• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi Bermukim Masyarakat Kecamatan Medan Johor Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Preferensi Bermukim Masyarakat Kecamatan Medan Johor Kota Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perumahan

(2)

Berdasarkan kelompok tingkat pendapatan, perumahan dapat digolongkan ke dalam dua tingkatan yaitu perumahan kelas menengah bawah dan perumahan kelas menengah atas. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan harga jual unit hunian di sebuah perumahan, standar tipe unit, infrastruktur, serta fasilitas pendukung lain (Winandari, 2015).Hadirnya perumahan di suatu kawasan, dianggap dapat menghasilkan aktivitas di kawasan tersebut, baik berupa aktivitas sosial, maupaun aktivitas ekonomi. Setiap perumahan memiliki sistem nilai serta kebiasaan yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan dengan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat (Rapoport dalam Usta, 2010), dan memungkinkan adanya aktivitas kehidupan sosial dan domestik (Biddulph, 2007).

2.2 Definisi Permukiman

(3)

vegetasi dan fauna, serta adanya manusia sebagai kelompok masyarakat. Permukiman di dunia memiliki karakter yang berbeda-beda, bisa dikarenakan kondisi geografis, kontur tanah, iklim, budaya, bahkan rentang waktu(Sastra& Marlina, 2005). Lingkungan permukiman merupakan tempat dimana manusia sebagai individu maupun kelompok masyarakat melangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupannya. Di dalamnya terdapat sarana dan prasarana, baik yang bersifat alami maupun buatan yang menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik dan sebagainya (Doxiadis dalam Papioannou, 1999), dan secara fisik merupakan sesuatu yang kompleks dari tatanan hidup manusia sebagai makhluk hidup (Doxiadis dalam Bromley, 2002).

(4)

Untuk kasus kompleks perumahan swasta, merupakan kawasan perumahan yang terdiri dari kumpulan unit rumah dengan segala sarana, prasarana dan fitur-fitur yang ditawarkan untuk dihuni oleh masyarakat. Namun semua bahagian fisiknya bukan diadakan atau dibangun oleh pemerintah, melainkan sepenuhnya oleh swasta. Pemerintah hanya sebagai fasilitator, pemberi ijin, penyedia sarana air dan listrik, serta pihak yang mengatur regulasi dalam pembangunan kompleks perumahan swasta tersebut (Kuswartojo, 2005). Sehingga kompleks perumahan swasta cenderung bersifat kapitalis, berusaha menarik minat calon pembeli dengan cara beriklan di media massa dan mengejar keuntungan secara ekonomi (Winarso & Firman dalam Hudalah & Winarso, 2010).

2.3 Pereferensi Bermukim

(5)

Manusia sebagai makhluk berbudaya, mempunyai budi dan daya untuk selalu mengubah dan mencari bentuk baru atas tempat tinggalnya. Manusia akan mempertimbangkan banyak faktor seperti keadaan lingkungan, sumber daya, ketersediaan bahan-bahan yang menunjang kehidupan, memperhitungkan kendala, serta kemampuan mereka dalam memilih lokasi bermukim (Rapoport, 2002). Pada akhirnya, manusia berperan membentuk sebuah lingkungan hunian, dan bentuk spasial tempat tinggal di dalam suatu ruang kota. Adalah keinginan manusia sendiri untuk memiliki kehidupan yang ideal (Kuswartojo, 2005). Aksesibilitas memiliki pengaruh utama sebagai pertimbangan memilih lokasi tempat tinggal yaitu kemudahan transportasi dan kedekatan jarak (Koestoer, 2001), dikarenakan kemajuan teknologi di bidang transportasi turut mempengaruhi mobilitas manusia untuk tinggal di pinggiran kota (Yunus, 2000).

(6)

keunggulan di daerah sekitar tempat tinggalnya (Turner dalam Milstead, 2012).Akibatnya masyarakat akan menyesuaikan pilihan yang tersedia dengan preferensi pribadi yang dimilikinya, dalam memilih lingkungan tempat tinggalnya (Rapoport dalam Usta, 2010).

Pengaruh utama dari lingkungan tempat tinggal terhadap orang-orang adalah pilihan habitat lingkungan sekitar. Mereka memilih lingkungan tertentu dan menolak yang lain. Pilihan dan kemampuan untuk memilih, juga memodifikasi lingkungan tersebut adalah efek khusus dari pengaruh lingkungan terhadap manusia (Rapoport, 2002). Sehingga manusia akan memilih situasi dan kondisi yang mereka nilai sendiri sebagai kualitas lingkungan yang positif untuk mereka (Rapoport, 2002). Terdapat tiga macam konsep hubungan yang dapat terbentuk antara manusia dan lingkungannya yaitu; determinasi lingkungan, bahwa lingkungan fisik akan menentukan perilaku, sehingga manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan yang besar dalam beradaptasi. Possibilitas atau sesuatu yang memungkinkan, bahwa lingkungan dipengaruhi oleh keinginan manusia sendiri sehingga memungkinkan perilaku yang dihasilkan sangat bervariasi. Probabilitas atau suatu kemungkinan, bahwa lingkungan fisik memberikan kemungkinan untuk menghasilkan perilaku tertentu dengan adanya pilihan namun tidak menentukan pilihan yang baik atau buruk (Rapoport dalam Usta, 2010).

(7)

perumahan atau tempat, atmosfer lingkungan, fasilitas rekreasi, atau status orang yang hidup di sana. Media massa dan iklan dapat menghasilkan perbedaan preferensi bermukim dari suatu lingkungan yang perlu dinilai oleh calon pembeli (Rapoport dalam Usta 2010). Secara umum, penilaian masyarakat terhadap elemen-elemen kecil dan konstan di suatu lokasi lebih dominan daripada elemen yang besar (Rapoport, 2002).

2.4 Proposisi Teori

Berdasarkan kajian teori-teori tentang preferensi bermukim, maka dihasilkan proposisi teori. Proposisi penelitian merupakan resume kajian teoritik dan bukti yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya (Yin dalam Winandari, 2015).

Proposisi teori yang dihasilkan sebagai berikut:

1. Kondisi lingkungan dan fasilitas berpengaruh terhadap calon penghuni perumahan.

2. Status sosial berpengaruh terhadap penghuni perumahan dalam memilih lokasi bermukim.

2.5 Penelitian Yang Sudah Dilakukan

(8)

keduanya berlokasi di pinggiran kota. Hasil penelitian ini menemukan bahwa masyarakat yang berpenghasilan tinggi memilih Kecamatan Medan Johor karena dianggap lebih nyaman dan memiliki keunggulan dalam hal sarana prasarana, serta kondisi lingkungan yang lebih baik. Sedangkan Kecamatan Medan Marelan cenderung dipilih masyarakat berpenghasilan rendah dikarenakan harga lebih terjangkau (Ramadhan, 2006).

Penelitian yang mengkaji preferensi bermukim masyarakat Perumnas Helvetia di Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini mengkaji preferensi bermukim masyarakat yang bermukim di perumnas yang disediakan oleh pemerintah. Pada penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat cenderung memilih lokasi dikarenakan kondisi lingkungan dan terdapatnya sarana transportasi umum yang memadai tanpa memperhitungkan nilai prestise, citra diri, dan lokasi yang berada di pinggiran kota (Hutapea, 2008).

Penelitian yangmenganalisis hubungan antara karakteristik konsumen denganatribut produk. Dimensi karakteristik konsumen antara lain; usia, pendidikan, pekerjaan, danpendapatan konsumen. Sementara, dimensi atribut produk adalah; harga, desain, fasilitas, danlokasi. Penelitian ini dilakukan di industri properti. Penelitian ini menggunakan chi-kuadratsebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristikkonsumen dan atribut produk. Tingkat pendidikan memiliki dampak tertinggi untuk atributproduk (Murwati, 2009).

