• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Chapter III VI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Samosir di Kecamatan Simanindo Desa Cinta Dame. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pertimbangan yang dilakukan peneliti dikarenakan daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Sumatera Utara. Salah satu faktor yang menyebabkan produksi menurun adalah karena serangan hama dan penyakit serta tidak tersedianya jumlah bibit untuk menanam bawang merah. Selain itu Kabupaten Samosir dipilih sebagai daerah penelitian dengan alasan pertimbangan jumlah produksi dan luas panen menempati posisi ketiga di Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Dairi.

Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di Kecamatan Simanindo Tahun 2016

No Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1 Dosroha 6,70 32,79 4,80

2 Simarmata 8,00 38,43 4,80

3 Simanindo 33,60 196,70 5,80

4 Cinta Dame 41,90 270,90 6,50

5 Sihusapi 1,00 3,95 3,90

6 Maduma 1,30 5,75 4,40

7 Ambarita 0,50 3,25 5,50

8 Martoba 0,75 2,89 3,80

(2)

10 Garoga 0,90 3,29 3,60

11 Tomok 5,10 21,59 4,20

12 Tanjungan 4,00 16,71 4,10

13 Huta Ginjang - - -

14 Parbalokan 0,80 2,90 3,60

15 Pardomuan 1,90 6,93 3,60

16 Parmonangan 1,31 4,93 3,70

Jumlah 108,01 686,34 67,60

Sumber : PPL Simanindo 2015

Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa lokasi penelitian dilakukan di Desa Cinta Dame dengan alasan bahwa desa tersebut merupakan daerah sentra produksi bawang merah terbesar di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan luas panen bawang merah pada tahun 2015 adalah 41,9 Ha dan produksi 270,9 Ton.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Responden pada penelitian ini adalah petani bawang merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Menurut Sutrisno Hadi (2000) bahwa sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petani bawang merah di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

(3)

sampling). Ukuran sampel untuk setiap kelompok atau strata berdasarkan formula

berikut :

))

Dimana :

n = ukuran sampel,

N = ukuran populasi

= tingkat akurasi (level of precision , 0,05)

Maka jumlah sampel petani bawang merah ditentukan sebanyak 85 dari populasi petani bawang merah sebesar 109 petani di Desa Cinta Dame.

3.3 Metode Pengumpulan Data Data Primer dan Data Sekunder

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara (Indriantoro dan Supono,1999). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada petani bawang merah di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured questionnare).

(4)

Tabel 7. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder

No Data Primer Data Sekunder

1 Luas lahan petani bawang merah (Ha)

Luas Panen Bawang Merah di Sumatera Utara 2

2 Lama pendidikan (Tahun) Data Produksi, Produktivitas Bawang Merah di Sumatera Utara 3 Lama bertani (Tahun) Daftar Perkembangan Harga Bawang

Merah di Sumatera Utara

4 Jumlah tanggungan petani Luas Panen Bawang Merah di Kabupaten Samosir

5 Status kepemilikan lahan

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah 1, digunakan analisis deskriptif dengan cara menggambarkan dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah di daerah penelitian. Untuk masalah 2 dianalisis dengan mengunakan metode model regresi logit binomial (binomial logit regresi), yang mengunakan lebih dari 2 variabel dependen untuk menganalis

(5)

Model regresi logit binomial mengunakan transformasi logit. Pada model ini yang diregresikan adalah peluang variabel respon = 1. Model regresi logit binomial untuk hipotesis pertama adalah

{[ ]}= β0+ β1 + β2 + ... β6 +

ln (p/(1-p) adalah Odd Ratio (perbandingan resiko)

dimana (p) menyatakan probabilitas terjadinya peristiwa (y =1) : y =

Dan (p-1) menyatakan probabilitas tidak terjadinya peristiwa (y=0).

= Konstanta

Keterangan :

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Pengalaman (Tahun)

X3 = Pendapatan

= 1, pendapatan usahatani diatas UMP

= 0, pendapatan usahatani dibawah UMP

X4 = Bantuan

= 1, jika petani menerima bantuan untuk usahatani bawang merah

(6)

= 1, jika petani tidak mengalami trauma

= 0, jika petani mengalami trauma

Y = Minat petani bawang merah

= 0, Tidak Minat

= 1, Minat

Sebelum dilakukan analisis regresi logit binomial maka harus lulus uji validitas dan realibilitas. Hal ini dilakukan karena variabel persepsi di ukur dengan metode skoring. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Uji Validitas.

