2.1.
Konsep Perencanaan Dan Pelaksanaan Program Ditjen
Cipta Karya
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang
mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala
nasional maupun skala provinsi dan kabupaten/kota. Dengan memperhatikan
kondisi eksisting, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta
Karya juga mengacu pada amanat pembangunan nasional dan amanat
internasional seperti Agenda Habitat, Amanat RIO +20, amanat Milenium
Development Goals (MDGs), dan amanat pembangunan internasional lain.
Pembangunan bidang Cipta Karya juga memperhatikan Isu-isu Strategis yang
mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan
bencana alam, dampak terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli
masyarakat akibat kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk
khususnya pada kawasan perkotaan, serta green economy. Pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan unsur
masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta) supaya tercipta
Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan.
Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara
sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah
yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan
juga mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Cipta Karya. Untuk itu,
sesuai dengan yang telah digariskan pada Rencana Strategis, diperlukan
penyusunan rencana yang lebih teknis, yang didasarkan pada skenario
BAB II
pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam
strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana
yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan
dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek,
seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan kerangka
pelaksanaannya.Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
bidang Cipta Karya.
Gambar 2.1
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2JM Bidang Cipta Karya yang
merupakan perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi salah satu
aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja
tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan
Kabupaten/Kota. Dalam arti bahwa rencana pembangunan dalam RPI2JM
tersebut harus tertuang dalam rencana kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPI2JM Bidang Cipta Karya merupakan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Juli Agustus September Oktober November Desember
Konsolidasi
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem
perencanaan pembangunan nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian aktivitas
penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota
sampai dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja
DJCK dan penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada
dokumen RPI2JM.
Gambar 2.2
Mekanisme Perencanaan Penganggaran
Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU
2010-2014 dan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kab/Kota bidang Cipta Karya. Keluaran proses Penyusunan
Gambar 2.3
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
2.2.
Amanat Pembangunan Nasional
Amanat pembangunan nasional dimaksudkan sebagai suatu penduan
dalam perencanaan pembangunan.Adapun dalam amanat pembangunan
nasional yang dimaksudkan meliputi RPJP Nasional, RPJM Nasional, MP3EI,
MP3KI, KEK dan Direktif Presiden.
2.2.1.
Rencana Program Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah
dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari
tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun
ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun
2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025,
pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah
sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati
bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan
bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di
dalam satu pola sikap dan pola tindak.
2.2.1.1.
Visi Dan Misi RPJPN Tahun 2005 - 2025
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi
dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan amanat pembangunan yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, maka VisiPembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah:
“INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan
kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang
telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan
kekuatan sendiri.
Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber
daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak
mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi
dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun
wilayah.
Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang
sudah terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga
dapat memberikan makna dan arti penting bagi
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh
melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah
memperkuat jati diri dankarakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan
membentuk manusia yangbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi
aturan hukum, memeliharakerukunan internal dan antarumat beragama,
melaksanakan interaksiantar budaya, mengembangkan modal sosial,
menerapkan nilai-nilai luhurbudaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan
etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian;
pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat
peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi
daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan
struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah
membangun kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum
serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan
kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi
dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan
kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah
yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara
drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan
diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki
pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan
antara pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan
kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui
pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman,
kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan
kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka
ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah
menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar
pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk
mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi
kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam
Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional
dan bilateral antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga di
berbagai bidang.
2.2.1.1 Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang
diinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun
(2005-2025) adalah sebagai berikut:
1. Wujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia, Bermoral,
Beretika, Berbudaya, Dan Beradab
a. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan
peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan,
membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi,
dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam
pembangunan.
b. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk
mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik,
modern, dan unggul.
c. Budaya inovatif yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar
bangsa Indonesia menguasai iptek serta mampu berjaya pada era
persaingan global.
2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing
a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas
dan berdaya saing
b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap
wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam
negeri
c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan
d. Membangun infrastruktur yang maju
e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.
3. Mewujudkan Indonesia Yang Demokratis Berlandaskan Hukum
a. Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses
pelembagaan demokrasi
b. Penataan peran negara dan masyarakat dititikberatkan pada
pembentukan kemandirian dan kedewasaan masyarakat serta
pembentukan masyarakat madani yang kuat dalam bidang ekonomi
dan pendidikan.
c. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada
pengalokasian/representasi kekuasaan
d. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada
penanaman nilai-nilai demokratis
e. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan
pada pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik
f. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya sistem
hokum nasional yang mantap bersumber pada Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang
mencakup pembangunan materi hukum, struktur hukum termasuk
aparat hukum, sarana dan prasarana hukum; perwujudan
masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang
tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum; serta penciptaan
kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis.
g. Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan
pembaruan produk hukum untuk menggantikan peraturan
perundang-undangan warisan kolonial yang mencerminkan
nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia serta mampu
mendorong tumbuhnya kreativitas dan melibatkan masyarakat
untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional yang bersumber pada Pancasila dan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
mencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian dan
h. Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk memantapkan dan
mengefektifkan berbagai organisasi dan lembaga hukum, profesi
hukum, dan badan peradilan sehingga aparatur hukum mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional.
i. Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM)
dilaksanakan secara tegas, lugas, profesional, dan tidak diskriminatif
dengan tetap berdasarkan pada penghormatan terhadap hak-hak
asasi manusia (HAM), keadilan, dan kebenaran, terutama dalam
penyelidikan, penyidikan, dan persidangan yang transparan dan
terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial
sehingga dapat mendukung pembangunan serta memantapkan
stabilitas nasional yang mantap dan dinamis
j. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran
hukum yang tinggi terus ditingkatkan dengan lebih memberikan
akses terhadap segala informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat,
dan akses kepada masyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai
proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan nasional
sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak
dan kewajibannya sebagai warga negara
k. Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur
negara dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan
yang baik pada semua tingkat, lini pemerintahan, dan semua
kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku
penyalahguna kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negara
melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan
pengawasan masyarakat; serta peningkatan etika birokrasi dan
budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman para
penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemerintahan
yang baik.
4. Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai Dan Bersatu
a. Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan
pembangunan keamanan sosial yang diselenggarakan berdasarkan
kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan
nusantara.
b. Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi
pertahanan, postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI,
pengembangan teknologi pertahanan dalam mendukung
ketersediaan alutsista, komponen cadangan, dan pendukung
pertahanan diarahkan pada upaya terus-menerus untuk
mewujudkan kemampuan pertahanan yang melampaui kekuatan
pertahanan minimal agar mampu menegakkan kedaulatan negara
dan menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat yang
tersebar dan beragam termasuk pulau-pulau terluar, wilayah
yurisdiksi laut hingga meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Indonesia dan landasan kontinen, serta ruang udara nasional.
Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terus ditingkatkan
agar memiliki efek penggentar yang disegani untuk mendukung
posisi tawar dalam ajang diplomasi.
c. Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus
disempurnakan untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta
berdasarkan kapabilitas pertahanan agar secara simultan mampu
mengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar.
d. Postur dan struktur pertahanan diarahkan untuk dapat menjawab
berbagai kemungkinan tantangan, permasalahan aktual, dan
pembangunan kapabilitas jangka panjang yang sesuai dengan
kondisi geografis dan dinamika masyarakat.
e. Peningkatan profesionalisme Tentara Nasional Indonesia
dilaksanakan dengan tetap menjaga netralitas politik dan
memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan dalam bentuk operasi
militer untuk perang maupun operasi militer selain perang melalui
fokus pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan
f. Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista setiap matra dilaksanakan
menurut validasi postur dan struktur pertahanan untuk dapat
melampaui kebutuhan kekuatan pertahanan minimal
g. Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan
Negara dalam kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan
terus ditingkatkan dalam proses yang bersifat kontinyu maupun
terobosan.
h. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam
upaya melindungi sumber daya laut bagi kemakmuran
sebesar-besarnya rakyat
i. Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme Polri beserta institusi terkait dengan masalah
keamanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat,
tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat.
j. Peningkatan profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan
kompetensi pelayanan inti, perbaikan rasio polisi terhadap
penduduk, pembinaan sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan
alat utama, serta peningkatan pengawasan dan mekanisme kontrol
lembaga kepolisian.
k. Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen
dalam mendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan
pencegahan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
yang berpengaruh terhadap kepentingan keamanan nasional
5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan
a. Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan
potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di
setiap wilayah, serta memerhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan daya dukung lingkungan
b. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah
strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat
suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa
mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih
ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses
industri dan distribusi.
c. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan
wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah
tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan
dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah
lain.
d. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah
kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking menjadi outward looking sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga
e. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil
diseimbangkan pertumbuhannya dengan mengacu pada sistem
pembangunan perkotaan nasional.
f. Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam
suatu sistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak,
nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan
pembangunan yang berkelanjutan
g. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah
ditingkatkan, terutama di luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan
dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor penggerak’
pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya maupun dalam
melayani kebutuhan warga kotanya
h. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan
dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara
sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward
linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu
‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’
i. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan
agroindustri padat pekerja, terutama bagi kawasan yang
daya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya; pengembangan jaringan infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota
kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan;
peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan,
kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan social capital dan
human capital yang belum tergali potensinya sehingga kawasan
perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam saja;
intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke
produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.
j. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi
pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar
pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan.
k. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif,
serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah
dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan
demokrasi.
l. Kapasitas pemerintah daerah terus dikembangkan melalui
peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, kapasitas
kelembagaan pemerintah daerah, kapasitas keuangan pemerintah
daerah, serta kapasitas lembaga legislatif daerah.
m. Peningkatan kerja sama antardaerah akan terus ditingkatkan dalam
rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif
setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yang
berlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam
pelayanan publik.
n. Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan
kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan
produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan
pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu,
sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman
lokal.
o. Koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi
wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi
kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen di
berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan
ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
p. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan
kesejahteraan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang
lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,
termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di
wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
q. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan
perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung
disempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial yang
didukung oleh peraturan-peraturan perundangan, pendanaan, serta
sistem nomor induk kependudukan (NIK)
r. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan
dikembangkan untuk memastikan dan memantapkan pemenuhan
hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar.
s. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya
t. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum
dan sanitasi
u. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap
dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi.
6. Mewujudkan Indonesia Yang Asri Dan Lestari
a. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan
b. Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan
c. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi
e. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan
f. Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Tropis yang Unik dan Khas
g. Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam
yang Ada di Setiap Wilayah
h. Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia
i. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
j. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
k. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai
Lingkungan Hidup
7. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang
Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasiskan Kepentingan Nasional
a. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari
b. Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di
bidang kelautan
c. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
aset-aset, dan hal-hal terkait di dalamnya, termasuk
kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh hukum laut United Nation
Convention on the Law Of Sea (UNCLOS) 1982
d. Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan
asset Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan
berkelanjutan
f. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut
g. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir
dilakukan dengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif
skala kecil yang mampu memberikan lapangan kerja lebih luas
8. Mewujudkan Indonesia Yang Berperan Aktif Dalam Pergaulan Internasional
a. Peranan hubungan luar negeri terus ditingkatkan dengan
penekanankan pada proses pemberdayaan posisi Indonesia sebagai
negara, termasuk peningkatan kapasitas dan integritas nasional
melalui keterlibatan di organisasi-organisasi internasional, yang
dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan diplomasi dan
hubungan luar negeri dengan memaknai secara positif berbagai
peluang yang menguntungkan bagi kepentingan nasional yang
muncul dari perspektif baru dalam hubungan internasional yang
dinamis.
b. Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalam
rangka ikut serta menciptakan perdamaian dunia, keadilan dalam
tata hubungan internasional, dan ikut berupaya mencegah
timbulnya pertentangan yang terlalu tajam di antara negara-negara
yang berbeda ideologi, dan sistem politik maupun kepentingan agar
tidak mengancam keamanan internasional sekaligus mencegah
munculnya kekuatan yang terlalu bersifat hegemonik-unilateralistik
di dunia.
c. Peningkatan kualitas diplomasi di forum internasional dalam upaya
pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan
pengamanan kekayaan sumber daya alam, baik daratan maupun
lautan, serta antisipasi terhadap berbagai isu baru dalam hubungan
internasional yang akan ditangani dengan parameter utamanya
adalah pencapaian secara optimal kepentingan nasional.
d. Peningkatan efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerjasama
yang ada demi membangun kembali solidaritas Association of South
East Asian Nation (ASEAN) di bidang politik, ekonomi,
kebudayaan, dan keamanan menuju terbentuknya komunitas
ASEAN yang lebih solid.
e. Pemeliharaan perdamaian dunia melalui upaya peningkatan saling
pengertian politik dan budaya, baik antarnegara maupun
dalam membangun tatanan hubungan dan kerja sama ekonomi
internasional yang lebih seimbang.
f. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif antar
aktor-aktor negara dan aktor-aktor nonnegara yang
menyelenggarakan hubungan luar negeri.
2.2.2.
Rencana Program Jangka Menengah Nasional
(RPJMN)
RPJM Nasional sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden
nomor 5 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program
Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2009. RPJM Nasional memuat
strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program
Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan
lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam
rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
RPJM Nasional sesuai dengan Perpres No. 05 Tahun 2010berfungsi
sebagai:
a. Pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga;
b. Bahan penyusunan dan perbaikan RPJM Daerah dengan
memperhatikan tugas pemerintah daerah dalam mencapai sasaran
Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional;
c. Pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah.
Dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2014), tantangan
pembangunan tidaklah semakin ringan. Terdapat beberapa tantangan yang
dihadapi untuk mencapai perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera di
tengah persaingan global yang meningkat, yaitu:
Pertama, capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6% selama periode 2004 - 2008 belum cukup untuk mewujudkan tujuan
Kedua, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin
penduduk Indonesia (inclusive growth).
Ketiga, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah, pertumbuhan ekonomi harus tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, terutama
daerah-daerah yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup
tinggi.
Keempat, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha,
pertumbuhan ekonomi yang tercipta harus dapat memberikan
kesempatan kerja seluas-luasnya dan lebih merata ke sektor-sektor
pembangunan, yang banyak menyediakan lapangan kerja.
Kelima, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan
hidup
Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas
membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas
infrastruktur.
Ketujuh, sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkelanjutan harus berasal dari peningkatan produktivitas.
Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh peningkatan
kualitas sumber daya manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kedelapan, keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung
pada kualitas birokrasi
Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup
berbangsa. Dewasa ini pelaksanaan demokrasi telah mengalami
kemajuan. Harus diakui, sebagian masih demokrasi procedural
Kesepuluh, dalam sistem yang demokratis, hukum harus menjadi
panglima. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk
pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil, dan
kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem hukum yang
2.2.2.1.
Visi Dan Misi RPJMN Tahun 2010
–
2014
Kerangka Visi Indonesia 2014 adalah:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan
rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan
daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya
bangsa.Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang
demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang
bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang
dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati
oleh seluruh bangsa Indonesia.
Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam
misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang
Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
2.2.2.2.
Agenda Pembangunan
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014,
ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan
2.2.2.3.
Sasaran Pembangunan
Sasaran utama pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Sasaran Utama Pembangunan RPJMN 2010-2014
No Pembangunan Sasaran
I. Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
1. Ekonomi
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun
Sebelum tahun 2014 tumbuh 7%
b. Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
c. Tingkat Pengangguran (terbuka) 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014
d. Tingkat Kemiskinan 8 - 10 persen pada akhir tahun 2014
2. Pendidikan
Status Awal 2008 Target 2014
a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas (tahun)
7,50 8,25
b. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (persen)
5,97 4,18
c. Meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A (persen)
95,14 96,00
d. Meningkatnya APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B (persen)
72,28 76,00
e. Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C (persen)
64,28 85,00
f. Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun (persen) 21,26 30,00
g. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
3. Kesehatan
Status Awal 2008 Target 2014
a. Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 72,0
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
228 118
c. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
34 24
d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen)
18,4 < 15
4. Pangan
a. Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b. Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c. Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d. Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e. Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun
5. Energi
a. Peningkatan kapasitas pembangkit Listrik 3.000 MW pertahun
No Pembangunan Sasaran
c. Meningkatnya produksi minyak bumi Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel perhari
d. Peningkatan pemanfaatan energy panas bumi Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW
6. Infrastruktur
a. Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua
Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang 19.370 km
b. Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem
Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda
Selesai tahun 2014
c. Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik di Indonesia Bagian Timur
Selesai sebelum tahun 2013
d. Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan)
Selesai tahun 2014
II. Sasaran Pembangunan Demokrasi
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia 1) Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum;
2) Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi, dengan indeks rata-rata 70 pada akhir tahun 2014;
3) Menyelenggarakan pemilu tahun 2014 yang dapat dilaksanakan dengan adil dan demokratis, dengan tingkat partisipasi politik rakyat 75% dan berkurangnya diskriminasi hak dipilih dan memilih; 4) Meningkatnya layanan informasi dan
komunikasi
Pada tahun 2014: Indeks Demokrasi Indonesia: 73
III. Sasaran Pembangunan Penegakan Hukum 1. Tercapainya suasana dan kepastian keadilan
melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.
1) Persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam
berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hokum
2) Tumbuhnya kepercayaan dan
penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum
2.2.2.4.
Prioritas Nasional
Visi dan Misi pemerintah 2009-2014, dirumuskan dan dijabarkan lebih
operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas
Nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh
bangsa dan negara di masa mendatang.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk
menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu:
(1) reformasi birokrasi dan tatakelola;
(2) pendidikan;
(3) kesehatan;
(4) penanggulangan kemiskinan;
(5) ketahanan pangan;
(6) infrastruktur;
(7) iklim investasi dan usaha;
(8) energi;
(9) lingkungan hidup dan bencana;
(10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta
(11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
2.2.3.
Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk
melengkapi dokumen perencanaan guna meningkatkan daya saing
perekonomian nasional yang lebih solid, diperlukan adanya suatu masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki
arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus dan terukur maka perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan
terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025
dan melengkapi dokumen perencanaan
Penjelasan umum koridor ekonomi :
1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema
“Sentra Produksi dan pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah kelapa sawit, batu bara, karet, dan besi baja. Selain
itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu pengembangan kawasan
strategis nasional yaitu pembangunan jembatan selat sunda.
2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema
“Pendorong Industri dan Jasa Nasional” adalah industri makanan
dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, alutista,
telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.
3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasl Tambang dan Lumbung Energi Nasional.
4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara
dengan tema “Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional” adalah: pariwisata, peternakan, dan perikanan.
5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema
“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional” adalah pariwisata,
perikanan, dan peternakan.
6. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Maluku-Papua dengan
tema “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan pertambangan Nasional” adalah pertanian tanaman pangan,
tembaga, nikel, migas, dan perikanan.
2.2.4.
Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009
mendesain program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).Program ini langsung menyasar
program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi rencana
besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong
percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi,
mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan
skema kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi,
ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber
daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi.
Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama,
penanggulangan kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan
jaminan/perlindungan sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan
masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi
perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood,
pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan berbasis
potensi lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 2.4
Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:
TAHAP 1 (Periode 2013-2014)
Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8%
-10% pada tahun 2014;
Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan
program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini,
melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG
KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA
PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di
Menko Kesra);
Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat
miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;
Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)
Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial
menuju universal coverage;
Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
Penguatan sustainable livelihood.
TAHAP 3 (Periode 2020-2025)
Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
Gambar 2.5
Tahapan pelaksanaan MP3KI
2.2.5.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus
dikembangkan untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah
tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan
untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional.
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi
nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan
kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis. Kawasan
tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor,
dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah
ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi
Khusus, fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di
bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi,
maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain.
Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara
lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan
untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai
KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi
mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah
provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang
strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan
dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai
batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK
yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di
tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap
KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian
operasionalisasi KEK.Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan
Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya
saing agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas
fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah
dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan,
perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan
kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan
diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
2.2.6.
Direktif Presiden
Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010
Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga
negara, Gubernur dan Kepala Daerah (Bupati/Bupati) untuk dapat mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing, dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan
yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden
ini, yang meliputi program :
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for all);
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals - MDG’s).
Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud
diatas:
1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
usaha mikro dan kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,
memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium.
2.3
Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang
Pu/Cipta Karya
2.3.1
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan Dan Permukiman
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang
sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai
salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri,
mandiri, dan produktif.
Pemerintah perlu berperan lebih dalam pertumbuhan dan pembangunan
wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan
masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan kesulitan masyarakat
untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau.Perumahan dan kawasan
permukiman diselenggarakan untuk:
a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman
b. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran
penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan
hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian
fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan
perdesaan;
d. memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman;
e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
dan
f. menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
Alat ukur pencapaian keluaran/output penyelenggaraan infrastruktur
kawasan permukiman kumuh adalah meningkatnya kualitas lingkungan
permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan cara pengembalian fungsi
kawasan permukiman sehingga dapat meningkatkan nilai tambah kawasan
permukimannya dan menjadi bagian penting dalam pengembangan kota
secara keseluruhan.
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh
dan permukiman kumuh baru mencakup:
a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta
prasarana, sarana dan utilitas umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman, penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib
memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana
tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
2.3.2
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak,
perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi
kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat,
sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal,
berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan
ruang.Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap mengacu
pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus
diselenggarakan secara tertib.
Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung,
termasuk hak dan kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada
setiap tahap penyeleng-garaan bangunan gedung, ketentuan tentang peran
masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan
ketentuan penutup.
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan
tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang
menjaminkeandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan
gedung;
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung
dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang
berperikemanusiaan dan berkeadilan.
Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan
hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk
kepentingan mereka sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan
persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung
pada umumnya.
Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia
jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa
konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen
konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa
pengkaji teknis bangunan gedung.Oleh karena itu, pengaturan bangunan
gedung ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua
penyelenggaraan bangunan gedung baik pembangunan maupun pemanfaatan,
yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh pihak asing, wajib mematuhi
seluruh ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang tentang Bangunan
Gedung.
Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik informasi
maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan yang seimbang
dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat
setempat dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang telah ada,
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung
mempunyai hak:
a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana
teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau
lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah
Daerah;
d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundangundangan
dari Pemerintah Daerah karena bangunannya ditetapkan sebagai
bangunan yang harus dilindungi dan dilestarikan;
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari
Pemerintah Daerah;
f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan
perundangundangan apabila bangunannya dibongkar oleh
Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh
kesalahannya.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung
mempunyai kewajiban:
a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya;
b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);
c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
rencana teknis yang telah disahkan dan dilakukan dalam batas
waktu berlakunya izin mendirikan bangunan;
d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan
rencana teknis bangunan gedung yang terjadi pada tahap
pelaksanaan bangunan mengetahui tata cara/proses
penyelenggaraan bangunan gedung;
b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas
bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat bangunan akan
c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan keandalan
bangunan gedung;
d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung
yang laik fungsi;
e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau
lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan memanfaatkan
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
f. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;
g. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan
pemeliharaan bangunan gedung;
h. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi
bangunan gedung.
i. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi;
j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya dalam
pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin mendirikan bangunan,
dengan tidak mengganggu keselamatan dan ketertiban umum.
Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan ketentuan
pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia yang
sangat beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong,
memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat
memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga
jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam
menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya dapat dinikmati
oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat kemanusiaan, kebersamaan,
dan saling membantu, serta dijiwai dengan pelaksanaan tata pemerintahan
2.3.3
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air
Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk
hidup.Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin
keberlanjutan sumber daya air.Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu
tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor.Namun kekurangan
air terutama pada musim kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu
timbulnya bencana kekeringan.Keberadaaan, ketersediaan, kebutuhan dan
penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling
mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif.
Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu
proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk
diterbitkan. Isu-isu timbul selama proses penerbitannya, antara lain
privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi
sosial yang akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus
membuktikan bahwa air merupakan kepentingan semua pihak (water is
everyone's business).
Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat
mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan fungsi
sosialnya.Kondisi tersebutberpotensi menimbulkan konflik kepentingan
antarsektor, antarwilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan sumber
daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada
nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal serta
dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan pertimbangan
tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap
kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan
prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi
sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.
Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi
perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi
dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian
melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau
pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap
memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang
bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan
ketentraman.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus
sesuai dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang
menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip:
1. Good governance principle,
2. Subsidiary principle,
3. Equity principle,
4. Priority use principle,
5. Prior appropriation principle,
6. Sustainable development principle,
7. Good sustainable development governance,
8. Principle of participatory development.
Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya
air oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:
a. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara,
dan/atau wilayah sungai strategis nasional menjadi kewenangan
Pemerintah.
b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan
pemerintah provinsi;
c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah
kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;
Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan
pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa atau yang disebut
masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya. Kewenangan dan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan,
dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan pengusahaan
sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka konservasi
dan pengendalian daya rusak air.
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial sumber daya air dan kelestarian lingkungan
hidup. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu wilayah sungai hanya
dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja sama antara keduanya,
dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras
antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber
daya air.
2.3.4
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Persampahan
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu,
pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis
sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan yang berbahaya
dan/atau sulit diurai oleh proses alam.
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah
sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang
perlu dimanfaatkan.Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu
pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut,
dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Padahal, timbunan sampah
dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah
berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas
rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar
timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu
yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir