• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH BERPOTENSI PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM HUTAN DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH BERPOTENSI PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM HUTAN DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

© Ganda Diarsa

KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH BERPOTENSI PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM HUTAN

DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

Composition and Diversity of Potential Under Plant

of Various Forest Ecosystem Types in Bali Barat National Park

Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS . Jl. A. Yani PO Box 295 Pabelan. Telepon/Fax.: (+62 271) 716709/716959 Email: bpk_solo_pp@yahoo.com

(2)

 Taman Nasional Bali Barat, kawasan pelestarian alam, ekosistem asli.  Didalamnya terdapat SDAH yang tinggi.

 Ditetapkan berdasar SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995  Juga merupakan habitat terakhir Curik Bali (Leucopsar rothschildi).

 Salah satu keanekaragaman flora di TNBB adalah keberagaman tumbuhan

bawah.

 Tumbuhan ini umumnya berupa rumput, herba, semak, belukar dan pakuan.  Tumbuhan bawah memiliki banyak potensi antara lain:

yang sudah teridentifikasi antara lain: obat 938 jenis, pakan satwa di Tanjung Pasir 8 jenis

tumb bawah sebagai penutup tanah menjaga kelembaban

 Potensi yang cukup besar menjadikan tumbuhan bawah sebagai komponen

penting dalam ekosistem hutan.

 Berkaitan dengan potensi tersebut perlu dilakukan analisis tumbuhan bawah

pada tingkat jenis

 Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman

(3)

Lokasi dan Waktu

 Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2012 di

TNBB.

 TNBB memiliki luas kawasan 19.002,89 Ha yang terdiri

dari 15.587,89 Ha berupa wilayah daratan dan 3.415 Ha berupa perairan.

 Secara administratif di Kabupaten Jembrana dan Kab.

Buleleng.

• Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tumbuhan bawah pada berbagai tipe ekosistem hutan di TNBB, literatur berupa publikasi/ laporan penelitian dan buku identifikasi tumbuhan.

• alat-alat yang digunakan antara lain: petak contoh 1x1

m, kertas koran, kantong plastik, tally sheet, alat tulis dan kamera.

(4)

Taman Nasional Bali Barat

(5)

 Metode yang digunakan dalam analisis tumbuhan bawah ini

adalah metode garis berpetak ukuran 1x1 msebanyak 35 petak. Pembuatan garis dilakukan dengan memotong kontur. Peletakan petak purposive pertimbangan keterwakilan tipe ekosistem

 Data primer yang diambil antara lain : 1) Tanggal, waktu,

tempat, elevasi, dan koordinat titik awal jalur dengan menggunakan GPS, 2) Jumlah dan jenis yang terdapat dalam petak, 3) Kelimpahan jumlah suatu jenis, 4) gambar spesies dan spesimen yang belum diketahui jenisnya untuk diidentifikasi.

 Data sekunder yang diambil yaitu potensi tumbuhan bawah

yang terdapat di TNBB, pengkajian aspek potensi tumbuhan bawah meliputi nama lokal, nama ilmiah (species dan famili), dan habitus.

(6)

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah berdasarkan

Tipe Ekosistem Hutan di TNBB

 Hasil analisis tumbuhan bawah pada lima tipe ekosistem hutan di

TNBB diperoleh 29 jenis tumbuhan bawah dengan rician per ekosistem:

8 jenis ditemukan di hutan pantai formasi pescapre, 8 jenis ditemukan di hutan pantai baringtonia,

9 jenis di Savanna,

10 jenis di hutan musim dan

(7)

No Ekosistem Hutan Jenis Ditemukan K KR F FR INP

Nama Lokal Nama Latin Ind/ m2 (%) Ind/ m2 (%) (%)

