STUDI PERKIRAAN JALUR ALIRAN AIR AKI
MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT
LANDSAT
DAN
SRTM
ZAINIA FITRIANINGTYAS 3508 100 037 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Potensi bahaya aktivitas Gunung Ijen saat ini
adalah semburan lumpur di sekitar
kawah,
munculnya gas berbahaya bagi kehidupan di
sekitar kawah, dan meluapnya air danau kawah
yang besifat sangat asam.
Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk
mendukung sistem peringatan dini bencana alam
diyakini sebagai suatu teknik yang dapat memberi
kontribusi sangat banyak.
Perumusan Masalah
•
Dari uraian di atas, permasalahan yang muncul
adalah bagaimana cara mengolah dan
menganalisa citra
Landsat
dan
DEM SRTM
sehingga menjadi sebuah peta jalur aliran air
aki Gunung Ijen.
BatasanMasalah
Wilayah studi adalah daerah Gunung Ijen yang termasuk kedalam
wilayah Kabupaten Situbondo, Banyuwangi dan Bondowoso, Propinsi Jawa Timur.
Data citra satelit yang digunakan adalah citra
Landsat 7 ETM+
tahun2009 dan
DEM SRTM
Data sekunder yang digunakan berupa
softcopy
data vektor PetaKawasan Rawan Bencana Gunung Ijen (skala 1 : 100.000) yang disusun dari hasil perkecilan Peta Rupa Bumi skala 1 : 25000 (Lembar : 1707-414, 1707-423, 1704-424, 1704-432, 1704-441, 1704-442, 1704-434, 1704-443, 1704-444, 1708-112, 1708-121, 1708-122, 1708-114, 1708-123, 1708-124, 1708-132, 1708-141), data statistik, dan literatur.
Tujuan
•
Tujuan penelitian ini adalah
pembuatan peta jalur aliran
air aki pada Gunung Ijen
menggunakan
teknologi
penginderaan
jauh
menggunakan data citra
Landsat
dan
DEM SRTM.
Manfaat
•
Manfaat dari penelitian ini
adalah memberikan informasi
spasial (peta) mengenai jalur
aliran air aki pada Gunung Ijen
yang nantinya bisa digunakan
sebagai
penunjang
sistim
mitigasi bencana alam Gunung
Ijen.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tugas akhir ini mengambil daerah
studi di kawasan Gunung Ijen yang terletak di (7° 42’
00” - 8° 24’ 00”) LS dan (114° 22’ 00” - 114° 54’ 00”)
BT.
METODOLOGI PENELITIAN (2)
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1) Perangkat Keras (
Hardware)
2)
Laptop
3) Printer
4) GPS navigasi
/
handheld
ketelitian 15 meter untuk
pengambilan data lapangan
Perangkat Lunak (
Software)
1) ER Mapper 7.0
untuk pengolahan citra
2) ENVI 4.6.1
untuk pengolahan citra
3) ArcGIS 9.3
untuk mengolah data vektor
4) Autodesk LandDesktop 2004
5) Matlab R2008b
METODOLOGI PENELITIAN (3)
Bahan
Citra
DEM SRTM
30 meter untuk ortorektifikasi citra.
Citra satelit
Landsat 7 ETM+
tahun 2009
path/row
117/066 dan
path/row
117/065 sebagai data primer.
Citra satelit
Landsat
ortho tahun 2000 untuk koreksi
geometrik.
Data vektor Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung
Ijen (skala 1 : 100.000) untuk pemotongan wilayah
METODOLOGI PENELITIAN (4)
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Persiapan :
- Studi Literatur
- Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa
Penyusunan Laporan
METODOLOGI PENELITIAN (5)
Uji ketelitian klasifikasi
≥ 80%
Overlay dan Analisa Citra Landsat 2009 Koreksi Geometrik Hillshade Orthorektifikasi RMS Error ≤ 1 pixel Tidak Tidak DEM SRTM 30 meter Citra Terkoreksi Mosaicking Cropping Klasifikasi Terselia Citra Terklasifikasi Ya Ya Clip Peta Tutupan Lahan Ya Ya Tidak Tidak Peta KRB Gunung Ijen skala 1 : 100000
Peta Aliran Air Aki Gunung Ijen
Landsat Ortho 2000
HASIL DAN ANALISA
Strength of Figure (SoF)
Nilai
Strength of Figure
dari
titik kontrol registrasi citra
untuk citra
Landsat 7
ETM+
tahun 2009 yang
digunakan adalah 0,576.
Koreksi Geometrik
Hasil koreksi geometrik
pada citra
Landsat 7 ETM+
tahun 2009 yaitu nilai
rata-rata
RMS
errorsebesar 0,162
piksel.
