• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Tahun 2016 pros horti jilid2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Tahun 2016 pros horti jilid2"

Copied!
492
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Jilid 2

Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas

Tanaman Perkebunan dan Hortikultura

Hotel Santika Bengkulu, 08 November 2016

Kementerian Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Kerjasama dengan

FAPERTA Universitas Bengkulu

FAPERTA Universitas Muhammadyah Bengkulu

(4)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Jilid 2

Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas

Tanaman Perkebunan dan Hortikultura

Hotel Santika Bengkulu, 08 November 2016

Tim Penyunting : Dedi Sugandi Umi Pudji Astuti Supanjani Eva Oktavidiati Shannora Yuliasari Ahmad Damiri Ruswendi

Sri Suryani M Rambe

Redaksi Pelaksana : Taufik Hidayat

Taupik Rahman

Desain/Tata letak : Agus Darmadi

ISBN 978-602-9064-37-7

Diterbitkan oleh:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan Bengkulu Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119

Telp: (0736) 23030, Fax: (0736) 345568 E-mail:bptp-bengkulu@litbang.pertanian.go.id

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian kedepan akan semakin beragam dan komplek, untuk itu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dituntut untuk mampu melaksankan seluruh program kerjanya untuk mendukung empat suskes kementerian pertanian dengan melakukan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, BUMN/swasta dan petani pengguna. Untuk itu, melalui penyelengggaraan seminar inovasi ini diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan (litkajibangrap) BPTP Bengkulu, maupun lembaga-lembaga penelitian lainya yang ikut serta dalam kegiatan ini.

Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan”, yang telah diselenggarakan pada tanggal 8 November 2016 bertujuan untuk menyebarluaskan inovasi hasil penelitian, pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi kepada seluruh pemangku kebijakan bidang pertanian dan pengguna di Provinsi Bengkulu, serta publikasi imiah dalam bentuk prosiding makalah yang disajikan pada saat seminar. Seminar Nasional ini terselenggara atas kerjasama antara Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu - Badan Penelitian dan Pengembangangan Pertanian, Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik Daerah Provinsi Bengkulu dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI).

Makalah yang telah dipresentasikan dan memenuhi syarat, diterbitkan dalam prosiding seminar. Prosiding dibagi menjadi 3 (tiga) jilid buku yang memuat makalah dalam bidang (1) Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Tanaman Pangan, (2) Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Perkebunan dan Hortikultura, (3) Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Peternakan dan Lainnya. Apresiasi dan ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktunya selama penyelenggaraan seminar maupun dalam proses penyelesaian prosiding ini. Semoga buku prosiding ini bermanfaat bagi pembaca dan pengambil kebijakan.

Bengkulu, 3 Februari 2017

Kepala BPTP Bengkulu,

(6)

iv

LAPORAN KEPALA BPTP

EKSPOSE INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK DI PROVINSI BENGKULU

Assalammualikum warahmatulahi wabarokatuh.... Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua...

Yang Terhormat Bapak Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI Yang Kami Hormati :

 Komandan Korem 041 Garuda Emas

 Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu

 Kepala Badan Litbang Statistik Daerah Provinsi Bengkulu

 Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)

 Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Dehasen, Universitas Prof. Dr. Ir. Hazairin, Universitas Ratu Samban.

 Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) seluruh Indonesia

 Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten/Kota di wilayah Bengkulu

 Narasumber/Pemakalah Utama, Peneliti/Penyuluh/Dosen dan seluruh peserta ekspose serta hadirin yang berbahagia.

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga dapat hadir pada acara Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi Bengkulu.

Bapak Kepala Balitbangtan yang kami mulyakan dan Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati, Pembangunan Pertanian Nasional tidak lepas dari pengaruh global menuju pertanian modern (modern agriculture). Ketahanan pangan, bioenergi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan petani adalah tujuan utama pembangunan pertanian yang perlu terus dilanjutkan. Pertanian modern merupakan suatu cara optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, termasuk inovasi teknologi pertanian agar berjalan lebih efektif dan efisien. Teknologi pertanian yang inovatif tidak hanya bertujuan untuk peningkatan produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas dengan melakukan pengolahan terhadap produk pertanian.

Posisi Balitbangtan akan semakin strategis dalam pembangunan pertanian nasional dengan adanya koordinasi dan dukungan intensif lintas sektoral. Hasil inovasi teknologi harus didiseminasikan secara aktif, dimana harus melibatkan peneliti/penyuluh ataupun Perguruan Tinggi sebagai bagian dari diseminasi aktif yang progresif. Untuk itu Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Bengkulu menyelenggarakan kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi Bengkulu, bekerjasama dengan Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Badan Penelitian, Pengembangan dan Statistik Daerah Provinsi Bengkulu, dan Perhimpunan Agronomi Indonesia. Melalui kegiatan ini diharapkan terbangunnya komunikasi dan umpan balik antara pakar, peneliti, penyuluh, akademisi, petani, praktisi dan penentu kebijakan lainnya dalam mempercepat pencapaian diseminasi inovasi teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu.

Bapak Kepala Balitbangtan yang kami hormati,

(7)

v

Modern Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang dilaksanakan pada hari ini, tanggal 8 November 2016, (2) Pengukuhan Pengurus Komisariat Daerah Bengkulu Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) Masa Bhakti 2016 - 2019, yang dilaksanakan pada hari ini tanggal 8 November 2016, dan (3) Gelar Teknologi dan Temu Lapang Inovasi Teknologi Model Sistem Pertanian Bioindustri, yang dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016, di Kabupaten Seluma.

Kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian akan dibuka secara resmi oleh Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI, sekaligus sebagai keynote speaker dengan materi “Inovasi Teknologi Pertanian Modern Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan”.

Pada acara seminar nasional ini akan dipresentasikan 4 makalah utama dengan topik: 1. Arah dan Strategi Pembangunan Pertanian Masa Depan, dalam hal ini akan

disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian RI)

2. Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Teknologi Pertanian Modern di Provinsi Bengkulu (Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu)

3. Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan oleh Prof. Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto, M.Sc (Guru Besar Universitas Bengkulu) 4. Peran Peragi dalam Mendukung Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan, yang

akan disampaikan oleh Prof. Dr. Alnopri, M.Sc (Ketua Komda PERAGI Bengkulu)

Perlu kami laporkan juga bahwa makalah penunjang yang akan diseminarkan berjumlah 162 makalah. Makalah berupa hasil penelitian/pengkajian, konsep pemikiran/gagasan dalam bentuk review atau tinjauan, yang terdiri dari beberapa bidang bahasan yaitu bidang tanaman pangan, bidang sosial ekonomi, diseminasi penyuluhan dan kebijakan, bidang hortikultura, bidang peternakan, perkebunan, serta pascapanen dan pengolahan pangan. Seluruh makalah tersebut akan dipresentasikan baik secara oral maupun poster. Seluruh makalah yang akan dipresentasikan pada seminar nasional ini telah melalui dua kali proses evaluasi yang cukup ketat, yaitu evaluasi tahap abstrak dan evaluasi makalah lengkap. Proses evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas makalah. Pada awalnya, abstrak yang masuk berjumlah 278 abstrak. Setelah melalui proses evaluasi, sebanyak 225 abstrak dinyatakan diterima dengan beberapa saran perbaikan. Pada tahap evaluasi makalah lengkap, sebanyak 162 makalah diterima untuk dipresentasikan dari 184 makalah yang masuk ke panitia. Kami mohon maaf karena berdasarkan hasil evaluasi tim evaluator ada beberapa makalah yang tidak dapat kami akomodir dalam seminar nasional ini.

Jumlah peserta yang mengikuti seminar pada saat ini adalah 220 orang, berasal dari berbagai kalangan yang terdiri dari unsur birokrat, peneliti/penyuluh lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian Ristek, Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi, Pengambil Kebijakan, Pemerintah Daerah, Perwakilan Petani dan Organisasi Profesi, yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Untuk itu kepada para peserta dari luar daerah Bengkulu kami ucapkan Selamat Datang di Kota Bengkulu.

(8)

vi

Bengkulu BERAGI meliputi 4 (empat) bidang, yaitu Bidang Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian dan Kerjasama, Komunikasi dan Publikasi, serta Bidang Kajian Kebijakan dan Sertifikasi. Pada kegiatan Gelar Teknologi dan Temu Lapang Inovasi Teknologi Model Sistem Pertanian Bioindustri, yang akan dilaksanakan esok hari pada tanggal 9 November 2016, di Kabupaten Seluma, jumlah peserta yang akan hadir adalah 250 orang, berasal dari Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma, Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten/Kota di wilayah Bengkulu, Penyelia Mitra Tani, Ketua Gabungan Kelompok Tani, dan perwakilan manajemen Hotel dan Restoran di Kota Bengkulu.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut andil mendukung terselenggaranya kegiatan Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik di Provinsi Bengkulu ini, antara lain kepada: Badan Litbang Pertanian, BBP2TP, segenap panitia seminar dari BPTP Bengkulu, mitra kerjasama Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, BPP Stada Provinsi Bengkulu, dan PERAGI. Demikian juga kami sampaikan terima kasih kepada Santika Hotel, dan semua pihak yang telah membantu demi suksesnya Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian ini.

