• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN JOB ORDER COSTING METHOD DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT. UNGARAN PRINTING APPAREL SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN JOB ORDER COSTING METHOD DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT. UNGARAN PRINTING APPAREL SEMARANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

MENGGUNAKAN JOB ORDER COSTING METHOD DALAM

PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT. UNGARAN

PRINTING APPAREL SEMARANG

Dimas Adi Wicaksono

Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Email : 212201101795@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT

This research was attempted to evaluate the determination of the market value through cost of goods manufacturedcalculation in PT. UNGARAN PRINTING APPAREL. In this research, the researcher used job order costing method based on the production cost data in July 2015. The company produced the goods based on the customer request, after that they determined the prepaid cost of goods manufatured.

The result of the research showed that the calculation of market value evaluation which was done by company for the request of pigment print (1000 items), they got profit 36%, whereas they earned 56% by using Job Order Costing Method. According to the evaluation result, there was different calculation of the cost of goods manufactured between the company calculation and Job Order Costing Method. It was because the company did not identify the elements of the cost of goods manufactured in detail, with a result that the cost of good manufactured which was counted by the company became too high.

According to the observation result, the company is suggested to use Job Order Costing Method because this method is more accurate in counting the cost of goods manufactured. So that they can earn maximum profit. The company has two strategic options in determining the market value. They have to hold the current market value on or reduce the market value (based on the profit contribution that are expected between 20% until 30%, according to the difficuly level of the requested product). So they can extend their market because the market value is more competitive.

Keywords : Cost of Goods Manufactured, Job Order Costing Method, and Production Cost

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan guna mengevaluasi penentuan harga jual melalui perhitungan harga pokok produksi, pada PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang dengan metode pesanan (job order costing method) berdasarkan data – data biaya produksi pada Juli 2015.Perusahaan memproduksi suatu produk berdasar pada pesanan, kemudian perusahaan menentukkan harga pokok produksi di muka ketika ada pesanan yang masuk dari konsumen.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dalam perhitungan evaluasi harga jual menurut perusahaan untuk pesanan pigment print 1.000 item,tingkat persentase keuntungannya adalah sebesar 36% sedangkan perhitungan evaluasi harga jual pada metode

job order costing adalah sebesar 56%.Berdasarkan hasil evaluasi terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan metode job order costingdisebabkan karena perusahaan tidak mengidentifikasi secara rinci unsur – unsur harga pokok produksi, sehingga harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan menjadi terlalu tinggi.

(2)

Berdasarkan hasil pengamatan maka disarankan agar perusahaan menggunakan metode job order costing karena metode ini lebih akurat dalam menghitung harga pokok produksi, sehingga dapat memaksimalkan laba. Perusahaan memiliki dua pilihan strategi dalam penetapan harga jual yaitu, bertahan dengan harga jual saat ini atau menurunkan harga jualnya (sesuai dengan kontribusi laba yang diinginkan sebesar 20% sampai 30% sesuai dengan tingkat kesulitan produk yang dipesan) sehingga dapat memperluas pasar karena memiliki harga jual yang lebih bersaing atau rendah.

Kata Kunci :Harga Pokok Produksi, Job Order Costing Method dan Biaya Produksi.

PENDAHULUAN

Segala jenis usaha pada perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Guna memperoleh keuntungan atau laba yang maksimal, khususnya pada perusahaan manufaktur, perhitungan harga pokok produksi dan perhitungan harga jual memiliki peran yang sangat penting (Setiadi, dkk 2014). Besar kecilnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi suatu ukuran kesuksesan perusahaan dalam mengelola perusahaan. Salah satu komponen laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produk ataupun jasa yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut (Hendrich 2013). Hal ini terkait dengan persaingan harga jual suatu produk pada perusahan-perusahan yang sejenis.

Dengan menentukan harga pokok produksi pesanan, perusahaan dapat mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan. Dalam menentukan harga jual dari suatu pesanan harus sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, sehingga mendapatkan laba yang diinginkan oleh perusahaan dapat maksimal, karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut (Setiawan, dkk 2010).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek pada PT. UNGARAN PRINTING APPAREL, pengambilan objek tersebut dikarenakan terdapat beberapa perbedaan dalam penggolongan biaya yang sebenarnya mengacu pada teori yang telah ada, namun disesuaikan kembali penggolongan biaya tersebut sesuai kondisi agar harga jual dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

Penelitian ini mereplika dari Setiawan, dkk (2010) “Evaluasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT. Organ Jaya)”. Namun terdapat perbedaan antara penelitian ini yaitu waktu dan objek penelitian. Adapun persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama dalam hal menggunakan metode Job Order Costing.

TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang di laporkan di neraca dan angka harga pokok penjualan yang di sajikan di laporkan laba rugi (Carter 2009). Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktifitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun bersifat strategi.

