• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

Studi Kasus Di SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

VINSENSIA CANDRA HARY MURTI NIM : 051334038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

(2)
(3)
(4)

MOTTO

“Sekali kakimu melangkah, maka teruslah berjalan

dan jangan berpikir untuk berhenti”

“Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa

menyelesaikannya”

“Masa depan harus dipikirkan, direncanakan, dan dipersiapkan

sebaik-baiknya tetapi jangan sukali-kali khawatir akan hari esok”

(Dele Carnegie)

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Keluargaku dan semua yang mendukungku

serta semua orang yang membutuhkan

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Vinsensia Candra Hary Murti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, (2) hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa, dan (3) hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama – sama dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK YPKK 1 Sleman sedangkan sampel penelitian adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi linear ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (thitung = 2,150 > ttabel = 1,976); (2). ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa (thitung = 2,010 > ttabel = 1,976); (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama – sama dengan prestasi belajar siswa (Fhitung = 5,115> Ftabel = 3,059).

(8)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS TEACHERS COMPETENCE

AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study on the Twelfth Class of SMK YPKK 1 Sleman Vinsensia Candra Hary Murti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purposes of this research are to know the relationship between: (1) learning motivation and students learning achievement; (2) students perception towards teacher competence and students learning achievement, and; (3) learning motivation and students perception towards teachers competence and students learning achievement. This research was conducted from September until Oktober 2009.

The research is a case study research. The population in this research was all of the students at YPKK Vocational High School. The samples in this research were twelfth class of YPKK Vocational High School. The techniques of collecting data were: questionnaire and documentation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linear correlation.

The result of the research shows that: (1) the relationship between learning motivation and students learning achievement is positive and significant (tcount = 2,150 > ttable = 1,976); (2) the relationship between students perception towards teacher competence and students learning achievement is positive and significant (tcount = 2,010 > ttable = 1,976); (3) the relationship between learning motivation and students perception towards teachers competence and students learning achievement is positive and significant (Fcount = 5,115 > Ftable = 3,059).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

(10)

6. Bapak FX. Muhadi, M. Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen serta staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

8. Seluruh keluarga besar SMK YPKK 1 Sleman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Kedua orang tuaku, Bapak St. Suryanto dan Ibu MM. Wanti tercinta atas

segala doa, kasih sayang, perhatian, kesempatan dan semangat yang diberikan dengan tulus selama ini.

10.Kakakku V. Ari Widyaningtyas (terima kasih buat bantuan isi tinta printer)

dan adikku Valentinus Krisna Prehantoro terima kasih buat doa dan dukungannya.

11.Saudara kembarku Vinsensius Prita Iswandaru, terima kasih untuk doa,

dukungan, dan tempat berbagi apapun. (ayo gek dirampungke skripsine) 12. Kus Ari Agung Prastowo ”Mr. Embot”, terima kasih untuk doa, dukungan,

perhatian, kasih sayang dan cinta selama ini. Serta untuk mimpi dan harapan yang selalu ada untuk ”kita”.(cepat lulus ya, aku tunggu di kota itu!).

13. Sahabat-sahabatku: Lusia Rini Hapsari ”Tithe”, Paula Novita Kusumaningrum, Lusia Leni Cahyati, Natalia Niken Krisnawati, Kurnia Widiastuti. Terima kasih teman untuk segala sesuatu yang terjadi baik suka maupun duka selama kuliah ini. Cicilia Era K, Maria Dwi Riwayati (makasih ya bu atas jawabannya), Lucia Rahayu DH (untuk saran dan semuanya, ayo

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar ...6

2. Prestasi Belajar ... 7

3. Motivasi Belajar ... 9

4. Persepsi ... 10

5. Kompetensi Guru ...12

6. Kerangka Teoritik ...18

B. Model Penelitian ...21

C. Hipotesis ... 22

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...23

C. Subjek dan Objek Penelitian ...23

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ...24

E. Variabel dan Pengukuran variable Penelitian ...25

F. Teknik Pengumpulan data ... 29

G. Teknik Pengujian Instrumen ...30

H. Teknik Analisis Deskriptif ...35

I. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK YPKK I Sleman ... 41

B. Visi dan Misi SMK YPKK I Sleman ...42

C. Organisasi Sekolah SMK YPKK I Sleman ... 43

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK I Sleman ...44

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 46

F. Usaha Penempatan Lulusan ...46

G. Siswa SMK YPKK I Sleman ...46

H. Guru dan Karyawan SMK YPKK I Sleman ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 51

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 54

C. Pengujian Hipotesis ... 55

D. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Keterbatasan Penelitian ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi guru Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi siswa tentang kompetensi guru

Tabel 3.5 Tingkat keterhandalan variabel penelitian

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Tabel 3.7 Koefisien tingkat hubungan antar variable

Tabel 4.1 Ruangan

Tabel 4.2 Fasilitas Belajar

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Program Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

Tabel 4.4 Jumlah Siswa Program Keahlian : Akuntansi Tabel 4.5 Daftar guru dan karyawan

Tabel 5.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa

Tabel 5.2 Deskripsi persepsi siswa tentang kompetensi guru Tabel 5.3 Deskripsi Prestasi Belajar