(9)

menjadi suatu alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aksesibilitas, atribut fisik, fasilitas publik, dan nilai properti terhadap preferensi bermukim disekitar kampus Universitas Negeri Semarang baik secara parsial maupun bersama-sama. Hasil analisis menunjukkan baik secara kebersamaan maupun parsial (aksesbilitas, atribut fisik, fasilitas dan nilai properti) berpengaruh signifikan terhadap preferensi bermukim di sekitar Kampus Universitas Negeri Semarang (Khakim, 2009).

(10)

responden terhadap tempat tinggal, dan persepsi responden terhadap lingkungan sekitar kawasan industri. Alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah polusi udara adalah regulasi, kuota, pajak dan tarif dalam polusi serta property right. Sedangkan untuk mengatasi kebisingan dengan cara penanaman pagar tanaman atau memperluas tembok pembatas antara pemukiman dengan lokasi industri. Selain itu, masalah kebisingan dan rusaknya jalur umum, dapat diatasi dengan adanya jalan khusus untuk industri (Nursusandhari, 2009).

Penelitian di Kota Pekanbaruyang bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor pemilihan lokasi perumahan menurut preferensi penghuni perumahan. Penelitian menggunakan pendekatandeduktif dengan metode analisis kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua kajian tentang faktor-faktorpemilihan lokasi perumahan yang terdapat pada landasan teori merupakan faktor-faktor yangdianggap menentukan oleh penghuni perumahan dalam melakukan pemilihan lokasi perumahan, namun tidak semua sub faktornya merupakan unsur yang menjadi pertimbangan (Asteriani, 2010).

(11)

statistik juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa responden yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan tabel klasifikasi, secara umum variabel persepsi harga, fasilitas umum, lingkungan dan penghasilan memiliki pengaruh 79%. Variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap keputusan bertempat tinggal bagi para migran berpenghasilan rendah yang bekerja di Kota Jakarta adalah fasilitas umum (Purbosari, 2012).

Penelitian yang dilakukan di Kota Manado, meneliti tentang banyaknya faktor yang menjadi pertimbangan oleh para pembeli rumah dalam memilih lokasi bermukim. Setiap penghuni memiliki preferensinya masing-masing. Penelitian ini mengutamakan penyusunan dan peringkat dasar pemikiran serta alasan konsumen dalam menentukan lokasi bermukim. Pada akhirnya terlihat faktor apa yang paling dominan oleh masyarakat di Kota Manado dalam menentukan lokasi bermukim (Kalesaran & Waney, 2013).

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor preferensi masyarakat yang tetap lebih memilih lokasi bermukim yang rentan bencana banjir rob, dibandingkan lokasi lain di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang menjadi preferensi masyarakat yaitu; aksesbilitas, hubungan kekeluargaan dan bertetangga dengan masyarakat di sekitar, keamanan, serta organisasi lingkungan (Pradana& Mussadun, 2014).

(12)

lokasi hunian khususnya di Kecamatan Mapanget Perumahan Griya Paniki Indah. Analisis deskritif kualitatif digunakan untuk mengetahui preferensi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian di kawasan Peri Urban Kota Manado. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa karakteristik masyarakat mempengaruhi preferensi memilih lokasi dimana penghasilan/pendapatan menjadi faktor penting. Masyarakat tingkat menengah ke atas dan mata pencaharian sebagai pegawai swasta lebih mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan untuk memilih lokasi hunian di daerah pinggiran khususnya di Perumahan Griya Paniki Indah Kecamatan Mapanget (Ani, Rondonuwu & Takumansari, 2014).

(13)

tinggal dilokasi tersebut dikarenakan rumah yang mereka tinggali saat ini mayoritas berstatus milik pribadi dan karena jarak rumah ke tempat kerja mereka yang dekat (Yan, Warouw & Rengkung, 2014).