HASIL DAN ANALISA (2)
Penutup Lahan
Luas tutupan lahan wilayah penelitian diperoleh dari hasil
klasifikasi citra
Landsat 7 ETM+
tahun 2009. Luasan tersebut
didapat dari
software ENVI 4.6.1
. Luas tutupan lahan adalah :
No Kelas Luas Area (Ha) Luas (%)
1 Hutan 43.558,875 13,579 2 Badan air 1.485,187 0,469 3 Pemukiman 14.730,937 4,653 4 Sawah 61.904,000 19,553 5 Perkebunan 27.902,562 8,813 6 Belukar 21.011,125 6,637 7 Lahan kosong 55.296,750 17,466 8 Tidak Ada Data 25.161,687 7,948
HASIL DAN ANALISA (3)
Klasifikasi
Pekerjaan klasifikasi dilakukan
dengan metode klasifikasi
terselia tipe
maximum
likelihood
dengantrainning
sample
sebanyak 85 area.Jumlah kelas yang digunakan adalah delapan kelas tutupan lahan. Citra yang diklasifikasi menghasilkan peta tutupan lahan seperti berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN (4)
DEM SRTM
Data DEM SRTM resolusi 30
meter digunakan untuk
membuat tampilan wilayah
penelitian menjadi menjadi
tiga dimensi dengan
menggunakan fungsi
hillshade
pada
software Arc Map
. Hal iniberfungsi untuk menampilkan keadaan topografi yang lebih
menyerupai kenampakan
HASIL DAN PEMBAHASAN (5)
Jenis Tanah
Tabel Jenis Tanah
Kabupaten Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (%)
Banyuwangi Regosol 134.490,87 23,96 Banyuwangi Litosol 39.031,88 6,75 Banyuwangi Lathosol 14.109,30 2,44 Banyuwangi Podsolik 348.684,75 60,30 Banyuwangi Gambut 37.433,70 6,55 Bondowoso Litosol 4.900,00 0,03 Bondowoso Regosol 78.286,53 0,50 Bondowoso Andosol 32.858,70 0,21 Bondowoso Gromosol 510,00 0,001 Bondowoso Mediteran 11.230,40 0,07 Bondowoso Latosol 28.224,37 0,18 Situbondo Latosol 35.252,00 21,51 Situbondo Aluvial 24.239,00 14,80 Situbondo Gleysol 19.784,00 12,07 Situbondo Mediteran 34.687,00 21,17 Situbondo Grumosol 26.719,00 16,30
HASIL DAN PEMBAHASAN (6)
Kemiringan Lahan
Tabel Kemiringan Lahan
No Kecamatan Kabupaten Kemiringan (%)
0-2 2-8 8-15 15-25 25-40 >40 1 Klabang Bondowoso 2.370,26 5.695,99 4.866,54 526,114 5.157,37 12,34 2 Asembagus Situbondo 21.693,84 6.225,78 24.656,44 1.562,22 1.725,83 295,45 3 Arjasa Situbondo 22,74 4.373,63 2.554,93 508,96 1.174,09 374,47 4 Banyuputih Situbondo 5.155,14 20,85 0 0 0 0 5 Glagah Banyuwangi 18,34 3.527,87 1.060,86 410,54 947,04 302,05 6 Songgon Banyuwangi 1.199,10 6.991,59 4.499,88 615,93 5.541,60 778,90 7 Singojuruh Banyuwangi 3.131,87 1.013,07 0 0 0 0 8 Kabat Banyuwangi 3.629,41 3.585,86 706,04 0 1,45 0 9 Rogojambi Banyuwangi 7.023,85 313,36 0 0 0 0 10 Wongsorejo Banyuwangi 5.538,86 14.176,48 3.441,68 3.057,39 7.145,88 704,67 11 Giri Banyuwangi 1,97 1.612,21 0 0 0 0 12 Banyuwangi Banyuwangi 2.051,65 482,09 0 0 0 0
HASIL DAN PEMBAHASAN (7)
Aliran Sungai
Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa lahar, dan
kemungkinan perluasan/penyimpangan awan panas. Lahar (air
aki) kemungkinan besar terjadi di sebagian besar sungai yang
berhulu di kawah ijen.
Sebelah timur : Kali Binau (rogojampi), Kali Jambu, Kali
Banyuwangi, Kali Sukawidi (Kec. Banyuwangi), Kali Klatak
(Kec. Ketapang).
Sebelah utara : Kali Banyupait, Kali Banyuputih (Kec.
HASIL DAN PEMBAHASAN (8)
Morfologi
Berdasarkan bentuk lahan, gunung api secara umum dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu (Asriningrum, 2002):
Kawah dan kerucut gunung api memiliki lereng sangat curam, lembah dalam, material endapan campuran dari hasil erupsi yang relative kasar hingga amat kasar, serta erosi dan longsor dominan.
Lereng gunung api memiliki lereng curam hingga sangat curam, lembah-lembah dalam, bentuk lereng tak teratur, serta erosi dan longsor dominan.
Aliran lava memiliki lereng curam, bentuk lereng tak teratur, dan relief bergelombang.
Dataran alluvial gunung api yang memiliki topografi datar hingga hampir datar (landai), dan kemiringan lereng 0-3%. Bentuk lahan ini dominan mengalami proses erosi lembar oleh aliran permukaan.
