• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anindita Sastavianti 1) Sumadi 2) Heri Suwignyo 2) Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anindita Sastavianti 1) Sumadi 2) Heri Suwignyo 2) Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KREATIF PRODUKTIF

Anindita Sastavianti 1) Sumadi 2) Heri Suwignyo 2)

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: sastavianti.anindita@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to improve the students’ ability in writing report from the aspect of content and language use by using productive creative teaching

strategy. This research uses classroom action research as the research design. Data collected in form of the students’ writing result and data process. The result of research shows that the students’ report writing ability in class VIIIA improved from cycle I to cycle II using productive creative strategy on teaching.

Keywords: improvement of writing, report, productive creative strategy on teaching

Abstrak: Tujuan penelitian ini meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan pada aspek isi dan aspek bahasa dengan strategi pembelajaran kreatif produktif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri atas tiga kali pertemuan. Jenis data berupa data hasil tulisan siswa dan data proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis laporan siswa kelas VIIIA meningkat dari siklus I hingga siklus II dengan strategi pembelajaran kreatif produktif.

Kata kunci : peningkatan kemampuan menulis, laporan, strategi pembelajaran kreatif produktif.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Pentingnya kegiatan menulis bagi siswa ialah melatih pemahaman dalam ilmu berbahasa dan merupakan kegiatan yang produktif yaitu sebagai sebuah proses berkesinambungan dan menghasilkan produk. Menurut BSNP (2006: 231), salah satu tujuan pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulis. Pentingnya kompetensi menulis laporan yang menjadi pertimbangan penelitian di tingkat SMP ditandai oleh (1) pada jenjang SMP/MTs, kompetensi menulis laporan merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai, (2) kemampuan menulis laporan SMP/MTs masih perlu pembelajaran khusus,

1

Anindita sastavianti adalah mahasiswa Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 2012.

2 Sumadi dan Heri Suwignyo adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri

(2)

dan (3) pengenalan penulisan laporan SMP/MTs merupakan tahapan lanjut pemahaman siswa terhadap kepenulisan ilmiah setelah sebelumnya dilaksanakan di sekolah dasar kelas V. Laporan merupakan salah satu karangan ilmiah yang memiliki sifat menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran pada pembaca. Paparan penulis tidak bertujuan mempengaruhi ataupun memberi kesan kepada pembaca, kecuali dengan kelengkapan dan kebenaran pernyataan.

Struktur laporan versi lengkap menurut Parera (1987a: 59), yaitu (1) bagian pengantar meliputi sampul, halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar ilustrasi, dan sinopsis, (2) bagian naskah, meliputi pendahuluan, isi, solusi dan penutup, dan (3) bagian referensi meliputi apendiks, bibliografi, indeks. Struktur atau susunan penulisan laporan di atas merupakan susunan ideal sebuah laporan.

Bagi siswa SMP, tidak semua bagian laporan di atas dipergunakan. Terdapat tiga bagian dalam menulis laporan. Pertama, bagian pendahuluan yang memaparkan alasan melakukan pengamatan terhadap objek yang telah dipilih. Pada bagian pendahuluan juga dapat dijabarkan keadaan objek yang diteliti.

Kedua, bagian isi laporan. Siswa memaparkan segala temuannya selama

pengamatan. Pada bagian ini dapat pula ditambahkan referensi yang memang mendukung hasil pengamatan. Ketiga,bagian penutup yang merupakan simpulan dari seluruh pengamatan serta solusi bagi pengamatan.

