• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Hukum & Regulasi Kesehatan Lingkungan Yang Berorientasi Pada Pembangunan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerangka Hukum & Regulasi Kesehatan Lingkungan Yang Berorientasi Pada Pembangunan Berkelanjutan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Hukum & Regulasi Kesehatan Lingkungan

Yang Berorientasi Pada Pembangunan Berkelanjutan

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM

“Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat”

Oleh :

Dr. Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum

(2)

Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Lingkungan

* Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan

penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko

lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun

sosial.

* Pengaturan Kesehatan Lingkungan bertujuan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang

memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

(3)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pasal 1 butir 3 UUPPLH

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan

terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,

sosial, dan ekonomi ke dalam startegi pembangunan

untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta

keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu

hidup generasi masa kini dan generasi masa depan

Faktor pembangunan berkelanjutan:

 ekonomi, sosial, lingkungan

(4)

Definisi Pencemaran dan Kerusakan LH

Pencemaran

 masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup

oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan

Kerusakan Lingkungan Hidup

 perubahan langsung dan/aau tidak langsung terhadap

sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup

yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan

hidup

(5)

Pemahaman Pengendalian Pencemaran

dan/atau Kerusakan Lingkungan

Pengendalian pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup

dilaksanakan dalam rangka pelestarian

fungsi lingkungan hidup

Pengendalian pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup meliputi:

1. pencegahan

2. penanggulangan

3. pemulihan

(6)

Instrumen Pencegahan Pencemaran-

Kerusakan Lingkungan

1. KLHS

2. Penataan ruang

3. Baku mutu lingkungan hidup

4. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup 5. AMDAL

6. UKL-UPL 7. Perizinan

8. Instrumen Ekonomi LH

9. Peraturan perundang-undangan berbasis LH 10. Anggaran berbasis LH

11. Analisis resiko LH 12. Audit LH

13. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan IPTEK

(7)

Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012

Tentang IJIN LINGKUNGAN

Tujuan diterbitkannya Izin Lingkungan antara lain untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, meningkatkan upaya pengendalian Usaha dan/atau Kegiatan yang

berdampak negatif pada lingkungan hidup, memberikan kejelasan

prosedur, mekanisme dan koordinasi antarinstansi dalam penyelenggaraan perizinan untuk Usaha dan/atau Kegiatan, dan memberikan kepastian

hukum dalam Usaha dan/atau Kegiatan.

Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.

(8)

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

Tentang PENATAAN RUANG

Faktor penataan ruang :

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam.

Ruang terbuka hijau terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang

terbuka hijau privat.

Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota minimal 30%

dari luas wilayah kota.

Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota minimal

20% dari luas wilayah kota

(9)

Instrumen Penanggulangan

Pencemaran dan/atau Kerusakan LH

Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup dilakukan dengan cara:

1.

Pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat

2.

Pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup

3.

Penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup

4.

Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu

(10)

Instrumen Pemulihan

Pencemaran dan/atau Kerusakan LH

Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan cara:

1.

Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur

pencemar

2.

Remediasi

untuk perbaiki mutu LH

3.

Rehabilitasi

kembalikan nilai, fungsi, manfaat LH

termasuk upaya pencegahan kerusakan lahan, berikan

perlindungan & perbaiki ekosistem

4.

Restorasi

jadikan LH berfungsi seperti semula

5.

Cara lain sesuai perkembangan IPTEK

(11)

PENCEMARAN AIR – PP 82/2001

Pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

dan atau komponen lain ke dalam air oleh

kegiatan manusia, sehingga kualitas air

turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi

sesuai dengan peruntukannya

Pengendalian pencemaran air adalah upaya

pencegahan dan penanggulangan

pencemaran air serta pemulihan kualitas

air untuk menjamin kualitas air agar

(12)

Contoh

Pencemaran Air

1. Limbah

Permukiman/RT

2. Limbah Pertanian

3. Limbah

Perindustrian

4. Limbah

Pertambangan

5. Limbah Kegiatan

Perusahaan –

Jasa Pariwisata

Logam yang paling

berbahaya dari limbah

industri adalah merkuri atau

yang dikenal juga sebagai

air raksa (Hg) atau air perak

Di Jepang antara tahun

1953- 1960, lebih dari 100

orang meninggal atau cacat

karena mengkonsumsi ikan

yang berasal dari Teluk

Minamata. Teluk ini

tercemar merkuri yang

bearasal dari sebuah pabrik

plastik

(13)

PENCEMARAN UDARA

PP No. 41 Th 1999 ttg Pengendalian Pencemaran Udara: pencemaran udara

adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tdk dapat memenuhi

fungsinya

.

WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:

Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan

kerugian bagi manusia.

Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan

kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.

Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi

pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.

Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan

sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

(14)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pengaturan:

UUPPLH

Ordonansi Bahan Berbahaya Stb. 1949/377

PP 7/1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan,&

Penggunaan Pestisida

PP 18/1999 jo. PP 85/1999 ttg Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya& Beracun

PP 74/2001 ttg Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun

Convention for the Prevention of Pollution from Ships 1973

(MARPOL)

Convention on the Control of Transboundary Movement of

Hazardous Wastes and Their Disposal 1989 (Basel)

(15)

Apakah yang dimaksud dengan limbah bahan

berbahaya beracun (B3)?

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang

mengandung B3 yang karena sifat dan/atau

konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau

dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup

lainnya (Pasal 1 PP No. 18 Tahun 1999)

(16)

Kaitan Limbah Medis dan Limbah B3

Berdasar Lampiran Tabel 2 PP No 18 Tahun 1999 jo PP

No 85 Tahun 1999

Limbah medis masuk dalam kategori limbah B3,

sesuai dengan daftar limbah spesifik dengan kode

limbah D 227 (limbah klinis, produk farmasi

kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi,

kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, residu

dari proses insinerasi)

(17)

Akibat Hukum berdasar UUPPLH

1. Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3

tanpa izin :

 pidana penjara 1-3 tahun

 denda Rp 1 miliar – Rp 3 miliar

2. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak

melakukan pengelolaan :

 pidana penjara 1-3 tahun

(18)

Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

Penyelesaian sengketa lingkungan

hidup dapat ditempuh melalui

pengadilan atau di luar pengadilan

Pilihan penyelesaian sengketa

lingkungan hidup dilakukan secara

sukarela oleh para pihak yang

bersengketa

Gugatan melalui pengadilan hanya

dapat ditempuh apabila upaya

penyelesaian sengketa di luar

pengadilan yang dipilih dinyatakan

tidak berhasil oleh salah satu atau

para pihak yang bersengketa

(19)

1.Sanksi Administratif (Pasal 71-83) 2.Sanksi Keperdataan (Pasal 84-93) a. Litigasi

i. Proses acara perdata ii. Class Action

iii. Legal Standing

iv. Citizen Law Suit – Actio Popularis

b. Non Litigasi

ADR (UU No 30 Tahun 1999) 3. Sanksi Pidana (Pasal 94-120)

1. Teguran tertulis

2. Paksaan Pemerintah

3. Pembekuan izin

lingkungan

4. Pencabutan izin

lingkungan

Penegakan Hukum - UUPPLH

Sanksi Administrasi

(UUPPLH)

(20)

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup

melalui pengadilan dijelaskan dalam pasal

87-93 UUPPLH.

Penyelesaian sengketa LH melalui

pengadilan :

1. Dengan gugatan biasa

2. Class Action

3. Legal Standing

4. Actio Popularis

5. Citizen Law Suit

(21)

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan

dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai :

1.

Bentuk dan besarnya ganti rugi

2.

Tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau

perusakan

3.

Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya

pencemaran dan/atau perusakan

4.

Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif

terhadap lingkungan hidup

Pengecualian :

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku

terhadap tindak pidana lingkungan hidup

(22)

Keuntungan mekanisme ADR :

1. Sifat kesukarelaan dalam proses 2. Prosedurnya cepat

3. Keputusan non-judicial

4. Kontrol oleh manajer yg paling tahu ttg kebutuhan organisasi 5. Prosedur rahasia (confidential)

6. Fleksibilitas yg besar dalam penyelesaian masalah 7. Hemat waktu & biaya

8. Kemungkinan untuk melaksanakan kesepakatan tinggi 9. Kesepakatan yg lebih baik daripada sekedar kompromi 10. Keputusan bertahan sepanjang waktu

- Arbitrase - Mediasi - Negosiasi - Konsiliasi

Dinar 2018

Penyelesaian Sengketa Alternatif

(

ADR = Alternative Dispute Resolution)

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia,

Tahukah Anda pencemaran udara terjadi karena masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya taanan lingkungan oleh kegiatan

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hirup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

NO.KEP- 03/MENKLH/II/1991 menyebutkan: “ Pencemaran udara adalah masukan atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lainnya ke udara oleh kegiatan manusia atau