Terakhir penelitian yang bertujuan meneliti tingkat preferensi dan permintaan konsumen terhadap perumahan sederhana, mengetahui atribut yang dianggap paling penting dan paling tidak penting oleh konsumen dalam membeli rumah, serta untuk menentukan kombinasi dan prioritas atribut-atribut yang disukai konsumen dalam membeli rumah. Metode penelitian menggunakan desain penelitian metode survei dengan data primer sebagai data penelitian dan sampel penelitian berjumlah 60. Hasil menunjukkan bahwa harga perumahan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap preferensi konsumen dalam pemilihan rumah, sedangkan fasilitas perumahan, aksebilitas perumahan, dan keamanan perumahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen dalam pemilihan rumah (Kusuma, 2014).

Berdasarkan studi literatur dan penelitian yang dilakukan sebelumnya, ditemukan pembandingan penelitian terkait preferensi bermukim di Indonesia (Tabel 2.1).

(14)

n

Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata di Sebelah Utara dan Selatan Kota Medan.

Preferensi Bermukim Penduduk di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan.

Perilau Konsumen dalam Memilih Perumahan Pada Perumahan Cipta Laras Bulusulur Wonogiri.

(15)

7

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bertempat Tinggal di Kota Bekasi Bagi Penduduk Migran Berpenghasilan Rendah yang Bekerja di Kota Jakarta.

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Lokasi Perumahan di Kota Manado.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Untuk Tetap Bertempat Tinggal di Kawasan Bencana Rob Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang.

Preferensi Masyarakat dalam Menentukan Lokasi Hunian di Peri Urban Kota Manado.

Persepsi dan Preferensi Tinggal Masyarakat Pada Area Sempadan Sungai (Studi Kasus: Kelurahan Pakowa Kota Manado.

Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Perumahan Sederhana dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kota Semarang.

Ekonomi

2.6 Kerangka Berfikir

(16)

memiliki kondisi serupa. Bagaimana faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh dan mempengaruhi preferensi penghuni perumahan dalam menentukan pilihan mereka (Gambar 2.1).

2.7 Hipotesis

Setelah mengkaji teori yang berkaitan dengan preferensi bermukim dan membuat kerangka berfikir, dirumuskan jawaban sementara atau hipotesis terhadap rumusan masalah penelitian yang bersifat pernyataan (Sugiyono, 2014). Hipotesis nol (Null hypotheses) atau Ho adalah hipotesis yang perlu diuji secara statistik, dan hipotesis

(17)

alternatif (Alternate hypotheses) atau Ha bergantung dari hasil pengujian Ho (Sinulingga, 2012). Hipotesis penelitian ini antara lain:

1. Ho: Aksesibilitas, fasilitas, dan kualitas lingkungan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan warga masyarakat yang menghuni kompleks perumahan swasta di Kecamatan Medan Johor dalam memilih tempat tinggal.

Ha: Masyarakat yang menghuni kompleks perumahan swasta di Kecamatan Medan Johor, memiliki pertimbangan di luar aksesibilitas, fasilitas, dan kualitas lingkungan dalam memilih tempat tinggal.

2. Ho: Ada hubungan antara status sosial responden yang menghuni kompleks perumahan swasta dengan kebutuhan mereka akan sarana dan prasarana. Ha: Status sosial responden penghuni kompleks perumahan swasta tidak

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Yang Sudah Dilakukan
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1 Model Konseptual Pertumbuhan Kompleks Perumahan Swasta

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penjaminan mutu eksternal merupakan kegiatan akreditasi melalui evaluasi dan penilaian berkala terhadap pemenuhan standar pendidikan tinggi yang telah

33) Peserta didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 5 “ membaca 24rMJ*NSqObeserta artinya dan membuat ilustrasi berupa gambar, video, skema, atau

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dirintis pada tahun 2006

Volume 5 Nomor 2, Oktober 2017, ISSN I2302-6405 123 terdapat dalam novel Jejak Cinta Sevilla menunjukkan kekerasan terhadap perempuan, kemandirian tokoh perempuan, tokoh

Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk.. simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Ketujuh, faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis teks pidato antara lain: referensi buku tata bahasa yang kurang; penguasaan kaidah yang tidak memadai; kurangnya

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar AhliMadya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Universitas

Information and communication technology (ICT) becomes a very important need for human in the present. The access of ICT in every island in Indonesia has