Bapak Kepala Balitbangtan yang kami hormati,

Pada saatnya nanti mohon kiranya Bapak berkenan memberikan sambutan dan arahan, sekaligus membuka acara Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian ini secara resmi.

Akhir kata, kepada para peserta saya ucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan harapan semoga kegiatan ekspose ini mampu menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dan ada tindak lanjut yang konkret dari seluruh stakeholder sebagai upaya kita untuk mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan melalui penerapan inovasi teknologi pertanian modern. Kami mohon maaf, jika dalam penyelenggaraan acara ini masih ada hal-hal yang kurang berkenan bagi Bapak/Ibu.

Demikian laporan yang kami sampaikan, lebih dan kurang kami mohon maaf. Bilahi taufik wal hidayah wassalammualaikum warohmatulahi wabarakatuh.

Bengkulu, 8 November 2016

Kepala BPTP Bengkulu,

(9)

vii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN pada

PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MODERN MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Bengkulu, 8 November 2016

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Yang saya hormati,

 Komandan Korem 041 Garuda Emas atau yang mewakili

 Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu

 Kepala Badan Litbang Statistik Daerah Provinsi Bengkulu

 Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Dehasen, Universitas Prof. Dr. Ir. Hazairin, dan Universitas Ratu Samban

 Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dan pejabat struktural dan fungsional lingkup Balitbangtan

 Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu

 Ketua dan Anggota Komda Peragi Provinsi Bengkulu

 Narasumber, Peneliti, Dosen, Penyuluh dan Perekayasa, peserta seminar serta hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu WaTa’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat bertemu dan bersilaturrahmi dalam keadaan sehat wal’afiat, pada acara Ekspose dan Seminar dengan tema ”Inovasi Teknologi Pertanian Modern untuk Mendukung Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan”.

(10)

viii

Bapak/Ibu dan hadirin yang saya hormati,

Ekspose dan seminar yang kita laksanakan merupakan salah satu upaya diseminasi hasil penelitian dan pengembangan yang dihasilkan oleh para peneliti, dosen dan mahasiswa dari Balitbangtan dan Perguruan Tinggi kepada pembuat kebijakan, pelaksana dan pengguna teknologi di bidang pertanian. Pada forum ekspose dan seminar ini diharapkan terjadi pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan informasi antara para peneliti maupun dengan praktisi dan pengambil kebijakan.

Kehadiran berbagai pihak yaitu para pakar, pengambil kebijakan dan praktisi, diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi yang modern dan inovatif berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal khususnya untuk wilayah Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

Bapak/Ibu dan Hadirin sekalian yang saya hormati,

Pardigma baru ”Penelitian untuk Pembangunan” (Research for Development) mempunyai makna bahwa Balitbang berkomitmen kuat dan memberikan perhatian yang besar terhadap pendayagunan hasil penelitian dan mempercepat proses penerapannya di lapangan. Hal ini berarti inovasi hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang telah banyak dihasilkan, perlu dikemas sedemikian rupa sehingga dapat secepatnya sampai kepada khalayak pengguna. Seminar ini merupakan salah satu media untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbangtan dan penelitian lainnya. Selain menyebarkan hasil-hasil penelitian, melalui forum ini juga diharapkan adaanyaa umpan balik dari para pengguna teknologi untuk perbaikan program penelitian di masa depan.

Selain melalui seminar, untuk lebih mempercepat proses diseminasi teknologi ini juga dilakukan melalui berbagai media dan metode lainnya. Salah satunya adalah melalui gelar lapang agroinovasi yang merupakan wahana untuk implementasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang dilaksanakan di lahan petani dalam skala yang luas. Kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu media yang dapat mempertemukan langsung antara sumber teknologi dengan penyuluh sebagai pengguna antara dan petani sebagai pengguna akhir. Balitbangtan juga terus melakukan pembaharuan inovasi yang telah diluncurkan dan dipublikasikan melalui berbagai media termasuk menyediakan informasi dalam bentuk yang mudah dipahami calon pengguna atau petani.

Bapak/Ibu, serta hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan yang baik ini, sebagai Kepala Badan yang sekaligus juga sebagai Ketua Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) periode 2016-2021, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya dengan terbentuknya Komda Peragi wilayah Bengkulu. Oleh karena itu, kami tetapkan tahun ini sebagai tonggak kebangkitan kembali Komda PERAGI yang diawali dengan pelantikan KOMDA PERAGI wilayah Kalsel pada Agustus lalu, wilayah Maluku pada 12 Oktober, Lampung pada 19 Oktober 2016, dan kali ini Bengkulu pada 8 November 2016. Kami berharap kebangkitan Komda di Kalsel, Maluku, Lampung, dan Bengkulu mampu mendorong kebangkitan Komda PERAGI di wilayah lain di Indonesia. Amin.

(11)

ix

lembaga dan organisasi lain yang mempunyai sifat dan tujuan yang sama, milik pemerintah ataupun swasta serta menyelenggarakan pertemuan ilmiah di tingkat daerah, nasional, regional maupun internasional.

Bapak/Ibu dan hadirin yang saya hormati,

Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan berguna bagi upaya kita dalam mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan melalui teknologi modern dan inovatif dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’alla senantiasa memberikan bimbingan dan petunjukNYA kepada kita semua, sehingga apa yang kita rencanakan dapat terselenggara dengan baik, Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Wa Billahi taufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepala Badan

(12)
(13)

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

LAPORAN PANITIA PENYELENGGARA ... iv

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ... vii

DAFTAR ISI ... xi

KEYNOTE SPEECH Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Kepala Badan Litbang Pertanian ... 1

MAKALAH UTAMA ... ... 5

Arah dan Strategi Pembangunan Pertanian Masa Depan Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian Pertanian) ... 7

MAKALAH PENUNJANG ... ... 33

Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Tanaman Perkebunan dan Hortikultura 1. Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Mengatasi Cemaran Getah Kuning pada Buah Manggis Garcinia Mangostana (Odit F. Kurniadinata, Roedhy Poerwanto, Darda Efendi, Ade Wachjar) ... 35

2. Perkembangan Struktur Torpedo Membentuk Tunas pada Tanaman Jambu Mete (Rossa Yunita, dan Ika Mariska) ... 45

3. Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Inovasi Teknologi Pengelolaan Terpadu Tanaman Jeruk di Kabupaten Kepahiang (Sri Suryani M. Rambe dan Kusmea Dinata) ... 50

4. Bioaktivitas Ekstrak Daun Mimba dan Kacang Babi terhadap Kutu Daun Serangga Vektor Penyebab CMV dan CHIVMV pada Tanaman Cabai (Djamilah, Agustin Zarkani, dan Tri Sunardi) ... 58

5. Upaya Peningkatan Produksi dan Mutu Kopi Rakyat di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu (Afrizon, Shannora Yuliasari dan Tri Wahyuni) ... 64

6. Pemanfaatan Berbagai Jenis Mulsa dan Vaerietas Mendukung Budidaya Cabai Luar Musim di Lahan Kering (Darman Hary) ... 72

7. Tingkat Ketidakmiripan Genotipe-Genotipe Jagung (Zea Mays l.) Generasi S1 dan S2 untuk Pembentukan Tetua (Umi Salamah, Willy Bayuardi Suwarno, dan Hajrial Aswidinnoor) ... 79

8. Efikasi Pengendalian Penyakit Layu (Fusarium Oxysporum) dengan Agen Antagonis untuk Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Caisin (Brassica Campestris) (Sri Swastika dan Rachmiwati Yusuf) ... 87

9. Pengaruh Posisi Bahan Stek terhadap Pertumbuhan Benih Buah Naga ( Hylocereus Polyrhizus) (Bambang Hariyanto) ... 93

10. Pengaruh Umur Daun terhadap Efektivitas Pengamatan Anatomi Stomata Jambu Biji (Farihul Ihsan dan Nini Marta) ... 101

11. Aplikasi Beberapa Dekomposer dalam Pengomposan Limbah Kulit Kopi Liberika Tungkal Komposit (Rima Purnamayani dan Araz Meilin) ... 107

(14)

xii

13. Pengaruh Jenis Kompos dan Waktu Pengendalian Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Secara Organic

(Rahmat Wijaya, Nanik Setyowati dan Masdar) ... 123 14. Karakteristik Kentang Merah Spesifik Bengkulu Selama Penyimpanan

(Wilda Mikasari, Lina Ivanti, dan Taufik Hidayat) ... 129 15. Penghambatan Pertumbuhan Tanaman Cabai oleh Nematoda Puru Akar Meloidogyne

Sp. dan Jamur Fusarium Sp

(Imelda Riska Andani, Tunjung Pamekas, dan Djamilah) ... 137 16. Pengaruh Beberapa Dekomposer Didalam Pembuatan Pupuk Organik dan

Pemanfaatannya pada Tanaman Kopi

(Putu Suratmini dan A.a.n. B, dan Sarmudadinata) ... 145 17. Identifikasi Penyakit Utama pada Tanaman Buah Naga Super Merah (Hylocereus

Costaricensis) di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

(Reni Andista, Tunjung Pamekas dan Usman Kris Joko Suharjo) ... 151 18. Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Mendukung Pengembangan Kawasan

Perkebunan di Kabupaten Indragiri Hulu

(Anis Fahri, Taufik Hidayat, Heri Widyanto dan Ida Nur Istina) ... 159 19. Enkapsulasi Acetobacter Xylinum Menggunakan Alginat untuk Memproduksi Nata De

Coco

(Fahrojidan L.T Nguyen) ... 166 20. Preferensi Petani terhadap Cabai Rawit Eksisting di Gorontalo

(Muhammad Yusuf Antu, Nanang Buri, Ari Widya Handayani dan Hertina Artanti) ... 172 21. Pengaruh Aplikasi Kerak Boiler terhadap Produksi dan Kandungan Hara pada Tanaman

Caisim

(Eliartati) ... 177 22. Penampilan Fenotipik 17 Genotip Anyelir Interspesifik dan Tetua Jantan SK 11_1 di

Lahan Terbuka

(Dewanti, M., Neni Rostini, Murdaningsih H. K., dan Anas) ... 183 23. Dampak Penggunaan Pupuk Kandang terhadap Efisiensi Teknis Usahatani Cabai Rawit

di Kabupaten Buleleng-Bali

(Jemmy Rinaldi, Ida Bagus Gede Suryawan dan Ni Putu Suratmini) ... 190 24. Efisiensi Rantai Pemasaran Bawang Merah di Bali

(Nyoman Ngurah Arya, I Ketut Mahaputra, dan Jemmy Rinaldi) ... 197 25. Pertumbuhan Eksplan dan Produksi Umbi Mikro Kentang Lokal Bengkulu Secara In

Vitro pada Suhu yang Berbeda

(Haryuni, Usman Kris Joko Suharjo dan Bambang Gonggo Murcitro) ... 205 26. Aplikasi Beberapa Bioaktivator Mikroorganisme Lokal terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Selada (Lactuca Sativa l.)

(Parwito dan Susi Handayani) ... 210 27. Evaluasi Keragaan Beberapa Semangka Hibrida Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah

Tropika

(Kuswandi, Makful, Sahlan, dan Mega Andini) ... 217 28. Tingkat Kematangan Buah Rambutan terhadap Kualitas Manisan Kering Buah

Rambutan

(Nofiarli, Kuswandi, Andre Sparta, Mega Andini, Yulia Irawati dan Nini Marta) ... 222 29. Pengkajian Mutu Lada Hijau Kering Selama Penyimpanan

(Jhon David dan Taufik Hidayat) ... 229 30. Kajian Pemasaran Jagung Manis di Desa Saree Kecamatan Seulawah Kabupaten Aceh

Besar

(Emlan Fauzi, dan M. Ferizal) ... 235 31. Efektifitas dan Nilai Ekonomi Beberapa Tipe Alat Pengering dalam Meningkatkan

Mutu Biji Kakao di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

(Yuliani Zainuddin, Yudi Irawan, Sudarmansyah, dan Baharuddin) ... 242 32. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Padat (POP) terhadap Produksi dan Kelayakan

(15)

xiii

(Yulie Oktavia dan Umi Puji Astuti) ... 250 33. Peningkatan Pengetahuan Petani dalam Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Hayati

pada Usahatani Cabai di Mojo Rejo Kabupaten Rejang Lebong

(Herlena Bidi Astuti dan Rudi Hartono) ... 256 34. Keragaan Sepuluh Genotip Krisan Potong Hasil Persilangan

(Kurnia Yuniarto, Rika Meilasari dan Suryawati) ... 261 35. Keragaman Genetik 101 Genotip Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev)

Berdasarkan Analisis Kluster dan Analisis Komponen Utama

(Rika Meilasari, W. A. Qosim, Murdaningsih, N. Rostini, M. Rachmadi, N. Wicaksana,

K. Yuniartodan Suryawati) ... 267 36. Produksi Bawang Merah Generasi Kedua Asal Benih Biji Botani Bawang Merah (True

Seed Of Shallot) pada Varietas Mentes, Pikatan, dan Bima

(Kiki Kusyaeri Hamdani, Agus Nurawan, Liferdi, dan Meksy Dianawati) ... 275 37. Formulasi dan Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Biskuit dengan Fortifikasi Bayam

Hijau

(S. Aminah, M. Yanis, T. Ramdhan, dan W. Mikasari) ... 280 38. Eksplorasi dan Karakter Morfologi Manggis di Provinsi Bengkulu

(Taupik Rahman, Miswarti, dan W.E. Putra) ... 286 39. Analisis Pendapatan Usahatani Cabai dalam Mendukung Pembangunan Pertanian

Berkelanjutan di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

(Oktariani Indri Safitri, Dahono, dan Lutfi Izhar) ... 293 40. Eksplorasi dan Konservasi Tanaman Buah di Provinsi Bengkulu

(Miswarti, Taupik Rahman dan W.E. Putra) ... 301 41. Hilirisai Penerapan Inovasi Melalui Jejaring Pelaku Inovasi

(Tini Siniati Koesno) ... 307 42. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Pertanian Asal Sumber Daya

Alami Lokal pada Budidaya Sayuran Bawang Daun (Allium Fistulosum l.)

(Agustina E. Marpaung, Bina BR Karo, dan Kusmea Dinata)... 316 43. Pemanfaatan Urine Sapi dan Kelinci Sebagai Pupuk Cair dalam Peningkatan

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Daun (Allium Fistulosum l)

(Bina BR Karo, Agustina E. Marpaung, dan Taufiq Hidayat) ... 323 44. Kajian Adaptasi Cabai Merah Kencana pada Agroekosistem Dataran Tinggi Musim

Kemarau di Kabupaten Rejang Lebong

(Rudi Hartonodan Yahumri) ... 330 45. Analisis Usahatani Cabai Merah dengan Teknologi Anjuran di Desa Lubuk Saung,

Kecamatan Banyuasin Ilir, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan

(Maya Dhania Sari, Dedeh Hadiyanti, dan Suparwoto) ... 338 46. Peranan Pendampingan Teknologi terhadap Peningkatan Penegetahuan Petani dan

Produksi Cabe di Bengkulu

(Ruswendi) ... 343 47. Prospek Pengembangan Bawang Merah (Allium Ascolonicum L.) di Provinsi Riau

(Rachmiwati Yusuf dan Sri Swastika) ... 349 48. Efektivitas Urin Kelinci terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pakcoy serta Selada Pada

Budidaya dalam Pot

(Ikrarwati, Yudi Sastro dan Susi Sutardi)... 355 49. Keragaman Genetik dan Evaluasi Plasma Nutfah Jambu Biji (Psidium Guajava L)

(Sri Hadiati dan Kuswandi) ... 362 50. Preferensi Petani terhadap Teknologi Pengolahan dan Sifat Sensori Kopi Petik Merah

Spesifik Bengkulu

(Shannora Yuliasari dan Afrizon) ... 371 51. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis dengan Pemberian Beberapa Jenis, Dosis dan Saat

Aplikasi Kompos pada Ultisol

(Merakati Handajaningsih, Marwanto, Raindra Efendi, dan Jefri Sihombing) ... 378 52. Pengaruh Aplikasi Tepung Cangkang terhadap Karakteristik Fisik, Kimia dan

(16)

xiv

(Lina Widawati, Hesti Nur’aini, Septi Widiyawati) ... 384 53. Aplikasi Pra dan Purna Tumbuh Herbisida Berbahan Aktif Campuran Atrazine dan

Mesotrione untuk Pengendalian Gulma pada Tanaman Jagung Manis

(Marulak Simarmata, Bona Romaston Haloho, dan Yenny Sariasih) ... 392 54. Pertumbuhan dan Hasil Kangkung, Selada serta Pakcoy pada Tiga Model Akuaponik

Mini yang Disusun Vertikal

(Yudi Sastro, Nofi a. Rokhma, Ikrarwati, dan Lukman Hakim)... 400 55. Aplikasi Pupuk Organik Cair Berbahan Paitan (Tithonia Diversifolia) dengan Dosis dan

Konsentrasi yang Berbeda untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Sawi di Tanah Ultisol

(Edi Susilo) ... 408 56. Karakterisasi dan Identifikasi Sepuluh Genotipe Mentimun (Cucumis Sativus L.) pada

Tanah Ultisol

(Taufik. M, Fahrurrozi, Oktiana Sari) ... 415 Proriferasi Kalus Tebu Varietas Bm9514 pada Beberapa Konsentrasi 2,4-D

(2,4-Dichloro Acetic Acid) dan Kinetin Secara In Vitro

(Atra Romeida, Afrima Sari dan Widodo) ... 424 57. Kajian Teknologi Tepat Guna (TTG) Ramah Lingkungan pada Program Pendampingan

Kopi Arabika di Dusun Petung Kintamani Bangli

(I Ketut Kariada, I.B. Aribawa dan Rudi Hartono) ... 430 58. Potensi Budidaya Tanaman Sayuran di Kota Batam

(Lutfi Izhar, Jondri S, Oktariani I S, dan Dahono) ... 439 59. Kelimpahan Arthropoda pada Lokasi Pendampingan Pengembangan Kawasan

Agribisnis Hortikultura Komoditas Jeruk di Provinsi Bali

(Hadis Jayanti dan Suharyanto) ... 445 60. Pertumbuhan Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) pada Kebun Entres

dengan Dosis Pemupukan N dan P Berbeda

(Prasetyo, Enggar Apriyanto, Siswahyono dan Feri Dian Syahputra) ... 453

Penutup

Daftar Pertanyaan

(17)

xv

Keynote speech

Kepala Badan Litbang Pertanian

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEPALA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

SEMINAR NASIONAL BPTP BENGKULU 2016

Inovasi Teknologi Pertanian Modern

Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

PENDAHULUAN

Perkembangan lingkungan strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan adalah membangun pertanian modern ramah lingkungan. Pertanian modern merupakan suatu cara optimasilsasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, termasuk usaha teknologi pertanian agar berjalan lebih efektif dan efisien. Teknologi pertanian yang modern dan inovatif tidak hanya bertujuan untuk peningkatan produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas dengan melakukan pengolahan terhadap produk pertanian.

Ilmu pengetahuan dan teknologi modern merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan. Peran teknologi selain untuk meningkatkan produktivitas, juga untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan mutu produk yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk pertanian khususnya di pasar global.

Sebagai salah satu lembaga penghasil teknologi pertanian modern, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menunjukkan peranannya yang nyata dengan menghasilkan berbagai teknologi yang telah dimanfaatkan dalam pembangunan pertanian, baik berupa varietas dan benih unggul, pupuk, biopestisida, teknologi pengolahan serta alat dan mesin pertanian. Potensi Balitbangtan sangat besar karena didukung oleh sumberdaya yang memadai. Balitbangan juga memiliki kemampuan yang memandai dalam kegiatan diseminasi inovasi, baik secara mandiri maupun bekerjama dengan pihak lain.

Program Strategis Penelitian dan Pengembangan Pertanian Modern mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan yang dlaksanakan oleh Balitbangtan difokuskan untuk komoditas padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, bawang merah dan cabai di samping komoditas unggulan lain yang menjadi priotas program strategis daerah. Sedangkan litbang tematik strategis yang dikembangkan oleh Balitbangtan sebagai berikut:

1. Litbang produksi benih melalui somatik embryogenesis (SE)

2. Litbang nano teknologi untuk produksi pangan dalam bentuk nano selulosa, nanonutrien, maupun nanofortifikan.

3. Litbang transgenik yang dikembangkan untuk pengembangan komoditas dengan karakteristik khusus.

(18)

2

budidaya, pengolahan dan pengelolaan sumber BBN.

5. Pengembangan model pertanian bioindustri berbasis sumber daya lokal dan agroekologi di 33 provinsi.

Pertanian ke depan harus menjadi leading sector dalam memenuhi tuntutan kebutuhan pangan dan energi. Transformasi energi berbasis fosil perlu dilakukan ke arah bioenergi. Badan Litbang dalam perspective ke depan harus berada di garda terdepan untuk menjawab tantangan/masalah di masa akan datang melalui risetnya.

Indonesia sebagai negara equator penghasil pangan dan energi harus waspada terhadap remote penduduk di luar equator (sebagai salah satu strategi jangka panjang dalam memperebutkan negara equator penghasil pangan dan energi). Paradigma Balitbangtan dalan pengembangan pertanian sudah mulai bergeser pada lahan suboptimal di samping optimasi sumber daya genetik pangan. Potensi sumber daya genetik tanaman perludilakukan revolusi melalui peran teknologi bidang agronomi untuk menghasilkan pa ngan dan energi yang berkelanjutan. Kita harus dapat memanfaatkan bonus demografi untuk pengembangan sektor pertanian. Kurikulum dalam pendidikan bidang pertanian perlu dilakukan sesuai dengab perkembangan lingkungan strategis. Pertumbuhan pangan nasional harus kuadratik, tidak boleh linier agar dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan penduduk. Pertanian modern dalam perspektif bioekonomi tidak mengenal limbah, namun biomassa yang dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang bernilai ekonomi. Implementasi teknologi pertanian inovatif modern perlu segera dilakukan dalam skala masif (minimal 10 ha). Hilirisasi teknologi pertanian modern perlu dilakukan dari hulu sampai pada akses pasar dengan berbasis Teknologi Informasi.

Tantangan sektor pertanian, pada tahun 2050 pendudk dunia mencapai 9,6 Trilyun. Pada tahun 2015 penduduk dunia mencapai 7,3 T (60% Di Asia), indonesia: No 4 setelah tiongkok, india dan USA). Untuk itu, pada tahun 2050 produksi pangan harus meningkat minimal 70%. Beberapa hal yang menjadi tantangan, yaitu lahan subur (arable land) terbatas, peningkatan kebutuhan terhadap air bersih (aktivitas pertanian menghabiskan 70% suplai air dunia), perubahan iklim, terbatasnya pasokan energi, dan pengelolaan SDM dan pemerataan kesejahteraan.

Kebijakan Pembangunan Pertanian

Kebijakan Kementerian Pertanian, meliputi (1) Peningkatan produksi dan provitas; fokus tujuh komoditas, regulasi/deregulasi, membangun infrastruktur, mekanisasi, penguatan on-farm, kredit, asuransi, dan penanganan pascapanen, (2) Hilirisasi produk pertanian; mendorong investasi industri gula, jagung dan sapi, hilirisasi produk kelapa sawit, kakao, kopi, KUR untuk kopi, kakao, kopi, pengolahan hasil padi, jagung dan pangan lainnya, integrasi sawit-sapi, pangan-ternak, (3) Tata niaga domestik; fokus pada 11 Komoditas pangan strategis, regulasi/deregulasi,HPP , memperpendek rantai tata niaga dan stabilisasi harga, sinergitas dengan Kemendag dan Bulog, tokoh Tani Indonesia (TTI), dan (4) Kendalikan impor dan dorong ekspor; Fokus pada 11 Komoditas komersial/ekspor, regulasi/deregulasi pengendalian impor, regulasi/deregulasi mendorong ekspor, peningkatan mutu dan daya saing produk, dan sinergitas Kemendag dan Kemenperin.

Indikator Kesejahteraan Petani 2014-2015 adalah NTP dan NTUP tahun 2015 meningkat, kecuali subsektor perkebunan rakyat menurun karena komoditas orientasi ekspor (sawit, karet, kopi, kakao, dll) akibat harga dan krisis global. NTP : Nilai Tukar Petani, indeks yang diterima petani dibagi indeks yang dibayarkan untuk seluruh pengeluaran rumah tangga petani. NTUP: Nilai Tukar Usaha Pertanian, indeks diterima petani dibagi indeks yang dibayarkan untuk usaha pertanian.

Pertanian Modern dalam Perspektif Bioekonomi, meliputi Prospective Bio-economi; Securing global nutrition, Ensuring sustainable agricultural production, Producing healthy and safe foods, International cooperation, Technology transfer, Developing biomas-based energy carriers, Using renewable resource for industry. Dengan landasan strategisnya adalah pertanian modern dam implementasi bioekonomi yang meliputi Bioscience, Bioengineering, Automatization, Social engineering, Bioinformatics. Strategi pertanian modern yang inovatif dan berdaya saing di Era MEA, antara lain :

(19)

3

 Energi terbarukan; Bioenergi berbasis tanaman pertanian, dan Pengembangan energ terbarukan berbasis biomassa

Strategi Penelitian dan Pengembangan untuk Implementasi Pertanian Modern yang Inovatif; yaitu (1) Nilai tambah dan daya saing produk, (2) Rekayasa teknologi produksi, (3) Bio-prospecting, (4) Keanekaragaman hayati, (5) Lahan dan air, (6) Rekayasa sosial, (7) Global value chain, (8) Bioenergi, (9) Market intelligence

Lahan dan Air

 Identifikasi, pencegahan dan mitigasi ancaman terhadap kualitas sumberdaya lahan dan biodiversitas dengan pengembangan alert system, serta peningkatan kualitas lahan produktif dengan memanfaatkan nanoteknologi dan bioteknologi

 Pengembangan sistem informasi land use dan land cover (peta, citra, database, decision support, atau alert system)

 Studi dampak lingkungan terhadap perubahan land use dan land cover.

 Networking database monitoring untuk pengembangan regulasi terkait pengelolaan sumberdaya lahan dan lingkungan.

Rekayasa Teknologi Produksi

 Eksplorasi, konservasi dan karakterisasi plasma nutfah tanaman dan hewan.

 Perakitan kultivar dan ras unggul berpotensi hasil tinggi.

 Pengembangan produk transgenik yang aman dan berpotensi tinggi.

Advanced technology, seperti somatic embryogenesiss (perbanyakan benih), nanocoating (viabilitas benih), nanofluidics (proses fertilisasi), produksi benih secara in vitro, media tanam & packaging

Advanced urban farming system; pengembangan controled environmental agriculture (CEA), dan fully computerized multi-storey plant factory (biosensing, dan nano solar cells)

Peningkatan Nilai tambah dan Daya Saing Produk

 Penanganan pascapanen dengan rendeman yang tinggi serta mutu yang seragam: sensing technology (sortasi & grading), nano-bio-preservative (kesegaran produk pert)

 Pengembangan pangan sehat: fortifikasi, modifikasi struktur pangan & nano-delivery system dan penemuan sumber pangan baru (biota laut)

 Pengembangan produk non pangan dengan produk-produk turunan yang bernilai tinggi (teknologi bioproses, separasi, & isolasi yang efisien).

 Pengembangan material maju berbasis komposit biomassa (serat selulosa)

Teknologi Pertanian Modern yang Diimplementasikan dalam Pembangunan Pertanian Terkini Penelitian dan Pengembangan untuk swasembada beras telah dilakukan pada (1) pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB), yaitu Padi amphibi: 9t/ha dan tahan bias, Padi rawa: 8t/ha toleran Fe dan tahan blas, Hibrida:>12-13 t/ha dan tahan HDB/blas, Inbrida:10-11 t/ha dan tahan WBC dan HDB, Padi fungsional ;6-7 t/ha, Fe tinggi (>20 ppm), (2) Pendampingan UPSUS di 31 provinsi, (3) Penyediaan benih sumber (BS, FS, SS):1.194 ton, (4) Teknologi PTT lahan sub optimal, pascapanen dan Alsin 99 teknologi), (5) Sistem informasi Katam dan Standing crop, dan (6) Revitalisasi PPK meningkatkan renemen beras 4% (13 provinsi). Penelitian dan Pengembangan untuk swasembada Jagung 2017 dilakukan dengan (1) pengembangan Varietas unggul baru (VUB) yaitu 3 varietas hibrida genjah umur <100 hari dan potensi hasil 12 t.ha, satu varietas inhibrida toleran kekeringan, dan satu VUB komposit asam amino tinggi; anti oksidan tinggi, (2) Pendampingan UPSUS di 8 provinsi, (3) Penyediaan benih sumber (95 ton), (4) Teknologi budidaya, pascapanen dan alsin, (5) Peta kesesuaian lahan (120 kabupaten), dan (6) Model penanganan pascapanen jagung (4 provinsi).

(20)

4

dan pengawalan UPSUS bawang merah (6 propinsi), (3) Penyediaan benih sumber (BS: 36 ton), (4) Teknologi perbenihan, budidaya, dan pascapanen, dan (5) Peta kesesuaian lahan.

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi kedelai, yaitu (1) pengembangan Varietas unggul baru (VUB) adaptif lahan pasang surut dengan provitas 2,5 t/ha, dan adaptif lahan kering dengan tahan pecah polong dan provitas 3 t/ha, (2) Pendampingan UPSUS di 12 provinsi, (3) Penyediaan benih sumber (662 ton), (4) Teknologi budidaya pascapanen dan alsin, dan (5) Model penanganan pascapanen kedelai

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi cabai, yaitu (1) pengembangan Varietas unggul baru (VUB) off season, adaptif musim hujan, dan provitas > 18 t/ha, (2) diseminasi dan pengawalan UPSUS cabai di 4 provinsi, (3) penyediaan benih sumber (36 kg), (4) peta kesesuaian lahan, dan (5) teknologi budidaya pascapanen dan alsin.

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi daging, antara lain (1) pengembangan galur unggul sapi dengan Bobot lahir 25-27 kg: bobot sapi 125-142 kg dan jarak beranak < 14 bulan: konsumsi pakan lebih efisien, (2) Variasi tanaman pakan ternak, tahan lahan salin, lahan masam dan tahan naungan, (3) Model pengembangan integrasi sapi-sawit dan bioindustri berbasisi ternak (2 model), (4) Penyediaan pejantan unggul sap PO (20 ekor), (5) Pendampingan UPSUS 26 provinsi, (6) Teknologi pemuliaan, pakan, reproduksi, veteriner, dan pascapanen (14 teknologi), dan (7) Rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner (4 rekomendasi).

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi Gula melalui (1) pengembangan Varietas unggul baru (VUB) dengan provitas >120 t/ha dan rendemen 14%, (2) Pendampingan UPSUS, kawasan pengembangan tebu, (3) Penyediaan benih unggul (3 juta budset tebu), (4) Sistem informasi tebu terpadu: peta kesesuaian lahan 1:50.000, dan (5) Teknologi budidaya pascapanen dan alsin.

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi bahan bakar nabati, yaitu (1) pwngembangan Varietas unggul (kemiri sunan, jarak pagar) dengan kadar minyak dan provitas tinggi, (2) Tanaman BBN potensial: kelapa sawit, tebu, kelapa, shorgum manis, jarak pagar, kemiri sunan, ubi kayu, sagu, (3) Penyediaan benih unggul dengan teknologi SE, (4) Teknologi pengolahan : Biogas cair (kriobenikembagan), bioetanol fuel grade, bioavtur, biodiesel (distilasi reaktif), bensin nabati/biogasoline, dan (5) Penyediaan teknologi on farm (sambung pucuk pada kemiri sunan dan jarak pagar, teknologi budidaya di lahan bekas tambang)

Penelitian dan Pengembangan untuk peningkatan produksi komoditas strategis lainnya, yaitu Penciptaan: Varietas/galur unggul, teknologi budidaya/pakan, pengembangan model tanaman pangan : kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, sorgum, gandum tropika, peternakan: kambing, domba, ayam, itik, babi, tanaman perkebunan: kakao, jambu mete, lada, nilam, jahe, kapas, kelapa, kopi, jarak pagar, kemiri sunan, dan hortikultura : jeruk, mangga, kentang, krisan .

Penelitian dan Pengembangan transgenik dilakukan pada tanaman padi untuk menghasilkan benih golden rice dengan kandungan vitamin A tinggi; efisien pemupukan N; toleran kekeringan, tanaman kedelai dengan umur genjah dan efisiensi pemupukan N, tebu dengan rendemen tinggi, kentang yang tahan busuk dan phytoptora, jarak pagar yang toleran kekeringan, gandum yang adaptif iklim tropis, nilam yang tahan penyakit sclerotium Rolfsii, kapas yang toleran kekeringan, dan jahe yang tahan terhadap pseudomonas sp.

Penelitian dan Pengembangan Nano Teknologi pada kemasan (nanoselulosa, nanofilm), pangan (nano selulosa, nanonutrien, nanofortifikan), pupuk (nano zeolit, nano pupuk), pPestisida (biopestisida). Litbang produksi benih melalui somatik Embriogenesis (SE), tebu, kopi, jahe, jeruk, bawang merah, nilam, dan kakao.

PENUTUP

(21)

5

Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan memperkuat jejaring pasar produk pertanian menjadi fokus dalam mendorong produk pertanian untuk tetap menjadi andalan di pasar domestik maupun mampu berkompetisi di pasar global

(22)
(23)
(24)

8

ARAH DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN MASA DEPAN DIRECTION AND STRATEGY OF FUTURE AGRICULTURE DEVELOPMENT

Pantjar Simatupang

Peneliti Utama pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSKP). Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Bogor 16111,

Email: pantjar@gmail.com

ABSTRAK

Arah dan strategi dapat dipandang sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan program pembangunan jangka panjang sebagai salah satu komponen esensial dari tata kelola pembangunan yang baik. Tulisan ini menguraikan dinamika jangka panjang konteks yang memengaruhi kinerja pertanian global, status perkembangan pertanian Indonesia, dan pemikiran tentang arah dan strategi pembangunan pertanian Indonesia masa depan yang disusun berdasarkan tujuan menurut amanat konstitusi, analisis konteks dan prospek perkembangan tersebut. Perubahan iklim, pertumbuhan penduduk dan kemajuan ekonomi global diperkirakan akan menimbulkan skenarion badai sempurna (perfect storm): krisis pangan, air dan energi pada 2030. Walau terkesan pesimistik, Indonesia haruslah mengantisipasi ancaman ini dalam penyusunan arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian masa depan. Untuk itu, strategi yang dipandang tepat ialah pengembangan sistem pertanian bioindustri. Untuk itu, strategi pembangunan nasional mestilah mengadopsi paradigm pertanian untuk pembangunan dan mengadopsi pendekatan agrobiobisnis. Selain untuk penyusunan suatu dokumen perencanaan strategis, tulisan ini diharapkan juga bermanfaat sebagai bahan referensi bagi para peneliti dan pendidik pertanian.

Kata Kunci : Pertanian Masa depan, Strategi,

ABSTRACT

Directions and strategies can be seen as a reference in long-term policy making development program as one of the essential components of the development of good governance. This paper outlines the context of the long-term dynamics that affect the performance of global agriculture, the status of development of agriculture in Indonesia, and thoughts about the direction and strategy of the future agricultural development in Indonesia organized by destination according to the constitutional mandate, the analysis of the context and the development prospects. Climate change, population growth and advancement of the global economy is expected to lead to a perfect storm scenario (perfect storm): the food crisis, water and energy by 2030. Although impressed pessimistic, Indonesia must anticipate these threats in the preparation of policy and strategy of agricultural development in the future. Due to that reason appropriate strategy is the development of agricultural systems bioindustry. Therefore national development strategies must necessarily adopt agricultural paradigm for development and the approach adopted agrobiobussines. In addition to the preparation of a strategic planning document, this paper is also expected to be useful as reference material for researchers and educators agriculture.

(25)

9

I. PENDAHULUAN

Planning without action is futile, action without planning is fatal Cornelius Fichtner1

Adagium “rencana tanpa dikerjakan adalah sia-sia, bekerja tanpa perencanaan adalah fatal” merupakan prisip dasar terkenal bagi para perencana dan manajer kebijakan, program atau proyek pribadi, perusahaan, organisasi masyarakat atau pemertintah. Adagium itu menyatakan bahwa setiap pekerjaan mestinya direncanakan. Pekerjaan tanpa direncakan tidak saja berpeluang besar gagal tidak efektif dan tidak efisen, atau tidak berhasil mewujudkan tujuannya tetapi bahkan dapat menimbulkan bencana atau kerugian tak terduga. Setiap manajer kebijkan, program atau proyek haruslah direncanakan. Sebaliknya, perencanaan yang tidak ditindaklanjuti dengan kegiatan implementasi adalah sia-sia belaka, hanya membuang tenaga, dana dan waktu belaka. Perencanaan dapat dipandang sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan. Perencanaan berbasis ilmu pengetahuan dan data faktual mutlak perlu apalagi berkaitan dengan kebijakan dan program yang menyangkut penggunaan dana besar dan kepentingan orang banyak. Pandangan “kerja,kerja dan kerja” haruslah dipandang sebagai amanat untuk melaksanakan sutau kebijakan, program atau proyek yang sudah direncanakan dengan baik berdasarkan pengetahuan (logis) dan realitas (fakta).

Pada masa Orde Lama, pembangunan pertanian dan pembangunan nasional didasarkan pada suatu perencanaan sistematis dan berjenjang yang mencakupRencana Pembanghunan Jangka Panjang (RPJP) untuk selama 25 tahun dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang disusun oleh MPR berdasarkan UUD 1945,selanjutnya oleh Presiden sebagai mandataris MPR dijabarkan kedalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Era Reformasi, GBHN ditiadakan berdasarkan UUD 1945 perubahan, RPJP diganti dengan sebutan Rencana Pembangunan Jangaka Panja Nasiopnal (RPJPN) untuk selama 20 tahun berdasarkan UU 17/2007, Repelita diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun oleh Presiden terpilih yang kemudian dijabarkan menjadi Rencana Strategis Kementerian/Lembaga. Masalahnya ialah RPJPN itu amat umum sehingga dalam praksis RPJMN disusun seolah-olah tidak berkaitan satu sama lain. Akibatnya, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kemungkinan besar tidak konsisten dan koheren dalam jangka panjang.

Pembangunan pertanian amat penting untuk menjamin ketahanan pangan dan gizi seluruh rakyat, kesejahteraan ratusan juta rakyat dan fasilitator, dan dinamisator pembangunan nasional, sementara kinerjanya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat eksternal dan tidak menentu. Perencanan jangka panjang amat diperlukan dalam tatakelola pembanganan pertanian jangka panjang. Arah dan strategi adalah landasan perumusan kebijakan dan program dalam suatu dokumen perencanan strategis. Berikut ini diuraikan analisis tentang konteks yang memengaruhi kinerja pertanian global, status perkembangan pertanian Indonesia, dan pemikiran tentang arah dan strategi pembangunan pertanian Indonesia masa depan yang disusun berdasarkan tujuan menurut amanat konstitusi, analisis konteks dan prospek perkembangan tersebut. Selain untuk penyusunan suatu dokumen perencanaan strategis, tulisan ini diharapkan juga bermanfaat sebagai bahan referensi bagi para peneliti dan pendidik pertanian.

1

Cornelius Fichtner on Twitter: ":-) Planning without action is futile ...

(26)

10

II. DINAMIKA LINKUNGAN STRATEGIS GLOBAL

2.1 Kekuatan utama penentu dinamika pertanian global

Perubahan demografis

Penduduk dunia diproyeksikan akan meningkat sekitar 2,3 milyar jiwa, dari 7,0 miliar jiwa pada 2011 menjadi 9,3 miliar jiwa pada 2050 atau dengan laju pertumbuhan sekitar 0,72 persen per tahun. Hampir seluruh peningkatan penduduk tersebut terjadi di negara-negara berpendapatan rendah. Penduduk negara-negara maju sudah mendekati tahapan stasioner, sedangkan penduduk negara-negara berkembang dan terbelakang berturut-turut meningkat 0.83 %/tahun dan 1,77 %/tahun. Jika dilihat menurut kawasan, pertambahan pendududuk tersebut sebagian besar (89,24 %) terjadi di Afrika dan Asia. Pertambahan penduduk di dua benua ini Penduduk Afrika meningkat 1,1 miliar jiwa, dari 1,04 milyar jiwa pada 2011 menjadi 2,2 miulyar jiwa pada 2050 atau 1.85 %/tahun. Penduduk Asia meningkat 935 juta atau 40,09 % dari pertambahan penduduk dunia namun pertumbuhannya hanya 0,5 %/tahun, jauh lebih rendah dari laju pertumbuhan penduduk Afrika (Tabel 1).

Tabel 1. Proyeksi pertumbuhan penduduk dunia 2011-2050 Wilayah Jumlah (juta

jiwa)

Pangsa (%) Pertumbuhan (%/tahun)

% Usia lanjut ( >60 tahun) 2011 2050 2011 2050 2011-2050 2011 2050

Dunia 6974 9306 100 100 0.72 11 22

Negara-negara maju 1240 1312 17.8 14.1 0.14 22 32 Negara-negara berkembang 5734 7994 82.2 85.9 0.83 9 20 Negara-negara paling terbelakang 851 1726 12.2 18.6 1.77 5 11 Negara-negara berkembang lain 4883 6268 70.0 67.4 0.62 10 23

Afrika 1046 2192 15.0 23.6 1.85 6 10

Asia 4207 5142 60.3 55.3 0.50 10 24

Eropa 739 719 10.6 7.7 -0.07 22 34

Amerika Latin dan Karibia 597 751 8.6 8.1 0.58 10 25 Amerika Utara 348 447 5.0 4.8 0.63 19 27

Oseania 37 55 0.5 0.6 0.99 15 24

Source: United Nations (2011)

Dimensi kedua perubahan struktur demografi yang dipandang paling berpengaruh terhadap permintaan pangan ialah urbanisasi yang berlangsung beriringan dengan transformasi struktur ekonomi. Penduduk perkotaan di negara-negara maju meningkat dengan laju 0.52 %/tahun pada 2011-2030 dan kemudian melambat menjadi 0.29 %/tahun pada 2011-2030-2050 dengan kecepatan urbanisasi 0.29 %/tahun pada 2011-2030 dan 0,23 %/tahun pada 2030-2050. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan di negara-negara berkembang meningkat jauh lebih cepat dari pada di negara-negara maju, yakni dengan laju 2.02 %/tahun pada 2011-2030 dan kemudian melambat menjadi 1,34 %/tahun pada 2030-2050 dengan laju 0.95 %/tahun pada 2011-2030 dan 0,69 %/tahun pada 2030-2050.

Perubahan kesejahteraan ekonomi

(27)

11

Metz, 1988). Berdasarkan penelitian empiris dengan menggunakan data sejumlah negara Cranfield, et.al. (1998) menggolongkan tiga pola konsumsi menurut tingkat pendapatan (Tabel 2)

Tabel 2. Komposisi umum bahan pangan menurut tingkat pendapatan Peringkat nilai

pengeluaran

Tingkat pendapatan perkapita penduduk Rendah Menengah Tinggi 1 Biji-bijian Produk ternak Produk ternak 2 Produk ternak Biji-bijian Pangan lainnya 3 Sayur dan buah Sayur dan buah Sayur dan buah 4 Pangan lainnya Pangan lainnya Biji-bijian Sumber: Cranfield, et.al. (1998)

Globalisasi dan diet westernization

Globalisasi perdagangan dan investasi telah membuat setiap negara terbuka terhadap investasi asing dalam bidang industri makanan dan minuman, restoran, perdagangan eceran (super markets) dan pertanian. Globalisasi telah menciptakan gelombang “westernization of diet” yang dicirikan oleh transformasi pola pangan dari berbasis diet tradisional menjadi berbasis diet barat (Pingali, 2004). Gelombang westernization of diet dapat diamati dari pertumbuhkembangan restoran cepat saji multinasional seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, yang kini sudah ada di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Lebih jauh, Kelly, et al (2010) menyatakan bahwa konvergensi pola pangan ke arah diet barat pada tataran global juga diikuti oleh divergensi menurut status sosial ekonomi. Pada awalnya, diet barat diadopsi oleh kelompok penduduk berpendapatan tinggi. Pada tahapan pembangunan yang lebih tinggi, kelompok penduduk berpendapatan tinggi, yang lebih sadar akan resiko kesehatan diet barat dan lebih berkemampuan dalam mengatur pola pangannya, akan cenderung menghindari diet barat sedangkan kelompok penduduk berpendapatan rendah terus meningkatkan adopsinya terhadap diet barat. Fenomena inilah yang disebut divergensi diet . Berdasarkan hipotesis konvergensi dan divergensi diet yang diajukan oleh Kelly, et al (2010), substitusi pola pangan tradisional dengan pola pangan barat (konvergensi ke diet barat) terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang. Konvergensi diet yang terjadi menurut status sosial ekonomi penduduk domestik akan menyebabkan kelompok penduduk miskin terperangkap dalam pola pangan barat yang beresiko tinggi menimbulkan sindroma obesitas dan penyakit terkait makanan lainnya.

Kelangkaan lahan dan air

(28)

12

Tabel 3. Perluasan lahan pertanian global 1961/63-2050

Area Tanah pertanian yang digunakan (juta ha) Pertumbuhan (%/tahun) 1961/63 1989/91 2005 20015 2030 2050

1961-Pertanian merupakan pengguna air terbesar. Kedepan, pertanian akan menghadapi masalah kelangkaan air yang kian ketat sebagai konsekuensi dari perpaduan dua kecenderungan berikut. Pertama, peningkatan permintaan air untuk non-pertanian sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan kemajuan ekonomi. Kedua, penurunan pasokan baku air sebagai akibat dari perubahan iklim dan degradasi alam. Seperti halnya lahan, nilai manfaat (rente) penggunaan air untuk pertanian secara umum lebih rendah daripada untuk non-pertanian. Oleh karena itu, pertanian akan terus mengalami tekanan kelangkaan air yang semakin berat. GiovannuccI, et. al (20120) mengemukakan bahwa kelangkaan air boleh jadi merupakan faktor yang paling kuat dalam menurunkan hasil pertanian. Kelangkaan air, yang diperburuk oleh tekanan hama dan penyakit tanaman dan hewan, dapat menurunkan hasil pertanian antara 5-25 %. Insiden kekeringan dalam 30 tahun terakhir telah membunuh sekitar 20 %-62 % ternak dan memicu kelaparan di 6 negara Afrika.

Perubahan iklim global

Dampak utama perubahan iklim global mencakup (Hoffmann, 2011, Keane, et. al. , 2009): 1. Peningkatan suhu mempengaruhi kesehatan tanaman, hewan dan petani, meningkatkan

hama-penyakit, menurunkan pasokan air meningkatkan resiko perluasan ariditas dan degradasi lahan. 2. Perubahan pola presipitasi akan memperkuat kelangkaan air dan tekanan kekeringan terhadap

tanaman dan mengubah pasokan air.

3. Meningkatkan frekuensi kejadian iklim ekstrim berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman dan ternak serta merusak infrastruktur pertanian.

4. Meningkatkan konsentrasi C02 atmosfir dalam jangka pendek dapat meningkatkan fertilisasi

karbon yang berarti meningkatkan produktivitas tanaman (namun dalam jangka panjang dapat menurunkan produktivitas tanaman).

5. Meningkatkan permukaan air laut yang dapat mengurangi luas lahan dan ketersediaan air tawar untuk pertanian, mengubah kondisi produksi akuakultur dan mengubah infrastruktur perdagangan pertanian.

6. Mempersulit perencanaan produksi pertanian.

Tidak dapat dipungkiri, sebagian elemen perubahan iklim dapat berdampak positif terhadap produksi pertanian. Peningkatan konsentrasi C02 atmosfir sampai kadar tertentu dapat fertilisasi

(29)

13

Untuk Asia Selatan, dampak negatif terparah ialah untuk gandum, beras dan jagung sedangkan untuk kawasan Eropa dan Asia Tengah dampak negatif tertinggi ialah untuk gandum dan jagung yang kesemuanya adalah pangan pokok di masing-masing kawasan. Persebaran demikian memperparah dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan global.

Tabel 4. Dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan 2000-2050 (tanpa penyerbukan karbon) (%) Wilayah Beras Gandum Jagung Millet Sorghum Asia Selatan -14.4 -46.2 -13.7 -14.2 -15.9 Asia Timur dan Pasifik -9.7 1.8 -1.9 6.25 4.05 Eropa dan Asia Tengah -0.5 -47.2 -28.6 -4.75 -6.5 Amerika Latin dan Karibia -20.5 14.4 -2.15 8.0 3.3 Timur Tengah dan Afrika Utara -36.3 -6.9 -16.6 -4.1 0.5 SubSahara Afrika -14.8 -34.6 -8.3 -7.2 -2.6 Negara-negara berkembang -11.2 -9.4 6.65 -4.3 -5.2 Negara-negara maju -12.8 -31.3 -6.15 -7.7 -2.0

Dunia -12.7 -25.3 -0.1 -7.7 -2.5

Keterangan: Rata-rata proyeksi model CSIRO dan NCAR Sumber: Nelson, et.al. 2009.

Pada tahap awal ini akan terjadi persaingan antara pemenuhan kebutuhan pangan dan pemenuhan kebutuhan bioenergi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hayati dan bioenjinering, bioenergi dapat pula dihasilkan dari sampah organik, selulosa (generasi kedua) dan alga (generasi ketiga), tidak perlu lagi menggunakan bahan pangan sehingga pemenuhan kebutuhan pangan dan bioenergi tidak lagi bersifat trade-off. Oleh karena itulah penggunaan bahan pangan tidak berubah atau bahkan menurun pada periode 2030-2050.

2.2 Ancaman badai sempurna (The perfect strorm): Krisis pangan, energi dan air

Perpaduan antara peningkatan kelangkaan dan harga bahan bakar fosil dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi biorefinery telah mendorong peningkatan pesat produksi bioenergi. Pada periode 2015-2050, permintaan komoditas pangan untuk bioenergi diproyeksikan akan tumbuh 2,55 %/tahun sedangkan untuk pangan hanya tumbuh 0,79 %/tahun (Deutsche Bank, 2009). Pangsa permintaan bioenergi meningkat dari 13,36 % pada 2015 menjadi 18,61 % pada 2050. Pada tahap awal, produksi bioenergi masih menggunakan teknologi generasi pertama dengan feedstock komoditas pangan utamanya jagung, kedelai, tebu, ubikayu dan tanaman minyak (khususnya kelapa sawit). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9, penggunaan beberapa komoditas pangan untuk bionergi meningkat sangat tajam: serealia meningkat dari 65 juta ton pada 2005/2007 menjadi 182 juta ton pada 2050, minyak sayur meningkat dari 7 juta ton pada 2005/2007 menjadi 29juta ton pada 2050, tebu meningkat dari 28 juta ton pada 2005/2007 menjadi 81 juta ton pada 2050, dan ubikayu meningkat dari satu juta ton pada 2005/2007 menjadi delapan juta ton pada 2050 (Tabel 5).

Tabel 5. Penggunaan Komoditas Pangan untuk Bioenergi 2005/2007-2050

Komoditas Satuan 2005/ 2007 2030 2050

Serealia Juta ton 65 182 182

Serealia Persentase dalam total penggunaan 3.2 6.7 6.1

Minyak sayur Juta ton 7 29 29

Minyak sayur Persentase dalam total penggunaan 4.8 12.6 10.3 Sugar (equiv. tebu) Juta ton 28 81 81 Sugar (equiv. tebu) Persentase dalam total penggunaan 15.1 27.4 24.3

Ubikayu (segar) Juta ton 1 8 8

Ubikayu (segar) Persentase dalam total penggunaan 0.4 2.3 1.8 FAO (2012)

Proyeksi Idso (2011) menunjukkan bahwa dengan menerapkan Iptek maju total produksi pangan dapat meningkat 0,84 %/tahun sementara bila penerapan Iptek maju dikombinasikan dengan fertilisasi C02 maka total produksi pangan dapat meningkat 1,26 %/tahun (Tabel 6). Fertilisasi C02

(30)

14

(Chief Scientist) Kerajaan Inggris bahkan memperkirakan scenario badai sempurna (the perfect storm scenario) pada 2030 yang pada intinya memperkirakan bahawa permintaan pangan akan meningkat 1,5 %/tahun, energi 1,5 %/tahun dan air 0,9 %/tahun (akibat petumbuhan penduduk, perubahan struktur demografi, pertumbuhan ekonomi sebagaimana telah dijelaskan di muka), sementara kapasitas produssi pangan dan air cederung menurun (akibat perubahan iklim) dan cadangan energi fosil kian menipis shingga pada 2030 akan terjadi krisis pangan, air dan energi pada tataran global.

Tabel 6. Proyeksi Penawaran Pangan Global 2009-2050 Tanaman Pangsa

Walau terkesan pesimistik, Indonesia haruslah mengantisipasi ancaman ini dalam penyusunan arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian masa depan. Untuk itu, strategi yang dipandang tepat ialah pengembangan sistem pertanian bioindustri. Untuk itu, strategi pembangunan nasional mestilah mengadopsi paradigm pertanian untuk pembangunan dan mengadopsi pendekatan agrobiobisnis Semua itu akan dibahas dalam bagian berikut.

III. PERUBAHAN KONTEKS DAN KONTEN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS

Kemajuan peradaban pada tataran global dalam enam dekade terakhir, telah menyebabkan perubahan mendasar dalam context dan content pembangunan agribisnis. Perubahan context berkaitan dengan perubahan lingkungan strategis sementara perubahan content berkaitan dengan berubahan karakter internal dari sistem agribisnis. Perubahan context dan content telah mengubah arah, issu dan kebijakan, yang berati pula paradigma pembangunan yang tepat untuk memahami dan mengelola pembangunan agribisnis. Faktor-faktor pendorong utama (key drivers) yang mendorong perubahan tersebut diuraikan berikut ini (Simatupang, 2015).

(31)

15

permintaan terhadap atribut produk. Selain itu, konsumen juga menuntut adanya transparansi dan ketelusuran (traceability) penggunaan input, produsen dan proses produksi serta sistem logistik hingga produk sampai ke konsumen akhir. Hal ini hanya dapat diwujudkan melalui pengelolaan rantai nilai secara eksklusif.

Kedua, kesadaran baru tentang orientasi pembangunan. Kini semakin disadari bahwa orientasi kehidupan manusaia, yang berarti juga orientasi pembangunan setiap negara, bersifat multi-dimensi. Tidak hanya berdimensi ekonomi, tetapi juga berdimensi sosial dan lingkungan. Dimesi sosial mencakup antara lain keadilan dan pemerataan pembangunan (justice and equity), partisipasi demokratik, dan hak azasi manusia (bahkan juga hewan). Dimensi lingkungan mencakup keberlanjutan sumberdaya alam serta kesehatan, kenyamanan, dan keindahan lingkungan hidup. Seiring dengan itu, usaha agribisnis tidak boleh lagi berorientasi pada perolehan laba sebesar-besarnya (dimensi ekonomi), tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan hidup, keadilan dan pemerataan pembagian hasil usaha, dan hak azasi pegawainya, turut bertanggung jawab atas penghidupan masyarakat sekitar (dimensi sosial), serta bertanggunggung jawab atas kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Keberlanjutan eksistensi perusahaan ditentukan oleh pelaksanaan ketiga dimensi tersebut. Indikator kinerja perusahaan ini dikenal dengan konsep Profit (Ekonomi)-People (Sosial)-Planet (Lingkungan Hidup). Dengan demikian, kesadaran baru itu telah mengubah orientasi nilai manfaat yang diciptakan oleh perusahaan agribisnis dari semata-mata nilai ekonomi menjadi nilai ekonomi plus nilai sosial dan nilai lingkungan hidup.

Ketiga, pandangan baru bahwa iklim global adalah barang publik global (global public good) yang kini sudah mengalami perubahan yang mengancam eksistensi kehidupan di bumi. Iklim global adalah barang publik global, yang berarti bahwa iklim mempengaruhi kehidupan setiap orang dimana saja, sehingga setiap orang dimana saja turut beranggung jawab untuk memeliharanya. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim sudah mendekati titik kritis, yang mengancam kenyaman dan eksistensi manuasi dan mahluk hidup hidup secara umum. Perubahan iklim juga juga telah menyebabkan penurunan produksi pertanian global. Perubahan iklim global tersebut merupakan indikasi dari kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Setiap usaha agribisnis berkewajiban untuk turut serta dalam memelihara iklim global.

Keempat, kebangkitan bioekonomi. Mengingat bahan fosil diperkirakan akan semakin langka dan mahal sepanjang abad ke-21 dan akan habis keseluruhannya di awal abad ke-22, maka ke depan, perekonomian setiap negara haruslah ditransformasikan dari yang selama ini berbasis pada sumber energi dan bahan baku asal fosil menjadi berbasis pada sumber energi dan bahan baku baru dan terbarukan, utamanya bahan hayati. Era revolusi ekonomi yang digerakkan oleh revolusi teknologi industri dan revolusi teknologi informasi berbasis bahan fosil telah berakhir, dan akan digantikan oleh era revolusi bioekonomi yang digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering yang mampu menghasilkan biomassa sebesar-besarnya untuk kemudian diolah menjadi bahan pangan, pakan, energi, obat-obatan, bahan kimia dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan (Kementerian Pertanian, 2014). Bioekonomi itu pastilah berbasis agribisnis penghasil biomassa (agrobiomassa). Banyak negara telah mempersiapkan diri untuk mengambil kesempatan lebih awal dari kebangkitan revolusi bioekonomi tersebut dengan menyusun rencana strategis dan melaksanakannya dengan road map yang komprehensif (Albrecht and Ettling, 2014). Era revolusi bioekonomi menjadi momentum bagi kebangkitan kembali (renaissance) pertanian dan ilmu ekonomi pertanian (Sexton, 2013).

Gambar

Tabel 6.  Proyeksi Penawaran Pangan Global 2009-2050
Gambar 1. Transformasi Pertanian sebagai poros transformasi pembangunan nasional  (Kementerian Pertanian, 2014)
Tabel 7.  Perbandingan Ciri-ciri Revolusi Hijau dan Revolusi Hayati
Gambar 2. Sketsa arsitektur umum sistem pertanian intensif ekologis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dijabarkan tersebut, peneliti merumuskan bahwa masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara

Apa yang saat ini penting untuk di lakukan Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan kedaulatan wilayah lautnya agar kasus seperti di Natuna tidak

1337 ABDUL WAIZ JEMBER 10/03/1993 ISLAM DSN.KARANGSUKO SUMBER PAKEM SUMBERJAMBE SUMBER PAKEM SUMBERJAMBE 1338 BAMBANG SUGIANTO JEMBER 21/02/1972 ISLAM DSN.KARANG TENGAH

Ayrıca bilgi okuryazarlık özyeterlik algısı ile öğretmenlik mesleğine yönelik tutum arasında pozitif yönde ilişki (korelasyon) olup, cinsiyet, öğrenim

Ada beberapa pemikiran dari hasil diskusi antara Ahmad Dahlan dan Rasyid Ridha, diantaranya memperdalam pemahaman tentanga ajaran agama Islam, memulai berkecenderungan dalam

DAFTAR HARGA ALAT PERAGA PENDIDIKAN DAK SMP 2014 CV.ASAKA PRIMA | DUTA MEDIA

[r]

Ini menjadi strategi tersendiri di mana untuk semua kegiatan sosial perusahaan akan berada dalam payung dan nama yang sama yaitu Bakrie Untuk Negeri.. Terakhir adalah