• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan pada Pegawai Non-Akademik Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan pada Pegawai Non-Akademik Universitas Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

Rokok merupakan sejenis produk tembakau yang paling umum

diproduksi.14,15 Rokok berbentuk silinder dan merupakan gulungan bahan tembakau yang dibalut kertas atau bahan non-tembakau. Sebatang rokok berdiameter 10 mm

dan mempunyai ukuran panjang total sebanyak 70-10 mm, dengan panjang filter

sebanyak 15-25 mm.15 Bahan baku rokok sebagian besar adalah tembakau (Nicotiana tobacum).16

Struktur rokok terdiri dari tembakau dan komponen non-tembakau yang

merupakan filter dan kertas pembalut rokok. Pada ujung pegangan rokok, ada filter

yang biasanya terbuat dari asetat selulosa yang bertujuan untuk menyaring nikotin

dan tar sampai batas tertentu sesuai dengan standar International Organization for

Standardization (ISO). Filter berperan untuk menyediakan ventilasi yang akan

mengurangkan inhalasi nikotin dan tar dari rokok. Kertas pembalut rokok dapat

berpori dengan derajat yang bervariasi.Pori-pori pada kertas pembalut rokok dapat

dilalui aliran udara yang melewatinya dan berperan untuk mengatur regulasi

pembakaran tembakau. Oleh karena itu, asap yang dihasilkan dari sebatang rokok

tergantung pada karakteristik kertas pembalutnya.16

2.1.1 Sejarah Rokok

Tembakau mulai diperkenalkan di dunia seiring dengan perjalanan Columbus dan

para pelaut Spanyol ke benua Amerika pada sekitar abad ke -15.Rokok merupakan

suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indian yaitu penduduk asli di benua

tersebut.Kebiasaan merokok itu selanjutnya menular ke para pelaut Spanyol dalam

setiap perjalanan mereka.Christopher Columbus dan krunya kembali ke Eropa dari

Amerika dengan daun dan benih tembakau yang pertama di benua itu pada tahun

(2)

membawa rokok dari peperangan ‘Crimean War’ sedangkan kebiasaan merokok di

Amerika baru menyebar pada tahun 1865. Munculnya kebiasaan merokok di

negara-negara Arab dan Islam terjadi di akhir abad 10 Hijriah dan diperkenalkan oleh orang

Yahudi dan Nasrani yang datang ke negara mereka.Pada 1890-an, rokok kretek

diciptakan di Indonesia.17

2.1.2 Jenis Rokok

Terdapat beberapa tipe rokok yang digunakan pada masyarakat secara umum yaitu

rokok putih, rokok cerutu, bidi, rokok pipa, rokok kretek dan shisha. Namun, rokok

yang paling umum digunakan di Indonesia adalah rokok putih dan rokok kretek.14

2.1.2.1 Rokok Putih

Rokok putih merupakan rokok yang paling umum digunakan di seluruh dunia.Rokok

ini terdiri daritembakau yang diparut dan diproses dengan ratusan jenis bahan kimia

dan digulung menjadi bentuk silinder dengan kertas pembalut rokok. Rokok ini

biasanya mempunyai filter asetat selulosa pada ujung pemegang.14

Gambar 1. Rokok Putih14

2.1.2.2 Rokok Kretek

Rokok kretek adalah rokok yang diimpor khusus dari Indonesia.Rokok ini

mengandung berbagai jenis perasa eksotik dan eugenol yang mempunyai efek

anestetik.Rokok kretek dapat mengeluarkan lebih banyak nikotin, karbon monoksida

(3)

Gambar 2. Rokok Kretek14

2.1.3 Kandungan Rokok

Sebatang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia dan lebih dari

60 jenis bahan kimia di antaranya dapat menyebabkan kanker.16 Sebatang rokok yang dibakar dapat menghasilkan lebih kurang 500 mg gas (92%) dan bahan-bahan partikel

padat (8%).19 Beberapa bahan kimia toksik yang terkandung dalam rokok dan asap tembakau adalah nikotin (agen adiktif dalam asap tembakau), karbonmonoksida

(yang juga ditemukan dalam knalpot mobil) dan tar (partikel dalam asap rokok).17,18 Filter rokok yang baik dapat mengurangi inhalasi bahan-bahan ini.18

