• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam

dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah

satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada

skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan

pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).

Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan pengamatan profil tanah

di lapang. Profil tanah terdiri dari beberapa horison tanah yang kurang lebih

sejajar dengan permukaan tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar warna,

struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia, susunan mineral dan lain-lain.

(Hardjowigeno, 2007).

Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan

biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan

umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan

proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai

sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei

dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu

dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).

Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling

(2)

survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei

berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan

lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan

lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).

Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan

memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir

sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah

atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain

(Hardjowigeno, 2003).

Cara survei tanah terinci sebagai kategori terendah merupakan dasar untuk

mengetahui survey tanah. Untuk kategori lebih tinggi caranya lebih sederhana dan

lebih kasar. Dari hasil survey tanah terinci dapat dibuat peta dari tanah kategori

lebih tinggi,tetapi sebaliknya tidak mungkin survey tanah tinjau membuat peta

tanah terinci, karena akan memasukkan dan menambah kesalahan. Meskipun

demikian survei tanah kategori tinggi pun tidak mungkin dikerjakanoleh orang

yang sama sekali baru (Darmawijaya, 1990).

Tanah harus ditentukan sifat-sifatnya di lapangan dalam keadaan yang

sewajar wajarnya dengan melihat ciri-ciri morfologi yang merupakan hasil genesa

tanah yang dipengaruhi oleh : iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan waktu.

Jadi jenis tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat dan

(3)

Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan

pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya melalui pendekatan interpretasi

data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan

dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi

lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah.

Berdasarkan sejumlah faktor tersebut suatu proses pendugaan potensi lahan untuk

macam-macam penggunaan yang disebut dengan evaluasi lahan (Dent and Young, 1981).

Evaluasi lahan ini merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek

perencanaan. Alat ini sangat fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas

wilayah yang hendak dievaluasi (Abdullah, 1993).

Sementara itu kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat

kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian

lahan areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang sedang

dipertimbangkan (Sitorus, 1985).

Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah

sebagai berikut :

1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara

lain penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan,

asumsi yang akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta

(4)

2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan

persyaratan-persyaratan yang diperlukan.

3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada.

Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data

penggunaan lahan serta informasi-informasi ekonomi dan sosial

digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.

4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan.

5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.

Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980),

digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :

1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau

hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap

produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa

dilakukan.

2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus

diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan

meningkatkan masukan yang diperlukan.

3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannnya

yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan

(5)

4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.

Dalam kesesuaian lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yaitu kesesuaian

lahan yang dilakukan pada kondisi penggunaan lahan sekarang tanpa masukan

perbaikan dan kesesuaian lahan potensial yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan

pada kondisi setelah diberikan masukan perbaikan seperti : penambahan pupuk,

pengairan atau terasering; tergantung dari jenis faktor pembatasnya. Penilaian

kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan (sifat fisik dan kimia lahan) sebagai parameter dengan

kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan

penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas pertanian yang

dievaluasi (Djaenudin, dkk, 2003)

Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi,

penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi.

Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan,

lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar,

kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H2O, C-organik,

salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan,

(6)

1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan

dalam oC.

2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan

dalam mm.

3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut

dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.

4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan

dinyatakan dalam %.

5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi

udara dalam tanah.

6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan

ukuran < 2 mm.

7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar

dengan ukuran > 2 mm.

8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang

dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang

dievaluasi.

9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat.

10.Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g

contoh tanah.

11.Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan

data laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan.

(7)

13.Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh

daya hantar listrik, dinyatakan dalam dS/m.

14.Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %.

15.Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan

tanah sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm.

16.Lereng : menyatakan kemiringan lereng diukur dalam %.

17.Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya

erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun.

18.Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun.

19.Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan

tanah/lapisan olah.

20.Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum

tanah.

Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei

dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan

diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut

digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas

(8)

Sifat Fisik Tanah

Drainase Tanah

Drainase itu suatu proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat

mungkin dari profil tanah, terutama dari lapisan permukaan dan subsoil bagian

atas. Kalau drainase dari rawa – rawa dan daerah – daerah yang tergenang air

merupakan suatu hal yang penting, drainase tanah yang sudah diolah kerap kali

jauh lebih penting.Boleh dikatakan, bahwa drainase tanah pertanian ialah yang

paling penting dalam setiap masyarakat, bahkan di daerah kering, terutama

dimana irigasi dilaksanakan (Buckman dan Brady, 1982).

Tujuan utama drainase pada pertanian dan kehutanan adalah menurunkan

dataran air untuk meningkatkan kedalaman perakaran. Drainase menurunkan

kandungan air pada musim semi, yang menyebabkan tanah menjadi hangat dan

lebih cepat (Foth, 1994).

Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :

1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi

dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman

tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna

homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley

(reduksi).

2. Agak cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan

(9)

irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny

tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).

3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air

sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,

yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau

mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.

4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak

rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah

demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di

lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan

atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50 cm.

5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan

daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke

permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil

tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna

homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley

(reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.

6. Terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya

menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang

cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah

dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,

yaitu tanah mempunyai warn agley (reduksi) dan bercak atau karatan besi dan

(10)

7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya

menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk

waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk

padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di

lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada

lapisan permukaan (Djaenudin, dkk, 2003).

Kedalaman Tanah

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat

ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar,

serta dalamnya akar – akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai

akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum

tanah (Hardjowigeno, 1995).

Kedalaman tanah dibedakan menjadi :

- Sangat dangkal : < 20 cm

- Dangkal : 20 – 50 cm

- Sedang : 50 – 75 cm

- Dalam : > 75 cm

(Djaenudin, dkk, 2003).

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel – partikel tanah

(11)

partikel primer itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda dan dapat

digolongkan kedalam tiga fraksi tersebut. Ada yang berdiameter besar sehingga

dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada pula yang

sedemikian halusnya, seperti koloidal, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang (Sarief, 1986).

Partikel – partikel tanah (tekstur tanah) yang dikelompokkan

berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi (partikel) tanah, fraksi ini dapat

menjadi kasar ataupun halus. Menurut sistem MOHR fraksi tanah pasir

mempunyai ukuran 2.00 - 0.05 mm, debu 0.05 - 0.005 mm dan liat 0.005 mm

(Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).

Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah :

- Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.

- Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat

berdebu.

- Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu.

- Agak kasar (ak) : lempung berpasir.

- Kasar (k) : pasir, pasir berlempung.

- Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1)

(Djaenudin, dkk, 2003).

Bahaya Banjir

Ancaman banjir sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan

pertanian karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

(12)

f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun

f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa

tidak.

f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahun terjadi banjir.

f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir.

f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir.

Batuan Permukaan

Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah

dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu

memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. (Arsyad, 1989) mengelompokkan

penyebaran batuan diatas permukaan tanah sebagai berikut :

b0 = <0,01 % luas areal (tidak ada)

b1 = 0,01 – 3 % (sedikit)

b2 = 3 – 15 % (sedang)

b3 = 15 – 90 % (banyak)

b4 = >90 % (sangat banyak)

Terdapatnya batu-batuan baik dipermukaan maupun di dalam tanah dapat

mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk

berbagai penggunaan. Oleh karena itu jumlah dan ukuran batuan yang ditemukan

(13)

Sifat Kimia Tanah

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kemampuan tukar kation ialah kapasitas tanah menyerap dan

mempertukarkan ion. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut kapasitas

tukar kation (KTK) atau berupa anion yang besarnya disebut kapasitas tukar anion

(KTA). KTK dan KTA masing-masing diukur menurut jumlah maksimum kation

dan anion yang dapat diserap tanah (Notohardiprawiro, 1998).

Salah satu sifat kimia tanah sawah yang berkaitan erat dengan ketersediaan

hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah kapasitas tukar

kation (KTK) atau Cation Exchange Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah

total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan

negatif (Noor, 2004).

Kejenuhan Basa (KB)

Kejenuhan basa merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan KTK.

Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya,

terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Kejenuhan basa sering

dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudian pelepasan kation

terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah

dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya ≥ 80%, berkesuburan sedang jika

kejenuhan basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya ≤

(14)

pH Tanah

pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas kemasaman, bukan ukuran

total asam yang ada di tanah tersebut. Pada tanah-tanah tertentu seperti tanah liat

berat, gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman yang lebih

besar dibandingkan dengan tanah yang berpasir (Mukhlis, 2007).

Peranan pH tanah :

a. Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman

b. Memepengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa

(KB) suatu tanah

c. Mempengaruhi keterikatan unsur P

d. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

e. Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau

humus

(Sarief, 1989).

Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

pH < 4,5 (sangat masam) pH 6,6 – 7,5 (netral)

pH 4,5 – 5,5 (masam) pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)

pH 5,6 – 6,5 (agak masam) pH > 8,5 (alkalis)

(15)

C-organik Tanah

Kandungan C-organik pada tiap-tiap horizon tanah sawah bertambah

dengan meningkatnya kedalaman tanah, berkisar antara 4,41% - 8,81% yang

tergolong tinggi atau sangat tinggi. Salah satu faktor penyebab tingginya

kandungan C-organik pada horizon bawah disebabkan oleh ikut teroksidasinya

pirit pada saat penetapan organik dilaboratorium sehingga kandungan

C-organik menjadi sangat tinggi (Karasapoetra, 1998).

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak

besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar

sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga

terhadap pertumbuhan tanaman adalah :

- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah

- Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya

- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas

tukar kation menjadi tinggi)

- Sumber energi bagi mikroorganisme

- Menambah kemampuan tanah

(16)

Syarat Tumbuh Tanaman

Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya

rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4

bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah

yang baik dengan rasa lebih manis. Cahaya matahari berpengaruh terhadap

kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam

pertumbuhan jambu air adalah 40–80 %. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan

tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C. Kelembaban udara yang diperlukan

tanaman jambu biji antara 50-80 %.

Stroberi (Fragaria chiolensis L.)

Stroberi merupakan tanaman yang mempunyai ketahanan & adaptasi yang

cukup luas. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah

hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan

dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman

subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang

memiliki temperatur 17–200C. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan

tanaman stroberi antara 80-90%. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim

(17)

Apel (Malus sylvestris Mill.)

Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi

antara 700-2.000 m dpl yang iklimnya kering. Di daerah yang beriklim basah,

pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis.

Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas). Tanaman ini sebaiknya

ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman tidak mampu berbunga.

Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150

hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan

kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan

bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah. Tanaman apel membutuhkan

cahaya matahari yang cukup antara 50 - 60% setiap harinya, terutama pada saat

pembungaan. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-270C. Kelembaban udara yang

dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%. Tanaman apel tumbuh dengan baik

pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur

tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas

baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan

menyimpanan airnya optimal.

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah Latosol,

Andosol dan Regosol.Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman

apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.

Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang

cukup. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman,

(18)

ditanami.Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200

m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.

Anggur ( Vitis viniferaL. )

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

anggur meliputi ketinggian tempat (elevasi) yang berkaitan dengan suhu dan

kelembapan udara, curah hujan, serta sinar matahari. Di Indonnesia, pada

umumnya tanaman anggur dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim kering.

Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di

tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.Angin yang terlalu

kencang kurang baik bagi anggur dan curah hujan yang baik adalah 800 mm per

tahun tapi keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal

perbungaan yaitu tengah berlangsung sertadapat menimbulkan serangan hama dan

penyakit. Sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan

vegetatif dan pembuahannya. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan

suhu rata-rata minimal malam hari 230C dengan kelembaban udara 75-80 %.

anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran

rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orientasi perspektif wa ktu masa lalu negatif berkorelasi dan memiliki pengaruh negatif terhadap ketidakmampuan individu untuk

Banyak dipakai dalam industri pesawat Untuk membuat konstruksi bangunan Dipakai pada berbagai macam aloi Untuk membuat magnet yang kuat Tawas sebagai penjernih air. Untuk membuat

Perbedaan Konsentrasi Sukrosa dan Starter terhadap Kualitas Water Kefir Sari Buah Sirsak (Annona muricata L.) ” dapat terselesaikan dengan baik.. Skripsi ini diajukan

Menurut Mulyadi (2010) unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur

Hal ini terbukti pada pelaksanaan Ujian Nasional, sedangkan pendidikan yang lain seperti akhlak belum tersentuh, pendidikan karakter juga belum diimplementasikan dalam

Dengan gaya bahasa yang berbeda, Hamid Hasan (1999: 8) menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan Sejarah antara lain memberi “Pengetahuan dan pemahaman terhadap peristiwa sejarah yang

KEEMPAT : Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.45/224/KUM/2011 tentang Pengesahan Pemberhentian Penjabat

Pelapukan secara kimiawi akan mengubah sifat dari batu-batuan mineral yang telah hancur menjadi batu-batuan kecil atau halus atau dapat juga dikatakan akan berlangsung