1 Pantai Pescapre rumput lari Spinifex squarosus 3.100 22.302 0.900 23.684 45.986

Seruni laut Widelia biflora 0.200 1.439 0.100 2.632 4.070

Kacangan Spilanthes labadicensis 2.200 15.827 0.900 23.684 39.512

Widuri Calotropia gigantean 0.700 5.036 0.400 10.526 15.562

katang katang Ipomoea pescapre 1.400 10.072 0.600 15.789 25.861

Teki laut Cyperus longus 5.600 40.288 0.500 13.158 53.446

rumput tembaga Ischaemum muticum 0.600 4.317 0.300 7.895 12.211

Kerasi Lantana camara 0.100 0.719 0.100 2.632 3.351

2 Pantai Baringtonia Kacangan Spilanthes labadicensis 0.200 3.333 0.200 9.091 12.424

Untir-untir Galearia filiformis 0.200 3.333 0.200 9.091 12.424

Seruni laut Widelia biflora 0.200 3.333 0.200 9.091 12.424

Nyawon Vernonia cinerea 2.200 36.667 0.600 27.273 63.939

Kerasi Lantana camara L., 0.800 13.333 0.200 9.091 22.424

Kirinyuh Eupatorium inulifolium 1.200 20.000 0.400 18.182 38.182

pring pringan Pogonatherum crinitum 1.000 16.667 0.200 9.091 25.758

teki laut Cyperus longus 0.200 3.333 0.200 9.091 12.424

3 Savana Merakan Themeda arguens 22.500 66.421 0.875 24.138 90.559

pring pringan Pogonatherum crinitum 4.125 12.177 1.000 27.586 39.763

kemangi hutan Ocimum cannum 0.500 1.476 0.125 3.448 4.924

Kirinyuh Eupatorium inulifolium 1.250 3.690 0.375 10.345 14.035

Nyawon Vernonia cinerea 2.500 7.380 0.500 13.793 21.173

Kerasi Lantana camara 1.625 4.797 0.375 10.345 15.142

Kacangan Spilanthes iabadicensis 0.375 1.107 0.125 3.448 4.555

teki gandul Cyperus brevifolius 0.375 1.107 0.125 3.448 4.555

rumput mutiara Hedyotis corymbosa 0.625 1.845 0.125 3.448 5.293

4 Musim Rembiga - 1.500 23.077 0.167 5.883 28.960

Kerasi Lantana camara 1.167 17.949 0.500 17.649 35.598

Jerukan Xanthophyllum excelsum 0.667 10.256 0.167 5.883 16.139

Kirinyuh Eupatorium inulifolium 0.833 12.821 0.667 23.532 36.353

Meniran Phyllanthus niruri 1.167 17.949 0.333 11.766 29.715

Untir-untir Galearia filiformis 0.167 2.564 0.167 5.883 8.447

Berasan Cyperus elatus 0.167 2.564 0.167 5.883 8.447

Kalak Cyathocalyx sumatranus 0.333 5.128 0.333 11.766 16.894

Nyawon Vernonia cinerea 0.167 2.564 0.167 5.883 8.447

Ketket Rubus lineatus 0.333 5.128 0.167 5.883 11.011

5 Dataran Rendah Soka Ixora salicifolia 1.000 19.048 0.250 8.333 27.381

Ketket Rubus lineatus 1.000 19.048 0.500 16.667 35.714

liana api - 0.500 9.524 0.500 16.667 26.190

Rotan Calamus manan 0.500 9.524 0.250 8.333 17.857

Kalak Cyathocalyx sumatranus 0.250 4.762 0.250 8.333 13.095

Daun wisnu - 1.000 19.048 0.250 8.333 27.381

cabe hutan Piper retrofractum 0.500 9.524 0.500 16.667 26.190

Pakis sarang burung Asplenium nidus 0.250 4.762 0.250 8.333 13.095

(8)

penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang.

Tipe Ekosistem Nilai H’ Kategori

Pescapre 1.607 sedang

Baringtonia 1.711 sedang

Savana 1.224 Sedang

Hutan Musim 2.038 sedang

(9)

 Berdasarkan data statistik Balai TNBB (2010)

terdapat 7 kelompok jenis tumbuhan berpotensi di TNBB pada berbagai habitus

 Tabel 3 Kelompok Jenis Tumbuhan Berpotensi di TNBB

 Berdasarkan analisis potensi, tumbuhan bawah

dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok potensi

No Manfaat Jumlah jenis

1 Tumbuhan Hias 8 2 Minyak Atsiri 5 3 Bahan Pangan 15 4 Pakan Ternak 18 5 Pewarna 7 6 Kayu Bakar 8 7 Bahan Bangunan 29

(10)

 Adanya tumbuhan bawah akan melindungi lantai hutan dari energi

jatuhan air hujan secara langsung.

 Penutupan lantai hutan dengan serasah dan vegetasi sebesar

60-75% hanya menghasilkan 2% air limpasan (Sedell et al, 2000).

 Jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pelindung tanah,

penutup tanah serta perbaikan struktur tanah ditemukan 4 jenis Tabel 4 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Pelindung Lantai Hutan di TNBB

No Jenis Famili Manfaat Habitat

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Pring-pringan Pogonatherum paniceum Poaceae Penutup tebing B, S 2 Merakan Themeda gigantean Poaceae Pelindung teras S

3 Kerasi Lantana camara Verbenaceae Pupuk, tnman pagar P, B, S, M 4 kacangan Spilanthes labadicensis Compocitaceae Pelindung tanah P, B, S

P:Pescapre, B:Baringtonia, S:Savana, M:Musim,D:Dataran Rendah Sumber: Hasil Analisis Data Primer

(11)

 Adanya eksplorasi yang dilakukan akan memberikan informasi

bahwa beberapa jenis tumbuhan bawah mempunyai potensi untuk dijadikan tanaman hias.

 Tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai tanaman hias pada

petak contoh ditemukan sebanyak 6 jenis.

Tabel 5 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Tanaman Hias di TNBB

No Jenis Famili Habitat

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Kerasi Lantana camara Verbenaceae P,B,S,M 2 Untir-untir Galearia filiformis Euphorbiaceae B, M 3 Jerukan Xanthophyllum excelsum Polygalaceae M

4 Soka Ixora salicifolia Rubiaceae D

5 Pakis sarang burung Asplenium nidus Aspleniaceae D 6 Seruni laut Widelia biflora Asteraceae P, B

P:Pescapre, B:Baringtonia, S:Savana, M:Musim,D:Dataran Rendah Sumber: Hasil Analisis Data Primer

(12)

 Setiap tipe ekosistem hutan tropika di Indonesia merupakan pabrik

keanekaragaman hayati tumbuhan obat

 Hasil analisis tumbuhan bawah berpotensi obat di TNBB sebanyak 18 jenis

Tabel 6 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Tumbuhan Obat

No Jenis Famili Habitat

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Seruni laut Widelia biflora P, B

2 Kerasi Lantana camara Verbenaceae P,B,S,M

3 Nyawon Vernonia cinerea Compocitaceae S, M

4 Widuri Calotropis gigantean asclepiadaceae P

5 katang katang Ipomoea pescapre Convolvulaceae P

6 Teki laut Cyperus longus Cyperaceae P, B

7 Berasan Cyperus lineatus Cyperaceae M

8 kemangi hutan Ocimum cannum Lamiaceae S

9 Kirinyuh Eupatorium inulifolium Asteraceae B, S, M,

10 Meniran Phyllanthus niruri Euphorbiaceae M

11 teki gandul Cyperus brevifolius Cyperaceae S

12 pring pringan Pogonatherum crinitum Poaceae B, S

13 rumput mutiara Hedyotis corymbosa Rubiaceae S

14 cabe hutan Piper retrofractum Piperaceae D

15 Pakis sarang burung Asplenium nidus Aspleniaceae D

16 Rotan Calamus manan D

17 Merakan Themeda gigantean Poaceae S

18 Rumput tembaga Ischaemum muticum Poaceae P

P:Pescapre, B:Baringtonia, S:Savana, M:Musim,D:Dataran Rendah Sumber: Hasil Analisis Data Primer

(13)

 Hasil analisis tumbuhan bawah berpotensi sebagai pakan satwa di TNBB

sebanyak 7 jenis

 Dari ketujuh jenis tumbuhan bawah berpotensi pakan, sebanyak 5 jenis

dijumpai di savana.

 Savana memiliki kondisi yang terbuka sehingga intensitas cahaya matahari

juga lebih besar masuk ke lantai hutan, akibatnya memberikan pengaruh lebih baik dan positif terhadap rata-rata tingkat pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan pakan satwa terutama rumput-rumputan.

Tabel 7 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Pakan Satwa di TNBB

No Jenis Famili Habitat

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 rumput lari Spinifex squarosus Poaceae P

2 Kerasi Lantana camara Verbenaceae P,B,S,M 3 pring pringan Pogonatherum crinitum Poaceae B, S

4 Merakan Themeda arguens Poaceae S

5 teki gandul Cyperus brevifolius Cyperaceae S 6 rumput mutiara Hedyotis corymbosa Rubiaceae S

7 Berasan Cyperus elatus Cyperaceae M

P:Pescapre, B:Baringtonia, S:Savana, M:Musim,D:Dataran Rendah Sumber: Hasil Analisis Data Primer

(14)

Jenis Tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai sayuran antara lain: Seruni laut (Widelia biflora) yang digunakan adalah daun muda dan Rotan (Calamus manan) bagian yang digunakan adalah batang muda dan pucuk daun.

Sayuran

Minyak Atsiri

Tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri adalah pada jenis Teki-tekian Cyperus sp

(Teki laut Cyperus longus, dan Teki gandul Cyperus brevifolius). Bagian tanaman yang diekstrak berasal dari umbi dari teki tersebut.

(15)

 Jenis tumbuhan bawah penghasil tali, anyaman dan kerajinan yang dijumpai

pada petak contoh sebanyak 6

 Jenis rumput-rumputan juga berpotensi sebagai bahan anyaman, yang

dapat menghasilkan produk kerajinan seperti tikar, bakul dan keranjang dll.

 Rotan banyak dimanfaatkan secara komersial karena mempunyai sifat yang

lentur, kuat serta relatif seragam bentuknya.

Tabel 8 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan di TNBB

No Jenis Famili Habitat

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Rotan Calamus manan D

2 Merakan Themeda arguens Poaceae S

3 Rumput Tembaga Ischaemum muticum Poaceae P 4 Rumput lari Spinifex squarosus Poaceae P 5 Teki laut Cyperus longus Cyperaceae P, B 6 Teki gandul Cyperus brevifolius Cyperaceae S

P:Pescapre, B:Baringtonia, S:Savana, M:Musim,D:Dataran Rendah Sumber: Hasil Analisis Data Primer

(16)

 Masyarakat Hindu Bali dalam aktivitas

keagamaannya selalu berkaitan erat dengan upacara dan sesaji.

 Salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat

bali adalah pemanfaatan tumbuhan atau bagian tumbuhan dalam upacara adat.

 Jenis Tumbuhan bawah yang dianggap sakral

oleh masyarakat Bali yang ditemukan pada petak contoh antara lain

1. Daun wisnu sebagai sarana upacara agama(D)

2. Widuri (Calotropis gigantean) sebagai sarana

(17)

 Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah berdasarkan tipe

ekosistem hutan di TNBB diperoleh 29 jenis dengan rician per ekosistem adalah sebagai berikut: 8 jenis ditemukan di hutan pantai formasi pescapre, 8 jenis ditemukan di hutan pantai baringtonia, 9 jenis di savana, 10 jenis di hutan musim dan 9 jenis di hutan dataran rendah.

 Jenis tumbuhan bawah yang mendominasi pada masing-masing

ekosistem hutan yaitu: a) ekosistem pantai formasi pescapre

didominasi teki laut (Cyperus longus) dengan INP sebesar

53.446%, dijumpai pula penciri utama formasi ini yaitu

katang-katang (Ipomea pescaprae) dengan INP sebesar 25.861%, b)

ekosistem pantai formasi baringtonia didominasi Nyawon

(Vernonia cinerea) dengan INP 63.939%, c) ekosistem savana di

dominasi oleh merakan (Themeda arguens) sebesar 90.559%, d)

ekosistem hutan musim didominasi oleh kirinyuh (Eupatorium

inulifolium) dengan INP 36.353%, e) ekosistem hutan dataran

rendah didominasi jenis Ketket (Rubus lineatus) dengan INP

(18)

 Nilai keanekaragaman masing masing tipe ekosistem hutan di

TNBB tergolong sedang dengan nilai indeks snannon wienner berkisar antara 1.067 sampai 2.054. Adanya keanekaragaman sedang ini menandakan penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas juga sedang.

 Potensi tumbuhan bawah pada masing-masing tipe ekosistem

hutan di TNBB dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu: a) 4 jenis berpotensi sebagai penutup lantai hutan, b) 6 jenis berpotensi sebagai tanaman hias, c) 18 jenis berpotensi sebagai tumbuhan obat, d) 7 jenis berpotensi sebagai tumbuhan penghasil pakan satwa, e) 2 jenis berpotensi sebagai penghasil sayuran, f) 2 jenis berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri, g) 6 jenis berpotensi sebagai tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan, dan h) 2 jenis berpotensi sebagai tumbuhan sakral.

