FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROSIDING
Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya
“Tren Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Abad 21”
Team Editor:
Prof. Drs. Purwanto, Ph.D
Prof. Dr. Cholis Sa'dijah, M.Pd, M.A
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
Dr. Abdur Rahman As'ari, M.Pd, M.A
Dr. Abd. Qohar, M.T
Dr. Rustanto Rahardi, M.Si
Drs. Sukoriyanto, M.Si
Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si
Syaiful Hamzah Nasution, S.Si., M.Pd
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan(KDT)
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi atau merekam dengan teknik apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
8-6-8977-6-8
Diterbitkan oleh Penerbit CV. Bintang Sejahtera Anggota IKAPI (No: 136/JTI/2011)
Jl. Sunan Kalijogo no. 7AA, Dinoyo, Malang
i
Tim Penilai Makalah (Reviewer):
Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc
Prof. Dr. Ipung Yuwono, M.S, M.Sc
Prof. Drs. Purwanto, Ph.D
Prof. Dr. Cholis Sa'dijah, M.Pd, M.A
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si
Dr. Abdur Rahman As'ari, M.Pd, M.A
Dr. Abadyo, M.Si
Dr. Abd. Qohar, M.T
Drs. Dwiyana, M.Pd., Ph.D
Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd
Dr. Erry Hidayanto, M.Si
Dr. Hery Susanto, M.Si
Dr. rer nat. I Made Sulandra, M.Si
Dr. I Nengah Parta, S.Pd, M.Si
Dr. Makbul Muksar, M.Si
Dr. Subanji, M.Si
Dra. Santi Irawati, M.Si, Ph.D
Dr. Sudirman, M.Si
Dr. Sri Mulyati, M.Pd
Dr. Susiswo, M.Si
Dr. Swasono Rahardjo, M.Si
Drs. Tjang Daniel Chandra, M.Si, Ph.D
Dr. Rustanto Rahardi, M.Si.
Drs. Sukoriyanto, M.Si
Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si
Darmawan Satyananda, S.T, M.T
x
Profil Kemampuan Siswa SMK dalam Memecahkan Masalah Jarak pada
Geometri Ruang Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Spasial
Nuru1 Jazilah dan Cholis Sa’dijah ... 662
Profil Penalaran Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Program Linear
Parida, Toto Nusantara, dan Abadyo ... 670
Evaluasi Skripsi Mahasiswa Jenis Design Research pada Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Jakarta
Pinta Deniyanti Sampoerno ... 680
Peningkatan Pemahaman Geometri Materi Segi Empat dan Segitiga Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Teori Van Hiele Berseting Kooperatif STAD
Pratita Nindya Dyana dan Rustanto Rahardi ... 690
Pengembangan Media Permainan Monopoli Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas 3 SD Negeri Sukorejo 2 Lamongan
Putri Yeni Lestari, Mohammad Edy Nurtamam, dan Wanda Ramansyah ... 698
Kajian Tentang Kualitas LKS yang Dirancang untuk Memahamkan Matematika
Ratna Sari Dewi, Abdur Rahman As’ari, dan Makbul Muksar ... 705
Proses Berpikir Siswa dalam Pemecahan Masalah Geometri Ruang Kelas X SMA
Negeri 1 Talun
Reny Eka Nur Afrianti, Erry Hidayanto, dan Aning Wida Yanti ... 712
Studi Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa Antara yang Diajar dengan
Tahapan Belajar Van Hiele dan Model Pembelajaran Langsung pada Materi
Lingkaran
Restu Ria Wantika ... 719
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi
Aritmatika Sosial Berdasarkan Analisis Newman
Rina, Purwanto dan I Nengah Parta ... 725
Persepsi Guru Tentang Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Sekolah
Menengah Pertama
Rina Marleni, Abadyo dan Makbul Muksar ... 732
Implementasi Problem-Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika
untuk Mengoptimalkan Kemampuan Interaksi Interpersonal Siswa
Rini Setianingsih, Ipung Yuwono, Abdur Rahman As’ari, dan Makbul Muksar ... 741
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Persamaan
Linear Dua Variabel Kelas VIII
STUDI PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANTARA YANG
DIAJAR DENGAN TAHAPAN BELAJAR VAN HIELE DAN MODEL
PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATERI LINGKARAN
Restu Ria Wantika
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
resturiawantika89@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa yang diajar dengan tahapan belajar van Hiele lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung. Hipotesis yang diajukan adalah prestasi belajar mahasiswa yang diajar dengan tahapan belajar van Hiele lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung pada materi parabola. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika angkatan 2015 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas 2015 A, 2015 B, 2015 C dan 2015 D. Sampel penelitian ini adalah kelas 2015 A sebanyak 35 siswa sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar menggunakan tahapan belajar van Hiele dan kelas 2015 C sebanyak 34 siswa sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes. Dari analisis data data didapatkan hasil perhitungan dengan uji normalitas terhadap skor tes mahasiswa menunjukkan sampel berdistribusi normal, hasil perhitungan dengan uji homogenitas terhadap skor tes siswa menunjukkan kedua sampel memiliki varians homogen, dengan mengunakan uji-t diperoleh t hitung 2,508 lebih dari t daftar
yaitu 1,67 sehingga Ho ditolak artinya prestasi belajar mahasiswa yang diajar
tahapan belajar van hiele lebih baik daripada yang diajar model pembelajaran langsung.
Kata kunci: Tahapan belajar Van Hiele, Model pembelajaran langsung PENDAHULUAN
Geometri merupakan pokok bahasan yang banyak ditakuti oleh siswa, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami konsep-konsep geometri. Penelitian Budiarto (2006) menunjukkan hasil 22 % dari 54 siswa menggunakan “yang akan dibuktikan sebagai
yang diketahui”, di samping itu 19,4 % dari 42 guru SMP dan SMU Surabaya mengalami
kesulitan menyelesaikan permasalahan “buktikan bahwa ...”. Dalam penelitian yang lain didapat data 24% dari 62 siswa pada pelajaran geometri tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikandanadanya miskonsepsi siswa dalam memahami konsep-konsep geometri.Temuan penelitian Budiarto (2006) menunjukkan siswa membuat kesalahan dalam menganalisis soal, hal ini terlihat dari siswa kurang memperhatikan ada tidaknya informasi dari suatu masalah yang diberikan. Dalam memecahkan masalah tidak jarang siswa tidak tahu apa yang diketahui dan apa yang akan dibuktikandari masalah yang diberikan. Siswa tidak dapat menggunakan apa yang diketahui atau menggunakan apa yang akan dibuktikansebagai yang diketahui. Siswa hanya memahami geometri dalam waktu sesaat saja.Dalam arti keterkaitan antara sifat atau antar konsep kurang ditekankan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Berdasarkan kenyataan saat ini, pembelajaran cenderung menjadikan anak pandai menghitung, bukan menata nalar yang merupakan tujuan dari pendidikan matematika. Akibatnya pada kemampuan melakukan analisis semakin menurun dan yang meningkat adalah kemampuan pada menghitung saja (Sutopo, 2005 : 26).
Tahapan belajar van Hiele adalah pendekatan pembelajaran menurut van Hiele (Yazdani, 2008: 60) yang memiliki 5 tahap pembelajaran. Tahap-tahap pembelajaran itu adalah
Inquiry/Information, Direct Orientation, Explication, Free Orientation, Integration. Pada tahap
pertama, Inquiry/Information guru dan siswa membahas topik dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa. Pada tahap kedua, Direct Orientation siswa menggali topik yang dipelajari. Pada tahap ketiga, Explication siswa mulai membentuk hubungan tentang topik yang dipelajari. Pada tahap keempat, Free Orientation siswa bekerja secara mandiri menyelesaikan permasalahan yang lebih komplek. Pada tahap kelima, Integration siswa meringkas dan mereview tentang topik tertentu. Pada penelitian ini menggunakan materi persamaan lingkaran, pada tahap pertama guru menginformasikan bahwa materi yang akan dipelajari yaitu materi persamaan lingkaran dan menanyakan pengetahuan awal siswa tentang lingkaran, tahap kedua siswa mencari komponen lingkaran yang diperlukan untuk menemulan persamaan lingkaran, tahap ketiga siswa mencari hubungan antara yang diketahui yaitu komponen lingkaran dengan apa yang diperlukan untuk menemukan persamaan lingkaran, tahap keempat siswa mulai mengerjakan LKS terbimbing untuk menemukan persamaan lingkaran, tahap kelima siswa meringkas dan merievew hasil penemuan persamaan lingkaran.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang terdiri dari lima fase antara lain Fase pertama adalah menyampaikan tujuan dan menyiapkan Siswa, fase keduamendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, fase ketiga membimbing pelatihan, fase keempat mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, serta fase yang terakhir memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Pada tahapan belajar Van Hiele dan model pembelajaran langsung ada beberapa kelebihan dan kelemahan. Pada tahapan belajar Van Hiele guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga dapat melatih siswa untuk berpikir kritis namun hal ini menyebabkan siswa yang pasif tidak mendapatkan pengetahuan yang diinginkan oleh guru (Tolga, 2009). Sedangkan pada model pembelajaran langsung guru berperan penting dalam proses pembelajaran sehingga seluruh siswa mendapatkan pengetahuan yang diinginkan oleh guru namun hai ini menjadikan siswa terlalu bergantung pada guru dan menyebabkan siswa kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.
Lingkaran merupakan salah satu materi kajian geometri analitik yang kebanyakan mahasiswa menemui kesulitan, terutama dalam memahami persamaan lingkaran beserta garis sinngungnya dikarenakan materi yang banyak , serta mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyelesaikan sola mengenai persamaan lingkaran dan garis singgungnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu inovasi pembelajaran diantaranya dengan menggunakan tahapan belajar van Hiele atau model pembelajaran langsung. Berdasarkan wawancara dan studi lapangan peneliti dengan dosen yang mengampu mata kuliah geometri analitik, peneliti mendapatkan data bahwa 75% hasil belajar mahasiswa pada subbab lingkaran tidak tuntas.
Casbari (2001) melakukan penelitian dengan hasil bahwa penggunaan pendekatan Van Hiele dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa dan dalam pembelajaran matematika memberikan suasana belajar mengajar (class atmosphere) yang lebih menyenangkan.Diah (2014) melakukan penelitian dengan hasil bahwa penggunaan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan subyekmahasiswa angkatan 2015 yaitu berjudul “Studi Perbandingan prestasi
belajar mahasiswa antara yang diajar dengan tahapan belajar van Hiele dan model pembelajaran langsung pada materi lingkaran ”. Adapun rumusan masalah adalah
Apakah prestasi belajar siswa yang diajar dengan tahapan belajar van Hiele lebih baik
daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang diajar dengan tahapan
belajar van Hiele lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran
langsung.
METODE
Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti dapat digambarkan dalam tabel, sebagai berikut.
Rancangan Penelitian
Kelas Perlakuan Tes
Eksperimen X O1
Kontrol Y O2
Keterangan :
X : Tahapan belajar van Hiele.
Y : Model pembelajaran langsung.
O1 = O2 : Tes
Populasi dan sampel
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2015 yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas 2015 A, 2015 B, 2015 C dan 2015 D. Sampelyang dipilih secara acak didapat kelas 2015 A sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar menggunakan tahapan belajar van Hiele dan kelas 2015 C sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang diajar menggunakan Model pembelajaran langsung. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diajar oleh dosen dan materi yang sama. Dalam penelitian ini kelas eksperimen yaitu kelas 2015 A berjumlah 35 orang dan kelas kontrol yaitu kelas 2015C berjumlah 34 orang.
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes. Yang dimaksud metode tes dalam penelitian ini adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif tentang prestasi belajar yang dicapai mahasiswa setelah diberi perlakuan yang berbeda. Tes dilakukan setelah siswa diberi perlakuan.
Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan adalah tes, RPStahapan belajar Van Hiele, RPS model pembelajaran langsung.
Teknik Analisis Data Uji Normalitas
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar distribusi frekuensi untuk masing-masing kelas b. Menghitung skor rata-rata (𝑥 ̅ ) dan simpangan baku (s) dengan menggunakan rumus :
𝑥̅ = ∑ fixi
∑ fi ( Sudjana, 2005 : 70)
𝑠2= n ∑ fixi2−(∑ fixi)2
n(n−1) ( Sudjana, 2005 : 95)
c. Menghitung tabel frekuensi harapan dan pengamatan. Langkah-langkah yang digunakan :
1) Menentukan batas bawah ( xi ) pada tiap-tiap kelas
2) Menentukan besarnya bilangan baku (z) untuk tiap-tiap kelas interval dengan rumus :
zi = 𝑥𝑖−𝑥̅s untuk i = 1,2,3,….,n ( Sudjana,2005: 99)
Keterangan
zi = Bilangan baku 𝑥 ̅ = Skor rata-rata
xi= batas bawah kelas ke i s = simpangan baku
3) Menghitung luas tiap kelas interval ( L ) 4) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei = L x n
d. Menentukan Hipotesis
Ho = Populasi berdistribusi normal
H1 = Populasi tidak berdistribusi normal
e. Menentukan taraf nyata 𝛼 = 0,05 f. Menentukan nilai 𝜒2 dengan rumus :
𝜒2 = ∑ (𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖 𝑘 𝑖=1
Keterangan:
k = banyaknya kelas interval Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi harapan
g. Mencari nilai 𝜒2(1-α)(k-3) dari daftar chi-kuadrat
h. Menentukan kriteria pengujian :
- Ho diterima jika 𝜒2<𝜒2(1-α)(k-3) , sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal.
-Ho ditolak jika 𝜒2 𝜒2(1-α)(k-3) , sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal. i. Menarik kesimpulan
Uji Homogenitas varians
Uji Homogenitas Varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians penelitian
homogen atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
H
0= 𝜎
12= 𝜎
22H
1= 𝜎
12≠ 𝜎
22b. Menentukan taraf nyata 𝛼 = 0,10 c. Menghitung F dengan rumus : F = varians terbesar
varians terkecil
d. Mencari nilai 𝐹1 2𝛼(𝑣1,𝑣2)
dari daftar distribusi F dimana : v1adalah derajat kebebasan pembilang
v2adalah derajat kebebasan penyebut
e. Menentukan Kriteria H0 diterima atau ditolak
H0 diterima bila F <F1 2α(v1,v2) atau H0 ditolak bila F ≥ F1 2α(v1,v2) f. Menarik kesimpulan
Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk membandingkan dua keadaan yang berbeda dengan menggunakan uji t.
a. Jika 𝜎12= 𝜎22= 𝜎, 𝜎 tidak diketahui, maka prosedur pengujian yang ditempuh
sebagai
berikut: (Sudjana, 2005 : 243) 1) Menentukan hipotesis
H0 = µ1≤ µ2 Prestasi belajar siswa yang diajar tahapan belajar van
Hiele tidak lebih baik daripada siswa yang diajar model pembelajaran langsung
H1 = µ1> µ2 Prestasi belajar siswa yang diajar tahapan belajar van
Hiele lebih baik daripada siswa yang diajar model pembelajaran langsung
2) Menentukan taraf nyata 𝛼 = 0,05 3) Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika t <𝑡(1−𝛼)dengan dk = ( n1 + n2 -2)
4) Menghitung statistik ujinya dengan rumus : t = 𝑥̅̅̅̅−𝑥1 ̅̅̅̅2 𝑠√1 𝑛1+√ 1 𝑛2 ( Sudjana, 2005 : 239) dengan s2 = (n1−1)s12+(n2−1)s22 n1+n2−2 5) Menarik kesimpulan
b. Jika 𝜎12 ≠ 𝜎22 dan keduanya tidak diketahui, maka prosedur
pengujian yang ditempuh sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis
H0 = µ1≤ µ2 Prestasi belajar siswa yang diajar tahapan belajar van
Hiele tidak lebih baik daripada siswa yang diajar model pembelajaran langsung
H1 = µ1> µ2 Prestasi belajar siswa yang diajar tahapan belajar van
Hiele lebih baik daripada siswa yang diajar model pembelajaran langsung
2) Menentukan taraf nyata 𝛼 = 0,05 3) Menentukan kriteria pengujian H0 diterima jika -w1t1+w2t2 w1+w2 < t’ < w1t1+w2t2 w1+w2 Dengan : w1 = 𝑠1 2 𝑛1 ; w2 = 𝑠22 𝑛2 t1= 𝑡(1−1 2 𝛼)(𝑛1−1) ; t2= 𝑡(1−1 2 𝛼)(𝑛2−1)
4) Menghitung statistik ujinya dengan rumus : t’ = x̅̅̅−x1 ̅̅̅2 √s12 n1+√ s22 n2 ( Sudjana, 2005 : 241) 5) Menarik kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji normalitas kelas eksperimen didapat 𝜒2 = 2,5676 dan 𝜒2
(1-α)(k-3) = 𝜒2(0,095)(3) =
7,81. Hipotesis ( Ho) berada pada daerah penerimaan yaitu 𝜒2<𝜒2(1-α)(k-3) yang berarti kelas
eksperimen merupakan sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas kelas kontrol didapat 𝜒2 = 3,081 dan𝜒2
(1-α)(k-3) = 𝜒2(0,095)(3) =
7,81. Hipotesis ( Ho) berada pada daerah penerimaan yaitu 𝜒2<𝜒2(1-α)(k-3) yang berarti kelas
kontrol merupakan sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal.
Dari hasil uji homogenitas didapat Fhitung 1,133 kurang dari nilai F dari daftar yaitu 1,74
maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki varians homogen.
Setelah diketahui kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t diperoleh nilai t hitung 2,508
lebih dari t daftar yaitu 1,67 sehingga Ho ditolak artinya prestasi belajar mahasiswa yang diajar
tahapan belajar van hiele lebih baik daripada yang diajar model pembelajaran langsung.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan didasarkan atas fakta dan data yang diperoleh yaitu prestasi belajar mahasiswa yang diajar tahapan belajar van hiele lebih baik daripada yang diajar model pembelajaran langsung dengan menggunakan beberapa uji antara lain uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel tersebut berdistribusi normal didapat kelas eksperimen dengan 𝜒2 = 2,5676 dan𝜒2
(1-α)(k-3) = 𝜒2(0,095)(3) = 7,81.
Hipotesis ( Ho) berada pada daerah penerimaan yaitu 𝜒2<𝜒2(1-α)(k-3) yang berarti kelas
eksperimen merupakan sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas kelas kontrol didapat 𝜒2 = 3,081 dan𝜒2
(1-α)(k-3) = 𝜒2(0,095)(3) = 7,81. Hipotesis ( Ho) berada pada
daerah penerimaan yaitu 𝜒2<𝜒2
(1-α)(k-3) yang berarti kelas kontrol merupakan sampel yang
berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel tersebut memiliki varians yang homogen didapat Fhitung 1,133 kurang dari nilai F dari daftar
yaitu 1,74 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki varians
homogen dan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t diperoleh nilai t hitung 2,508 lebih dari t
daftar yaitu 1,67 sehingga Ho ditolak artinya prestasi belajar mahasiswa yang diajar tahapan
belajar van hiele lebih baik daripada yang diajar model pembelajaran langsung.
Saran
Bagi para guru dan calon guru atau peneliti pendidikan hendaknya mempertimbangkan menggunakan tahapan belajar van Hiele pada materi lingkaran karena telah teruji bahwa prestasi belajar mahasiswa yang diajar dengan tahapan belajar van Hiele lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung.
DAFTAR RUJUKAN
Budiarto, Mega Teguh. 2006. Bentuk Kesalahan dalam Menyelesaikan Permasalahn Geometri.Universitas Negeri Yogyakarta.
Casbari. 2001. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui pendekatan Van Hiele Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 6
Pekalongan. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang (diakses tanggal 20
0ktober 2010 jam 10: 47).
Diah. 2014. Penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas iii sdn ngagel rejo iii/398 surabaya. JPGSD.Volume 02 Nomor
02 Tahun 2014.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sutopo. 2005. Penerapan permainan polygon capture dalam pembelajaran
geometri.dalam Prosiding seminar nasional matematika dan pendidikan
matematika hal 26. Surabaya: Unipres
Tolga Erdo,Soner Durmu. 2009. The effect of the instruction based on Van Hiele model
on the geometrical thinking levels of preservice elementary school teachers
levels of preservice elementary school teachers,World Conference on
Educational Sciences.
Yazdani, M. 2007. Correlation between Students’ Level of UnderstandingGeometry According to the van Hieles’ Model and Students Achievement in Plane Geometry, Journal of
Mathematical Sciences &MathematicsEducation, February 2007,Vol. 2, No. 2