Nikotin adalah senyawa alami yang dapat ditemukan pada tanaman tembakau. Ketika

rokok dibakar, sebagian kecil dari nikotin yang berada dalam tembakau akan menjadi

komponen dari asap rokok.16 Nikotin dapat menaikkan tingkat epinefrin dalam darah, menaikkan tekanan darah, menambah denyut jantung dan menginduksi

vasokonstriksi perifer. Nikotin sering dianggap sebagai penyebab adiksi rokok pada

perokok.18 Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap per hari dapat menimbulkan ketagihan.19

Tar merupakan massa partikel yang kering dan bebas nikotin dari asap

tembakau. Partikel-partikel dalam asap rokok mengandung banyak kandungan

karsinogenik yang berbahaya seperti logam, dioksin dan sebagainya. Sifat komponen

kimia dalam tar dan toksisitasnya sangat bervariasi pada berbagai jenis sumber

tembakau.16,19Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang.18Institusi kesehatan telah lama menganggap bahwa paru-paru mempunyai resiko kanker akibat paparan

(4)

Karbon monoksida adalah gas yang terbentuk apabila materi seperti kayu atau

batu bara dibakar. Oleh karena itu, ketika rokok dibakar, karbon monoksida akan

dibentuk sebagai komponen gas dalam asap. Kehadiran karbon monoksida dikaitkan

dengan resiko penyakit kardiovaskular pada perokok karena karbon monoksida dapat

menyebabkan perubahan pada hemoglobin dan akan mengurangi kapasitas

pengambilan oksigen ke dalam darah.16

Selain bahan-bahan tersebut di atas, masih banyak terdapat zat-zat kimia

lainnya yang berefek buruk terhadap tubuh seperti ammonia, fenol, hidrogen sianida

dan sebagainya.20

2.1.4 Efek Merokok terhadap Rongga Mulut

Rokok tembakau sering dihubungkan dengan efek yang merugikan terhadap

kesehatan mulut.21 Berbagai jenis perubahan pada mukosa mulut telah dilihat pada orang yang biasa merokok.7 Tembakau dapat dikonsumsi melalui mulut dalam berbagai bentuk. Hal ini dapat menyebabkan berbagai manifestasi penyakit oral.20 Perubahan mukosa mulut yang paling signifikan dicatat pada pengguna tembakau

adalah kanker mulut, leukoplakia, stomatitis nikotina, smoker’s melanosis, fibrosis

submukosa mulut, hairy tongue, leukoedema, periodontitis dan gingivitis, aliran darah berkurang, infeksi bakteri dan jamur.7 Lesi-lesi ini sebagian besar dihasilkan oleh berbagai jenis iritan, toksin dan karsinogen yang ditemukan dalam asap yang

dikeluarkan dari pembakaran tembakau. Lesi-lesi tersebut juga dapat timbul akibat

pengeringan mukosa intra-oral oleh suhu tinggi, perubahan pH, perubahan dalam

respon imun atau perubahan resistensi terhadap infeksi jamur atau virus. Efek lain

yang dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok termasuk halitosis, noda pada gigi

(5)

2.2 Lidah

2.2.1 Anatomi Lidah

Lidah adalah suatu organ berotot yang ditutupi oleh mukosa mulut.22 Lidah hampir seluruhnya terdiri dari otot dengan dukungan skeletal yang sangat sedikit.23 Sebagian lidah terletak di rongga mulut dan sebagian lagi terletak di

orofaring.22Lidah dibentuk oleh otot-otot yang terbagi atas 2 kelompok, yaitu otot intrinsik yang terdapat dalam lidah dan otot-otot ekstrinsik yang terdapat pada tulang

rahang bawah di dasar mulut dan tulang lidah.22 Melalui otot-otot ini, lidah dapat berfungsi dalam proses mastikasi, proses penelanan dan proses berbicara. Selain itu,

lidah juga berfungsi dalam proses pengecapan.22,23

Lidah terdiri dari tip, akar, permukaan inferior yang tertutup dengan membran

mukosa dan permukaan dorsal yang melengkung. Dorsum lidah dibagi menjadi dua

oleh suatu alur yang berbentuk V yang dikenali sebagai sulkus terminal. Sekitar

dua-pertiga dari bagian lidah terletak di depan sulkus yang dikenali sebagai bagian

