• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata-kata Kunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, talkshow.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata-kata Kunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, talkshow."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM TALKSHOWMETRO TV “MATA NAJWA”

Lita Savitri

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma Email: lietameykcie@yahoo.com)

Abstrak:Tujuan dalam penelitian ini antara lain (1) mendeskripsikan penggunaan penanda kohesi gramatikal yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa; (2) mendeskripsikan penggunaan penanda kohesi leksikal yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa; dan (3) mendeskripsikan alasan penggunaan kohesi leksikal yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Data dalam penelitian ini meliputi kohesi gramatikal, kohesi leksikal, dan latar belakang penggunaan kohesi gramatikal dan leksikal.Sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu talkshow di acara “Mata Najwa”.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, dokumen tersebut merupakan dokumen yang diperoleh dari video rekaman acara “Mata Najwa”. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain (1) mentranskripsi berita percakapan talkshow yang bertopik“Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa; (2) menentukan atau menandai bagian berita yang menjadi data, yaitu berupa kohesi gramatikal dan leksikal; (3) mengidentifikasi atau mengklasifikasi data sesuai dengan jenis data; dan (4) memasukkan data (kohesi gramatikal dan leksikal) ke dalam korpus data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa talkshow yang berkualitas dapat ditinjau dari kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.Pada talkshow di acara “Mata Najwa” ditemukan kedua syarat tersebut.

Kata-kata Kunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, talkshow.

PENDAHULUAN

Talkshow merupakan sebuah pro-gram televisi atau radio di mana seseorang atau grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadang kala, talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempe-lajari berbagai pengalam-an hebat. Salah

satu program talkshow yang merebut perhatian khala-yak permirsa luas adalah tayangan Mata Najwa.

Mata Najwa merupakan acara talkshow yang tayang di stasiun televisi swasta yaitu Metro TV.Acara ini disajikan dalam bentuk wawancara. Dalam proses wawancara, teknik komunikasi pewawancara memiliki peran yang menentukan keberhasilan

(2)

wawancara. Pentingnya teknik komunikasi dalam proses wawancara pada acara televisi yaitu untuk menggali informasi dan sebagai hiburan. Oleh karena itu, perlu adanya teknik komunikasi yang baik selain agar tujuan wawancara tercapai juga mampu menghibur penonton.Acara ini juga bertujuan untuk memperoleh pengeta-huan, mengajak (persuasi), mengem-bangkan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan yang bergu-na bagi masyarakat.Teknik yang diguna-kan Najwa mampu menyita perhatian penonton. Najwa mengguna-kan dialog yang menarik dengan mengatur strategi agar topik yang dikaji tersampaikan. Cara menggali informasi dari narasumber pun berbeda-beda, disesuaikan dengan apa yang ingin didapatkan.

Pemilihan program acara TV Mata Najwa di Metro TV karena topiknya bisa menginspirasi dan memberi wawas-an.Peneliti bisa mengamati bagaimana bahasa verbal dan non verbal yang digunakan oleh pembawa acara yaitu Najwa Shihab. Karena talkshow ini berkaitan dengan kegiatan jurnalistik yaitu pembaca acaranya adalah Najwa Shihab, yang melakukan proses wawancara dengan narasumber agar memperoleh informasi-informasi berka-itan dengan apa yang dipertanyakan oleh pembawa acara tersebut. Najwa Shihab tidak hanya sebagai pembawa acara dan penang-gung jawab yang memiliki ciri khas dalam beretorika atau berbicara, baik verbal maupun non verbal.Seperti ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya dengan memperhatikan kode etik jurnalistik. Peneliti akan meneliti dan membahas tentang kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang dapat dilihat melalui rekaman video.

Penelitian ini mengkaji penggunaan penanda kohesi gramatikal dan leksikal dalam talkshow MetroTV “Mata Najwa” yang bertopik “Perempuan Penentu” serta latar belakang penggunaan kohesi gramatikal dan leksikal.Penelitian kohesi gramatikal dan leksikal dalam talkshow telah mengkaji kohesi yang dapat membantu peneliti untuk mengkaji kekohesifan pada wacana lisan talkshow, namun dalam penelitian yang telah dilakukan tersebut belum ada yang meneliti bagaimana penggunaan kohesi gramatikal dan leksikal pada wacana berbentuk lisan khususnya pada talkshow, khususnya dalam talkshow Mata Najwa” yang bertopik “Perempuan Penentu” serta belum menentukan alasan penggunaan kohesi gramatikal dan leksikal pada talkshowtersebut. Maka dari itu, peneliti ingin lebih lanjut mengkaji kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat pada talkshowyang bertopik“Perempuan Penentu”dalam acara Mata Najwa.

Fokus masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah penggunaan penanda kohesi gramatikal yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa?

2) Bagaimanakah penggunaan penanda kohesi leksikal yang terdapat padatalkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa?

3) Bagaimanakah alasan yang melatar-belakangi penggunaan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa?

(3)

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu (1) mengembangkan wawasan bagi peneliti bahasa mengkaji kepaduan suatu wacana dari aspek gramatikal dan leksikal yang mendukungnya; (2) bagi mahasiswa, hasil kajian ini diharapkan dapat memberi pemahaman mengenai posisi kohesi dalam wacana dan keterkaitannya dengan konteks; (3) bagi dosen khususnya yang terkait dalam pengajaran dan pembelajar-an bahasa Indonesia, hasil kajian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mata kuliah; (4) bagi penulis, hasil kajian ini diharapkan dapat mengembangkan wa-wasan berupa pengetahuan dalam mencip-takan sebuah wacana yang utuh dan padu melalui penanda kohesi baik gramatikal maupun leksikal; dan (5) bagi peneliti lain, hasil kajian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan prosedur penelitian sebagai berikut. 1) Mentranskripsi berita percakapan

talkshow yang bertopik“Perempuan Penentu”dalam acara Mata Najwa. 2) Menentukan atau menandai bagian

berita yang menjadi data, yaitu berupa kohesi gramatikal dan leksikal.

3) Mengidentifikasi atau

mengklasifikasi data sesuai dengan jenis data.

4) Memasukkan data (kohesi gramatikal dan leksikal) ke dalam korpus data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.Sedangkan instrumen

untuk penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan bantuan tabulasi data. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Paparan dan penemuan kohesi berdasarkan piranti yang tidak dijelaskan dalam kajian teori adalah sebagai berikut.

1) Kohesi Gramatikal

(Va.3) Najwa : Sudah hadir lengkap narasumber mata najwa, saya mau kasih peringatan ke para menteri yang malam hari ini hadir, kalau sudah berani ke mata najwa artinya harus siap untuk buka-bukaan dan kita akan mulai dengan membuka rahasia paling pribadi dari 3 perempuan yang ada disini. (09.07)

Kepaduan wacana yang didukung oleh kohesi gramatikal berupa referensi pronomina persona pertama tunggal yang ditemukan dalam data (Va.3) saya, (Vb.1) saya, (Vb.14) saya, (Vc.1) saya, (Vc.3) saya, (Vc.10) saya, (Vc.16) saya, (Vd.1) saya, (Vd.4) saya, (Vd.8) saya, (Vd.14) saya, (Vd.20) saya, (Ve.13) saya, (vg.1) saya, (Vg.17) saya, pronomina berupa orang pertama tunggal tersebut mengacu pada satu unsur acuan yang sama yaitu Najwa Shihab.

(Vb.15)Khofifah: Saya melihat bahwa komitmen perempuan ketika mendapat mandat dan amanat itu lahir batin. (06.22)

Pada data tersebut terdapat penanda kohesi gramatikal yaitu substitusi nominal, kata itu pada kalimat tersebut menggantikan posisi nomina yakni perempuan pada dialog sebelumnya,

(4)

sehingga kata itu dapat dianggap sebagai substitusi nomina.

(Vc.12) Najwa: Apakah itu membuat anda mantap ibu? Karena pasti ada banyak yang menyesalkan jikalau anda mundur. (04.57)

Pada data tersebut terdapat kohesi gramatikal berupa elipsis verbal.Pada data Vc.12 mengalami pelesapan, klausa yang dilesapkan adalah mundur. Sehingga apabila dilengkapi secara utuh maka kalimat tersebut menjadi “Apakah itu membuat anda mantap untuk mundur ibu? Karena pasti ada banyak yang menyesalkan jikalau anda mundur.”

(Va.8)Najwa: Mbak puan pernah menjadi jurnalis magang? Ngaku paling enak jadi politisi atau jurnalis? (12.55)

Pada data Va.8 kata atauberfungsi sebagai penambah informasi pada klausa sebelumnya.Kata atau menjelaskan pemilihan antara politisi atau wartawan.

2) Kohesi Leksikal

(Vb.23)Puan: Perempuan lebih detail, perempuan itu ingin semuanya itu sempurna, dan kita itu cerewet kelebihannya itu. Dan kita tidak pernah bosan untuk cerewet, cerewet dalam artian positif karena kita mau hasilnya maksimal. (06.53)

Pada data tersebut termasuk repetisi bagian dari reiterasi yang terdapat pengulangan leksem perempuan yang sama dalam dialog Puan. Repetisi dalam data Vb.23 tersebut menekankan pada peranan perempuan yang tidak bisa dilemahkan, karena peranan perempuan ikut menentukan nasib bangsa ini. Peran

repetisi sebagai penegas, penciptaan gaya bahasa, dan pengungkapan perasaan emosi karena repetisi bukan hanya pengulangan bentuk tetapi berperan pragmatis yang maknanya bergantung pada konteks.

(Vb.8)Susi:Kalau tanggungjawab sama kayak beban itu sangat besar apalagi lautan Indonesia sangat luas. Saya merasa semua berharap bahwa saya bisa bikin magic semua nelayan jadi sejahtera gitu kan dalam satu begini. Tetapi hal itu tidak mudah dan mengawasi laut segini besar juga tidak mudah tapi alhamdulillah pak Presiden kan sangat mendukung jadi kita pakai eksekusi undang-undang kita, tenggelamkan kapal. Tidak enaknya saya setiap hari mendapat whatsapp dari semua grup, tidak jumatan tenggelamkan, malam ming-gu tidak keluar malam tengge-lamkan, semua tenggelamkan.Lalu semua foto yang ada dikoran, dimajalah, ditelevisi, pasti yang diambilnya saya lagi melototlah, yang saya lagi teriaklah, jadi saya bilang mana foto saya yang cantik, tidak ada. (04.01)

Pada data tersebut, kata koran, majalah, televisi merupakan kolokasi dari media massa. Kolokasi mengguna-kan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Semua bentuk tersebut adalah kolokasi, arena sama-sama media massa.

Vg.21 Najwa: “Sangat banyak perempuan Indonesia yang berbakat namun tak gampang jadi perempuan dengan capaian hebat. dibebani kewajiban sebagai ibu sekaligus istri kendala perempuan dua kali lebih berat dari laki-laki. Makajika ada perempuan yang benar-benar

(5)

berprestasi percayalah kalau usahanya sungguh tak terperi. mustahil mengabaikan peran perempuan dan kontribusi anak muda Indonesia sulit berderap jika hanya ditangani pria dan kaum tua. sudah banyak perempuan dan anak muda yang memberi bukti bahwa usia jenis kelamin bukan halangan berkontribusi. Sebabjika perempuandan anak muda makin berdaya niscaya kian hebat sebuah bangsa.” (07.03)

Pada data tersebut, kata (1) perempuanantonim darilaki-laki, (2)kaum tua antonim darianak muda mempunyai arti yang berlawanan. Antonimi merupakan satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain. Suatu wacana yang dinamis juga sering menempatkan kohesi leksikal secara fleksibel dan variatif dengan mempertentangkan makna yang berlawanan.

3) Latar Belakang Penggunaan Kohesi Gramatikal dan Leksikal

Kemunculan kohesi gramatikal lebih dominan dibandingkan kohesi leksikal. Karena dalam setiap dialog disebutkan siapa yang menuturkan dialog tersebut, sehingga aspek referensi dapat ditemukan dihampir seluruh kalimat data dalam wacana. Sedangkan kohesi leksikal digunakan untuk menghindari penggu-naan bahasa yang monoton serta menciptakan variasi bahasa dan membuat talkshow ini menjadi lebih menarik.

Pembahasan

1) Kohesi Gramatikal

Dominasi referensi yang sering muncul adalah referensi pronomina persona (kata ganti orang). Dominasi substitusi yang sering muncul adalah subtitusi verba dan nomina.Dominasi elipsis yang sering muncul adalah elipsis nomina.Dominasi konjungsi yang sering muncul adalah konjungsi koordinatif dan subordinatif.

2) Kohesi Leksikal

Reiterasi yang muncul dalam perca-kapan adalah repetisi, sinonimi, dan hipernimi.Kolokasi yang masih dalam satu lingkup diwujudkan dengan kata koran, majalah, televisi merupakan kolokasi dari media massa. Kolokasi menggunakan pilihan kata yang cende-rung digunakan secara berdampingan. Antonimi yang diwujudkan dengan kata (1) perempuan antonim dari laki-laki, (2) kaum tua antonim dari anak muda mempunyai arti yang berlawanan. Suatu wacana yang dinamis juga sering menempatkan kohesi leksikal secara fleksibel dan variatif dengan memper-tentangkan makna yang berlawanan. 3) Latar Belakang Penggunaan Kohesi

Gramatikal dan Leksikal

Secara kuantitas, kohesi gramatikal lebih didominasi oleh kemunculan referensi yang berbanding sangat jauh dari tiga aspek gramatikal lainnya. Dominasi penggunaan aspek gramatikal berupa referensi dalam wacana ini dilatar-belakangi oleh beberapa alasan. Pertama, wacana ini merupakan sebuah wacana lisan berupa dialog yang ditulis kembali oleh peneliti. Dalam setiap dialog disebutkan siapa yang menuturkan dialog tersebut, sehingga aspek referensi persona dapat ditemukan dihampir seluruh kalimat data dalam wacana. Penutur dalam talkshow ini

(6)

sering menggunakan kata saya, kita, anda,dan sebagainya sebagai pengganti nama untuk menginndari penyebutan kembali nama penutur yang sama secara berulang.

Penggunaan kohesi leksikal dalam wacana lisan ini jumlahnya cenderung lebih seimbang antara satu dengan yang lainnya. Penggunaan penanda kohesi leksikal ini juga bertujuan untuk beberapa alasan. Pertama, dalam pengacuan leksikal berupa repetisi terdapat penyebutan beberapa nomina atau frasa secara berulang-ulang. Penyebutan secara berulang-ulang tersebut bertujuan untuk menegaskan maksud yang diutarakan penutur.

Selain itu, penggunaan penanda kohesi leksikal ini juga bertujuan untuk menghindari penggunaan bahasa yang monoton serta menciptakan variasi penggunaan bahasa yang membuat talkshow ini lebih menarik. Hal ini terlihat dalam penggunaan pasangan dan kelompok kata yang membentuk relasi semantik berupa reiterasi, kolokasi, dan antonimi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari paparan temuan data dan pembahasan pada penelitian ini yakni Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Talkshow Metro TV“Mata Najwa”.

Bentuk kohesi gramatikal dalam talkshow di acara “Mata Najwa” ditemukan dengan berbagai jenis yakni referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi.Adapun perwujudan dari penggunaan kohesi referensi juga terbagi menjadi pronomina persona (kata ganti orang), posesif, demontratif, komparatif, interogatif, dan tak taktif.Setiap

perca-kapan mengandung makna gramatikal sehingga lebih menarik penggunaan katanya.

Bentuk kohesi leksikal dalam talkshow di acara “Mata Najwa” ditemukan dengan berbagai jenis yakni reiterasi, kolokasi, dan antonimi.Adapun perwujudan dari penggunaan kohesi reiterasi juga terbagi menjadi repetisi, sinonimi, dan hipernimi. Setiap percakap-an yang mengandung makna leksikal sebagai cara untuk memper-indah dan menegaskan.

Latar belakang penggunaan kohesi gramatikal dan leksikal pada talkshow di acara “Mata Najwa” yaitu Najwa Shihab tidak hanya sebagai pembawa acara dan penanggung jawab yang memiliki ciri khas dalam beretorika atau berbicara, baik verbal maupun non verbal.Seperti ekspre-si wajah, nada suara, dan sebagainya dengan memperhatikan kode etik jurnalistik munculnya kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang mengandung makna yang kemungkinan hanya diketahui oleh penutur ataupun mitra tutur saja. Pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan oleh Najwa Shihab dikenal sangat tajam dan kritis, tidak peduli siapapun yang menjadi narasumbernya sehingga terkadang sulit dijawab oleh narasumber dan perta-nyaannya memiliki makna tersembunyi dibalik pertanyaan yang dilontarkan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dardiri. 2008. Penelitian: Pembelajaran

Bahasa Indonesia.Jember : Universitas Muhammadiyah Jember.

(7)

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis. Bandung: PT. Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional.2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hasan & Badrih. 2015. Linguistik Indonesia (Pengantar Memahami Hakikat Bahasa). Malang : Universitas Negeri Malang. Junaedi, Fajar. 2013. Jurnalistik

Penyiaran dan Reportase Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lamin. 2010. Koherensi dan Kohesi Wacana Berita Utama Media Cetak Jawa Pos. Malang: Universitas Islam Malang.

Lubis, A. Hamid Hasan. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Penerbit Angkasa.

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Offset.

Oramahi, Hasan Asy’ari. 2015. Jurnalistik Televisi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Ratnanto, Nowo. 2010. Kohesi

Gramatikal dan Leksikal Editorial The Jakarta Post. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Sudaryat, Yayat. 2014. Makna dalam Wacana (Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik). Bandung: CV. Yrama Widya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2009.

Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dari pelaksanaan kegiatan PPL dapat disimpulkan, bahwa kegiatan ini dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam pengembangan kompetensi di bidang

Research on Partial Solar Eclipse 9 March 2016 Observed at Lapan Watukosek, Pasuruan.. 224 Isu-Isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan

Public Awareness Public Education for Climate Change and Disaster Risk Reduction... (in slide master)

Sumber keuangan pada suatu sekolah/ sekolah Islam secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu: pemerintah (baik pemerintah pusat, daerah,

Sugiyono (2013:117) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Ini pengalaman pertama saya dan Farid Gaban turun ke lapangan. Kemudian hari, Farid Gaban punya ide lebih besar lagi; mengajak saya keliling Indonesia, naik sepeda motor

The board members for Kazmaier Foods have gathered for their quarterly board of directors meeting. Presiding at the

Standar ketuntasan minimal nilai siswa secara individu adalah 75, secara klasikal nilai ketuntasan minimal harus mencapai 75% dari jumlah siswa, sedangkan pada tahap