sebagai seorang guru tentu saja menginginkan para siswa berperilaku baik, dengan begitu kami selalu menbiasakan siswa bersalaman dengan guru yaitu setiap pagi ketika akan memasuki kelas dan ketika pulang sekolah, kami sebagai guru juga selalu berusaha bertutur kata sopan, dan menanamkan pada diri siswa untuk saling menyayangi sesama teman, untuk menanamkan jiwa tanggung jawab dan kerjasama yaitu salah satunya sering memberikan tugas kelompok dan mengajak mereka belajar kelompok”.24

Berdasarkan wawancara dan observasi diketahui bahwa guru membiasakan siswanya untuk berperilaku baik, dilakukan dengan cara membiasakan bersalaman dengan guru ketika akan memasuki kelas setiap pagi dan ketika pulang sekolah, guru bertutur kata sopan, dan siswa ditanamkan saling menyayangi dengan sesama teman, rasa tanggung jawab, dan kerjasama adalah salah satunya

24Khafidho Khasanah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14

(22)

69

sering memberikan tugas kelompok dan mengajak mereka belajar kelompok.

c. Membiasakan Untuk Memperingati Hari-hari Besar Islam

Hal ini sebagaimana wawancara dengan seorang guru adalah sebagai beriut:

“setiap hari-hari besar Islam seperti: pada bulan Ramadhan

mengadakan pesantren kilat, setiap kelas secara bergiliran, dalam kegiatan tersebut siswa diajak untuk membaca Al-Qur‟an, sholat berjama‟ah dan pemberian mauidho hasanah yang dipimpin oleh guru PAI. Kemudian di suasana hari Raya Idhul Fitri, kami mengajak siswa bersalam-salaman untuk saling maaf memaafkan antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan siswa dengan siswa, hari raya Idhul Adha, setiap hari raya idul Adha juga kami mengajak siswa untuk berqurban, dengan cara setiap siswa ditarik iuran. Selain itu memperingati hari Maulid Nabi Muhammad Saw., dan peringatan Isro‟ Mi‟raj, dengan harapan dapat mengingatkan siswa untuk selalu membudayakan ajaran Islam yang harus dilaksanakan dan siswa dapat mengamalkan keberagamaannya di suatu saat nanti sebagai rasa iman, taqwa dan patuh dalam melaksanakan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah.”25

Dapat disimpulkan bahwa siswa dibiasakan untuk memperingati hari – hari besar Islam seperti, pesantren kilat pada bulan ramadhan, bersalam-salaman dan saling memaafkan pada hari raya Idhul Fitri, berqurban pada hari raya Idhul Adha, memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw., dan membiasakan untuk memperingati Isro‟ Mi‟raj. Guru berharap dengan pembiasaan-pembiasaan yang telah dilaksanakan dapat mengingatkan siswa untuk selalu membudayakan ajaran agama Islam, siswa dapat

25Suharlinah, Kepala Sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(23)

70

mengamalkannya dan memupukkan pada diri siswa untuk selalu beriman, bertaqwa dan patuh dalam melaksanakan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah.

Proses pembelajaran diatas dilakukan secara rutin, sebagai usaha untuk meningkatkan pembiasaan pengamalan keberagamaan siswa. Sebagai salah satu Sekolah Dasar yang menjadikan lulusan SD Negeri Proyonanggan 14 Batang dapat menghafal surat-surat pendek tentunya melalui pembiasaan terus menerus yang dilakukan guru pada setiap awal proses pembelajaran, sehingga pembiasaan ini anak dengan sendirinya dapat menghafal dan mempraktekkan sholat.26

5. ResponpelaksanaanKegiatan Tadarus Al-Qur‟an

Dalam suatu kegiatan diperlukan suatu respon yang akan dijadikan tolak ukur dan keinginan dalam menemukaan jawaban atas suatu permasalahan yang diteliti, setelah melakukan wawancaranya mengenai responnya terhadap kegiatan tadarus Al-Qur‟an, menurut Hasil wawancara peneliti dengan para responden di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang menyebutkan sebagai berikut:

“kegiatan ini sangat baik, sangat positif, karena dengan adanya kegiatan tadarus ini dapat mengamalkan ajaran Islam yang harus dilaksanakan.”

26Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(24)

71

“kegiatan tadarus Al-Qur‟an sangat bagus sekali,karena dengan adanya kegiatan tadarus setidak-tidaknya kita dapat menebengi anak, sekarang kan kita tahu zamannya sudah lebih modern, kriminalitas semakin meningkat, dengan kegiatan ini diharapkan anak punya bekal, punya tebeng walaupun sedikit, pokoknya punya tebeng supaya anak itu menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, ya banyak sekali masyarakat sekitar sekolahyang berpendapat bahwa mereka merasa senang, nyaman, tenang dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang sitiap pagi dilaksanakan.”27

Sedangkan wawancara dengan guru lain:

“Saya merasa kegiatan ini sangat baik, karena dapat membuat suasana kelas menjadi nyaman, tenang, dan tanpa disengaja kita melatih anak untuk menjalin kekompakan, karena kegiatan tadarus ini kami membaca juz „Amma secara bersama-sama.” 28 Dalam hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang dilaksanakan di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang mempunyai pendapat yang positif baik dari guru maupun masyarakat sekitar, karena dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an merupakan usaha guru untuk membentengi siswanya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan karena perubahan zaman yang semakin pesat, kriminalitas yang semakin tinggi dengan begitu guru berharap siswa mempnyai bekal untuk mengatasi hal-hal tersebut.

Sedangkan menurut para siswa, yaitu Muhammad Fajrul Hakim mengatakan ”saya merasa senang, karena membaca Al-Qur‟an dapat pahala dan saya bisa hafal surat-surat pendek”

27

Mahmudah, Guru PAI, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

28Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(25)

72

6. Peranan Kegiatan Tadarus Al-Qur‟an dalam Pembiasaan Pengamalan Keberagamaan Siswa di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

Penerapan kegiatan tadarus Al-Qur‟an dalam pembiasaan pengamalan agama, terutama untuk tingkat SD sangatlah penting. Sebab pada masa ini siswa bersifat konkrit, belum mampu berpikir abstrak. Sehingga dampak atau peranan dari kegiatan tersebut baik bagi siswa. Menurut wawancara dengan para guru, berikut hasil wawancaranya:

Menurut Ibu Suharlinah selaku Kepala Sekolah SD Negeti Proyonanggan 14 Batang bahwa:

“Peranannya siswa akan terbiasa melakukan kegiatan tadarus Al-Qur‟an, menjadikan siswa memiliki karakter perilaku agama yang baik, sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah, siswa untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan karena kegiatan tadarus ini melatih siswa untuk selalu datang tepat waktu agar dapat mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur‟an dengan baik”.29 Menurut Ibu Mahmudah selaku Guru PAI SD Negeri Proyonanggan 14 Batang sebagai berikut:

“Peranannya siswa dapat menghafal surat-surat pendek, semakin bertambah hafalan siswa semakin mendukung kegiatan siswa terutama ibadah sholat, karena setiap hari dibaca dan diulang-ulang dapat memperlancar bacaan siswa dan menambah pahala, siswa menjadi terbiasa untuk melakukannya di sekolah maupun di rumah, selain itu peranannya berfungsi untuk menyadarkan siswa bahwa kegiatan tadarus Al-Qur‟an merupakan bentuk keimanan kepada Allah”.30

Menurut Ibu Khafidho Khasanah sebagai guru kelas IV di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, bahwa :

29

Suharlinah, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 5 November 2014.

30Mahmudah, Guru PAI, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(26)

73

“Peranannya yaitu dapat menciptakan suasana kelas tenang dan khidmat. Suasana ini akan membawa siswa untuk membuka diri guna menerima dan melakukan hal-hal yang positif seperti semua siswa masuk kelas tepat pada waktu yang ditentukan dan memperhatikan pelajaran dengan baik tanpa ada siswa yang membolos, dan siswa diarahkan untuk menjadi pelaku agama yang baik, dapat menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama dalam diri siswa, sehingga siswa dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari”.31

Dapat disimpulkan bahwa peranan kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang dilaksanakan di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang yaitu siswa akan menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan tadarus Al-Qur‟an, membentuk karakter siswa yang lebih baik, menyadarkan siswa bahwa kegiatan tadarus Al-Qur‟an sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah, melatih siswa untuk selalu datang tepat waktu agar dapat mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur‟an dengan baik, siswa dapat menghafal surat-surat pendek karena sering diulang-ulang, menciptakan suasana kelas yang tenang dan khidmat saat pelajaran dimulai.Siswa diarahkan agar menjadi pelaku agama yang baik, dapat menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama kepada diri siswa, sehingga siswa dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Faktor-faktor Yang Mendukung dan menghambat kegiatan Tadarus Al-Qur’an di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang

1. Faktor pendukung

a. Motivasi dan dukungan guru

31Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, Wawancara Pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(27)

74

Tumbuhnya kebiasaan siswa dalam mengamalkan sikap keberagamaannya, bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi begitu saja. Kebiasaan yang tumbuh pada diri siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya bimbingan dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh pendidik akan terbawa oleh siswa dan sekaligus akan memberi warna terhadap perilaku keberagamaannya kelak.

Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan, berikut keterangannya:

“tentunya faktor dari kami seorang guru, selalu mendukung program yang dilaksanakan sekolah untuk kebaikan siswa.32Faktor dari guru, kebiasaan siswa itu bukan peristiwa yang instan, perlu adanya bimbingan dari kami para guru dan itupun secara bertahap, berharap kebiasaan yang ditanamkan akan terbawa oleh siswa dan sekaligus akan memberi warna terhadap perilaku keberagamaan suatu saat nanti.”33

b. Motvasi dari Orang Tua

Selain bimbingan dari para guru di sekolah, tentunya motivasi orang tua sangat penting untuk memotivasi anaknya untuk mengenal agama lebih baik lagi. Masa anak-anak merupakan masa yang labil, naik turun, tidak mantap dan mudah berubah, agar anak dapat tekun, rajin, dan disiplin dalam belajar membaca Al-Qur‟an, maka orang tua harus melakukan pembiasaan belajar Al-Qur‟an pada

32

Suharlinah, Kepala Sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 5 November 2014.

33Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(28)

75

anak. Orang tua perlu memberikan motivasi kepadanya secara terus menerus.

Hal ini sebagaimana wawancara dengan Kepala sekolah di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang:

“Faktor dari orang tua sangat penting selalu memotivasi anaknya untuk melakukan hal-hal yang positif. 34Faktor pendukung selain dari kami para guru disekolah, tentunya partisipasi orang tua sangat penting untuk memotivasi anaknya untuk mengenal agama lebih baik lagi, mereka dapat mulai belajar mengaji Al-Qur‟an pada orang tua atau mengaji dengan anggota kelurga yang lain atau tokoh masyarakat yang dianggap ahli dalam bidang ilmu agama.”35

c. Motivasi dalam diri siswa

Hal ini sebagaimana wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang:

“Dari pengamatan saya siswa di sini sangat antusias sekali untuk membaca Qur‟an, hal ini dapat dilihat ketika tadarus Al-Qur‟an dimulai, siswa terlihat kompak dan lantang saat membaca surat yang dibaca.36

d. TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an)

Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Mahmudah selaku guru PAI di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, dan siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang sebagai berikut:

34Suharlinah, Kepala Sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

pada tanggal 5 November 2014.

35

Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

36Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

(29)

76

“selain itu mereka biasanya sepulang sekolah atau sore harinya ada yang belajar di TPQ, pelajaran di TPQ biasanya sudah mencangkup semua pelajaran agama, seperti ilmu tajwid, BTQ (Baca Tulis Qur‟an), pelajaran akhlak, dsb. Hal ini tentu saja mendukung peran kegiatan Tadarus Al-Qur‟an dan pelajaran PAI yang ada di sekolah ini.“37

e. Lingkungan

Dengan bertambahnya lingkungan siswa yang semula hanya lingkungan keluarga, setelah mereka memasuki dunia sekolah, maka lingkungan mereka akan bertambah dengan lingkungan sekolah, lingkungan yang baru bagi anak-anak. Yang semula anak terikat dengan peraturan lingkungan keluarga, disekolah anak akan mendapatkan peraturan baru yang pada umumnya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa dituliskan dan diundangkan disertai sanksi dan hukuman bagi setiap pelanggarnya.

Sebagaimana keterangan ibu Mahmudah selaku guru PAI, diperoleh keterangan sebagai berikut:

“lingkungan siswa baik keluarga maupun lingkungan sekolah, dimana anak kalau di rumah mereka harus menaati aturan di lingkungan keluarga, sedangkan anak di sekolah mereka harus menaati peraturan-peraturan yang sudah ada dan ditulis oleh sekolah disertai sanksi dan hukuman bagi mereka yang melanggarnya.”38

f. Masyarakat

Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat pun sangat mempengaruhi kebiasaan siswa. Lingkungan

37

Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

38Khafidho khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14

(30)

77

yang mendukung akan membuat siswa lebih mempunyai semangat dan perhatian penuh untuk belajar sungguh-sungguh.

“Tentunya masyarakat juga sangat mendukung dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur‟an ini, ada yang mengatakan bahwa mereka merasa senang ada tadarusan karena bagi warga yang rumahnya dekat dengan sekolahan, atau salah satu warga yang kebetulan melewati sekolah, mereka dapat merasakan kenyamanan dalam hatinya, dan dapat menirukan siswa yang sedang bertadarus.”39

2. Faktor penghambat

Dalam usaha yang dilakukan guru agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal, dalam pelaksanaanya masih saja ditemui kendala atau hambatan.

Sebagaimana hasil wawancara dengan guru PAI di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, sebagai berikut:

“Faktor penghambatnya yaitu dari para guru sendiri, tidak semua guru dapat fashih membaca dengan tajwid yang benar, hanya guru PAI yang mungkin bisa fashih dan lancar.40Faktor penghambatnya itu pasti ada karena guru agama disini hanya satu orang yaitu hanya saya, sehingga saya tidak dapat memantau bacaan siswa di setiap kelasnya, tidak dapat membetulkan ketika mereka ada yang salah dalam membaca. Sebelumnya maaf, guru kelas mungkin ada yang bisa membaca Al-Qur‟an tetapi tidak tahu tajwidnya salah atau benar seperti itu. Kalau jam ke -1 kebetulan saya yang masuk kelas ketika tadarusan ada siswa yang salah bacaannya maka saya dapat membetulkannya. Faktor lain yaitu karena perbedaan daya pikir anak, ada yang langsung dapat menerima dan ada yang harus diualang-ulang hingga mereka paham dan tahu, selain itu orang tua siswa yang berangkat dari pendidikan yang rendah menjadikan proses pendidikan sedikit terhambat karena orang tua tidak bisa menjadi tempat

39

Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

40Suharlinah, Kepala Sekolah, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang,

(31)

78

bertanya anak-anak. 41 Faktornya yaitu ada anak yang membacanya kurang lancar, mungkin karena pembekalan pengetahuan membaca Al-Qur‟an dari orang tua yang berbeda-beda, ada yang orang tuanya dapat membaca Al-Qur‟annya sudah bagus, sedang, dan ada juga yang tidak bisa.42

Dari uraian wawancara di atas, dapat di simpulkan, bahwa kendala setiap usaha sudah pasti ada, seperti pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur‟an di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, adapun hambatannya yaitu:

a. Pengetahuan setiap guru kelas tentang ilmu Tajwid yang masih minim

b. Perbedaan daya pikir anak, ada yang langsung dapat menerima dan ada yang harus diualang-ulang hingga mereka paham dan tahu. c. Pendidikan orang tua yang rendah, sehingga orang tua tidak bisa

menjadi tempat bertanya anak-anak.

Itulah beberapa faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan tadarus Al-Qur‟an yang ada di sekolah ini.

Sejauh ini yang saya amati dari faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam proses kegiatan tadarus Al-Qur‟an ataupun fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah, maupun guru-guru atau pihak-pihak sekolah yang sangat mendukung adanya program-program keagamaan.

41

Mahmudah, Guru PAI, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan 14 Batang, pada tanggal 6 November 2014.

42Khafidho Khasanah, Guru Kelas IV, wawancara pribadi, di SD Negeri Proyonanggan

Referensi

Dokumen terkait

Adapaun tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran maupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi dan tujuan

Untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan ekspor suatu negara dalam satu sistem ekonomi, semua negara tersebut harus melakukan ekspor bukan hanya untuk memenuhi

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL6. NOMOR 4 TAHUN 2017

According to Default Semantics, there is no logical form, no semantic underspecification or ambiguity, and no semantics/pragmatics boundary; instead, meaning resides in the merger

Statistika Inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji, menaksir dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk

But, as we all know, making them laugh, is easier said than done. Precisely for those who find it difficult to come up with something funny to say, I am adding some funny anecdotes

When the timely dose of nicotine or whatever chemicals as a result of smoking is not channeled towards the brain, the brain gets upset.. Hence we feel uncomfortable with

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Sistim Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan administrasi dan