anterior lidah. Bagian sepertiga yang tersisa yang terletak pada posterior sulkus

terminal dikenali sebagai bagian posterior lidah.22,24

Pada bagian anterior lidah, membran mukosa ditandai dengan adanya papila

lingualis yang merupakan proyeksi dari mukosa.22,24 Terdapat empat jenis papilla pada dorsum lidah yaitu papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata dan

papila foliata.22,24 Papila filiform berbentuk kerucut dan menutupi sebagian besar bagian anterior pada dorsum lidah. Papila ini berwarna keputihan dan berfungsi untuk

memfasilitasi gesekan antara lidah dan makanan.24 Papila ini tidak mempunyai taste buds. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya dan ditemukan terutama di pinggiran lidah. Papila ini berwarna merah dan biasanya mempunyai tastebuds pada ujungnya. Papila foliata terletak pada sisi lateral daerah posterior lidah, berwarna

merah dan berbentuk seperi daun. Papila ini mempunyai taste buds dengan jumlah yang banyak. Papila sirkumvalata ukurannya lebih besar dan terletak di bagian

(6)

Bagian posterior pada dorsum lidah terletak di lantai orofaring. Mukosa pada bagian

dorsum ini tidak mempunyai taste buds.22,25

Gambar 3. Anatomi Dorsal Lidah9

2.2.2 Fisiologi Pengecapan

Rangsangan rasa terdeteksi oleh kemoreseptor khusus yang disebut reseptor rasa atau

sel rasa. Lidah merupakan situs utama deteksi rasa dan mengandung banyaktaste buds pada permukaan dorsalnya. Membran mukosa ditandai dengan adanya papila lidah yang merupakan proyeksi dari mukosa.Taste buds terletak di dinding papila tersebut. Taste buds merupakan komponen yang penting untuk sensasi rasa dan taste buds terdiri dari sel-sel reseptor rasa dan sel pendukung.4Sel-sel pada taste buds

sebagian besar terletak pada permukaan lidah dan materi mengakses sel indera

(7)

Gambar 4.Taste buds26

Bahan yang memproduksi sensasi rasa yang primer adalah sebagai berikut:

1. Sensasi manis dihasilkan oleh sejumlah molekul organik termasuk gula, glikol,

alkohol, aldehida, ester dan lain-lain. Bagian ujung lidah dianggap daerah paling

sensitif terhadap rangsangan manis.9,27

2. Sensasi asin diproduksi oleh anion dari garam yang terionisasi terutama natrium

klorida. Bagian anterior pada sisi lateral lidah dianggap daerah yang paling sensitif

terhadap rangsangan asin.9,27

3. Sensasi asam dihasilkan oleh asam dan intensitas sensasi ini dipengaruh oleh pH

pada larutan stimulus. Bagian posterior pada sisi lateral lidah dianggap daerah yang

paling sensitif terhadap rangsangan asam.9,27

4. Sensasi pahit dihasilkan oleh alkaloid seperti kina, kafein dan nikotin.9,27

5. Sensasi umami. Sensasi ini baru ditambahkan sebagai sensasi rasa dasar yang

sebelumnya hanya terdiri daripada manis, asin, asam dan pahit. Sensasi ini dihasilkan

oleh glutamat khususnya monosodium glutamate (MSG). Rasa ini menyenangkan dan

manis tetapi berbeda dari rasa manis standar.9

Secara dasar, informasi dari stimuli pengecapan ditransmisi dari taste budske akson gustatory primer, kemudian ke dalam batang otak hingga ke thalamus dan ke korteks

serebral. Terdapat tiga saraf kranial yang berperan dalammembawa informasi rasa ke

otak.Lidah diinervasi oleh nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal

(IX).Impuls dari daerah lain selain lidah seperti faring dan epiglotis berjalan melalui

(8)

Gambar 5. Lintasan Impuls Pengecapan29

2.3 Gangguan Indera Pengecap

2.3.1 Etiologi

Kondisi yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pengecapan adalah seperti:

a. Keadaan yang menimbulkan cedera pada taste budsseperti trauma dan karsinoma.30 b. Kondisi yang mengganggu pencapaian zat perasa pada sel reseptor dalam taste buds seperti infeksi dan inflamasi.30

c. Kondisi yang menyebabkan kerusakan pada jalur saraf yang menginervasi taste budsseperti trauma, infeksi dan faktor iatrogenik seperti pembedahan.30

d. Kondisi sistemik yang menyebabkan gangguan pada metabolisme seperti

diabetes.30 e. Penuaan.11

f. Pengobatan radiasi. Pengobatan radiasi dapat merusakkan taste buds, saraf dan kelenjar ludah.11

(9)

h. Merokok.12

2.3.2 Patogenesis Terjadinya Gangguan Pengecapan Akibat Merokok

Merokok telah diduga dapat menurunkan kemampuan lidah untuk mengecap, dimana

ketika rokok diisap, nikotin dalam rokok dapat berkondensasi ke dalam kavitas oral

dan menempel pada gigi, lidah dan taste buds.Iritasi yang terus menerus dari pembakaran tembakau dapat menyebabkan penebalan jaringan mukosa mulut dan

menyebabkan penumpukan nikotin. Penumpukan nikotin dapat menyebabkan taste budsterhambat sehingga dapat menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap. Selain itu, suhu tinggi yang dihasilkan dari asap rokok dapat

menyebabkan kerusakan pada ujung saraf sensorik dan taste buds. Efisiensi pengecapan akan menurun karena transmisi impuls dari taste buds ke otak terganggu.12

2.3.3 Manifestasi Klinis

Gangguan fungsi pengecapan secara umum diklasifikasikan sebagai kehilangan

(ageusia, hypogeusia) atau distorsi (dysgeusia) fungsi pengecapan.

Ageusia adalah kehilangan kemampuan seseorang untuk mendeteksi rasa, seperti rasa

manis, asam, asin, pahit dan rasa yang kurang dikenal seperti rasa umami dan rasa

metalik.

Hypogeusia adalah penurunan kemampuan seseorang untuk mendeteksi stimuli

rasa.Seseorang dengan hypogeusia dapat mengalami penurunan kemampuan untuk

mendeteksi semua modalitas rasa atau rasa tertentu seperti pahit dan asin.Seseorang

dengan ageusia membutuhkan molekul atau ion yang lebih untuk mendeteksi sesuatu

rasa dibandingkan dengan orang yang mempunyai fungsi pengecapan yang normal.

Dysgeusia adalah kelainan pada persepsi suatu zat pencetus rasa.Pada orang dengan

dysgeusia, makanan yang biasanya terasa enak dapat terasa kurang menyenangkan

atau menginduksi rasa yang berbeda seperti rasa metalik.3

(10)

Secara umum, gangguan pengecapan dapat dipulihkan dengan mengobati kondisi

yang menyebabkan rasa penderita terganggu.Infeksi rongga mulut yang menyebabkan

hypogeusia atau dysgeusia mungkin memerlukan perawatan dental dan antibiotik.Jika

trauma adalah penyebabnya, tidak ada terapi khusus yang tersedia tetapi regenerasi

sel-sel saraf dalam jangka waktu tertentu dapat memperbaiki kondisi tersebut. Dalam

kasus gangguan pengecapan yang disebabkan oleh kerusakan radiasi atau bedah,

tidak ada terapi yang dapat ditentukan.11Gangguan pengecapan yang disebabkan oleh merokok dapat dipulihkan dengan menghentikan atau mengurangkan kebiasaan

(11)

2.4 Kerangka Teori

Kebiasaan Merokok

Efek MerokokTerhadap Rongga Mulut

Kandungan Rokok Lama Merokok

Lidah

Taste buds

JenisRokok

(12)

2.5 Kerangka Konsep

Kebiasaan Merokok

- Jenis Rokok

- Lama Merokok

- Jumlah Rokok yang dihisap per hari

Gangguan Pengecapan

- Jenis Kelamin

Gambar

Gambar 1. Rokok Putih 14
Gambar 2. Rokok Kretek14
Gambar 3. Anatomi Dorsal Lidah9
Gambar 4.Taste buds26
+2

Referensi

Dokumen terkait