• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Sosial Tentang Pemena pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Representasi Sosial Tentang Pemena pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

3

Representasi Sosial Tentang Pemena Pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian representasi sosial yang bertujuan untuk mengkaji makna dan pengetahuan Masyarakat Desa Gunung mengenai pemena. Penelitian ini melibatkan tiga puluh lima orang Masyarakat Desa Gunung. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Gunung yang bersuku Karo dan berusia dewasa awal sampai lanjut usia. Pengambilan subjek dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui asosiasi kata dan wawancara semi tersetruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi sosial tentang pemena pada Masyarakat Desa Gunung adalah bahwa pemena merupakan Agama Suku Karo, pemena memiliki ritual-ritual yang mengandung mistis dan merupakan adat-istiadat Suku Karo, ketiga hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Suku Karo.Hasil penelitian tambahan menunjukkan perbedaan antara pemena dengan agama resmi yaitupemena menyembah roh leluhur, hanya dianut oleh orang Karo saja, tidak memiliki tempat ibadah, dan mengandung unsur mistik sedangkan agama resmi: menyembah Tuhan, dianut oleh segala suku bangsa, memiliki tempat ibadah, tidak percaya dengan hal mistik. Ritual pemena yang sering dilakukan oleh masyarakat antara lain erpangir ku lau(mandi ke sungai), ndilo wari udan(memanggil hujan), perumah begu(memanggil roh orang yang sudah meninggal dunia), raleng tendi(memanggil roh orang yang masih hidup), selok(kerasukan).Guru sibaso dianggap memiliki kekuatan supranatural, dan pemimpin dalam ranah adat Suku Karo, leluhur dianggap sebagai roh pelindung dan penjaga. Orang Karo yang tidak percaya dengan pemena dianggap tidak mengetahui adat-istiadat Karo, kurangnya informasi mengenai pemena, anti dengan kebudayaan Karo dan yang terakhir tidak mempermasalahkan karena saat ini sudah adanya agama.

Kata kunci: Representasi sosial, pemena, Masyarakat Desa Gunung

iii

(2)

4

Social Representation of Pemena in Residents Of Gunung Village Tanah karo

Abstract

This paper consist of a descriptive research to study knowledge and meaning of Pemena in residents of Gunung village. Social representation was used as this

reseach’s paradigm. The Subject of this research, using purposive sampling

method is 35 adult to elderly karonese resident of Gunung village. Data was obtained using word association and semi-structured interview. The result indicate that social representation of Pemena in Gunung village residents is as a religion of karonese people, with mystical elements and a big part of karonese culture. Some of other studies delve into the differences between organized religion and Pemena.Pemena doesn’t have specific worshipping place, worship ancestral spirit and only practiced by karonese people. The details of the ritual of Pemena include erpanggir ku lau (river bathing) , ndilo wari udan (rain summoning) ,perumah begu (summoning spirit of the dead), raleng tendi (summoning spirit of the living), and selok (possession). Guru sibaso is a cultural leader, believed to posses supernatural abilities. Cultural Ancestor is considered a guardian spirit. Furthermore, the residents seem to think that Karonese people who was not a follower of Pemena to be clueless of their own culture, hating it,or a follower of organized religion.

Key word:Social representation, pemena, resident of Gunung village

iv

Referensi

Dokumen terkait

Result of this hydrolysis matching with explained by Soebijanto that best pH for the hydrolysis is 2.3, glucose rate used in course of fermentation equal to 26.29 % what

[r]

[r]

Dengan menggunakan beberapa buah PC router pada Laboratorium Teknik Informatika Universitas Gunadarma akan membuat sistem jaringan pada laboratorium tersebut menjadi lebih

Maharani Asri, yang terhubung antar agennya di setiap propinsi dengan menggunakan sistem database client server. Aplikasi ini dibangun karena penulis melihat layanan penjualan para

Bedasarkan Penetapan Peringkat Teknis untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi Survey Budaya K3, Nomor : .../PPPBJ-PPK/IV/2013 tanggal 19 April 2013, maka dengan ini

Untuk mengatur lalu lintas data dari satu host dalam sebuah segmen ke host dalam segmen yang lain, maka router membutuhkan sebuah protokol routing agar router dapat mengetahui

Berdasarakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa