• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori - PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN RASIO PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2016 - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori - PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN RASIO PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2016 - UMBY repository"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

12 A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2013). Secara umum laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (Sujarweni, 2017). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pemakain laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi (Hery, 2015).

2. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Sujarweni (2017), “Dalam praktiknya, secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang bisa disusun, yaitu:

a. Neraca

(2)

b. Laporan laba rugi

Yaitu laporan mengenai pendapatan, beban dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

c. Laporan perubahan ekuitas

Yaitu laporan yang menjadikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik. d. Laporan arus kas

Yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan arus kas memberi gambaran penggunaan kas pada tiga bagian aktivitas dari sebuah perusahaan yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran kas. Tiga bagian dalam aktivitas dalam laporan arus kas bagian yaitu kas dari aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi, kas dari aktivitas pendanaan.

3. Analisis Laporan Keuangan

(3)

dapat mencapai target yang telah direncanakna sebelumnya atau tidak. Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dalam laporan keuangan (Hery, 2015). Menurut Harahap (2015) analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

4. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

(4)

dapat menilai kemampuan manajemen dan memperedayakan sumber perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebuah evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Menurut Hery (2015) rasio keungan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

b. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2017) rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (Sujarweni, 2017). Rasio likuiditas terdiri dari:

1) Rasio lancar (Current Ratio)

(5)

yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. (Hery, 2015). Rumusnya yaitu:

Rasio Lancar =

Sumber Hery (2015) Analisis Laporan keuangan

2) Quick Ratio(Rasio Lancar)

Merupakan rasio yang diguakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid (Sujarweni, 2017). Rumusnya yaitu:

Rasio Lancar =

Sumber Sujarweni (2017) Analisis Laporan keuangan

3) Cash Ratio(Rasio Kas)

(6)

Rasio kas =

Sumber Hery (2015) Analisis Laporan keuangan c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat dibedakana menjadi dua jenis yaitu rasio tingkat pengembalian atas investasi dan Rasio Kinerja Operasi. Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi finansial atas penggunaan aset atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak). Rasio ini terdiri atas:

1) Hasil Pengembalian atas Aset(Return on Assets)

Merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rumusnya yaitu:

Return on Assets =

(7)

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas(Return on Equity)

Merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rumusnya yaitu:

Return on Equity =

Sumber Hery (2015) Analisis Laporan keuangan 3) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba kotor atas penjualan bersih. Rumusnya yaitu:

Gross Profit Margin =

Sumber Hery (2015) Analisis Laporan keuangan

4) Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba operasional atas penjualan bersih. Rumusnya yaitu :

Operating Profit Margin =

(8)

5) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya prsentase laba bersih atas penjualan bersih. Rumusnya yaitu :

Net Profit Margin =

Sumber Hery (2015) Analisis Laporan keuangan

d. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intristik perusahaan (nilai saham). Rasio ini terdiri atas :

1) Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning Per Share)

(9)

dengan bagian kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan investasi. Rumusnya yaitu:

Earning Per Share =

Sumber: Syahrial dan Purba (2013) Analisis Laporan Keuangan. 2) Rasio Harga terhadap Laba (Price Earning Ratio)

Merupakan rasio yang menunjukan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan dengan laba per lembar saham. Lewat rasio ini, harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tesebut dalam setahun (Hery, 2015) Rumusnya yaitu:

Price Earning Ratio

= x100%

Sumber : Syahrial dan Purba (2013) Analisis Laporan Keuangan 3) Imbal Hasil Dividen (Dividend Yield)

(10)

Dividend Yield = x 100%

Sumber: Syahrial dan Purba (2013) Analisis Laporan Keuangan 4) Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio )

Merupakan rasio yang menunjukan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini menggambarkan jumlah laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk dividen. Sama hal nya dengan dividend yield, rasio ini juga dapat digunakan sebagai salah satu proksi (pendekatan) dalam menetapkan kebijakan dividen, yaitu suatu pengambilan keputusan oleh emiten mengenai besarnya dividen tunai yang akan dibagikan oleh pemegang saham (Hery: 2015). Rumusnya yaitu:

=

Sumber: Syahrial & Purba (2013) Analisis Laporan Keuangan 5) Rasio Harga terhadap Nilai Buku (Price to Book Value Ratio)

(11)

kualitas dan kinerja fundamental emiten. Oleh sebab itu nilai PBV juga harus dibandingkan dengan PBV saham emiten lain dalamindustri yang sama. Apabila terlalu jauh perbedaannya maka sebaiknya perlu dianalisis lebih lanjut. (Hery, 2015) Rumusnya yaitu:

Sumber: Syahrial & Purba (2013) Analisis Laporan Keuangan

5. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan neraca maupun rugi laba (Sujarweni, 2017). Analisis Rasio merupakan bagian analisis keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan (Hery, 2015).

6. Pasar Modal

(12)

perusahaan. Salah satu cara mendapatkan sumber dana dari luar perusahaan adalah melalui pasar modal.

Menurut Samsul (2006) secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara perminntaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun.

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualannya tersebut nantinya akan di gunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. (Fahmi: 2015)

Menurut Hartono (2016) pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang (misalnya bank komersial). Pasar modal merupakan saran perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham yang mengeluarkan obligasi.

(13)

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah, public authorithies, maupun perusahaan swasta. (Husnan, 2015).

Pasar modal memiliki peranan penting yaitu sebagai tempat penyaluran dana dari investor (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana) yang sudah go public. Tanpa adanya pasar modal, maka akses penyaluran dana tersebut kurang efisien. Sehingga perusahaan harus menanggung sendiri atas modal yang terus bertambah seiring berkembangnya perusahaan dan pada akhirnya akan mengganggu kegiatan perekonomian perusahaan.

(14)

7. Saham

a. Pengertian Saham

(15)

b. Jenis Saham

Menurut Hartono (2016) saham (stock) terdapat tiga jenis saham yaitu:

1) Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang mana jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham. Saham biasa sendiri memiliki hak untuk pemegangnya diantara hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, dan hak preemptif (hak presentasi).

2) Saham Preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan saham yang sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Pada saham ini sendiri memiliki banyak keistimewaan.

3) Saham Treasuri (treasury stock)

Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.

c. Keuntungan dan Risiko Kepemilikan Saham

(16)

tabungan dan deposito di bank memiliki risiko yang kecil karena tersimpan aman di bank, tetapi kelemahannya adalah mempunyai peluang keuntungan yang kecil dibanding dengan investasi saham. Investasi di properti misalkan rumah atau tanah, semakin lama harganya semakin tinggi, namun memiliki likuiditas yang kecil. Sedangkan jika berinvestasi emas, kita akan bergantung pada fluktuatif harga emas. Begitu juga dengan investasi saham, mempunyai potensi keuntungan dan risiko sesuai dengan prinsip investasi yaituhigh, risk hight return, low risk low return. Semakin tinggi potensi keuntungan yang akan terjadi, maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang mungkin terjadi, demikian pula sebaliknya. Khusus untuk investasi saham, peluang keuntungan yang mungkin akan terjadi antara lain:

1) Dividen

(17)

deviden saham (stock deviden) yang berarti setiap pemegang saham diberikan saham baru dalam porsi tertentu.

2) Keuntungan Modal (capital again)

Menuruh Hadi (2013) capital againmerupakan keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dengan harga beli (harga jual lebih tinggi daripada hasil beli).

(18)

8. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan atas investasi tersebut. Salah satu keuntungan investasi saham yaitu mendapatkan capital again yang berasal dari selisih harga saat membeli saham dengan harga saat menjual saham, dimana harga saham saat dijual lebih tinggi dibanding harga saham saat dibeli. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan dengan pasar suatu saham. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham suatu perusahaan (permintaan), sedangkan sedikit investor yang ingin menjual saham tersebut (penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya juga semakin tinggi investor ingin menjual saham tersebut (penawaran), sedangkan semakin sedikit investor yang ingin membeli saham (permintaan) maka akan berdampak pada turunnya harga saham.

(19)

b. Macam-macam Harga Saham

Darmadji dan Fakhrudin (2011) mengelompokkan harga saham di pasar modal sebagai berikut:

1) Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di pasar saham.

2) Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi 1 perdagangan.

3) Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam periode perdagangan hari tersebut.

4) Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 5) Change priceadalah harga yang menunjukan selisih antaraopening

pricedanlast price.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami fluktuatif, pergerakan baik kenaikan maupun penurunan harga saham. Harga saham dipasar modal dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak orang membeli saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung mengalami penurunan. Menurut Arifin (2007), faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasinya saham adalah:

(20)

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakinbaik kerja emiten maka semakin bak pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik tu buruk, kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.

2) Hukum permintaan dan Penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran berada pada urutan kedua setelah faktor fundamental, karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi baik menjual membeli saham perusahaan tersebut. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuatif harga saham.

3) Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI)

Suku bunga ini penting untuk di perhitungkan, karena pada umumnya investor saham selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.

4) Valuta asing

(21)

pengaruh valuta asing, khususnya terhadah US dollar. Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan menurun.

5) Dana asing di bursa

Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit tergantung pada investor asing tersebut.

6) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Sebenarnya indeks harga saham gabungan lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi, dan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.

9. Analisis Sekuritas

Analisis sekuritas dapat digunakan untuk memprediksi harga saham yang akan datang. Analisis sekuritas ini sangat penting bagi para investor. Menurut Husnan (2015) teknik analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

a. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis)

(22)

mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental mempelajari aspek-aspek fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, kekayaan, biaya, dan evaluasi manajemen perusahaan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.

b. Analisis Teknikal (Technical Analysis)

Husnan (2015) analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah harga saham mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.

B. Penelitian Terdahulu

(23)

Viandita dkk, 2013 mengenai pengaruhdebt ratio, price earning ratio, earning per share, dansizeterhadap harga saham pada perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Hasil penelitiannya secara simultan variebel debt ratio, price earning ratio, earning per share dan size mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel earning per share saja yang berpengaruh terhadap harga saham.

Suharno 2016, mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel return on assets, total assets turn over, price earning ratio berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel current ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan current ratio, return on assets, total assets turn over, price earning ratio, debt to equity ratio bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.

Wuryaningrum dan Budiarti 2015, mengenai pengaruh rasio keuangan

terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2012-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan secara parsial current ratio,

debt to asset ratio,return on equity, earning per share berpengaruh terhadap

harga saham, sedangkan variabeldebt to equity ratiotidak berpengaruh terhadap

harga saham. Secara simultancurrent ratio, debt to asset ratio, return on equity,

(24)

Setiyawan (2014), mengenai pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan Return On Equity terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI 2009-2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Current ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan Return On Equity secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham.

Gerald, dkk (2017), mengenai pengaruhreturn on asset(ROA),Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di BEI tahun 2013-2016. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa return on assets dan return on equity tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Net prof margin dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham.

Hermawanti dan Hidayat (2016), mengenai pengaruh earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equtity (DER), Return on Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham. Studi kasus pada perusahaan Go Public Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan Earning Per Share(EPS),Return on Assets(ROA), danReturn On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. SedangkanPrice

(25)

Ratio(PER) danDebt to Equity Ratio(DER) berpengaruh terhadap harga saham.

(26)

C. Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

:Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

:Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

Current Ratio (CR ) (X1)

Price Earning Ratio(PER) (X4)

Return On Equity(ROE) (X2)

Earnings Per Share(EPS) ) (X3)

(27)

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. PengaruhCurrent Ratio(CR) Terhadap Harga Saham

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. (Kasmir, 2017). Penelitian terdahulu yang mendukung bahwa current ratio(CR) berpengaruh terhadap harga saham dilakukan oleh Yuliana (2016) dan Reni (2015). Berdasarkan uraian diatas dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut: H1 : Current ratio(CR) berpengaruh terhadap harga saham

(28)

terdahulu yang mendukung bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham dilakukan oleh Flodi (2014). Berdasarkan uraian diatas dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:

H2 :Return on equityberpengaruh terhadap harga saham.

3. PengaruhEarning Per Share(EPS) Terhadap Harga Saham

Menurut Tandelilin (2010): “Perbandingan antara jumlahearning

(29)

bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang akan ditanam pada perusahaan. Penelitian terdahulu yang mendukung bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham dilakukan oleh Arum dan Muzakar (2015). Berdasarkan uraian diatas dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:

H3 :Earning per shareberpengaruh terhadap harga saham.

4. PengaruhPrice Earning Ratio(PER) Terhadap Harga Saham

(30)

(2013). Berdasarkan uraian diatas dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:

H4 :Price earning ratioberpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan penejelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa current ratio, return on equity, earning per share, price earning ratio mempengaruhi harga saham perusahaan sehingga penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 :Current ratio, return on equity, earning per share, price

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

akselerasi diperoleh nilai rerata 82,4 dengan standar deviasi 5,3 sementara 25 sampel siswa di kelas reguler diperoleh nilai rerata. 76,8 dengan standar

Pada kondisi flypaper Effect ini, pemerintah Kota Medan memperlihatkan perilaku yang tidak seperti biasanya, sehingga adanya kecenderungan menganggarkan pengeluaran

Dengan adanya sebuah komunitas ini, seluruh pelaku kos di Tamansari, baik itu pemilik, pengelola, dan penghuni (mahasiswa) berkolaborasi dalam mewujudkan Tamansari

Ditambahkan oleh Flechner (1974), jika terkait pemerintah, tujuan Bank Tanah dapat mencakup (i) membentuk pertumbuhan wilayah; (ii) menata perkembangan kota; (iii)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa arang tempurung kelapa dan massa tongkol jagung dengan volume asap cair yang dihasilkan, pemanfaatan asap cair

stiffener, dan digunakan pada bagian silinder. Tekanan yang teijadi pada Underwater Habitat adalah tekanan hidrostatis pengaruh dari kedalaman operasi. Analisa kekuatan

Seorang anak yang belum pernah mengikuti atau menyelesaikan pendidikan prasekolah di taman kanak-kanak biasanya belum siap untuk mengikuti pendidikan formal di

Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan sangat nyata berpengaruhi (P < 0.01) terhadap konsumsi pakan, begitu juga hasil Uji Jarak Berganda Duncant