BAB 5
KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA
A. Pengertian Pengalokasian Dana
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan nya. Kegiatan ini disebut juga alokasi dana.
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kreit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan sebagai aset yang dapat menguntungkan bank.
Arti lain dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang di peroleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain untuk keuntungan bank seoptimal mungkin. Dalam mengalokasikan dana nya pihak perbankan hurus dapat memilih berbagai alternatif yang ada.
Faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan penting di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan sangat berpengarruh terhadap bunga alokasi dana yang akan di bebankan.
B. Pengertian kredit dan pembiayaan
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang ataupun tagihan yang nilai nya di ukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan dengan bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak masing_masing pihak termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.
Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “Credere” artinya percaya. Maksud dari percaya dari si pemberi kredit adalah ia percaya bahwa si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk mebayar sesuai jangka waktu.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan utuk penyelamatan kredit tersebut beragam. Yaitu dilihat terlebuh dahulu penyebabnya. Jika masih memang masih bisa dibantu, maka tindakan membantu apakah dengan menambah jumlah kredit atau memperpanjang jangka waktu. Namun, jika memang tidak bisa diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah.
C. Unsur-unsur kredit 1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu. 2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituang dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan, jangka waktu tersebut bisa jangka pendek, menengah dan panjang. 4. Resiko
Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian juga sebaliknya.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tesebut yang dikenal dengan nama bunga.
D. Tujuan dan fungsi kredit
Tujuan kredit
1. Mencari keuntungan
Keuntungan disini yaitu berupa bunga dan administrasi kredit yang dibebankan pada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank jika bank terus menerus menderita kerugian maka kemungkinan besar bank akan dilikuidasi.
2. Membantu usaha nasabah
Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun modal kerja. Dengan dana tersebut maka pihak debitur dapat memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah Penerimaan pajak
Membuka kesempatan kerja
Meningkatkan jumlah barang dan jasa Menghemat devisa negara
Meningkatkan devisa negara Fungsi kredit
1. Meningkatkan daya guna uang
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran uang
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
E. Jenis-Jenis Kredit
1. Dilihat Dari Segi Kegunaan a. Kredit investasi
Biasanya digunakan utuk keperluan perluasan usaha atau pembangunan proyek/pabrik baru atau untuk keperluan usaha rehabilitasi.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya
2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi investasi.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. c. kredit perdagangan
kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagang yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut
3. dilihat dari segi jangka waktu a. jangka pendek
merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 2 tahun atau kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja. b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.
c. kredit jangka panjang
waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.
4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas dan nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian b. Kredit peternakan c. Kredit industri d. Kredit pertambangan e. Kredit pendidikan f. Kredit profesi g. Kredit perumahan
F. Jaminan kredit
Dengan jaminan kredit relatif lebih aman setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut.
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur: 1. Dengan jaminan
a. Jaminan berwujud b. Jaminan tidak berwujud c. Jaminan orang
2. Tanpa jaminan
Adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu biasanya diberikan perusahaan yang benar-benar benefit dan profesional.
G. Prinsip-prinsip pemberian kredit
Dalam memberikan kredit akan melalui prosedur penilaian yang benar dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria bank melakukan dengan analisis 5c dan 7p.
Analisis 5c seperti berikut: 1. character
2. capacity 3. capital 4. coleterral 5. condision
analisis 7p sebagai berikut: 1. personality 2. party 3. perpose 4. prospect 5. payment 6. profitability 7. protection
H. aspek-aspek dalam penilaian kredit
1. aspek yuridis atau hukum 2. aspek pemasaran
3. aspek keuangan
4. aspek teknik atau operasi 5. aspek manajemen
6. aspek sosial ekonomi 7. aspek amdal
I. Prosedur Dalam Pemberian Kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit oleh hukum sebagai berikut: 1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.
3. Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. 4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
5. Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat telah dilakukan on the spot dilapangan.
6. Keputusan kredit
Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak. Jika diterima maka disiapkan administrasinya, jika ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.
7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit di cairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit.
8. Realisasi kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan dana
Yaitu pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan
J. Kualitas Kredit
Dalam melepas kreditnya agar berkualitas pihak perbankan perlu memerhatikan 2 unsur yaitu:
1. tingkat perolehan laba (return) artinya jumlah laba yang diperoleh atas penyaluran kredit.
2. Tingkat resiko (risk) artinya tingkat resiko yang dihadapi terhadap kemungkinan melesatnya perolehan laba bank dari kredit yang disalurkan.
Bank juga harus mengetahui resiko-resiko yang dihadapinya. Secara umum jeni-jenis resiko yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi:
1. Resiko lingkungan
Resio yang berkaitan dengan lingkungan perbankan terutama berkaitan dengan lingkungan luar atau eksternal perbankan.
2. Resiko manajemen
Resiko yang berkaitan dengan resiko diri dalam perusahaan (internal) seperti resiko organisasi, resiko kemampuan, dan resiko kegagalan
3. Resiko penyerahan
Resiko ini lebih terpengaruh oleh internal seperti resiko operasional, dan strategic.
4. Resiko keuangan
Resiko ini sangat berkaitan dengan pengaruh internal dan eksternal bank seperti resiko kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga, resiko leverage, dan resiko internasional.
K. Teknik penyelesaian kredit macet
Kemungkinan kredit macet tersebut pasti ada, hal ini disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut:
1. Dari pihak perbankan
Artinya dalam melakukan analisisnya pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya.
2. Dari pihak nasabah
Adanya unsur kesengajaan Adanya unsur tidak sengaja
Penyelamatan kredit macet dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit b. Memperpanjang jangka waktu angsuran 2. Reconditioning
a. Capitalisasi bunga
b. Penundaan pembayaran bunga sampai akhir waktu tertentu c. Penurunan suku bunga
d. Pembebasan bunga 3. Restruturing
a. Dengan menambah jumlah kredit b. Dengan menambah equity
Dengan mneyetor uang tunai Tambahan dari pemilik 4. Kombinasi
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya etiket, baik ataupun sudah tidak mampu lagi membayar utang-utangnya.