• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif yang meliputi

upaya – upaya kesehatan berupa upaya pencegahan penyakit (preventif),

peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan

(rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan

dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan sosial, budaya, termasuk ekonomi,

lingkungan fisik dan biologis yang bersifat dinamis dan kompleks (Rasmaliah,

2001). Rumah sakit sebagai industri jasa pelayanan kesehatan merupakan lembaga

yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia, dimana

dalam prosesnya banyak menggunakan bahan – bahan berbahaya seperti asam dan

basa kuat, bahan radioaktif, gas anestesi. Selain itu juga rumah sakit menghasilkan

berbagai bahaya yang dapat menimpa para petugas kesehatan seperti terpajan

agen biologis, bakteri, virus, dan bloodborne pathogen yang media penularannya

melalui inhalasi, kontak kulit, serta luka akibat tusukan jarum yang terkontaminasi

(Hermana, 2006).

Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

bahwasannya setiap tahun ratusan petugas kesehatan terpapar virus yang

mematikan seperti human immunodefisiensi virus (HIV), Hepatitis B, dan

Hepatitis C yang diakibatkan oleh luka tusukan jarum (needlestick injury), serta

(2)

2

macam penyakit yang dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya

(bloodborne pathogen) yang berbeda – beda dapat menimbulkan 1000 jenis

infeksi pertahunnya, jenis penyakit infeksi yang paling umum terjadi antara lain

HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C (Wilburn, 2004).

Canadian Comunicable Disease (CCD) tahun 2002, melaporkan

bahwasannya penyebab pajanan darah dan cairan tubuh pada petugas kesehatan

terjadi melalui luka percutaneus yang disebabkan oleh tusukan jarum sekitar 59%

- 94% seperti jarum hypodermic, dan jarum jahit (suturing needles), dan 8% -

10% disebabkan oleh instrument tajam seperti pisau operasi, pisau cukur, dan

peralatan operasi lainnya.

World Health Organization (WHO) menunjukkan setiap tahun bahwa

sekitar 2,5% petugas kesehatan di seluruh dunia menghadapi pajanan HIV, dan

sekitar 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B dan Hepatitis C akibat pajanan

darah yang terjadi di tempat kerja melalui berbagai sumber – sumber infeksi yang

diketahui atau tidak diketahui dimana salah satunya melalui luka tusukan jarum

bekas pakai yang telah terkontaminasi (WHO, 2002). Di Amerika sekitar 300.000

kecelakaan kerja akibat tusukan jarum terjadi pada saat recapping yang

merupakan kerjadian kecelakaan tertusuk yang paling sering dialami oleh

perawat, sedangkan di Pakistan sekitar 50% dari injeksi yang dilakukan tersebut

menggunakan jarum suntik bekas pakai. Penggunaan kembali jarum suntik bekas

dapat mengakibatkan prevalensi virus Hepatitis B dan virus Hepatitis C di

(3)

3

Infeksi yang dihasilakan oleh pajanan penyakit HIV, Hepatitis B, dan

Hepatitis C diperkirakan sekitar 90% berada di negara berkembang hal ini

menunjukkan tingginya frekuensi penggunaan injeksi berupa jarum suntik

diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan (WHO, 2002), dan diperkirakan sekitar

40-70% kasus needlestick injury tidak dilaporkan dengan tanpa adanya

dokumentasi yang baik sehingga, para petugas kesehatan mengalami kesulitan

untuk mendapatkan kompensasi bila terjadi infeksi. Petugas kesehatan yang kerap

mengalami luka tusuk jarum atau luka akibat benda tajam lainnya diantaranya

ialah perawat, hal ini dikarenakan perawat merupakan profesi yang paling sering

berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya

memberikan asuhan kerperawatan kepada pasien (Wilburn, 2004).

Di Indonesia, dalam Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 1087/MENKES/SK/VIII/2010 mencantunkan penelitian dr. Josep tahun

2005-2007 mencatat bahwa kecelakaan kerja akibat jarum suntik mencapai

38-73% dari total petugas kesehatan (Rival, 2012). Di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan didapatkan hasil survei dari keterangan

perawat yang pernah mengalami luka tusuk jarum, kejaadiaan tersebut terjadi

pada saat memindahkan jarum sebelum dan setelah digunakan pada pasien, pada

saat pembuangan, dan pada saat melakukan recapping jarum. Sedangkan

berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan Intensive Care Unit (ICU)

RSUD Dr. Pringadi Kota Medan menyatakan bahwa luka tusuk jarum jarang

(4)

4

Berdasarkan data yang diperoleh Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

(PPI) pada tahun 2016 terjadi 3 kasus luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya.

Terjadi kasus luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya adalah pada saat

menjahit luka, saat pembedahan, dan pembersihan alat – alat tajam. Pelaporan

luka tusuk jarum di RSUD Dr. PringadiKota Medan jarang dilakukan oleh petugas

kesehatan khususnya perawat terkecuali jika terjadi luka tusuk jarum yang

diketahui sebelumnya digunakan oleh pasien dengan penyakit menular khususnya

penyakit HIV.

Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. PringadiKota Medan upaya

pencegahan terhadap terjadinya luka tusuk yang diakibatkan oleh jarum atau luka

akibat benda – benda tajam lainnya telah dilaksanakan secara terintegrasi dengan

usaha pencegahan infeksi nosokomial yang telah disosialisasikan kepada semua

petugas medis dan non medis rumah sakit, walaupun upaya pencegahan telah

dilakukan namun angka kejadian luka tusuk yang diakibatkan oleh jarum dan

benda tajam lainnya masih tetap terjadi di setiap tahun. Berdasarkan latar

belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian terkait “Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum atau Benda Tajam Lainnya

Pada Perawat Di RSUD Dr.Pringadi Kota Medan Tahun 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Tenaga kesehatan berisiko terpajan bloodborne pathogen diantaranya

melalui luka yang sebabkan oleh jarum atau benda tajam lainnya, yang terjadi

ketika persiapan, pelaksanaan sesudah dan setelah melakukan tindakan, serta pada

(5)

5

adalah “faktor – faktor apa sajakah yang berhubungan dengan terjadinya luka

tusuk jarum atau benda tajam lainnya di RSUD Dr. PringadiKota Medan Tahun

2017 ?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari peneltian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan terjadinya luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya

pada perawat Rumah Sakit Umum Dr. PringadiKota Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

2. Untuk mengetahui hubungan standar kerja dengan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan

3. Untuk mengetahui hubungan keterampilandengan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

4. Untuk mengetahui hubungan pelatihan/ training dengan terjadinya luka tusuk

jarum atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

5. Untuk mengetahui hubungan kewaspadaan universal dengan terjadinya luka

tusuk jarum atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

6. Untuk mengetahui hubungan sarana prasarana dengan terjadinya luka tusuk

(6)

6

1.4 Hipotesa Penelitian

Hipotesa dari penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

H0 : Tidak ada hubungan antara standar kerja dengan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

H0 : Tidak ada hubungan antara dengan keterampilan terjadinya luka tusuk jarum

atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

H0 : Tidak ada hubungan antara pelatihan/trainingdengan terjadinya luka tusuk

jarum atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota Medan.

H0 : Tidak ada hubungan antara kewaspadaan universal dengan terjadinya

luka tusuk jarum atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota

Medan.

H0 : Tidak ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan terjadinya luka

tusuk jarum atau benda tajam pada perawat RSUD Dr. PringadiKota

Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi pihak manajemen RSUD Dr. PringadiKota

Medan.dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rumah sakit, serta dalam upaya

(7)

7

khususnya luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya. Sehingga dapat tercapai

efisiensi dan produktivitas yang inggi.

2. Sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu dalam bidang keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan terjadinya luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya pada perawat.

Referensi

Dokumen terkait

fumlah calon penyedia yang mendaftar sebanyak 15 (lima belasJ perusahaan,. antara lain

Pada hari ini Kamis, tanggal Satu bulan September tahun Dua Ribu Enam Belas berdasarkan hasil Evaluasi Panitia Lelang Penataan Halaman Dan Finishing Gedung Kantor PA Ende

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Penentuan Kandungan Energi Bruto Tepung Ikan untuk Bahan Pakan Ternak Menggunakan Teknologi Near InfraRed (NIR) adalah karya saya

( Accelerated Shelf Life Test ) Berdasarkan Suhu (Metode Arrhenius) Kenali produk Anda. Karbohidrat pd kondisi amorphous dapat mengalami kristalisasi pada

Perencanaan Jalan Lingkar Selatan Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan Sta 0+000 s/d 8+263 “.. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat dalam

Bahwa Bunda Maria itu adalah Bunda Yesus yang dihormati di dalam Gereja Katolik dan umat sering juga meminta pertolongan dan doa-doanya kepada Tuhan, untuk kebutuhan mereka..

Oleh karena itu sangat dibutuhkan sebuah sistem yang bisa mendukung kinerja pengelolaan atau setidaknya dapat mengurangi resiko-resiko kesalahan dalam pertanggung jawaban

Prof Erman Aminullah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) DEWAN PAKAR HIMPENINDO:8. Ketua : Thomas Djamaludin (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional) Sekretaris