Uji Validitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional persepsi sampel. Artinya tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai sig Pearson Corelation dengan α (0,05).

Hal ini dapat dijelaskan karena nilai Pearson Corelation Sig < α (0,05), sehingga setiap item pertayaan variabel sudah layak dalam penelitian atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional persepsi sampel.

b. Uji Reliabilitas.

(7)

kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini digunakan dua alat pengujian pada variabel penelitian, karena vaiabel penelitian mengunakan skala ukur yang berbeda yaitu rating skale dan interval (Widiyanto, 2012).

3. 4. 2 Pengujian Parameter

Model persamaan yang diperoleh perlu dilakukan pengujian signifikansi Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetehui apakah variable yang terdapat dalam model memiliki kontribusi yang nyata bagi variable respon. Pengujian yang dilakukan adalah :

a. Pengujian Serentak

Dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter secara keseluruhan atau serentak. Hipotesis pengajian ini adalah :

H0

H1 ; paling tidak ada satu Dengan uji statistik :

[ ) )

) )

]

Dengan penolakan : tolak H0 apabila nilai G > dimana p merupakan

banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value < α b. Uji Individu (Uji Wald)

(8)

H0 ; H1 :

Dengan uji statistik :

W (Wald) )

Daerah penolakan : tolak H0 apabila atau p- value < α

c. Uji Hosmer and Lemeshow

Uji ini bertujuan untuk membandingkan distribusi observasi dengan distribusi teori (uji model). Hipotesis pengujian ini adalah :

H0 : K = (1-B) = 1, tidak ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi

teori / model sesuai dengan data

H1: K = (1-B) 0, ada perbedaaan distribusi obeservasi dengan distribusi teori

/ model tidak sesuai dengan data. Kriteria pengujian :

Jika sign < 0,1 maka terima H1 tolak H0

Jika sign > maka terima H0 tolak H1 (Hosmer dan Lemeshow 2002)

c. Odd Ratio dan perhitungan efek marjinal

Odds ratio adalah kemungkinan hasil yang diperoleh antara individu

dengan x = 1 didefenisikan ) [ )]. Demikian pula, kemumungkinan hasil yang hadir antara individu dengan x = 0 didefenisikan sebagai ) [ )]. Odds Ratio yang dilambangkan dengan OR, didefenisikan sebagai rasio peluang untuk x = 1 dan peluang untuk x = 0 yang dapat dituliskan dalam

persamaan berikut :

[

) [ )] ) [ )]

]

Marginal Effect dapat dihitung dengan cara

(9)

3.5 Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka digunakan definisi operasional sebagai berikut:

3.5.1 Defenisi

1. Bawang merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang termasuk ke dalam sayuran rempah yang digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah citarasa dan kenikmatan masakan.

2. Petani bawang merah merupakan orang yang melaksanakan dan mengelola usahatani bawang merah pada sebidang tanah atau lahan dan memperoleh pendapatan dari usahanya.

3. Luas lahan merupakan areal/tempat yang digunakan untuk melakukan usahatani bawang merah diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar (Ha).

4. Pengalaman usahatani adalah pengalaman yang telah dihadapi responden sejak awal berusahatani bawang merah sampai penelitian dilakukan (Tahun) 5. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah dikurangi biaya

produksi. Pendapatan usahatani bawang merah diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/Tahun)

(10)

7. Trauma adalah kondisi atau keadaan yang mengacu pada pengalaman emosional yang menghasilkan efek mental pada petani dikarenakan keagagalan panen akibat serangan hama penyakit pada tanaman bawang merah, harga bawang merah yang turun, harga bibit yang mahal dan tidak tersedianya bibit unggul serta faktor lainnya yang mengakibatkan trauma pada petani bawang merah.

8. Minat petani menanam bawang merah adalah suatu kecenderungan yang tinggi atau dorongan petani untuk menanam bawang merah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya luas lahan, pengalaman, trauma, bantuan dan pendapatan.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

2. Petani sampel pada penelitian adalah petani yang menanam bawang merah. 3. Variabel independen yang dianalisis dalam penelitian terdiri dari luas lahan,

(11)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Wilayah

4.1.1 Letak Geografi dan Luas Wilayah

Desa Cinta Dame memiliki luas wilayah 3500 ha. Desa Cinta Dame berada di pinggiran Danau Toba dan dikelilingi gunung dan bukit-bukit. Desa

Cinta Dame terletak di antara 2° 49’– 2° 54’ LU dan 98° 23’ – 98° 31’ BT.

Berada pada ketinggian 700-1300 m dpl. Rata-rata suhunya adalah 23°C, dengan keadaan iklim dingin. Adapun batas-batas Desa Cinta Dame sebagai berikut .

− Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Maduma

− Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba

− Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Toba

− Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Simarmata.

4.1.2 Tata Guna Tanah

(12)

Tabel 8. Pola Penggunaan Tanah di Desa Cinta Dame

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tanah Sawah 230 7

2 Tanah Kering 1800 51

3 Pemukiman 75 2

4 Hutan 95 3

5 Lain – Lain 1300 37

Jumlah 3500 100

Sumber : Data Monografi Desa Cinta Dame

Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tanah sawah 230 ha (7%), tanah kering 1800 ha (51%), pemukiman 75 ha (10%), hutan 95 ha (3%), dan untuk lain-lain 1300 ha (37%) seperti sekolah, tempat ibadah, lahan tidur.

4.2 Demografi

4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Desa Cinta Dame memiliki penduduk yang mempunyai potensi yang berbeda - beda terutama dalam hal mengolah lahan pertanian. Menurut data yang diperoleh dari kepala desa Cinta Dame penduduk desa Cinta Dame 1563 jiwa dengan jumlah laki-laki 753 jiwa (48,17%) dan perempuan 810 jiwa (51,82%) dan kepala keluarga terdiri dari 105 KK.

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

(13)

suatu desa merupakan gambaran tingkat kualitas pembangunan suatu desa. Berikut ini jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Cinta Dame.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Golongan Usia Penduduk (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0 – 14 381 24,37

2 15 – 54 978 62,57

3 >54 204 13,05

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa penduduk pada golongan usia produktif yaitu 15–54 tahun lebih dominan (62,57%) di daerah penelitian, hal ini menggambarkan bahwa penduduk di daerah penelitian optimal dalam melakukan kegiatan usahatani bawang merah.

4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Ditinjau dari segi mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, penduduk Desa Cinta Dame mayoritas dengan mata pencaharian bertani. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Desa Cinta Dame.

Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 765 77,27

2 Pedagang 160 16,16

3 Pegawai Negeri Sipil 65 6,56

Jumlah 990 100

(14)

Dari Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Cinta Dame mayoritas dengan mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 765 jiwa (77,27), hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian berpotensi untuk meningkatkan produksi usahataninya.

4.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Dasar 186 14,21

2 Menengah 802 61,27

3 Tinggi 321 24,52

Jumlah 1.309 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Dari Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk Desa Cinta Dame berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu 802 jiwa (61,27%), hal ini menunjukkan bahwa pendidikan penduduk di daerah penelitian cukup baik untuk mengusahakan usahataninya khususnya dalam membudidayakan usahatani bawang merah.

4.3 Sarana dan Prasarana

(15)

perkembangan masyarakat dan memperlancar akses masuknya informasi di Desa Cinta Dame. Berikut merupakan sarana dan prasarana di Desa Cinta Dame dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 12. Sarana dan Prasarana di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

No Sarana / Prasarana Jumlah (Unit)

1 Kantor Kepala Desa 1

2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2

3 Sekolah Dasar (SD) 3

4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1

5 Posyandu 2

6 Puskesmas 1

7 Gereja 3

Jumlah 12

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

(16)

4.5 Karakteristik Petani Sampel

4.5.1 Tingkat Usia

Berdasarkan usia responden petani bawang merah di Desa Cinta Dame, rata– rata usia petani bawang merah adalah 46 tahun. Data mengenai usia petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Usia Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame

No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 ≤ 40 24 28,2

2 41 – 50 39 45,8

3 51 – 60 20 23,5

4 >60 2 2,35

Jumlah 85 100

Sumber : Data diolah dari lampiran

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa petani bawang merah yang paling banyak tergolong pada kisaran usia 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 39 orang sedangkan yang paling sedikit adalah sebanyak 2 orang dengan kisaran usia diatas 60 tahun. Setelah dihitung rata – rata usia petani bawang merah yang terdapat di Desa Cinta Dame adalah usia 46 tahun dan tergolong pada usia sangat produktif.

4.5.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan petani bawang merah di Desa Cinta Dame adalah . Data tingkat pendidikan petani bawang merah ditampilkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat Pendidikan Petani Bawang Merah

(17)

1 SD 39 45,8

2 SMP 40 47,05

3 SMA 6 7,05

Jumlah 85 100

Sumber : Data diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa jumlah petani bawang merah yang paling dominan adalah petani bawang merah yang mempunyai tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 45,8 % atau sebanyak 39 orang sedangkan jumah petani dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 40 orang dan yang paling rendah dengan tingkat pendidikan sampai SMA sebanyak 6 orang atau sebesar 7,05 %.

4.5.3 Pengalaman Bertani

Tingkat pengalaman bertani menggambarkan berapa lama petani bawang merah telah menjalankan usahatani yang sekarang sedang dijalani. Data mengenai pengalaman bertani petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 15. Lama Bertani Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame

No Kisaran Lama Bertani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 6 – 10 49 57,6

2 11 – 15 32 37,6

3 16 – 20 3 3,52

4 >20 1 1,17

Jumlah 85 100

Sumber : Data diolah dari lampiran

(18)

sebanyak 49 petani sedangkan pengalaman bertani lebih dari 20 tahun hanya berjumlah 1 orang. Setelah dihitung rata – rata pengalaman bertani petani bawang merah di Cinta Dame adalah kurang lebih selama 11 tahun.

4.5.4 Luas Lahan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata – rata luas lahan petani bawang merah adalah seluas 0,08 ha. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Luas Lahan Yang Dimiliki oleh Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 0,04 16 18,82

2 0,08 41 48,23

3 0,12 10 11,76

4 0,16 12 14,11

5 0,2 – 0,24 6 7,05

Jumlah 85 100

Sumber : Data diolah dari lampiran

(19)

4.5.5 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani bawang merah di daerah penelitian. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani bawang merah adalah semua anggota keluarga dan berada dalam anggaran belanja keluarga. Data mengenai jumlah tanggungan petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame

No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

1 0 1 1,17

2 1 13 15,3

3 2 40 47,05

4 3 26 30,6

5 4 5 5,8

Jumlah 85 100

Sumber : Data diolah dari lampiran

(20)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

5.1.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame berdasarkan hasil penelitian adalah luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan trauma. Berikut akan dijelaskan secara deskriptif faktor– faktor yang mempengaruhi minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame.

A. Luas lahan

(21)

penelitian. Luas lahan yang semakin luas memotivasi petani di Desa Cinta Dame untuk menanam bawang merah.

Desa Cinta Dame merupakan salah satu desa yang memiliki luas panen terbesar di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan luas lahan sebesar 41,90 ha dan produktivitas sebesar 6,50 ton/ha. Walaupun luas lahan yang dimiliki petani hanya 0,08 ha akan tetapi petani bawang merah tetap menanam bawang merah walaupun harga jual bawang merah turun. Yang menjadi motivasi petani bawang merah di Desa Cinta Dame adalah mereka dapat memperoleh produksi bawang merah yang tinggi karena bawang merah dapat disimpan selama 75 hari setelah panen.

B. Pengalaman

(22)

timbul akibat perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan dan dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka minat mereka terhadap usahatani padi sawah semkin tinggi, dengan banyaknya pengalaman yang telah mereka lalui, maka banyak cara yang dapat mereka lakukan untuk menaikkan produksi panen. Akan tetapi teori tersebut berbanding terbalik dengan pengalaman bertani petani bawang merah di Desa Cinta Dame. Pengalaman bertani yang rata – rata lebih selama 10 tahun tidak mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah. Alasan yang dikemukakan petani bahwa lama bertani atau pengalaman bertani tidak menjamin untuk dapat mengatasi kegagalan panen yang terjadi pada bawang merah yang bisa datang kapan saja seperti virus yang pernah menyerang tanaman bawang merah pada tahun 2001 - 2005. Akibat virus tersebut petani mengalami kerugian yang sangat besar akibat gagal panen.

C. Pendapatan

(23)

Untuk menghitung pendapatan usahatani bawang merah, terlebih dahulu dihitung berapa besar penerimaan yang diperoleh petani selama 1 musim tanam dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan petani selama 1 musim tanam. Penerimaan diperoleh dari total produksi bawang merah yang di peroleh petani dikalikan dengan harga jual bawang merah per kg. Sedangkan untuk total biaya produksi yang dihitung adalah terdiri dari biaya pembelian benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin dan peralatan dan biaya – biaya lainnya. Adapun rata – rata pendapatan petani berdasarkan luas lahan yang dimiliki untuk menanam bawang merah selama 1 kali musim tanam dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

Tabel 18. Pendapatan Petani Bawang Merah Berdasarkan Luas Lahan Selama 1 Musim Tanam

No Luas Lahan (Ha) Pendapatan Rata- Rata Petani Bawang Merah (Rp)

1. 0,04 1.839.962

2. 0,08 4.461.901

3. 0,12 7.605.165

4. 0,16 11.015.396

5. 0,2 25.110.998

6. 0,24 29.940.180

Sumber : Data diolah dari lampiran

(24)

(UMP Sumatera Utara = Rp 1.961.354,69). Sedangkan untuk pendapatan petani dengan luas lahan yang dimiliki petani 0,04 ha – 0,24 ha adalah diatas UMP Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model binary logistic diperoleh bahwa variabel pendapatan tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame. Menurut Suyanto (2008) pendapatan adalah jumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki yang dapat mempengaruhi minat seseorang. Akan tetapi variabel pendapatan tidak berpengaruhi secara parsial terhadap minat petani untuk menanam bawang merah di Desa Cinta Dame.

D. Bantuan

(25)

cara yang efektif dan efisien untuk menangani permasalahan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan kegagalan panen bawang merah sehingga menurunkan produksi dan menurunkan pendapatan usahatani bawang merah.

Menurut Crow and Crow (1973) yang menyatakan bahwa rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Menurut Soekartawii dalam Widodowati (2007) Bantuan yang diperoleh tiap petani seperti faktor produksi maupun teknologi yang dapat menghasilkan atau menaikkan produksi, akan menambah minat petani semakin tinggi dan mendorong para petani untuk tetap bekerja pada pertanian. Oleh karena itu dengan adanya bantuan dapat mendorong dan memberikan motivasi kepada petani bawang merah agar lebih meningkatkan minat petani untuk menanam bawang merah di daerah penelitian.

E. Trauma

Perubahan minat tanam petani terhadap bawang merah diakibatkan serangan hama yang menyerang hampir 90 % tanaman bawang milik petani di Desa Cinta Dame. Kondisi tersebut juga yang mengakibatkan ekonomi masyarakat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil bertani bawang merah menjadi menurun dan hampir lumpuh.

(26)

Padahal sebelum virus menyerang tanaman bawang merah di daerah penelitian, bawang merah tumbuh subur dan berkualitas sangat baik di Desa Cinta Dame dan menjadi sentra produksi bawang merah. Oleh karena itu penanganan yang dilakukan petani bawang merah adalah agar terhindar dari serangan virus, hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida. Karena jika tidak maka hama akan dengan muda menyerang daun bawang sementara setiap daun yang telah terserang hama harus dibuang sehingga tidak menyebar ke daun lainnya.

Oleh karena itu, yang menyebabkan tidak adanya semangat dan motivasi ataupun kurangnya minat petani menanam bawang merah adalah kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah sehingga produksi bawang merah di Desa Cinta Dame menurun dan akibatnya petani tidak memperoleh pendapatan sesuai yang diharapkan petani. Selain itu faktor lainnya berdasarkan pengalaman yang dialami petani adalah curah hujan yang tinggi yang akibatnya tanaman bawang merah terendam banjir sehingga bawang merah yang akan dipanen lebih cepat membusuk.

5.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatan valid berarti meunjukkan alat ukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan yang benar

– benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

(27)

proporsional persepsi sampel. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai sig Pearson Corelation dengan α (0,05).

Tabel 19. Hasil Uji Validitas

Item

Pearson Corelation Sig

Bantuan Trauma Minat

1 0,000 0,000 0,000

2 0,000 0,000 0,000

3 0,000 0,000 0,000

4 0,000 0,000 0,000

5 - - 0,000

6 - - 0,000

Sumber : Diolah dari data primer.

Jika dilihat dari Tabel 18 menunjukkan bahwa semua item pertayaan dalam setiap variabel adalah valid. Hal ini dapat dijelaskan karena nilai Pearson Corelation Sig< α (0,05), sehingga setiapitem pertanyaan variabel sudah layak

dalam penelitian atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional persepsi sampel.

b. Uji Reliabilitas.

(28)

yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini digunakan dua alat pengujian pada variabel penelitian, karena variabel penelitian mengunakan skala ukur yang berbeda yaitu rating scale dan interval (Widiyanto, 2012).

Uji reliabiltas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi.

Tabel 20. Hasil Uji Reliabilitas

Keterangan Cronbach's Alpha RTabel Hasil

Bantuan 0,350 0,213 Reliable

Trauma 0,420 0,213 Reliable

Minat 0,251 0,213 Reliable

Sumber : Diolah dari data primer

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa variabel sudah reliable. Hal ini dijelaskan karena nilai Cronbach’s Alpha > RTabel. Artinya semua variabel dalam

(29)

5.1.3. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Bawang Merah

Variabel yang di uji sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah adalah luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan trauma. Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa bagaimana pengaruh luas lahan, pengalaman, pendapatan dan trauma terhadap minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Tabel 21. Pengaruh Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame

Variabel B S.E. Wald Sig. Exp(B)

Luas Lahan 1,384 0.552 3,472 0,042 3,991

Pengalaman 0,013 0.140 0.005 0,941 1,013

Pendapatan 0.738 1.159 0,150 0,699 2,092

Bantuan -5,791 1.452 11,988 0,001 0.003

Trauma -4,219 1.208 7,831 0,005 0.015

Constant 0,185 1.846 0.005 0.944 1,204

Sumber : Diolah dari data primer

1,204 + 3,991 X1 + 1,013 X2 + 2,092 X3 + 0,003 X4 + 0,015 X5

(30)

5.1.4. Hasil Pengujian dalam Model Binomial Logit

Uji Kesesuaian Model

Analisis kesesuaian model logit dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) dengan membandingkan percentage correct predicted value untuk masing – masing nilai observasi dan (2) dengan membandingkan distribusi data dan distribusi logit.

a. Uji Percentage Correct/Change Accuracy

Untuk model Logit Binary nilai sampel pada penelitian terdiri dari 2 yaitu 0 dan 1, sehingga yang diinginkan adalah Percentage Correct bagi kedua nilai observasi tersebut. Berikut merupakan hasil SPSS yang menunjukkan Classification Table pada suatu persamaan Logit Binary.

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Minat Percentage Correct

0 1

Step 0

Minat

0 52 0 100,0

1 33 0 ,0

Overall

Percentage 61,2

a. Constant is included in the model.

(31)

Pada Classification Table tersebut dapat dilihat bahwa overall percentage cukup baik sebesar 61,2 %. Namun jika dilihat secara detail, ternyata Percentage Correct tersebut hanya baik untuk observasi yang bernilai 0 sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bawa parameter yang dipilih dapat memprediksi seluruh observasi yang bernilai 0. Sebaliknya, parameter tersebut tidak dapat memprediksi satupun nilai observasi 1 (Percentage Correct = 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa model Binary Logit sudah dapat digunakan untuk dataset yang dimiliki namun parameter yang diestimasi belum mengakomodir seluruh variasi variabel dependen.

b. Uji Distribusi (Hosmer dan Lemeshow)

Dalam model binary logit uji perbandingan distribusi binary logit dengan distribusi data dilakukan dengan uji Hosmer dan Lemeshow. Jika model logit merupakan model yang sesuai dengan data, maka nilai observasi akan sama dengan nilai prediksi. Hasil uji menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi binary logit atau dapat disimpulkan model logit sangat sesuai dengan distribusi data observasi. Dimana hal ini dijelaskan oleh nilai signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,972 dengan α sebesar 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak dapat tolak H0 dan dapat disimpulkan

bahwa model logit sangat sesuai dengan distribusi data observasi.

c. Uji Omnibus (Uji Kesesuaian Variabel/Uji Serempak)

(32)

Nilai Likelihood menunjukkan perbedaan antara nilai prediksi (dengan paramater yang terpilih) dengan nilai obeservasi.