KESIMPULAN
Data citra satelit Landsat 7 ETM+ dan SRTM dapat diolah dan dianalisa
menggunakan teknologi penginderaan jauh sehingga didapatkan peta penutup lahan jalur aliran air aki yang dapat dikembangkan untuk sistem mitigasi bencana alam gunung api.
Peta tiga dimensi dari pengolahan data SRTM dapat digunakan sebagai
pendukung topografi yang mendekati keadaan sebenarnya.
Luas wilayah yang kemungkinan terdampak pada tahun 2006 sebesar
10.389,377 ha sedangkan berdasarkan tutupan lahan dari citra Landsat 7 ETM+ sebesar 12.724,687 ha. Luasan wilayah terdampak mengalami kenaikan sebesar 2.335,310 ha.
Tutupan lahan keseluruhan sebesar 251.051,125 ha, sedangkan tutupan
lahan yang kemungkinan terkena dampak letusan Gunung Ijen sebesar 12.724,687 ha.
Dari total 169 desa yang berada pada kawasan rawan bencana Gunung Ijen,
SARAN
Kendala dalam pengolahan citra
Landsat 7 ETM+
danSRTM
iniadalah pada proses ortorektifikasi. Pada tahap ini data
Landsat 7
ETM+
hanya bisa diolah menggunakansoftware Ermapper
dengan didukungsoftware LPNgeorec
(LAPAN). Belum bisa menggunakansoftware
pengolahan citra lainnya sepertiENVI
. Teknologi penginderaan jauh disarankan sebagai salah satu
alternatif dalam mendukung pengembangan sistem mitigasi bencana alam saat ini.
Untuk mengembangkan penelitian ini, diharapkan menggunakan
citra satelit dengan ketelitian yang lebih tinggi.
Mengingat kondisi geologis Indonesia yang merupakan tempat
pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik serta adanya gunung api baik yang masih aktif maupun yang tidak aktif serta ancaman dari letusan gunung api maka penelitian ini perlu dikembangkan lagi dengan focus penambahan data-data pendukung yang berhubungan dengan pemukiman seperti data penduduk, data rumah penduduk dan data usia penduduk.
Asriningrum, W. 2004. “Pengembangan MetodeZonasi daerah Bahaya Letusan Gunung
Api Studi Kasus Gunung Merapi”. Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 1, No.1, Juni 2004:66-75
Badan Geologi. 2012. Peningkatan Kegiatan G. Ijen dari Waspada menjadi Siaga.
<http:
Dhani, R. R. 2011. Mbah Rono: Awas 'Tsunami Air Aki' Gunung Ijen. <
>. Detiknews : Sabtu, 31 Desember 2011. 15 Maret 2012 pukul 20.30 WIB.
Ekadinata, A. Dewi, S. Hadi, D. Nugroho, D. Johan, F. 2008. Sistem Informasi Geografis
dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source. Bogor : World Agroforestry Centre
Hanafi, R. A. 2010. Pemetaan Geologi dengan Menggunakan Data Citra Alos di Daerah
Pegunungan Selatan (Kabupaten Wonogiri-Jawa Tengah). Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika.
Hidayat, F. 2012. Ancaman Banjir Air "Aki" dari Ijen.>.
Kompas : 26 Januari 2012. Dikunjungi pada tanggal 25 Maret 2012, jam 20.10.
Kustiyo, Manalu dan Pramono. 2005. Analisis Ketelitian Ketinggian Data DEM SRTM.
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa. LAPAN : Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. <
>. Dikunjungi pada tanggal 15 April 2012, jam 19.30.
Leksono, B. E. Susilowoti, Y. 2008. The Accuracy Improvement of Spatial Data for Land Parcel
and Buildings Taxation Objects by Using The Large Scale Ortho Image Data (Case study of Setra Duta residential housing). <>. Dikunjungi pada tanggal 21 Maret 2012, jam 13.10.
Maryantika, N. 2011. Analisa Perubahan Vegetasi ditinjau dari Tingkat Ketinggian dan
Kemiringan Lahan menggunakan Citra Satelit Landsat dan Spot 4 (Studi Kasus: Kab. Pasuruan).
Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika.
Ramirez, E. 2009. Shuttle Radar Topography Mission. < >. Dikunjungi pada tanggal 21 Maret 2012, jam 11.40.
Sulistiarto, B. 2010. Studi Tentang Identifikasi Longsor dengan Menggunakan Citra Landsat dan
Aster (Studi Kasus: Kabupaten Jember). Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika.
Susanto, S. 2010. “Sistem Mitigasi Bencana Alam Gunung Api Guntur Menggunakan Data
Penginderaan Jauh”. Sains dan Teknologi Dirgantara Vol 5 No. 4 Desember 2010 : 144-153. Syamsa, KN. 2008. Pemetaan Prediksi Lokasi Mineral Uranium dengan Citra Landsat 7 ETM+
(Studi Kasus : Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat). Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika.
Thoha, A, S. 2008. Karakteristik Citra Satelit. Medan : Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.
Tjokrosoewarno, S. 1979. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Bandung : Departemen Geodesi Fakultas