• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinaan Situasional Terhadap Kinerja Pegawai Di Rutan Kelas I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinaan Situasional Terhadap Kinerja Pegawai Di Rutan Kelas I Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif kuantitatif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kuantitatif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

Agar dapat menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian, maka untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengunakan rumus statistik yaitu koefisien korelasi product moment. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada didasarkan data dan fakta yang diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Rutan Kelas I Tanjung Gusta, Medan.

2.3. Populasi dan Sampel

(2)

populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono,2006:90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di Rutan Kelas I Medan, yaitu sebanyak 90 orang.

Menurut Sugiono (2010:91) sampel adalah kelompok kecil yang kita amati dan merupakan bagian dari populasi sehingga karakteristik populasi juga oleh sampel. Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka sampel di ambil secara keseluruhan, sedangkan populasi di atas 100, maka sampel di ambil 10% - 15% atau 20% - 25% dari populasi.

Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik

Sampling jenuh, karena populasinya kurang dari 100 orang maka teknik sampling

hfyang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 90 orang pegawai kantor

pelayanan pajak pratama Medan kota. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Riduwan (2007:248). Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila

semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus,

maka jenis penelitian ini disebut sensus.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara, yaitu :

(3)

a.Penyebaran kuesioner, yaitu pemberian daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternaif jawaban yang sudah tersedia.

b.Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan yang ditemukan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.

2. Pengumpulan data sekunder, data ini diperoleh dari :

a.Penelitian kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b.Studi dokumentasi, cara ini dilakukan dengan jalan melakukan penelaahan terhadap catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

2.5. Teknik Pengumpulan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikaan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini memakai skala likert untuk menilai jawab kuesioner (Sugiono, 2010:107). Penetuan ini dihitung berdasarkan alternatif jawabn (SS,S,N,KS, dan TS) akan diberi skor sebagai berikut :

(4)

5. Untuk pilihan jawaban “TS” diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka ditentukan skala intevalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi – Skor terendah Banyaknya bilangan Maka diperoleh : = 0,8

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,2-5,0 2. Skor untuk kategori tinggi = 3,3-4,1

3. Skor untuk kategori sedang = 2,4-3,2 4. Skor untuk kategori rendah = 1,5-2,3

5. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,8-1,4

Untuk menetukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana.

2.6. Teknik Analisis Data

(5)

(X) dengan variable terikat (Y) .

Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna melihat apakah jawaban responden teergolong sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah,dan sangat rendah. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1.

Koefisien

Korelasi Pearson Product Moment

Adapun rumus koefisien Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2004:212) adalah sebagai berikut :

rxy =

Keterangan :

Rxy = Angka indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment N = Populasi

∑xy = Jumlah Perkalian antra skor x dan Skor y ∑x = Jumlah skor x

∑y = Jumlah skor y

Untuk menentukan hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

(6)

b. Nilai r negatif menunjukkan pengaruh kedua variabel negatif,artinya menurunnya nilai variabel yang satu dngan diikuti meningkatnya nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan pengaruh, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya pengaruh yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran interpretasi angka yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2004:214), yaitu:

-Antara 0,00 s/d 0,199 : hubungan sangat rendah -Antara 0,20 s/d 0,399 : hubungan rendah

-Antara 0,40 s/d 0,599 : hubungan sedang -Antara 0,60 s/d 0,799 : hubungan tinggi

-Antara 0,80 s/d 1,000 : hubungan sangat tinggi.

Dengan nilai Rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan,5,00(%) bila nilai r yang signifikan artinya hipotesis alternatif dapat diterima.

2.Koefisien Determinant

Teknik ini digunakanberapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/ independen (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y).

(7)

moment (rxy)2 D = (rx 100 (%)xy)2 x 100 (%) Keterangan :

D = koefisien Determinant

Referensi

Dokumen terkait

praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak (Developmentally Appropri-ate Practice) yaitu sebuah konsep pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa

Oleh sebab itu Renstra 2031-2018 ini tidak lain adalah sebagai tindak lanjut perencanaan pada tingkat SKPD yang bertujuan mendukung dan mewujudkan visi

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahal Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor.. 19, Tambahan

We have seen that the acquisition techniques have evolved and are operational for representation at the time of excavation and post- excavation.. Their use allows

[r]

[r]

Wulele pongasi merupakan air pongasi yang berwarna lebih keruh (putih) dibandingkan air pongasi yang kedua. Wulele pongasi dihasilkan sebagai hasil fermentasi antara

Sumber pembiayaan yang lain adalah Bantuan Keuangan Daerah atau nama. lainnya adalah Bantuan Keuangan