Penelitian tentang menulis laporan pernah dilakukan oleh Suharmiati (2010) tentang peningkatan penulisan laporan siswa SMP Negeri 2 Malang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 33 siswa dari 35 siswa kelas VIIID mendapatkan nilai di atas SKM. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan sebesar 64,3% pada siklus I. Sepuluh siswa mendapat nilai di atas SKM, yang berarti meningkat 29% dari pra tindakan ke siklus II sebesar 95%. Selain penelitian tersebut, penelitian yang sejenis dilakukan oleh Hasbi (2006) tentang peningkatan penulisan laporan siswa kelas 2 SMP Negeri I Tanah Jamboaye, Aceh Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menulis siswa dari tiap siklus yaitu nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69, 61% menjadi 88,90% di siklus ketiga. Oleh karena itu, terjadi peningkatan kemampuan yang sangat memuaskan.

Pemilihan strategi pembelajaran kreatif produktif memiliki alasan, yakni (1) dapat digunakan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, (2) mampu memecahkan masalah pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, dan (3) pembelajaran menulis laporan keadaan merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat kegiatan mengamati, mengeksplorasi, serta belajar aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas VIII SMPN 1 Sumberpucung Malang tahun 2011/2012 dengan strategi pembelajaran kreatif produktif pada aspek isi dan bahasa. Strategi kreatif produktif terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) orientasi, (2) eksplorasi, (3)

interpretasi berupa presentasi hasil pegamatan melalui diskusi, (4) re-kreasi, dan (5) evaluasi. Oleh karena itu, peneliti menganggap strategi pembelajaran ini merupakan strategi yang tepat dan memungkinkan siswa untuk praktik dengan pengalaman materi yang diperoleh sebelumnya. Strategi ini melibatkan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran dan memupuk rasa tanggung jawab siswa untuk meyelesaikan tugasnya.

(3)

Strategi pembelajaran kreatif produktif merupakan pengembangan dari nama strategi strata Wardani (dalam Wena, 2010: 20). Strategi pembelajaran ini dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran. Penggunaan strategi

pembelajaran ini diharapkan mengembangkan kreatifitas siswa dalam menulis laporan dan mengembangkan tingkatan ide mereka. Pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dalam interaksi sosial. Hitipeuw (2009: 148) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terjadi proses pengembangan diri melalui belajar kelompok melalui adanya refleksi tentang seberapa baik tim berjalan dan bagaimana peningkatkan kerja tim agar lebih baik.

Strategi pembelajaran kreatif produktif pernah diterapkan oleh Bambang Suprayogi (2011) dengan judul penelitian penggunaan strategi pembelajaran kreatif produktif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Nganjuk. Strategi ini tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada pembelajaran menulis laporan dan diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis laporan. Tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas VIII SMPN 1 Sumberpucung Malang tahun 2011/2012 dengan strategi pembelajaran kreatif produktif pada aspek isi dan aspek bahasa.

METODE

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas. Istilah tindakan dalam PTK dipahami sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktik pendidikan dalam kondisi kelas tertentu.

Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan pada pertimbangan

mengenai rendahnya pembelajaran menulis serta antusias siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa masih tergolong rendah. Bentuk tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian adalah menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif kedalam kegiatan pembelajaran di kelas yang meliputi (1) orientasi, (2) eksplorasi, (3) interpretasi, (4) re-kreasi, dan (5) evaluasi. Penjelasan mengenai kegiatan dalam tahapan strategi kreatif produktif dijelaskan pada pelaksanaan siklus. Siklus dalam penelitian tindakan diadaptasi dari Stephen Kemmis dan McTaggart. Setiap siklus terdiri atas planning (perencanaan), observe (observasi), reflect (refleksi), dan revice plan (rencana perbaikan).

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data proses dan hasil pembelajaran siswa kelas VIII SMPN 1 Sumber Pucung Malang. Data proses pembelajaran bersumber dari siswa berupa keaktifan, keseriusan, dan kerjasama selama proses penelitian berlangsung. Data hasil berupa hasil tulisan siswa meliputi dua indikator, yaitu (1) kemampuan menulis isi laporan meliputi informasi tempat, waktu dan kejadian yang dipaparkan secara rinci dan (2) kemampuan penggunaan bahasa dalam menulis laporan meliputi pilihan kata, ejaan, dan penulisan tanda baca. Hasil tulisan laporan siswa dianalisis setiap aspek. Aspek yang dianalisis meliputi aspek isi dan aspek bahasa. Aspek isi meliputi kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, dan keruntutan. Aspek bahasa

(4)

meliputi ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keefektifan paragraf. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMPN 1 Sumberpucung Malang berjumlah 31 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, pemberian tugas, wawancara, serta dokumentasi yang meliputi hasil tulisan siswa dan foto kegiatan. Teknik observasi dilaksanakan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan dengan pengamatan pada sumber data.

Pemberian tugas dilaksanakan bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar siswa, pemahaman materi, serta pencapaian nilai dalam kegiatan menulis laporan. Teknik wawancara ditujukan pada guru bidang studi untuk memperoleh

tanggapan mengenai penerapan strategi dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan. Kemudian teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan dalam proses pembelajaran yaitu foto kegiatan belajar, dokumen berupa hasil tulisan siswa, dan hasil pembelajaran. Data dalam penelitian ini berupa data hasil wawanacara yang diperoleh sebelum kegiatan pembelajaran. Data hasil observasi dan data hasil tugas menulis laporan siswa yang diperoleh saat pembelajaran berlangsung.

Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang terkumpul berupa hasil wawancara, tes tulis, dan hasil observasi dianalaisis. Data yang telah dianalisis kemudian direduksi. Reduksi data dilakukan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis laporan serta untuk menjawab rumusan masalah. Setelah melalui reduksi, data dipaparkan untuk mengetahui secara menyeluruh dari penelitian mengenai (1) pelaksanaan tidakan yang dilakukan sesuai dengan rancangan atau masih memerlukan perbaikan, dan (2) perlunya tindak lanjut untuk memperbaiki tindakan. Data tersebut kemudian dievaluasi dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan siklus serta melihat peningkatan kemampuan dan perkembangan sikap siswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, kemudian peneliti melakukan penarikan kesimpulan. HASIL

Perencanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan agar masalah pada studi pendahuluan teratasi dengan mempersiapkan rencana pelakasanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi (1) menentukan kompetensi dasar, (2) mempersiapkan bahan pembelajaran berupa materi menulis laporan, (3) guru menjelaskan tahapan strategi pembelajaran kreatif produktif, (4) siswa menulis laporan dengan menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif, dan (5) melakukan kegiatan refleksi mengenai penggunaan strategi yang telah

dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran.

Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Siswa Kelas VIIIA pada Aspek Isi

Kemampuan siswa menulis laporan pada aspek isi dilihat dari empat subaspek yaitu kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, dan keruntutan. Siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada aspek isi sebanyak 19 orang. Pada subaspek kesesuaian siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 5 orang, sedangkan sisanya mendapat skor 3 yaitu 26 siswa. Siswa yang mendapat skor 4 pada subaspek

(5)

kelengkapan sebanyak 6 siswa, 13 siswa mendapat skor 3, dan 12 siswa mendapat skor 2. Pada subaspek kepaduan, siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 1 orang, 26 orang mendapat skor 3, dan 4 orang mendapat skor 2. Subaspek terakhir yaitu keruntutan, siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 4 orang, 24 orang mendapat skor 3, dan 3 orang mendapat skor 2.

Pada siklus II, kemampuan menulis siswa pada aspek isi telah baik. Terbukti dengan penigkatan jumlah siswa yang mendapat skor 4 pada tiap subaspek. Pada subaspek kesesuaian, sebanyak 5 siswa mendapat skor 4. 6 siswa mendapat skor 4 pada subaspek kelengkapan, 2 orang siswa pada suabspek kepaduan, dan 5 orang pada subaspek keruntutan yang mendapat skor 4.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I maka refleksi pada siklus I dapat dijelaskan bahwa (1) siswa belum terbiasa teliti dalam penggunaan tanda baca, (2) beberapa siswa masih menggunamkan ejaan yang salah, (3) dalam proses pembelajaran, belum dilaksanakan pembuatan kerangka serta kegiatan penyuntingan masih dilakukan secara umum yaitu hanya beberapa siswa yang maju melaporkan hasil tulisan yang mendapat perbaikan, dan (4) satu tahapan pada strategi pembelajaran kreatif produktif belum dilaksanakan yaitu tahap re-kreasi (5) beberapa siswa belum fokus dalam menulis laporan. Persentase perbandingan perolehan nilai pada aspek isi siklus I dan II dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel Persentase Perbandingan Perolehan Nilai Aspek Isi Siklus I dan II

Siklus Rentang Nilai Jumlah siswa %

I 91-100 - - 81-90 12 39 75-80 7 23 < 75 12 39 II 91-100 - - 81-90 16 52 75-80 11 35 < 75 4 13

Pada tabel tersebut diperoleh informasi bahwa jumlah siswa yang

mendapat nilai antara 81-90 pada aspek isi siklus I sebesar 39% atau sebanyak 12 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 75-80 sebesar 23%, dan 39% untuk siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Pada siklus I jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan cukup banyak. Pada siklus II jumlah siswa yang

memperoleh nilai antara 81-90 meningkat menjadi 52%, 35% untuk siswa yang mendapat nilai antara 75-80.

Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Siswa Kelas VIIIA pada Aspek Bahasa

Pada aspek bahasa, subaspek ejaan terdapat satu orang siswa mendapat skor 4. Sebanyak 19 siswa mendapat skor 2 dan 11 orang mendapat skor 2. Subaspek tanda baca diketahui sebanyak 14 orang mendapat skor 3 dan 17 orang mendapat skor 2. Pada subaspek ini tidak ada siswa yang mendapat skor 4, hal ini juga terjadi pada subaspek pilihan kata. Pada suabspek pilihan kata, sebanyak 26 siswa mendapat skor 3 dan 5 orang siswa mendapat skor 2. Keefektifan kalimat penulisan laporan siswa pada siklus I, masih memerlukan perbaikan, siswa yang

(6)

mendapatkan skor 4 sebanyak 2 orang, 4 orang siswa mendapat skor 3 dan 25 orang mendapat skor 2. Subaspek selanjutnya adalah paragraf, siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 1 orang, 17 orang mendapat skor 3, dan 13 orang mendapat skor 2.

Pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis laporan aspek bahasa. Siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal pada aspek bahasa sebanyak 18 orang. Pada suabspek ejaan sebanyak 7 siswa mendapat skor 4, 19 siswa mendapat skor 3, dan 5 siswa mendapat skor 2. Penggunaan tanda baca pada menulis laporan mengalami peningkatan yaitu sebanyak 3 siswa mendapat skor 4 dan 21 siswa mendapat skor 3. Pada subaspek pilihan kata, keefektifan kalimat, dan paragraf berturut-turut mangalami peningkatan yaitu 3 siswa mendapat skor 4, 1 siswa mendapat skor 4 untuk subaspek kefeektifan kalimat, dan 3 siswa untuk subaspek paragraf.Persentase perbandingan perolehan nilai aspek bahasa siklus I dan II dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel Persentase Perbandingan Perolehan Nilai Aspek Bahasa Siklus I dan II

Siklus Rentang Nilai Jumlah siswa %

I 91-100 - - 81-90 - - 75-80 7 23 < 75 24 77 II 91-100 - - 81-90 - - 75-80 19 61 < 75 12 39

Pada tabel tersebut diperoleh informasi bahwa persentase perolehan nilai aspek bahasa siklus I sebesar 23% untuk siswa yang memperoleh nilai antara 75-80 dan meningkat pada siklus II menjadi 61% meskipun pada kenyataannya masih terdapat siswa yang belum mencapai ketuntasan, namun kesalahan yang terjadi pada siklus I tidak terulang kembali. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa stategi pembelajaran kreatif produktif dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan siswa kelas VIII.

PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan data menulis laporan dengan strategi pembelajaran kreatif produktif, siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan pertama diawali dengan tahap orientasi yaitu guru menjelaskan materi serta langkah pembelajaran menulis laporan. Kegiatan dilanjutkan dengan menyusun kerangka laporan sebelum tahap eksplorasi. Tahap eksplorasi

merupakan kegiatan pengamatan terhadap objek. Pada tahap eksplorasi ini siswa menulis setiap hal yang ditemukan dalam mengamati objek. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasnun (2006: 83) yang menyatakan bahwa penulis laporan mencatat setiap permasalahan secara sistematis sesuai dengan hasil pengamatan. Pada tahap interpretasi, siswa mendiskusikan hasil laporannya pada guru dengan tujuan siswa dapat lebih memahami penulisan laporan serta mendapat saran dari guru sebelum kegiatan penyuntingan. Parera (1987b: 184) menjelaskan bahwa berkonsultasi dengan guru menambah pengetahuan, mendapat informasi,

(7)

membuka pengalaman, menjadi tempat koordinasi karena adanya kontak dan komunikasi. Oleh karena itu, kegiatan diskusi dengan guru memungkinkan siswa untuk menemukan kekurangan yang ada pada tulisan laporan mereka.

Pada tahap re-kreasi, siswa berkesempatan untuk menunjukkan kreativitas mereka. Kreativitas merupakan pendorong siswa untuk menghasilkan hal baru. Hal baru dalam kegiatan pembelajaran menulis laporan ini adalah menghasilkan tulisan laporan dalam tampilan berbeda. Moreno (dalam Slameto, 2003: 146) menjelaskan bahwa hal penting dalam kreativitas bukanlah penemuan yang belum pernah diketahui sebelumnya, melainkan produk kreativitas itu merupakan hal yang baru bagi diri sendiri dan tidak selalu baru bagi orang lain. Bagi siswa, hasil laporan mereka yang telah dikreasikan kembali menjadi sebuah buku kumpulan laporan adalah hal baru, sehingga dapat disimpulkan kegiatan re-kreasi ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih senang menulis dan menghasilkan hal baru.

Pada hal kerjasama siswa siklus I masih perlu ditingkatkan. Kerjasama yang baik dapat memberikan solusi tepat serta mengembangkan karakter positif. Menurut Johnson (2007), kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Kegiatan terakhir merupakan kegiatan evaluasi bagi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap siklus. Kegiatan terakhir merupakan

kegiatan evaluasi bagi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap siklus. Menurut Gintings (2008: 168), kegiatan evaluasi pembelajaran meliputi (1) menilai tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan, (2) mengukur peningkatan kemapuan dari waktu ke waktu, (3) menilai siswa berdasarkan pencapaian tujuan belajarnya, (4) mengevaluasi efektifitas pembelajaran, dan (5) memotivasi peserta didik untuk belajar.

Pembahasan penelitian ini meliputi hasil peningkatan kemampuan menulis laporan aspek isi dan aspek bahasa. Pada aspek isi, meliputi pembahasan pada subaspek kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, dan keruntutan. Pada aspek bahasa meliputi subaspek penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat efektif, dan paragraf. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus I menulis laporan pada subaspek kesesuaian sebesar 78%, sedangkan pada siklus II meningkat dengan baik menjadi 80%. Pada subaspek kelengkapan siklus I, rata-rata kemampuan siswa sebesar 70% dan pada siklus II sebesar 75%.

Murray & Hughes (dalam Kuncoro, 2007:111) menyatakan bahwa kepaduan paragraf disebut koherensi, yaitu bagaimana menyusun paragraf agar sesuai dengan ide dan dapat dimengerti oleh pembaca. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus I skor rata-rata menulis laporan pada subaspek kepaduan sebesar 73% dan meningkat pada siklus II sebesar 78%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah paragraf yang baik merupakan paragraf yang memiliki kepaduan, lengkap, dan kesatuan topik sehingga memungkinkan pembaca mendapatkan informasi. Pada subaspek keruntutan siklus I rata-rata skor kemampuan siswa sebesar 70% dan pada siklus II meningkat sebesar 75%.

Pada siklus I, kemampuan siswa dalam menulis laporan masih perlu diperbaiki. Menulis laporan hendaknya mengikuti kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia memiliki kaidah dalam kepenulisan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Peraturan dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pembahasannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu (1)

(8)

penulisan huruf, (2) penulisan kata, dan (3) pemakaian tanda baca (Suwignyo, dkk 2001: 8). Siswa yang mencapai standar nilai ketuntasan pada aspek bahasa siklus I sebanyak 6 orang, sedangkan pada siklus II sebanyak 18 orang

Pada siklus I, kemampuan siswa dalam menulis laporan subaspek kalimat efektif masih perlu perbaikan. Kalimat efektif secara gramatikal setidaknya terdiri dari subjek dan predikat. Suwignyo, dkk (2001: 18) menyatakan bahwa kalimat efektif mempunyai ciri-ciri (a) gramatikal, (b) bernalar atau logis, (c) efisien, dan (d) jelas. Jika pada siklus I terdapat siswa yang masih belum menulis kalimat dengan hemat yaitu dalam satu kalimat sangat padat kata. Sebuah kalimat hemat memiliki kepadatan isi. Menurut Santoso (1999: 1) kalimat hemat adalah kalimat yang padat isi bukan kalimat yang padat kata. Kalimat tersebut hanya

menggunakan kata sedikit. Tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.

Penggunaan kata yang berlebihan dapat menjadikan kalimat susah dipahami. Menurut Parera (1987a: 40-43), aspek-aspek kehematan kalimat yang perlu diperhatikan, yaitu (1) menghindari pengulangan subjek kalimat, (2)

menghindari pengulangan kata-kata hari, tanggal, bulan, dan tahun yang berkaitan dengan nama-nama hari, tanggal, bulan, dan angka tahun, (3) menghindari

kemungkinan penggunaan hiponimi, (4) menghindari pemakaian kata penghubung bahwa dan setelah dalam konteks penulisan tertentu, (5) menghindari

pengulangan apa yang telah dikatakan dalam uraian yang sering menjelaskan hal berulang kali, dan (6) ketidakhematan dalam menyusun pikiran serta gagasan. Pada Pada siklus I rata-rata kemampuan siswa subaspek penggunaan kalimat efektif sebesar 73% dan meningkat menjadi 80% pada siklus II.

Paragraf baik adalah paragraf yang memungkinkan pembaca memahami kesatuan informasi yang terkandung didalamnya. Suwignyo, dkk (2001: 23) menyatakan bahwa sebuah paragraf dikatakan baik apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu (a) kesatuan, (b) kelengkapan, dan (c) kekohesian dan kekoherensian. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II kemampuan siswa dalam menulis laporan dengan memperhatikan paragraf sebesar 63% meningkat menjadi 70%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menulis paragraf dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis menulis laporan siswa pada aspek isi dapat

ditingkatkan dengan menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif. Hal ini dapat di buktikan dengan peningkatan kemampuan menulis laporan siswa pada aspek isi yang meliputi subaspek kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, dan

keruntutan dari siklus I ke siklus II. Subaspek kesesuaian dari siklus I ke siklus II meningkat dari 78% menjadi 80%, subaspek kelengkapan meningkat dari 70% menjadi 75%, subaspek kepaduan meningkat dari 73% dan meningkat pada siklus II sebesar 78%. Pada subaspek keruntutan siklus I rata-rata skor kemampuan siswa sebesar 70% dan pada siklus II meningkat sebesar 75%.

Kemampuan menulis laporan siswa pada aspek kebahasaan dapat ditingkatkan dengan strategi pembelajaran kreatif produktif. Hal ini dapat

(9)

dibuktikan dengan kemampuan menulis laporan siswa pada aspek kebahasaan yang meliputi subaspek ejaan, tanda baca, pilihan kata/diksi, keefektifan kalimat, dan paragraf dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu subaspek ejaan dari siklus I ke siklus II meningkat dari 65 % menjadi 70%, subaspek tanda baca meningkat sebesar 60% menjadi 70%, subaspek pilihan kata meningkat dari 70% menjadi 73%, subaspek keefektifan kalimat meningkat dari 73% menjadi 80%, dan subaspek paragraf meningkat dari 63% menjadi 70%.

Saran

Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian terdapat saran yang perlu disampaikan pada dua pihak, yaitu bagi guru disarankan menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif dalam pembelajaran menulis laporan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan kemampuan menulis laporan siswa pada aspek isi dan kebahasaan, (2) siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengerjakan tugas pembelajaran, dan (3) siswa merasa mendapat pembelajaran yang bermanfaat. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai acuan keberhasilan dalam pembelajaran menulis laporan dengan strategi kreatif produktif. Selain itu, peneliti lain diharapkan dapat

mengembangkan penelitian sejenis dengan menggunakan strategi pembelajaran yang lain.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi (keputusan nomor 22 tahun 2006: tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, nomor 24 tahun 2006.

Tentang Pelaksanaan Permen 22 dan 23 tahun 2006. Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar& Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Hasbi. 2006. Peningkatan Kemampuan Menulisan Laporan Dengan Strategi Belajar Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 2 SMP Negeri I Tanah

Jamboaye, Aceh Utara. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca

Sarjana Universitas Negeri Malang.

Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA. Yogyakarta: Andi.

Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Johnson, Elaine. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC.

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.

Parera, Jos Daniel. 1987a. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Parera, Jos Daniel. 1987b. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga. Santoso, Anang. 1999. Kalimat Efektif: Dari Kehematan Sampai Kelogisan.

(10)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharmiati, Ucik. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Dengan Menggunakan Strategi Contoh Noncontoh Siswa Kelas VIIID

SMP Negeri 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Negeri Malang.

Suprayogi, Bambang. 2011. Strategi Kreatif Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Nganjuk. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Suwignyo, Heri., Basuki, Imam Agus., Santoso, Anang., Suyitno, Imam. 2001.

Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: suatu tinjauan

Gambar

Tabel Persentase Perbandingan Perolehan Nilai Aspek Isi Siklus I dan II
Tabel Persentase Perbandingan Perolehan Nilai Aspek Bahasa Siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal rendah, kemampuan komunikasi matematika tulisnya menempati kategori informasi yang diberikan tidak rinci dan tidak

Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen yaitu Perencanaan Pajak dan Prinsip Konservatisme Akuntansi mempunyai nilai probabilitas

Kajian ini hanya memfokus kepada bidang pertanian dan khusus kepada penuai sawit yang menggunakan alat pahat bagi aktiviti penuaian.Reka bentuk pahat yang digunakan secara manual

Sedangkan untuk variabel kadar serat pangan sampel yang diamati yaitu sampel dengan kadar protein terlarut tertinggi dari masing- masing perlakuan jenis fermentasi,

sarana, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

Total karbon atas permukaan yang tersimpan pada hutan rakyat di Pekon Kelungu sebesar 101,61 ton/ha yang terdiri dari karbon pohon sebesar 99,92 ton/ha, karbon nekromasa sebesar

Dengan akustik yang efektif, maka bunyi maupun suara akan dapat diterima oleh telinga sesuai dengan batas ambang kebisingan yang telah direkomendasikan (NC) dalam

Dalam hal Pelimpahan Wewenang dari Bupati kepada Camat yang diatur dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 18 Tahun 2010 (Pasal 6) tentang Pelimpahan Wewenang Bupati