Uji Omnibus bertujuan untuk mengetahui kemampuan seluruh variabel independent secara bersama-sama memprediksi variasi pada variabel dependent

dan hal ini dikenal dengan uji serempak.

Hasil uji omnibus yang dilakukan diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,00 dengan

α = 0,05, yang artinya bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani

yaitu luas lahan, pengalaman, pendapatan, trauma dan bantuan berpengaruh nyata terhadap minat petani menanam bawang merah di Desa Cinta Dame. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model signifikan. Hal ini di jelaskan pada Tabel 22.

Tabel 22. Uji Omnibus dan Hosmer & Lemeshow Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Bawang Merah

Uji Omnibus Hosmer & Lemeshow

Chi Square 93,959 1,760

Sig 0,00 0,972

Sumber : Diolah dari data primer

d. Uji Wald (Uji Parsial)

Uji Wald adalah pengujian yang menjelaskan bagaimana pengaruh

(33)

menanam bawang merah secara parsial. Dimana hal ini di jelaskan oleh hasil signifikansi < 0,05 yang di peroleh masing-masing variabel luas lahan 0,042, bantuan 0,001 dan trauma 0,005 dengan α sebesar 0,05. Variabel pengalaman dan pendapatan tidak signifikan secara statistik atau tidak mempengaruhi minat petani menanam bawang merah secara parsial dengan hasil signifikansi > 0,05, dimana hal ini diketahui dari nilai signifikansi yang diperoleh yaitu pengalaman 0,941 dan pendapatan 0,699.

e. Marginal Effect

β0+ β1(1-P)

Dimana : ketika Xi = 1 maka

bertambah sebesar βi atau bertambah

sebesar Exp (βi). Sehingga perhitungan marginal effect masing-masing variabel

adalah sebagai berikut :

 Luas Lahan

P

i

=

Pi =

Pi = 0,8 Ci = βPi (1-Pi)

Ci = (1,384) (0,8) (1-0,8) Ci = 0,22

(34)

ini dapat dijelaskan menurut Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006) luas lahan sangat mempengaruhi minat, apabila luas lahan semakin luas maka minat petani untuk berusahatani semakin tinggi.

Desa Cinta Dame sebagian besar masyarakatnya bekerja di lahan pertanian, dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Simanindo Desa Cinta Dame merupakan desa yang memiliki populasi petani bawang merah yang paling besar dibandingkan dengan desa – desa lainnya. Artinya luas lahan terluas untuk menanam bawang merah terletak di Desa Cinta Dame. Namun petani bawang merah di desa ini tidak hanya menanam bawang merah sebagai mata pencaharian akan tetapi menanam tanaman lainnya untuk meningkatkan pendapatan petani. Rata – rata luas lahan yang dimiliki petani bawang merah di Desa Cinta Dame adalah sebesar 0,08 ha. Walaupun luas lahan yang digunakan petani untuk menanam bawang merah tidak cukup besar akan tetapi petani bawang merah tetap menanam bawang merah walaupun harga jual bawang merah turun, hal tersebut dapat dijadikan bukti bahwa minat petani yang berada di Desa Cinta Dame cukup tinggi.

(35)

 Pengalaman

(36)

yang diperoleh oleh petani, maka minat mereka terhadap usahatani bawang merah semakin tinggi, dengan banyaknya pengalaman yang telah mereka lalui, maka banyak cara yang dapat mereka lakukan untuk menaikkan produksi panen. Akan tetapi hal ini bertolak belakang dengan petani bawang merah di Desa Cinta Dame sebab lama berusaha tani bawang merah atau pengalaman bertani tidak memberikan peluang yang cukup besar bagi petani bawang merah untuk menanam bawang merah di daerah penelitian.

 Pendapatan lebih besar sebesar β dibandingkan dengan pendapatan dibawah UMP. Karena

untuk pendapatan usahatani dibawah UMP nilai odd rationya adalah

, maka

(37)

Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel pendapatan diatas UMP lebih besar 67% dibandingkan dengan pendapatan dibawah UMP . Artinya pendapatan yang diperoleh petani diatas UMP mempunyai peluang lebih besar terhadap minat petani menanam bawang merah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh petani dibawah UMP. Dengan kata lain apabila petani memperoleh pendapatan yang lebih tinggi maka akan mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah. Untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi maka petani juga harus meningkatkan produksi bawang merah dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk usahatani bawang merah di Desa Cinta Dame. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto (2008) bahwa semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi minat petani untuk menanam.

menunjukkan adanya bantuan untuk usahatani bawang merah, sedangkan X =

0 maka

menunjukkan tidak adanya bantuan untuk usahatani

bawang merah. Artinya nilai

dengan adanya bantuan lebih besar sebesar

(38)

Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel dengan adanya bantuan yang diberikan kepada petani lebih besar 0,3 % dibandingkan dengan tidak adanya bantuan yang diterima petani untuk usahatani bawang merah . Artinya dengan adanya bantuan yang diterima petani bawang merah mempunyai peluang terhadap minat petani menanam bawang merah dibandingkan dengan tidak adanya bantuan yang diterima petani bawang merah. Dengan kata lain apabila petani mendapatkan bantuan berupa saprodi, mesin dan alat pertanian untuk mendukung kegiatan usahatani bawang merah di Desa Cinta Dame maka akan mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Crow and Crow (1973) dalam penelitian Sitty (2014) yang menyatakan bahwa rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Hasil penelitian juga sejalan dengan teori menurut Soekartawai dalam Widodowati (2007) yang menyatakan bahwa bantuan yang diperoleh tiap petani seperti faktor produksi maupun teknologi yang dapat menghasilkan atau menaikkan produksi akan menambah minat petani semakin tinggi dan mendorong para petani untuk tetap bekerja pada pertanian bawang merah.

 Trauma

P

i

=

Pi =

(39)

Diketahui

menanam bawang merah. Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel dengan tidak adanya trauma yang dialami petani lebih besar 1,4 % dibandingkan dengan adanya trauma yang dialami petani selama berusahatani bawang merah di Desa Cinta Dame. Artinya dengan tidak adanya trauma yang dialami petani bawang merah mempunyai peluang terhadap minat petani untuk menanam bawang merah dibandingkan dengan ketika petani mengalami trauma. Dengan kata lain apabila petani tidak mengalami trauma seperti gagal panen akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah yang menyebabkan hasil produksi tidak dapat dipanen seluruhnya maka akan mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah dan meningkatkan motivasi dan semangat petani.

Kondisi trauma yang dialami petani bawang merah dikarenakan serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah sehingga mengakibatkan bawang merah mati dan panen menjadi gagal total. Hasil

(40)
(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani menanam bawang merah yang terdiri dari variabel luas lahan (X1), pengalaman (X2), pendapatan

(X3), bantuan (X4) dan trauma (X5) yang dimasukkan kedalam model

secara serentak signifikan pada α = 5%. Sedangkan secara parsial variabel luas lahan (X1), bantuan (X4) dan trauma (X5) signifikan terhadap model

secara parsial pada α = 5%.

2. Luas lahan memiliki marginal effect sebesar 22 % yang artinya ketika luas lahan bertambah sebesar 1 ha maka peluang petani untuk menanam

(42)

6.2. Saran

1. Kepada pemerintah agar dapat meningkatkan sarana dan prasarana sebagai bentuk dukungan pemerintah kepada petani bawang merah dalam menjalankan usaha tani bawang merah di Desa Cinta Dame dan

pemerintah juga diharapkan menjaga stabilitas harga bawang merah dipasar agar tidak merugikan petani dalam menjual hasil produksi. 2. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian dan

Gambar

Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di
Tabel 8. Pola Penggunaan Tanah di Desa Cinta Dame
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

verifik*si dan kiaritikasi terhadap Fenewera&amp; s$t$k pkerjaa* dimaks*4 decrga* ini Faniria rt?irrg$Eirlrrrrkarr Fvrneiang l,*Iaiig cnt*k

wilayah yang selaras dengan strategi bisnis bank secara nasional. 5) Memonitor pelaksanaan program kerja untuk mencapai target kinerja. di bidangnya.. 6) Mengevaluasi kinerja

In this research paper, the writer intends to analyze the conversational implicatures and directness level of politeness in comic strips.. The data are taken randomly

Dana untuk merealisasikan ekspansi tersebut dari alokasi belanja modal perseroan tahun 2018 yang sebesar Rp 3,5 triliun.. Saat ini perseroan telah memiliki 1.000 gerai apotek

(“Indosat International Finance”) announced today that, in connection with the indirect acquisition by Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C., of 2,217,590,000 Series B Common Shares