(19)

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika. Penerbit ITB. Bandung

Alikodra, H.S. 1979. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Bogor Aththorick,T.A. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa

Tipe Ekosistem Perkebunan di Labuhan Batu. Jurnal Komunikasi Penelitian.

Balai Taman Nasional Bali Barat. 2010. Statistik Balai Taman Nasional Bali Barat. Bali

Ewusia, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan oleh Usman Tanuwidjaja. Penerbit I TB. Bandung

Gusmaylina. 1983. Analisa Vegetasi Dasar di Hutan Setia Mulia Ladang Padi, Padang. Tesis Sarjana Biologi FMIPA UNAND. Padang Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia IV. Badan Litbang Departemen Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.

Jasni, D. Martono dan N. Supriana. 2000. Sari Hasil Penelitian Rotan.

. Diakses tanggal 23 Juli 2012.

Kartiwa, S. dan Wahyono. 1992. Hubungan Antara Tumbuhan dan Manusia dalam Upacara Adat di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I. Bogor.

Masyud, B., I. Hadi Kusuma, Y. Rachmandani. 2008. Potensi Vegetasi Pakan dan Efektifitas Perbaikan Habitat Rusa Timor (Cervus

timorensis, de Blainville 1822) di Tanjung Pasir Taman Nasional Bali Barat. Media Konservasi Vol. 13, No. 2 Agustus 2008 : 59 – 64. Bogor

Miardini, Arina dan Sukresno. 2008. Peran Serasah Akasia (Acacia mangiumWild) sebagai Pengendali Limpasan Permukaan. 2008.

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor

Odum, E. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari buku Fundamentals Ecology. UGM Press.

Yogyakarta

Paige, G. 2006.Water Quality and Erosion Following Wildfires. UW College of Agriculture.

Sabarno, M.Yusuf. 2002. Savana taman Nasional Baluran. Jurnal Biodiversitas Volume 3, Nomor 1 Januari 2002

Zuhud, Ervizal A.M. 2008. Potensi Hutan Tropika sebagai Penyangga Bahan Obat Alam untuk Kesehatan Bangsa. Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor . Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Sedell, J., M. Sharpe, D. Apple, M. Copenhagen and M. Furniss. 2000. Water and Forest Service. United States Department of

Agriculture. Forest Service. Washington FS 660

Zuhud, Ervizal A.M dan Siswoyo. 2001. Rancangan Strategi Konservasi Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dengan Fakultas Kehutanan IPB. Jakarta.

(20)
(21)

Ipomea pescaprae Ischaemum muticum

(22)

Widelia biflora Calotropia gigantean

Pogonatherum crinitum Vernonia cinerea

Cyperus longus Hedyotis corymbosa

(23)

Spilanthes labadicensis

Cyperus longus

Eupatorium inulifolium

(24)

Gambar

Tabel 5 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Tanaman Hias di TNBB
Tabel 7 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Pakan Satwa di TNBB
Tabel 8 Daftar Tumbuhan Bawah Berpotensi sebagai Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan di TNBB

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung (termasuk jenis penting) di areal hutan tanaman pinus yang dipengaruhi oleh faktor- faktor lanskap (bentuk

Annalsevam dan Parthasarathy (1999) mengatakan bahwa penelitian terutama yang ditujukan terhadap keanekaragaman jenis pohon dan palem pada hutan tropis sudah sangat

Komposisi Jenis Komunitas Tumbuhan Bawah di Hutan Alam dan Tanaman Hutan Raya K.G.P.A.A.. Mangkunagoro I, Kabupaten

Dari uraian tersebut, penting untuk dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh jenis tegakan terhadap komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah di Hutan

Sebagai kesimpulan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) oleh masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi adalah jenis HHBK nabati yang terdiri dari tanaman obat, tanaman hias,

Nilai persentase penutupan (DR) dan nilai kandungan klorofil jenis – jenis tumbuhan bawah di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun – Salak, Jawa Barat.. Smilacaceae

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi, ditemukan 11 jenis paku terestrial yang termasuk ke dalam 8 famili yaitu:

Jumlah jenis herba yang ditemukan di hutan musim taman Nasional Baluran dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya seperti suhu, kelembaban, pH tanah, dan intensitas cahaya.. Selain