• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 54

PENGARUH

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN DAN BANTUAN KEUANGAN PEUMAKMUE GAMPONG

TERHADAP PENANGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH

Sayed Syahril

1

, Abubakar Hamzah

2

, Muhammad Nasir

3

1)

Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

2,3)

Dosen Fakultas Ekonomi dan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Abstract: This research aims to examine the effect of national program for community empowerment in rural (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-PNPM Pedesaan) and Financial Aid for Village Welfare (Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong-BKPG) on poverty reduction in Aceh Province. The sample of the research are thirty heads of village chosen by purposive sampling methods, and then the data analyzed by statistics methods of multiple linier regression. The result of research show that national program for community empowerment in rural (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-PNPM Pedesaan) and Financial Aid for Village Welfare (Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong-BKPG) are simultaneously and partially have a significant effect on poverty reduction in Aceh Province. This research can provide input particularly for Aceh Government and generally for state government that one of the effort of poverty reduction is community-based program.

Keywords: National Program for Community Empowerment (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-PMPN), Financial Aid for Village Welfare (Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong-BKPG), Poverty Reduction and Multiple Linier Regression

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong terhadap penanggulangan kemiskinan. Sampel penelitian sebanyak 30 orang kepala desa yang dipilih dengan metode purposive sampling. kemudian data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan di Provinsi Aceh. Temuan penelitian ini dapat menjadi masukan kepada pemerintah Aceh pada khususnya dan pemerintah pusat pada umumnya bahwa salah satu upaya pengentasan kemiskinan adalah dengan adanya program berbasis pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong, Penanggulangan Kemiskinan dan Regresi Linier Berganda.

PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah masalah klasik yang dihadapi Indonesia dan akan tetap menjadi masalah yang terberat yang akan dihadapi pemerintah setiap tahunnya. Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan pangan, terbatas dan rendahnya mutu layanan kesehatan,

gizi anak, dan pendidikan. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Problem kemiskinan merupakan satu hal yang tidak bisa terlepas dari pembangunan suatu bangsa. Kemiskinan merupakan side effect dari laju pembangunan nasional tanpa ada

(2)

55 - Volume 3, No. 2, Mei 2015

maksud untuk menciptakannya. Kemiskinan yang dialami penduduk Indonesia tidak hanya sebatas kemiskinan secara ekonomi, akan tetapi juga bersifat non ekonomi, seperti terbatasnya akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, produktivitas yang rendah, terbatasnya akses terhadap partisipasi dan pembangunan, dan lain sebagainya. Menanggapi hal tersebut, terlihat bahwa pengentasan kemiskinan tidak hanya dilakukan secara finansial saja, akan tetapi juga harus mencakup pemberdayaan dari sisi masyarakat itu sendiri (Soraya, 2009).

Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, melalui program yang berbentuk bantuan langsung masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan merupakan salah satu wujud pembangunan alternatif yang menghendaki agar masyarakat mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Empowerment (pemberdayaan) berasal dari

Bahasa Inggris, dimana power diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Menurut Korten (1992) pemberdayaan adalah peningkatan kemandirian rakyat berdasarkan kapasitas dan kekuatan internal rakyat atas SDM baik material maupun non material melalui redistribusi modal.

Sejak tahun 1999, pendapatan Pemerintah Aceh yang dikelola oleh pemerintah daerah dan provinsi telah meningkat lebih dari 500 persen. Transfer dari pemerintah pusat diperkirakan akan meningkat seiring dengan penerapan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (Undang-Undang No. 11/2006, dikenal sebagai UUPA). Setelah terjadinya bencana tsunami pada bulan

Desember 2004, Aceh menerima bantuan dalam jumlah yang besar dari pemerintah Indonesia dan masyarakat internasional, diperkirakan sekitar AS$7,5 milyar dalam jangka waktu lebih dari lima tahun.

Kemiskinan di Aceh telah menyadarkan bahwa pendekatan yang dipilih dalam

penangggulangan kemiskinan perlu

disempurnakan dan dperkaya dengan upaya untuk mengkokohkan kebudayaan institusi komunitas.

Persentase penduduk miskin dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Persentase Penduduk Miskin

Tahun Provinsi Persentase

Penduduk Miskin 2012 Aceh 18.58% 2013 17.72% Penurunan 0.86% Sumber: BPS (2014)

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa persentase penduduk miskin di Provinsi Aceh Tahun 2012 sebesar 18.58% dan Tahun 2013 17.72%. Ini menunjukkan terjadi penurunan kemiskinan di Provinsi Aceh. Penurunan tingkat kemiskinan ini diduga di pengaruhi oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

Dalam rangka mencapai visi misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi dan strategi yang dikembangan, maka PNPM Mandiri

(3)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 56 Perdesaan lebih menekankan pentingnya

pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan berkelanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) (Dirjen PMD

Kemendagri, 2009), tujuan dari Program

PNPM-MPd adalah untuk meningkatkan pendapatan perdesaan.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal perusahaan atau perorangan. Pendapatan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti: penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalty, Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan atau perorangan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Program PNPM-MPd dibiayai oleh dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat). Kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dasar, kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan ketrampilan, kegiatan peningkatan kapasitas kelompok usaha ekonomi, dan penambahan modal simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP).

Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tidak hanya dipengaruhi oleh program PNPM MPd. Program berbasis pemberdayaan juga dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh dengan nama Bantuan Keuangan Peumakmue

Gampong (BKPG). BKPG diluncurkan oleh Gubernur Aceh tahun 2009. Program ini sekaligus menandai keseriusan Pemerintah Aceh untuk merubah logika pendekatan proyek menjadi program, BKPG adalah bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Aceh dalam rangka percepatan pembangunan, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahaan dan gampong. Tujuan dibentuknya program BKPG ini adalah komitmen Pemerintah Aceh dalam rangka penguatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu upaya pengurangan tingkat kemiskinan di Aceh. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan dan Bantuan Keuangan

Peumakmue Gampong terhadap

Penangulangan Kemiskinan di Aceh”.

STUDI KEPUSTAKAAN Penanggulangan Kemiskinan

BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut antara lain terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam

(4)

57 - Volume 3, No. 2, Mei 2015

kehidupan sosial-politik. Untuk mewujudkan hak-hak dasar seseorang atau sekelompok orang miskin Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (Basic Needs Approach), pendekatan pendapatan (Income Approach), pendekatan kemampuan dasar (Human Capability Approach) dan pendekatan objektif and subjektif.

Menurut Bank Dunia (2003), penyebab dasar kemiskinan adalah: (1) Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal; (2) Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; (3) Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor; (4) Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung; (5) Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern); (6) Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat; (7) Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkunganya; (8) Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik

(good governance); (9) Pengelolaan sumber

daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.

Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002) adalah pendapatan yang rendah, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan lain dan tingkat pendidikan merupakan karakteristik dari keluarga miskin yang

berhubungan dengan kemiskinan masyarakat.

Pemberdayaan

Pemberdayaan (Empowerment) berasal dari Bahasa Inggris, power diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Menurut Korten (1992) dalam Sumarjono dan Saharuddin (2002) pemberdayaan adalah peningkatan kemandirian rakyat berdasarkan kapasitas dan kekuatan internal rakyat atas SDM baik material maupun non material melalui redistribusi modal.

Selain itu menurut Paul (1987) pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil (Equitable sharing of power)

sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil-hasil pembangunan..

Menurut Wahab dkk. (2002: 81-82) ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat dilakukan dalam

empowerment yaitu:

1. The welfare approach, pendekatan ini

mengarahkan pada pendekatan manusia dan bukan memperdaya masyarakat dalam menghadapi proses politik dan kemiskinan rakyat, tetapi justru untuk memperkuat keberdayaan masyarakat dalam pendekatan

centrum of power yang dilatarbelakangi

kekuatan potensi lokal masyarakat.

2. The development approach, pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan proyek pembangunan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian dan keberdayaan masyarakat.

(5)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 58

3. The empowerment approach, pendekatan

yang melihat bahwa kemiskinan sebagai akibat dari proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaan.

Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan

PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan) adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. (Pedoman Umum PNPM, 2007).

Kelompok sasaran dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah masyarakat miskin, kelembagaan masyarakat perdesaan dan kelembagaan pemerintah lokal. Pada pelaksanaannya seluruh anggota masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan

kegiatan dan pelestariannya.

Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong Pemerintah Aceh pada tahun 2009 sudah mulai membuat program pemberdayaan masyarakat dalam upaya menanggulangi kemiskinan di Aceh yang dinamakan Bantuaan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG). (Pergub No.10 Tahun 2012). Tujuan dibentuknya program BKPG tidak lain adalah percepatan pembangunan, penangulangan kemiskinan dan penguatan pemerintahan gampong. Sasaran BKPG adalah seluruh gampong (desa) yang ada diseluruh Aceh.

Dana BKPG bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Aceh, Anggaran Pendapatan Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/Kota dan Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Sumber-sumber pendapatan ini dipergunakan untuk pendampingan BKPG dan bantuan langsung masyarakat. Dana BKPG yang bersumber dari Pemerintah Aceh dipergunakan untuk :

a. Penyertaan modal bagi Badan Usaha Milik Gampong (BUMG), wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil musyawarah gampong; b. Peningkatan infrastruktur ekonomi

gampong dalam skala kecil yaitu pembangunan pasar gampong, jalan, jembatan, gorong-gorong, saluran/parit, irigasi tersier, sumber energi listrik bagi gampong terpencil, air bersih dan sanitasi

(6)

59 - Volume 3, No. 2, Mei 2015

lingkungan yang mampu dikerjakan oleh masyarakat;

c. Peningkatan kualitas kesehatan yaitu untuk mendukung kegiatan posyandu;

d. Peningkatan kualitas pendidikan yaitu untuk mendukung kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta mendukung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;

e. Biaya operasional pemerintahan gampong dalam rangka menunjang BKPG paling banyak 5% (lima persen) dari alokasi dana BKPG.

Khusus untuk dana bergulir dalam bentuk simpan pinjam, pengembalian pokok dan jasa yang diterima kelompok simpan pinjam perempuan dan atau kelompok lain dikelola oleh Badan Usaha Milik Gampong (BUMG).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hipotesis (hypothesis testing research). Penelitian hipotesis atau verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Sekaran,2006:162). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara cross sectional yaitu data hanya sekali dikumpulkan dalam satu periode. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan kuisioner dari masing-masing responden.

Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu sehingga

menghasilkan keluaran-keluaran berupa angka yang selanjutnya dianalisis melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science). Kuesioner yang telah terkumpul dari responden perlu dilakukan analisis data. Analisis data meliputi uji validitas (validity) dan reliabilitas

(reliability). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Koefisien validitas menggambarkan tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkapkan data atau informasi dari variabel yang diukur. Teknik pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor item pertanyaan terhadap skor total. Apabila nilai total person correlation > 0,3 atau probabilitas kurang dari 0,05 maka item tersebut valid (Arikunto, 2002:146).

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji ini dilakukan pada pernyataan – pernyataan yang sudah valid. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha masing-masing instrumen. Bila Cronbach’s

Alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,60. Sekaran (2006:177) yang menyatakan bahwa pada umumnya reliabilitas yang nilai r kurang dari 0,6 dikatakan kurang reliabel, antara 0,6

(7)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 60 sampai 0,8 adalah cukup reliabel, dan diatas 0,8

suatu instrumen dikatakan baik.

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Populasi penelitian ini adalah Kabupaten di Provinsi Aceh yang mendapatkan Program PNPM Mandiri Perdesaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu suatu metode

pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu . Dari 18 Kabupaten yang ada di Aceh diambil sampel tiga kabupaten yang meliputi wilayah barat, timur dan tengah. Untuk wilayah barat diambil Kabupaten Aceh Barat, wilayah timur Kabupaten Pidie dan wilayah tengah Kabupaten Aceh Tengah. Masing-masing kabupaten diambil satu kecamatan. Jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Sampel Penelitian No Wilayah Sampel (desa) 1 Barat 10 2 Timur 10 3 Tengah 10 Jumlah 30

Pengujian hipotesis menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan

software SPSS. Adapun persamaan model

empiris hipotesis regresi linear berganda adalah: Y = a + bX1 + cX2 + e Dimana : a = Konstanta b = Koefisien Regresi X1 = PNPM Mpd X2 = BKPG Y = Penanggulangan Kemiskinan e = Error

Penelitian ini menggunakan metode sampel oleh karena itu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolineritas. Penjelasan masing-masing pengujian sebagai berikut:

(1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan One-SampleKolmogrov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel dan dapat juga dilihat pada normal probability plot. Data dikatakan berdistribusi normal apabila probabilitas nilai signifikansi untuk masing-masing variabel yang dilihat pada

Asymp. Sig. (2-tailed) dari hasil output

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit

Test lebih besar dari nilai 0,05.

(2) Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain yang dilakukan dengan menggunakan nilai tolerance and variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF lebih besar dari 10 (Ghozali, 2006).

(8)

61 - Volume 3, No. 2, Mei 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan dan

Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong

berpengaruh terhadap Penanggulangan

Kemiskinan

Untuk menguji pengaruh program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong terhadap penanggulangan kemiskinan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS. Pengaruh secara simultan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong terhadap penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika Fhitung lebih

besar dari Ftabel atau nilai sig-nya lebih kecil

dari 0.05, maka program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong berpengaruh secara simultan terhadap penanggulangan kemiskinan di Aceh. Hasil olah data regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji Regresi Variab el Nama Variabel Koefis ien Regresi thit ung Sig Α Konstan ta 13.84 2 2.3 17 0.0 28 X1 PNPM 0.807 3.6 40 0.0 01 X2 BKPG 0.906 4.0 67 0.0 00 R 0.847 R2 0.718 Fhitung 34.298 Sig 0.000

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 3 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 13.842+0.807X1+0.906X2

Untuk menguji pengaruh program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong secara simultan terhadap penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan uji F. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel atau nilai sig-nya

lebih kecil dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong secara simultan berpengaruh terhadap penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan Tabel 3, nilai Fhitung

sebesar 34.298 dengan nilai sig sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong berpengaruh dan signifikan secara simultan terhadap penanggulangan kemiskinan dan menerima hipotesis.

Koefisien korelasi (R) sebesar 0.847 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 84.7%, artinya variabel bebas program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong mempunyai hubungan yang kuat dengan penanggulangan kemiskinan, hal ini dikarenakan persentase lebih dari 50%. Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.718

(9)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 62 atau 71.8%, hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa variasi yang terjadi pada variabel penanggulangan kemiskinan (Y) sebesar 71.8% dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara bersama-sama pada variabel program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong sedangkan 28.2% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor dari variabel-varibel lain yang tidak tercakup dalam model regresi tersebut. Konstanta sebesar 13.824, mempunyai arti jika variabel program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan dan bantuan keuangan peumakmue gampong dianggap konstan, maka pengaruh penanggulangan kemiskinan sebesar 13.824 dalam skala likert.

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan terhadap penanggulangan kemiskinan di Provinsi Aceh

Untuk menguji pengaruh program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan terhadap penanggulangan kemiskinan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS. Pengaruh secara parsial program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan terhadap penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan menggunakan uji t. Jika thitung lebih besar dari

ttabel atau nilai sig-nya lebih kecil dari 0.05,

maka program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan berpengaruh terhadap penanggulangan kemiskinan di Aceh. Berdasarkan Tabel 3, nilai thitung 3.640 dengan

nilai sig sebesar 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan.

Program pemberdayaan yang ada di Provinsi Aceh adalah program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan (PTO PNPM, 2009).

Tujuan khususnya adalah Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

Dua tujuan dari PNPM MPd menunjukkan bahwa, PNPM MPd merupakan program untuk pengentasan kemiskinan. Kemiskinan di Provinsi Aceh dapat diturunkan dengan adanya program pemberdayaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Pengaruh Bantuan Keuangan Peumakmue

Gampong terhadap penanggulangan

kemiskinan di Provinsi Aceh

Untuk menguji pengaruh bantuan keuangan peumakmue gampong terhadap

(10)

63 - Volume 3, No. 2, Mei 2015

penanggulangan kemiskinan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS. Pengaruh secara parsial bantuan keuangan

peumakmue gampong terhadap

penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan menggunakan uji t. Jika thitung lebih

besar dari ttabel atau nilai sig-nya lebih kecil dari

0.05, maka bantuan keuangan peumakmue gampong berpengaruh terhadap penanggulangan kemiskinan di Aceh. Berdasarkan Tabel 3, nilai thitung 4.067 dengan

nilai sig sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa bantuan keuangan peumakmue gampong berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan di aceh. 2. Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Perdesaan berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan di aceh.

3. Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan di aceh.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Aceh bahwa salah satu upaya pengentasan kemsikinan adalah dengan adanya program berbasis pemberdayaan yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat. pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

2. Nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.718 menunjukkan masih ada variabel lain yang diduga mempengaruhi penanggulangan kemiskinan di Aceh seperti program JKRA.

(11)

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 64 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bartle, P. 2002. Participatory Method of

Measuring Empowerment. Modul

Pelatihan.

Dahl, R. 1983. Democracy and Its Critics. New Haven Conn: Yale University Press. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat

Perdesaaan. 2009. Petunjuk Teknis

Operasional Program Nasional

Pemberdayaan Mayarakat Mandiri

Perdesaan.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat

dengan program SPSS. Semarang:

Cetakan IV.

Keynes John Maynard, dalam Supranto,2001.

Ekonometrik Jilid I, oleh J Supranto penerbit FE-UI, ed revisi.

Kieffer, C. 1984. Citizen Empowerment: A Developmental Perspective, Prevention

in Human Service. Vol. 3. USA.

Korten, D. C. 1992. People-Centered Development: Alternative for a World in Crisis, dalam Kenneth E. Bauzon(ed).

Development and Democration in the Third World: Mytbs, Hopes and Realities.

Washington: Crane Russak.

Paul, S. 1987. Community Participation in Development Projects-TheWorld Bank

Experience. Washington DC: The World

Bank.

Prijono, O.S., dan Pranarka, A.M.W. 1996.

Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan

Implementasi. Jakarta: Centre for

Strategic and International Studies (CSIS).

Rachmawati, R.D. 2011, Analisis dampak

Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan

Terhadap Perekonomian Anggota Simpan Pinjam Usaha Ekonomi Produktif. Tesis. Universitas Sebelas Maret.

Santoso, L. A. 2011. Pengaruh PNPM dan

Alokasi Belanja Daerah untuk

Pendidikan, Kesehatan, dan Pekerjaan

Umum terhadap Penanggulangan

Kemiskinan (Studi Kasus

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2007-2009. Tesis. Universitas

Indonesia.

Soegijoko dan Kusbiantoro. 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Grasind.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumodiningrat, G. 1998. Membangun

Perekonomian Rakyat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

---, Gunawan, 1999, Pemberdayaan

Masyarakat Dan JPS. Jakarta: PT

Gramedia.

Sutjiono, D. 2005. Modul Pelatihan dan Pendampingan Rumah Tangg.

Sekaran, U. 2006. Research Methods For

Business, Edisi 4 buku 1, Terjemahan

Yon, Kwan, Jakarta: Salemba Empat. Sumardjo dan Saharudin. 2002. Metode-Metode

Partisipatif dalam Pengembangan

Masyarakat. Tajuk Modul SEP-523.

Bogor: PascasarjanaIPB.

Wahab, S.A. 2002. Masa Depan Otonomi

Gambar

Tabel 2   Sampel Penelitian  No  Wilayah  Sampel (desa)  1  Barat  10  2  Timur  10  3  Tengah  10  Jumlah  30
Tabel 3  Hasil Uji Regresi  Variab el  Nama  Variabel  Koefisien Regresi  t hitung Sig  Α  Konstanta  13.842  2.317  0.028  X 1 PNPM  0.807  3.640  0.001  X 2 BKPG  0.906  4.067  0.000  R  0.847     R 2 0.718  F hitung 34.298       Sig 0.000

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut, Holifatuz (2014:29) menyatakan bahwa keterbacaan buku teks dapat mempengaruhi pemahaman siswa, karena keterbacaan yang sesuai dengan tingkat

Berdasarkan permasalahan dan metode penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh hasil dari data survei visual yang selanjutnya dilakukan

Anak-anak sangat dekat dengan dunia kertas karena pada saat mereka memulai untuk belajar menulis dan menggambar, mereka melakukannya dengan kertas. Mereka harus dapat mengerti

Analisis kecelakaan (accident analysis) pada suatu kecelakaan di tempat kerja menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar : bagaimana kecelakaan itu terjadi, apa yang

Pelatihan ulang harus diadakan secara berkala dan dilakukan juga ketika ada perubahan tempat kerja/perubahan tipe respirator yang menyebabkan training sebelumnya menjadi

Dalam makalah ini akan ditunjukkan proses penambahan sistem otomatis pemantik untuk membakar gas LPG pada tungku reduksi ME-11 dengan cara reverse engineering, yaitu dengan me-

Jenis rayap tanah yang dikelompokkan dalam genus Microtermes karena mempunyai ciri-ciri antara lain: Mandibula tipis; basis konkaf; antenna 12-15 ruas; spesies berukuran kecil;

Ketua benteng mencari Xie-jian-xiu-luo selama tiga tahun, hal ini sudah bukan satu rahasia lagi, aku sudah lama mendengarnya, tidak diduga akibatnya bisa begini hebat,