Menurut Carter (2009) klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi biaya yang paling umum digunakan berdasarkan pada hubungan antar biaya dengan berikut ini:

1) Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa) 2) Volume Produksi

3) Departemen, proses, pusat biaya (cost center) atau subdivisi lain dari manufaktur. 4) Periode akuntansi

(3)

5) Suatu keputusan, tindakan dan evaluasi

Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukan harga pokok produk (barang atau jasa) yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan suatu bagian dari harga pokok. Berikut terkait pengertian harga pokok menurut Mulyadi (2012).

Menurut Carter (2009) harga pokok produksi terdiri dari tiga elemen biaya produk yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produksi diperhitungkan dari biaya produksi terkait dengan produk yang telah selesai selama periode tertentu. Barang dalam proses awal harus ditambahakan dalam biaya produksi periode tersebut dan barang dalam persediaan akhir barang dalam proses harus dikurangkan untuk memperoleh harga pokok produksi.

METODE PENELITIAN

Wawancara dalam penelitian ini adalah tanya jawab guna mendapatkan data serta informasi prosedur produksi percetakan (printing) pada PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang, selain itu wawancara juga difokuskan pada biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan guna memproduksi percetakan (printing).

Analisis data dibagi menjadi dua kelompok yakni analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, yaitu membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan dengan metode Job Order Costing serta melihat pengaruh dari hasil perhitungan harga pokok produksi tersebut terhadap harga jual dan laba rugi perusahaan.

Analisis harga pokok produksi dengan metode Job Order Costing :

1) Mengidentifikasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

pabrik untuk masing-masing pesanan. 2) Menghitung harga pokok produksi. 3) Mencatat dalam kartu pesanan.

4) Melakukan perbandingan cara perhitungan harga pokok produk menurut perusahaan dengan metode Job Order Costing.

5) Menyusun rekomendasi.

PEMBAHASAN

Perusahaan ini bergerak dibidang percetakan pada pakaian atau sering disebut dengan sablon dan telah bekerjasama dengan beberapa garment industri pembuatan pakaian di Jawa Tengah khususnya Semarang dan Solo. Produk cetak yang dihasilkan perusahaan ini beraneka ragam jenisnya beberapa diantaranya adalah Foil, Gliter, Puff Print, Crack Print, Photo Print, Revlective, Gel Print, Emboss, Deboss, dan lain-lain sesuai dengan permintaan dari pemesan. Dari produk tersebut dibutuhkan bahan baku guna memproduksi pesanan meliputi: 1) Obat Afdruk 2) Penguat Afdruk 3) Screen 4) Cat/Tinta 5) Katalis 6) Bibit Warna

Sistem upah yang digunakan PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang merupakan sistem upah bulanan yang setara UMR yakni sebesar Rp.1.419.000. Apabila mendapat perintah lembur terdapat ketentuan sebagai berikut setiap 2 jam pertama lembur

(4)

mendapat setengah upah harian, kemudian setiap 1 jam berikutnya mendapat satu upah harian.

Dalam membuat suatu produk perusahaan melewati beberapa proses produksi yang ada, yakni sebagai berikut pre-sablon, sablon, post-sablon, dan finishing/packing. Langkah-langkah dalam proses produksi tersebut diawali dari pre-sablon, yakni suatu proses produksi dimana mengaplikasikan desain pada screen yang nantinya screen ini digunakan dalam proses sablon. Bahan baku dari proses ini yaitu obat dan penguat afdruk, yang dituangkan pada screen dengan menggunakan mesin afdruk.

Langkah selanjutnya setelah screen sudah siap masuk pada proses sablon yakni proses cetak dengan cara sablon pada kain atau objek yang diinginkan. Dengan menggunakan rakel, bahan baku tinta/cat serta bibit warna dituangkan pada screen diatas objek atau kain yang akan disablon. Kemudian setelah proses sablon dilanjutkan dengan prosespost-sablon yaitu proses pengeringan hasil sablon menggunakan alat “hot gun dry” yang kemudian diakhiri

dengan proses finishing serta packing yakni proses dimana hasil produksi dikemas dan siap untuk diantarkan kepada pemesan.

Produk yang dihasilkan pada bulan Juli salah satunya adalah pigment printyang merupakan produk yang sering dipesan serta memiliki kontribusi cukup besar pada perusahaan. Selain itu terdapat beberapa produk yang dihasilkan, antara lain rubber print,

solvent print, serta waterbase print.

PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang merupakan perusahaan yang produksinya berdasarkan pada pesanan. Metode pengumpulan biaya yang digunakan metode harga pokok pesanan dikarenakan proses produksinya secara terputus-putus dan memiliki spesifikasi sesuai keinginan dari pemesan, dengan memperhitungkan beberapa unsur biaya produksi yang terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya lain-lain.

Perhitungan harga pokok produksi dilakukan secara menyeluruh sedangkan harga pokok produksi per-itemuntuk setiap pesanan dihitung dengan membagi total harga pokok produksi dengan jumlah item yang dipesan. Prosedur perhitungan harga pokok produksi sebagai berikut:

1) Biaya produksi dikelompokan berdasar menurut besarnya pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain, namun pembebanan biaya lain-lain perusahaan berpedoman pada persentase biaya bahan baku.

2) Menghitung total biaya produksi yang digunakan dalam setiap pesanan.

3) Menghitung harga pokok per-itemdengan cara membagi total harga pokok produksi dengan jumlah item yang dipesan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang, terhadap perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi metode Job Order Costing, sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang nantinya dapat dipertimbangkan, dalam penentuan harga jual suatu produk. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1) PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang menerapkan perhitungan harga pokok produksi dengan beberapa penggolongan unsur biaya yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Berbeda dengan penggolongan perhitungan harga pokok produksi menurut metode Job Order Costing yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perusahaan belum menggunakan biaya overhead pabrik dalam penggolongan unsur biaya.

(5)

2) Berdasarkan perhitungan menurut metode Job Order Costing pada pesanan pigment print harga pokok produksi per item adalah sebesar Rp. 12.516 dengan tingkat keuntungan 60% dengan harga jual yang telah ditetapkan sebesar Rp. 20.000. Sedangkan menurut perhitungan perusahaan harga pokok produksi per item adalah sebesar Rp. 14.300 dengan tingkat keuntungan 40% dengan harga jual yang telah ditetapkan sebesar Rp. 20.000, dari uraian tersebut menunjukan bahwa selisih tingkat keuntungan antara metode Job Order Costing dengan metode perusahaan adalah sebesar 20%. Selisih dari perhitungan tersebut disebabkan karena perbedaan dalam pengelompokan unsur biaya, yang terletak pada biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung perusahaan membebankan semua biaya tenaga kerja selama produksi pesanan tersebut, serta tidak membebankan biaya overhead pabrik karena perusahaan menggunakan persentase dari biaya bahan baku sebesar 30% dari pesanan dimasukkan dalam biaya lain-lain. Oleh sebab itu perhitungan harga pokok produksi perusahaan kurang akurat yang mengakibatkan tingkat keuntungan perusahaan kurang maksimal.

3) Dalam perhitungan evaluasi harga jual menunjukan bahwa persentase laba menurut perhitungan metode Job Order Costing setelah dievaluasi adalah sebesar 56%, sedangkan menurut perhitungan perusahaan adalah sebesar 36%. Perusahaan sendiri telah menetapkan target minimun laba atau keuntungan sebesar 20% sampai 30% sesuai tingkat kesulitan produk yang dipesan. Sehingga kedua cara perhitungan tersebut sudah sesuai dan memenuhi target atau keinganan yang diharapkan oleh perusahaan.

Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dengan membandingkan antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan metode Job Order Costing dapat memberikan saran sebagai berikut:

Meskipun kedua metode tersebut dapat memenuhi target laba yang diinginkan perusahaan, perusahaan perlu mempertimbangkan informasi biaya yang dihasilkan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Berdasarkan hasil pengamatan maka disarankan agar perusahaan menggunakan metode job order costing karena metode ini lebih akurat dalam menghitung harga pokok produksi, sehingga dapat memaksimalkan laba. Perusahaan memiliki dua pilihan strategi dalam penetapan harga jual yaitu, bertahan dengan harga jual saat ini atau menurunkan harga jualnya (sesuai dengan kontribusi laba yang diinginkan sebesar 20% sampai 30% sesuai dengan tingkat kesulitan produk yang dipesan) sehingga dapat memperluas pasar karena memiliki harga jual yang lebih bersaing atau rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Wiliam K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat.

Helmina, Batubara. 2013. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium.

Jurnal EMBA. Volume 1. Nomor 3.

Hendrich, Mahdi. 2013. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Peternakan Lele Pak Jay di Sukabangun II Palembang. Jurnal Ilmiah. Volume 5. Nomor 3.

(6)

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Setiadi, Pradana, David P.E. Saereng, dan Treesje Runtu. 2014. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa.

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 14. Nomor 2.

Setiawan, Hendra, Tarida Marlin S. Manurung, dan Yunita. 2010. Evaluasi Penerapan Job Order Costing dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus pada PT Organ Jaya). Jurnal Akuntansi. Volume 10. Nomor 2.

Sihite, Lundu Bontor dan Sudarno. 2012. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Garam Beryodium (Studi Kasus pada UD. Empat Mutiara).

Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 1. Nomor 2.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susilawati, Clara dan Anton, FX. 2010. Akuntansi Biaya. Semarang: UPT. Penerbitan dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata.

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan metode job order costing dalam penentuan harga pokok produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik berdasarkan

1) Terletak pada harga bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Perusahaan melakukan kenaikan harga agar dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses

Pendekatan full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan

UMKM Raja Cetak & Printing dalam perhitungan harga pokok produksi masih menggunakan perhitungan yang sederhana, dimana hanya melakukan perhitungan biaya bahan

Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing memiliki niali lebih tinggi karena semua unsur biaya dihitung secara rinci yang terdiri dari biaya bahan

Setelah dilakukan perhitungan beberapa biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, maka menghasilkan harga pokok produksi dan harga

Dalam metode full costing biaya produksi yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

UMKM Raja Cetak & Printing dalam perhitungan harga pokok produksi masih menggunakan perhitungan yang sederhana, dimana hanya melakukan perhitungan biaya bahan