Tabel 5.5 Tabel Uji Normalitas

Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Linieritas

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I KUESIONER LAMPIRAN II DATA INDUK

LAMPIRAN III VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN IV NORMALITAS DAN LINEARITAS LAMPIRAN V DAFTAR DISTRBUSI FREKUENSI LAMPIRAN VI TABEL R, T, F

LAMPIRAN VII SURAT KETERANGAN PENELITIAN

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia. Pembangunan suatu negara ditentukan oleh manusia yang ada di dalam negara tersebut. Dalam UU SISDIKNAS Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Pendidikan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan yang berlangsung dalam keluarga dan masyarakat disebut sebagai pendidikan informal, sedangkan pendidikan yang berlangsung di sekolah sering disebut dengan pendidikan formal. Sekolah dikatakan sebagi pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan belajar yang terencana dan terorganisir termasuk kegiatan belajar dan mengajar. Dengan belajar anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang mengantarnya ke tahap kedewasaan (Winkel, 2004:28).

(17)

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mendidik anak agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah, mengembangkan cara berfikir ilmiah dalam memahami lingkungan fisik, sosial, serta memecahkan masalah yang dihadapi. Di sekolah siswa mengalami proses belajar mengajar. Siswa diperkenalkan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan juga mengalami kehidupan sosial bersama dengan teman dan guru. Tujuan utama dari proses belajar ini agar siswa bisa tumbuh menjadi manusia sosial dan yang menguasai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan pada siswa disajikan dalam bentuk berbagai macam pelajaran. Setiap hari, siswa mengikuti pelajaran yang diasajikan guru. Dengan mengikuti pelajaran diharapkan siswa mampu menguasai mata pelajaran tersebut. Semangat belajar yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut.

Guru adalah penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru yang langsung memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif. Peranan guru dalam kelas tidak dapat diganti oleh media apapun. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar kehadiran guru sangat penting (Sudjana,1987:12).

(18)

profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi guru yang lain adalah kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tidak dapat dipisahkan. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada puncak yang optimal (Hamalik, 2002:36).

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai sumber daya memiliki peranan yang penting karena merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan atau bahkan sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka (Hamalik, 2002:36).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat topik Hubungan antara Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menyelidiki prestasi belajar siswa di SMK 1 YPKK Sleman. Hal ini menarik penulis untuk mengadakan penelitian sehubungan dengan menurunnya prestasi belajar siswa di SMK 1 YPKK Sleman.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa?

(19)

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa serta keteraturan dan kedisiplinan. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas. Lingkungan sosial siswa yang meliputi masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan. Sedangkan faktor non sosial misalnya gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Indikasi prestasi belajar siswa diukur dari nilai raport siswa.

(20)

dan dosen yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan dan pertimbangan dalam perbaikan tenaga pengajar.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi.

c. Bagi Penulis

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar

Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1988:2). Menurut Hilgard dalam buku Theories of Learning :

Learning is the process by which an activity organites or is changed through reacting to an ecountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism e.q. fatique, drugs, etc.

Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapat tersebut, Imron (1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Roestiyah ( 1982:149) belajar itu adalah suatu proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

(22)

Menurut Ratna Wilis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Depdiknas (2003) mendefinisikan belajar sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar dalam arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari guru.

2. Prestasi Belajar

(23)

dapat disaksikan dari luar, tanpa orang itu melakukan suatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan tampak dalam prestasi (Winkel, 2004:58). Jadi prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Prestasi belajar diukur melalui alat ukur yaitu suatu tes.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari fakor intern dan faktor ektern (Roestiyah , 1982:159) yaitu:

a. Faktor internal

Faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dll. Faktor ini berwujud sebagai kebutuhan dari anak. Menurut Dimiyati dan Mujino (1999: 235-253) faktor intern meliputi a). faktor psikologis yaitu fakor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan mental dan berpikir. b). faktor biologis yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik seperti penglihatan dan pendengaran.

b. Faktor eksternal

(24)

3. Motivasi Belajar

Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.

Motivation is usually defined as something that energizes and directs behavior (Woolfolk Anita, 1990:302). Motivasi adalah keadaan psikologis dan fisiologi dalam diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Heinz Kock (1982 :71), motivasi dibedakan menjadi : a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar, misalnya siswa belajar untuk menyenangkan orang tua dan memperoleh hadiah.

b. Motivasi intrinsik

(25)

Menurut Ali Imron (1996:100-104), unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a. Cita-cita atau apresiasi belajar

Setiap manusia memiliki cita-cita atau prestasi tertentu dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar.

b. Kemampuan belajar

Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dimilikinya berbeda-beda juga.

c. Kondisi pembelajar

Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain.

d. Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.

4. Persepsi

Persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (Kartini Kartono, 1980 : 77). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, arti persepsi adalah :

(26)

− Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi pada dasarnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Jadi persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005:141). Linda L. Davidoff (1988 : 232) mengemukakan persepsi adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri.

Dari definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses penginderaan terhadap rangsangan dari obyek tertentu sehingga kita dapat menilai dan memberi tanggapan terhadap obyek tersebut.

Linda L. Davidoff (1988 : 234) menuliskan empat hal yang mempengaruhi persepsi :

a. Kesadaran

Suasana hati seseorang akan mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu.

b. Ingatan

(27)

d. Bahasa

Menurut Thoha (2005 : 153) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

a. Artibulasi

Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tidak hanya tertarik mengamati perilaku dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawaban penyebab dari perilaku orang yang diamati.

b. Stereotype

Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari kelas atau kategori.

c. Hallo Effect

Hallo effect digunakan untuk menilai seseorang berdasrkan atas salah satu sifat yang diketahui oleh yang menilai. Misalnya kerajinan, kecerdasan, penampilan, dan lain-lain. Satu sifat yang kebetulan dilihat oleh penilai dan dapat menutupi sifat-sifat lainnya.

5. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi

(28)

Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengikuti latihan tertentu untuk jabatan tertentu dalam waktu tertentu. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan potensi pribadi anak didik secara keseluruhan maupun potensi perkembangannya kognisi, sikap, tingkah laku ataupun keterampilan anak didiknya.

Louise Moqvist (2003) mengemukakan bahwa ”competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work.” Sementara itu, dari Training Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992) menyebutkan bahwa :

“A competency is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behavior or outcome which a person should be able to demonstrate.”

b. Pengertian Guru

Menurut UU RI No 2 Tahun 1989 Pasal 27 ayat 3 tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencaharaiannya profesinya mengajar.

(29)

UU No 20 Tahun 2003, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tenaga pendidik merupakan tenaga profesional dengan tugas utama mengajar dan dinilai telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan serta memiliki kelayakan untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di sekolah.

c. Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan kemampuan guru atau penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Sedangkan guru sebagai pendidik dituntut untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dan tingkah laku gurunya. Jadi tugas guru selain mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa juga mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan utuh.

(30)

on what teachers do and think...”. pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh guru atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.

d. Jenis Kompetensi Guru

Tiga jenis kompetensi menurut Raka Joni seperti yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000), yaitu:

1) Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

2) Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.

3) Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Sementara dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :

(31)

atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum / silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3) Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

(32)

konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

e. Karakteristik Kompetensi Guru

Hamalik (2002 : 38) menuliskan guru yang dinilai kompeten secara profesional adalah :

1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.

3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah.

4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar dalam kelas.

f. Kompetensi Profesi Guru

Ada sepuluh kompetensi guru (Depdikbud dalam Samana, 1994: 61-69):

1) Guru dituntut menguasai bahan ajar

2) Guru mampu mengelola program belajar mengajar. 3) Guru mampu mengelola kelas.

4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. 5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.

(33)

7) Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.

8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan konseling.

9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.

10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

6. Kerangka Teoritik

a. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar erat kaitannya dengan prestasi belajar. Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.

(34)

siswa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Bila motivasi belajar tinggi maka prestasi belajar tinggi. Sebaliknya bila motivasi rendah maka prestasi belajar juga rendah.

b. Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

Guru mempunyai peran yang sangat penting di dalam kelas. Mereka tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran saja tetapi juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Menurut pandangan siswa, guru yang benar-benar kompeten di bidangnya bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal ilmu yang benar-benar bermutu diharapkan siswa memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sehingga siswa dapat mengerjakan ujian dengan baik. Bila siswa dapat mengerjakan ujian dengan baik diharapkan prestasi belajar yang dicapai juga baik.

(35)

Suasana belajar yang menyenangkan, penyampaian materi pelajaran yang menarik dapat menggugah semangat siswa untuk belajar lebih giat sehingga diharapkan prestasi belajar tinggi. Cicilia Sari Wahyuni (2004:82) menyatakan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi siswa. Kesimpulannya adalah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa. c. Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang

kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar erat kaitannya dengan prestasi belajar. Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.

Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin agar nilai-nilainya selalu baik. Bahkan ketika tidak tes, siswa tersebut tetap belajar dengan giat. Motivasi belajar yang tinggi akan mencapai hasil yang maksimal.

(36)

kegiatan beajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar. Seorang guru juga harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Dengan suasana yang seperti ini akan menimbulkan semangat belajar bagi siswa. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang diampu guru tersebut. Bila siswa sudah termotivasi untuk belajar maka diharapkan prestasi belajar merekapun tinggi. Kompetensi guru merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin kompeten guru, semakin pandai pula guru menarik siswa untuk menyenangi mata pelajaran tersebut sehingga siswa bersemangat dalam belajar dan mempengaruhi presatai mereka.

Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru berhubungan positif secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

B. Model Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disusun sebuah model penelitian sebagai berikut:

Motivasi belajar

Persepsi siswa

(37)

C. Hipotesis

Ha1 = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Ha2 = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, dan seberapa jauh hubungan ada antara dua variabel (yang dapat diukur) atau lebih (Sumanto,1990: 6-7). Penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa ini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil kasus pada SMK YPKK 1 Sleman ,Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian : September – Oktober 2009

2. Tempat Penelitian : SMK YPKK 1 Sleman, Yogyakarta

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII.

(39)

2. Obyek

Obyek dari penelitian ini adalah motivasi belajar, persepsi siwa tentang kompetensi guru, dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang di teliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa – siswi SMK YPKK 1 Sleman.

2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan akuntansi SMK YPKK 1 Sleman.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling

(40)

siswa kelas III sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.

E. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

D.R. Sugiyono (1999: 2-3) menyatakan bahwa “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus untuk diamati.”

a. Motivasi (X1)

Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Variabel bebas motivasi belajar dijabarkan ke dalam indikator -indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Tolok ukur No butir positif negatif Motivasi

belajar

1. Kemauan untuk mengikuti pelajaran 2. Kerelaan untuk

menyediakan waktu belajar

3. Ketekunan

4. Keinginan untuk menguasai materi

1,2 5,6,7

10,11,12,1 3 15,16,17

3,4 8,9

(41)

b. Persepsi siswa tentang kompetensi guru (X2)

Persepsi adalah suatu proses penginderaan terhadap rangsangan dari obyek tertentu sehingga kita dapat menilai dan memberi tanggapan terhadap obyek tersebut.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Dimensi Indikator No. Pernyataan

Positif Negatif Kompetensi

Bidang Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan

kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan

1, 2, 3

(42)

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

19

Kompetensi Bidang Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

20,21 22 25 27 28 23 24 26 Kompetensi Bidang Sosial

1. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

29 30

(43)

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

32

Kompetensi Bidang Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri 33 34 38 39 35 36,37

(44)

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Variabel motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru Variabel motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru, pengukuran dilakukan dengan kuesioner dan menggunakan skala likert, yang disajikan dalam empat alternatif jawaban yang diberi tanda (X) pada lembar yang telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah :

Kriteria Jawaban

Skor Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju ( TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4

b. Variabel Prestasi Belajar

Variabel prestasi belajar siswa, diukur berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa pada kelas XI semester II.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

(45)

digunakan untuk mengungkap data tentang motivasi siswa dan persepsi siswa tentang kompetensi guru.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar. Sebagai pedomannya adalah nilai yang tertera pada legger

siswa kelas XII. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Pengujian instrumen penelitian dilakukan di SMK Sanjaya Pakem kelas XII Akuntansi yang berjumlah 30 siswa.

1. Uji Validitas

(46)

rxy =

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − − Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Y = total item

X = total dari setiap item N = total responden

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n-2. Jika nilai rhitung lebih

besar dari pada nilai rtabel, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan

valid, dan begitu pula sebaliknya.

Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 30 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5 % sehingga rtabel dari 0,05 ; 30 adalah 0,361. Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajardiperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

No. Soal r tabel r hitung Keterangan

Soal 1 0,361 0,610 Valid

Soal 2 0,361 0,331 Tidak valid

Soal 3 0,361 0,678 Valid

Soal 4 0,361 0,609 Valid

Soal 5 0,361 0,610 Valid

Soal 6 0,361 0,612 Valid

(47)

Soal 8 0,361 0,283 Tidak valid

Soal 9 0,361 0,445 Valid

Soal 10 0,361 0,417 Valid

Soal 11 0,361 0,514 Valid

Soal 12 0,361 0,581 Valid

Soal 13 0,361 0,330 Tidak valid

Soal 14 0,361 0,428 Valid

Soal 15 0,361 0,421 Valid

Soal 16 0,361 0,521 Valid

Soal 17 0,361 0,674 Valid

Soal 18 0,361 0,521 Valid

Soal 19 0,361 0,578 Valid

Dari hasil pengukuran 19 item soal, dapat diketahui bahwa ada 15 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 4 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid dibuang, sehingga pada variabel motivasi belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 15 item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel lingkungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Pengukuran Uji Validitas

Variabel Persepsi siswa tentang kompetensi guru No. Soal r tabel r hitung Keterangan

Soal 1 0,361 0,508 Valid

Soal 2 0,361 0,537 Valid

Soal 3 0,361 0,371 Valid

Soal 4 0,361 0,372 Valid

Soal 5 0,361 0,538 Valid

Soal 6 0,361 0,324 Tidak valid

Soal 7 0,361 0,832 Valid

Soal 8 0,361 0,378 Valid

Soal 9 0,361 0,244 Tidak valid

Soal 10 0,361 0,521 Valid

Soal 11 0,361 0,316 Tidak valid

(48)

Soal 13 0,361 0,529 Valid

Soal 14 0,361 0,521 Valid

Soal 15 0,361 0,585 Valid

Soal 16 0,361 0,465 Valid

Soal 17 0,361 0,660 Valid

Soal 18 0,361 0,440 Valid

Soal 19 0,361 0,403 Valid

Soal 20 0,361 0,708 Valid

Soal 21 0,361 0,750 Valid

Soal 22 0,361 0,661 Valid

Soal 23 0,361 0,622 Valid

Soal 24 0,361 0,654 Valid

Soal 25 0,361 0,622 Valid

Soal 26 0,361 0,309 Tidak valid

Soal 27 0,361 0,687 Valid

Soal 28 0,361 0,773 Valid

Soal 29 0,361 0,456 Valid

Soal 30 0,361 0,284 Tidak valid

Soal 31 0,361 0,719 Valid

Soal 32 0,361 0,447 Valid

Soal 33 0,361 0,776 Valid

Soal 34 0,361 0,704 Valid

Soal 35 0,361 0,703 Valid

Soal 36 0,361 0,772 Valid

Soal 37 0,361 0,508 Valid

Soal 38 0,361 0,507 Valid

Soal 39 0,361 0,460 Valid

Dari hasil pengukuran 39 item soal, dapat diketahui bahwa ada 34 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 5 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid dibuang, sehingga pada variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 34 item soal.

2. Uji Reliabilitas

(49)

meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2000:236):

( )

          ∑ − − = 2 t σ 2 b σ 1 1 k k 11 r Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

∑ σ2b = jumlah varian butir 2

t

σ = varian total

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Cronbach Alpha > 0, 60 (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2002:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0, 60, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.5

Tingkat keterhandalan variabel penelitian No Koefisien

Alpha

Tingkat Keterhandalan 1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4 .

0,200-0,399 Rendah

(50)

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 13.0 dengan koefisien r tabel pada n = 30. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r

hitung

Nilai r tabel

Status Keterangan Motivasi belajar 0,878 0,60 Andal Tinggi Persepsi siswa 0,939 0,60 Andal Tinggi

H. Teknik Analisis Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa. Pendeskripsian data dilakukan berdasarkan PAP II dan dilengkapi dengan perhitungan mean, modus, median dan standar deviasinya.

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

(51)

penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (Xi) – SN terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

( )

Xi

N

S

Xi

o

F

Max

D

=

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo (Xi)= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Sedangkan jika nilai asymp. sig > taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :

(52)

2 ) ( 2 − = k E JK e S Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung< nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Dan sebaliknya jika nilai F hitung >nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik analisa korelasi product moment. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua :

1) Langkah pertama adalah mencari koefisien korelasi product moment:

rxy =

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − − Dimana
(53)

N = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

2) Langkah kedua adalah menguji signifikasi nilai koefisien korelasi product moment dari hasil perhitungan dengan uji t:

t =

2 r 1

2 n r

− −

Dimana:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- jika t hit > t tab berarti terdapat hubungan yang signifikan - jika t hit < t tab berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan

b. Teknik analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel motivasi belajar dan persepsi siwa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan variabel prestasi belajar. Koefisien korelasi antara variabel bebas bersama-sama yaitu : motivasi belajar (X1), persepsi siswa tentang kompetensi guru (X2), dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa (Y) digunakan rumus :

( )

+

= 1 1 22 2

123

y

(54)

Dimana:

Ry123 : koefisien korelasi antara variabel Y dengan X1, X1 a1 : koefisien variabel bebas X1

a2 : koefisien variabel bebas X2

X1Y : jumlah produk antara X1 dan Y

X2Y : jumlah produk antara X2 dan Y

2

Y : jumlah kuadrat kriterium Y

Untuk menguji signifikan atau tidak koefisien korelasi berganda digunakan uji F dengan derajat kebebasan (df) n-k-1.

F =

(

)

1 k n R 1

k R

2 2

− − −

Dimana:

R = koefisien korelasi ganda k = banyaknya variabel bebas n = jumlah sampel

Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel-variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel-variabel dalam regresi bisa dipakai sebagai informasi terhadap prestasi belajar siswa.

(55)

Terima hipotesis yang menyatakan positif dan signifikan jika Fhit>F0,05 : k (n-k-1)

Tolak hipotesis tersebut jika Fhit < F0,05 : k (n-k-1)

Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2008:250) :

Tabel 3.7

Koefisien tingkat hubungan antar variabel Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMK YPKK I Sleman

Pendidikan adalah satu cara meningkatkan kemampuan dari manusia, oleh karenanya pada tahun 1980 muncul ide dari beberapa orang yang dalam bidang pendidikan (Fa. Prayoga, Drs. Salim, FX. Soetarno, Soetopo) untuk menyelenggarakan sebuah lembaga pendidikan khususnya adalah pendidikan kejuruan. Sekolah kejuruan sebagai pilihan karena dengan pertimbangan bahwa negara Republik Indonesia sedang membangun sehingga diperlukan tenaga-tenaga kejuruan yang terkait masalah ekonomi. Untuk itu, mereka membangun Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA).

Berbagai pemikiran muncul antara lain : kapan, dimana siapa yang diserahkan, bagaimana sebaiknya dan sebagainya. Maka dipilih suatu tempat di desa Gamping tengah, Ambarketawang Gamping, Sleman, Yogyakarta yang terletak di pinggir jalan antara Yogyakarta-Wates km 4.5, tepatnya di rumah Bapak almarhum Soebarjan (mantan guru SPG 2) Jetis Yogyakarta dan disekitar lokasi tersebut belum ada SMEA namun tingkatan SMTA yang sudah ada. Oleh karena belum ada modal yang cukup maka dengan mengandalkan tekad dan itikat yang baik disewalah sebuah rumah milik penduduk dan berdirilah Sekolah Menegah Ekonomi Atas (SMEA) dengan nama SMEA PEMBANGUNAN.

(57)

Pada bulan Juni 1980 mulailah dilaksanakan aktivitas publikasi, penyebaran brosur atau informasi siswa dan pendaftaran siswa baru yang pada waktu itu secara teknis ditangani oleh Bapak Suripto (almarhum) yang dikordinasi oleh FX. Soetarno dan Soetopo sedangkan Salim dan Fa. Prayogo adalah mengelola urusan kanwil, Depdiknas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena sebuah lembaga pendidikan harus ditopang adanya sebuah yayasan, maka dengan Akta Notaris dari R. Daliso Rudianata, SH dengan nomor : 75 tanggal 25 Agustus 1980, berdirilah sebuah Yayasan yaitu : YAYASAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAN KETRAMPILAN (YPKK). Pada tahun 1980 dimulai kegiatan belajar mengajar meskipun dengan keterbatasan baik dari fasilitas maupun ketenagaan. Seiring berjalannya waktu pada tanggal 17 Februari 1981 dikeluarkan izin dari Kanwil Depdikbud Propinsi DIY dengan nomor : 012/112.1/1981 yang menyatakan persetujuan berdirinya sekolah SMEA YPKK Ambarketawang.

B. Visi dan Misi SMK YPKK I SLEMAN 1. Visi

(58)

Misi

a. Melaksanakan proses diklat secara efektif dengan didasari perkembangan teknologi dan manajemen sekolah yang baik.

b. Mengembangkan akhlak yang berlandasan iman dan taqwa

c. Menumbuhkankembangkan jiwa kewiraswastaan secara intensif kepada seluruh warga sekolah

d. Peningkatan unit produksi dan kerjasama dengan dunia industri / usaha serta mengembangkan riset dan tekhnologi.

C. Organisasi Sekolah SMK YPKK I Sleman

Struktur organisasi sekolah SMK YPKK I Sleman dibagi menjadi beberapa unit, meliputi :

1. Struktur organisasi SMK YPKK I Sleman secara keseluruhan. 2. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) I

3. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) II 4. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) III 5. Struktur organisasi BP/BK

6. Struktur organisasi Tata Usaha (TU)

(59)

9. Struktur organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 10. Struktur organisasi Perpustakaan.

11. Struktur organisasi Koperasi siswa. 12. Struktur organisasi TPUKS

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK I Sleman 1. Letak SMK YPKK I Sleman

Letak SMK YPKK I Sleman berada di jalan Sayangan 5 Mejing Wetan Ambarketawang Gamping.

2. Luas area SMK YPKK I Sleman

Luas area SMK YPKK I Sleman : luas tanah 3862 m2, luas bangunan 1.709,5 m2, luas halaman upacara 1.227 m2, dan lain-lain.

3. Kondisi Gedung dan Ruangan

(60)

Tabel 4.1 Ruangan

No. Keterangan

1. Ruang kepala sekolah 2. Ruang guru

3. Ruang TU 4. Ruang BP 5. Ruang UKS

6. Ruang perpustakaan 7. Ruang koperasi

8. Ruang alat-alat olaharaga 9. Ruang gedung

10. Ruang mengetik

11. Ruang laboratorium komputer 12. Ruang laboratorium internet 13. Ruang laboratorium bahasa 14. Ruang praktek kesenian 15. Ruang kamar mandi (WC) 16. Ruang kantin

17. Ruang piket 18. Ruang masjid 19. Ruang OSIS

4. Halaman Gedung dan Pekarangan

(61)

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Fasilitas belajar yang ada di sekolah SMK YPKK I Sleman antara lain: Tabel 4.2

Fasilitas Belajar

No. Keterangan

1. Papan tulis 2. Meja Belajar

3. Kalender Pendidikan 4. Jadwal pelajaran 5. Jadwal piket siswa 6. Papan poin pelanggaran 7. Sumber belajar

8. Media penunjang

F. Usaha Penempatan Lulusan

Tidak semua siswa-siswi SMK YPKK I Sleman akan melanjutkan ke perguruan tinggi, namun juga ada yang langsung bekerja. Adapun usaha-usaha yang dilakukan SMK YPKK I Sleman untuk menempatkan lulusan adalah melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) dan bekerja sama dengan PT Tunas Indo Swasta.

G. Siswa SMK YPKK I Sleman

(62)

rekapitulasi data siswa meliputi jumlah siswa laki-laki dan perempuan tiap kelas, dan wali kelas tahun ajaran 2009/2010 di SMK YPKK 1 Sleman sebagai berikut :

Tabel 4.3

Program Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

No. Kelas LK PR JM

L

ISL KT L

KR S

Wali Kelas 1. X-TI 1 14 16 30 22 4 4 Yossefin Supratmi, S.Pd 2. X-T1 2 12 20 32 32 - - Moch. Mashari, S.Kom

3. XI 5 30 35 30 3 2 Sambas M Dewanto

4. XII 7 21 26 1 1 Hera Erwanti, ST

JML 38 87 125 110 8 7

Tabel 4.4

Program Keahlian : Akuntansi

No. Kelas LK PR JM

L

ISL KT L

KR S

Wali Kelas 1. X-Ak1 2 30 32 27 3 2 Dra. Yuri Kertanti 2. X-Ak2 3 29 32 32 - - Sigit Widiastat, S.Pd, Si

3. X-Ak3 3 29 32 32 - - Drs.D. Daryadi

4. XI-Ak1 3 32 35 31 - 4 Drs. Agus Suharmanto 5. XI-Ak2 2 30 32 32 - - Sri Hartini, S.Pd

6. XI-Ak3 3 30 33 34 - - Drs. Sukamto

7. XII-Ak1 2 26 28 28 - - Dra.V.Satya Rini 8. XII-Ak2 2 30 32 32 - - Dra.Sri Puji Astuti 9. XII-Ak3 4 24 28 15 3 10 Dra.Ch. Sumaryani 10. XII-Ak4 3 28 31 31 - - Agus Purwanto, S.Pd 11. XII-Ak5 3 25 28 28 - - Dra.Suwarni

(63)

Guru dan Karyawan SMK YPKK I sleman

Daftar pembagian tugas mengajar guru SMK YPKK 1 Sleman pada semester gasal tahun 2009 / 2010 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Daftar guru dan karyawan

No. Nama Kode Status Jabatan / Mata Pelajaran 1. Drs.Djoko Purwanto A Gty Kepala Sekolah

2. Drs.Tumidi B Gty Kewirausahaan/Entrephreneur 3. Drs.D.Daryadi C Gty Akuntansi/Modal,Angs,PAM 4. Drs.Agustinus

Suharmanto D Gty

Akuntansi/D14

5. Dra.Chressensia

Sumaryani E Gty

Akuntansi/HP,Prod,PAM 6. Drs.Hajar Murwanto F Gty Ekonomi/Entrephreneur 7. Dra.Suwarni G Gty Akuntansi/Jurnal,BB,PAM 8. Dra.Zitta Susilowati H Gty Bahasa Indonesia

9. Drs.Tukidjan HS I Gtt Akuntansi/D1-2

10. Dra.Sri Puji Astuti J Dpk Kewirausahaan,Dsr.Kejuruan 11. Drs.Sukamto K Dpk Pend jasmani,IPA

12. Drs.Heri Kunarto L Dpk Bahasa Indonesia

13. Dra.Yuri Kertanti M Dpk Kaprog akuntansi/Akuntansi 14. Dra.Siti Rumini N Dpk Wks

I/Akuntansi/D11,13,PAM

15. Drs.Dalduri O Dpk KKPI

16. Dra. Dwi Murti P Dpk BK

17. Sunarti, S.Pd Q Dpk Wks II/Akuntansi/PAI-1,D5,8

18. Sudarmaji,S.Pd R Dpk PKn

19. MM.Murwani,S.Pd S Dpk Wks III/Bahasa inggris 20. Agus Purwanto,S.Pd T Dpk Bahasa Inggris

21. Yoseffin Supratmi,S.Pd U Dpk Bahasa Inggris

(64)

23. Dra.Siti Aminah,MA W Dpk Pend.Agama Islam 24. Dra.Valentina Satyarini X Dpk Matematika

25. Sugiyanto Y Dpk Pend.Jasmani,IPA

26. Sakiman, BA Z Gtt Bahasa Indonesia 27. Dra.Uswantun

Khasanah AA Gtt

IPS

28. Gargarina Sardina,STh AB Gtt Pend Agama Kristen 29. Sambas M Dewanto AC Gtt Peripheral,OOP,Basis Data 30. Drs.Suwando AA Gtt Pend.Jasmani,IPA

31. B.retno Dewi AB Gtt Pend.Agama Katolik 32. Dra.Peni Khadiyanti AC Gtt Mulok/Mengetik 33. Kabul Wijana,BA AD Gtt Mulok/Bahasa Jawa 34. Catur Nugroho, SH AE Gtt Webstatis,VB NET 35. Sigit Widiastata,S.Pd.Si AF Gtt Matematika

36. Hera Erwanti,ST AG Gtt Elektronik Dasar

37. Drs.Ponjino AH Gtt PKn,BK

38. L.Supiyanto,BSc AI Gtt Matematika

39. M.Mashari,S.Kom AJ Gtt Dinm,XML,Teori kej 40. Nyudi Dwijo Susilo,

S.Pd AK Gtt

Seni Budaya

41. Wahyu Cahyo S,S.Kom AL Gtt SQL Lanj,APL,Java

42. Dra.Sutarti AM Gtt IPS

43. Endah Cahyarini,S.Pd AN Dpk Bahasa Indonesia 44. Rita Adiningrum AO PNSj* BK

(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan disajikan deskripsi data tentang motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru, dan prestasi belajar. Deskripsi data ini dinyatakan dalam bentuk daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel dengan berdasar pada Penilaian Acuan Patokan (PAP II) sebagai berikut :

1. Motivasi Belajar Siswa

Data yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar siswa diketahui skor tertinggi yang dicapai sebesar 60 dan skor terendah sebesar 15,dengan mean sebesar 48,16; median 47,69; modus 48,11; dan standard deviation sebesar 17,35. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 5.1

Deskripsi Motivasi Belajar Siswa

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1 51 – 60 43 29,45% Sangat Baik

2 45 – 50 77 52,74% Baik

3 40 – 44 24 16,44% Cukup Baik

4 36 – 39 2 1,37% Tidak Baik

5 15 – 35 0 0,00% Sangat Tidak Baik

Jumlah 146 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar siswa yang terkategorikan sangat baik ada sebanyak 43 orang atau 29,45%, kategori baik ada sebanyak 77 orang atau 52,74%, untuk kategori cukup baik ada sebanyak 24 atau 16,44%, kategori tidak baik ada sebanyak 2

(66)

atau 1,37%, dan kategori sangat tidak baik ada sebanyak 0 orang atau 0%. Hal ini menunjukan bahwa motivasi belajar sebagian besar siswa SMK YPKK 1 Sleman kelas XII dalam kategori baik.

2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

Data penelitian variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai sebesar 136 dan skor terendah 34. Hasil perhitungan mean sebesar 102,97; median sebesar 103,47; modus 104,01; dan standar deviasi sebesar 50,68. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 5.2

Deskripsi persepsi siswa tentang kompetensi guru No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1 117 – 136 43 29,45% Sangat Baik

2 101 – 116 65 44,52% Baik

3 91 – 100 32 21,92% Cukup Baik

4 81 – 90 4 2,74% Tidak Baik

5 34 – 80 2 1,37% Sangat Tidak Baik

Jumlah 136 100%

(67)

3. Prestasi Belajar

Data penelitian variabel prestasi belajar menunjukkan skor tertinggi yang dicapai sebesar 100 dan skor terendah 0. Hasil perhitungan

mean sebesar 76,31; median sebesar 76,20; modus 74,86; dan standar deviasi sebesar 10,67. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 5.3

Deskripsi Prestasi Belajar

No Skor Frekuensi Persentase Kategori

1 81 – 100 22 15,07% Sangat Tinggi

2 66 – 80 124 84,93% Tinggi

3 56 – 65 0 0% Cukup

4 46 – 55 0 0% Rendah

5 < 46 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 146 100%

Tabel 5.3menunjukkan bahwa prestasi belajar yang terkategorikan sangat tinggi sebanyak 22 orang atau 15,07%, terkategorikan tinggi sebanyak 124 orang atau 84,93%, terkategorikan cukup sebanyak 0 orang atau 0%, terkategorikan rendah sebanyak 0 orang atau 0%, dan terkategorikan sangat rendah sebanyak 0 orang atau 0%. Hal ini menunjukan bahwa prestasi belajar sebagian besar siswa SMK YPKK 1 Sleman kelas XII dalam kategori tinggi.

B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas

(68)

Tabel 5.5 Tabel Uji Normalitas

Variabel Probabilitas α Kesimpulan

Motivasi belajar 0,079 0,05 Normal

Persepsi siswa tentang

kompetensi guru 0,162 0,05 Normal

Prestasi belajar 0,127 0,05 Normal

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel status motivasi belajar (X1) diperoleh nilai probabilitas

( )

ρ 0,079. Nilai probabilitas hitung = 0,079 > α = 0,05 berarti distribusi data variabel motivasi belajar (X1) normal. Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru (X2) diperoleh nilai probabilitas

( )

ρ 0,162. Nilai probabilitas hitung = 0,162 > α = 0,05 berarti distribusi data variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru(X2) normal. Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel prestasi belajar (X3) diperoleh nilai probabilitas

( )

ρ 0,127. Nilai probabilitas hitung = 0,127 > α = 0,05 berarti distribusi data variabel prestasi belajar (X3) normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tentang variabel motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru, dan prestasi belajar pada studi kasus siswa kelas XII SMK YPKK 1 Sleman berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

(69)

Fhitung < Ftabel, maka distribusi data dikatakan linier dan demikian juga

sebaliknya.

Tabel 5.6

Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel Bebas Variabel

Terikat

Pembilang

/ Penyebut FHitung FTabel Kesimpulan Motivasi belajar Prestasi

belajar 18 /126 0,560 1,69 Linier Persepsi siswa

tentang

kompetensi guru

Prestasi

belajar 24 /120 1,530 1,61 linier

Dari tabel di atas disimpulkan sebagai berikut :

a. Uji linieritas untuk hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,560 sedangkan nilai Ftabel dengan derajat

kebebasan (db) pembilang 18 dan derajat kebebasan penyebut 126. Pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai F sebesar 1,69. Dengan demikian disimpulkan bahwa hubungan antara motivasi belajar dengan prest

Gambar

TABEL R, T, F
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3Hasil Pengukuran Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permensos No 10 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Sosial menyatakan bahwa penyuluhan sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui

Berdasarkan adanya manfaat–manfaat sosial yang ditimbulkan dengan adanya proyek ini, baik yang dalam cakupan nasional ataupun hanya wilayah tertentu, maka PT Agro Lestari

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dimensi sikap terhadap uang, Power prestige, Distrust, dan Anxiety berhubungan erat dengan perilaku pembelian kompulsif dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi Institusi pendidikan tentang anemia dan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi.. Untuk

Dari uraian bahan-bahan tersebut dapat diketahui bahwa formula krim ekstrak etanol daun kersen tidak mengandung bahan yang bersifat iritatif sehingga dapat disimpulkan

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) Guru kurang mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, (2) Siswa jenuh dalam pembelajaran dikarenakan

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa dalam penetapan kuota PPL/PLT terdapat per- masalahan yang menghambat yaitu sebesar 41,90%. Berdasarkan hasil penelitian

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA