• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

AKUNTANSI BIAYA

Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By

Product) dan Produk Gabungan (Joint Product)

VENY, SE.MM

EKONOMI

AKUNTANSI

(2)

Bagian

Isi

• Modul

1. Produk Sampingan (by product) dan Produk Gabungan (Joint Product). 2. Definisi Biaya Gabungan (Joint Cost).

3. Metode untuk Membebankan Biaya Sampingan

4. Alokasi Biaya Produksi Gabungan ke Produk Gabungan

5. Hubungan Antara Biaya Gabungan dengan Pengambilan Keputusan dan analisa profitabilitas.

• Kemampuan akhir yang diharapkan

1. Membedakan produk sampingan (by prduct) dengan produk gabungan (joint product).

2. Mendefinisikan biaya gabungan (joint product).

3. Mengalokasikan biaya produksi gabungan ke produk gabungan dengan beberapa metode berbeda.

4. Mengevaluasi hubungan antara biaya gabungan dengan pengambilan keputusan dan analisis profitabilitas.

(3)

Definisi dan Karakteristik

• Produk sampingan (by product)

adalah suatu produk dengan nilai total yang relatif lebih kecil dan dihasilkan

bersamaan dengan produk utama (main product) yang nilai totalnya lebih besar. Dalam beberapa kasus produk sampingan adalah sisa atau sampah, seperti serbuk gergaji di tempat penggergajian kayu. Kasus lain produk sampingan timbul dari proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi produk utama. Misal, pemisahan biji kapas dari kapas.

Produk sampingan diklasufikasi menjadi 2 yaitu :

1. Dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut. 2. Membutuhkan proses untuk dapat dijual.

• Produk gabungan (joint product)

adalah produk yang dihasilkan secara simultan melalui suatu proses, dimana

setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai nominal.

(4)

Definisi dan Karakteristik

Contoh dari produk gabungan adalah industri pengemasan daging. Berbagai jenis potongan daging dan beberapa produk sampingan dihasilkan dari satu hewan potong dengan satu total biaya.

• Biaya Gabungan (joint cost).

Adalah biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk

dalam proses yang sama. Setiap kali dua atau lebih produk gabungan atau produk sampingan dihasilkan dari satu sumber daya, maka biaya gabungan terjadi. Biaya produksi gabungan memerlukan alokasi ke produk-produk individual.

• Biaya Produk Terpisah ( separable product cost).

Adalah biaya yang dapat diidentifikasikan dengan produk individual, dan pada umumnya tidak memerlukan alokasi.

(5)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

1. Metode Pengakuan Pendapatan Kotor (gross revenue method)

Dengan metode ini, biaya persediaan final dari produk utama dihitung terlalu tinggi karena menanggung biaya yang seharusnya dibebankan ke produk sampingan.

a) Pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain.

Metode ini diilustrasikan dalam laporan laba rugi berikut, dengan asumsi bahwa pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan adalah sebesar $1.500.

Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000

Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500

Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 16.500

Tersedia untuk dijual $18.000

Persediaan akhir 3.000 15.000

Laba Kotor $ 5.000

Beban pemasaran dan administrasi 2.000

Laba Operasi $ 3.000

Pendapatan lain lain 1.500

(6)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

b) Pendapatan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan. Pada metode ini, laporan laba rugi diatas akan menampilkan $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan sebagai tambahan penjualan atas produk utama. Akibatnya, total pendapatan penjualan berubah menjadi sebesar $21.500. Selain itu, laba kotor serta laba operasi akan meningkat.

Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) + (Penjualan produk sampingan $1.500) $21.500

Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500

Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 16.500

Tersedia untuk dijual $18.000

Persediaan akhir 3.000 15.000

Laba Kotor $ 6.500

Beban pemasaran dan administrasi 2.000

(7)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

c). Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan.

Pada metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan

dikurangkan dari $15.000 harga pokok penjualan produk utama, sehingga laba kotor dan laba operasi akan meningkat sebesar $1.500 dibandingkan dengan Laporan laba rugi metode 1.

Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000

Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500

Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 16.500

Tersedia untuk dijual $18.000

Persediaan akhir 3.000

15.000

Penjualan produk sampingan $ 1.500 $13.500

Laba Kotor $ 6.500

Beban pemasaran dan administrasi 2.000

Laba Operasi $ 4.500

Pendapatan lain lain

(8)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

d). Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi.

Pada metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan

dikurangkan dari $16.500 biaya produksi, sehingga biaya produksi bersih menjadi $15.000. Biaya produksi yang sudah direvisi mengakibatkan

• rata-rata biaya perunit produk utama menjadi $1,3625.

• Biaya yang dibebankan ke persediaan akhir produk utama menjadi $2.725 bukannya $3.000.

• Biaya persediaan awal yang berkurang ($1,35 per unit )karena pendapatan dari penjualan produk sampingan di periode sebelumnya dikreditkan ke biaya

produksi produk utama diperiode yang sama

Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000

Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal (1.000 unit @1,1,35) $ 1.350

Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 16.500

Pendapatan penjualan produk sampingan 1.500

Biaya produksi bersih $15.000

Tersedia untuk dijual (12.000 unit @ 1,3625 biaya ratat rata) $16.350

Persediaan akhir 2.725 13.625

Laba Kotor $ 6.375

Beban pemasaran dan administrasi 2.000

(9)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih

• Metode pendapatan bersih (net revenue method) mengakui adanya kebutuhan untuk membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk sampingan. Tetapi metode ini tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan ke produk sampingan. Biaya yang terjadi setelah titik pisah batas guna

memproses maupun memasarkan produk sampingan dicatat dalam akun yang terpisah dari produk utama. Angka produk sampingan ditampilkan dilaporan laba rugi metode 1.

• Ayat jurnal dalam metode 2 melibatkan pembebanan biaya yang terjadi setelah titik pisah batas ke pendapatan produk sampingan. Beban pemasaran dan

administratif juga dialokasikan ke produk sampingan. Beberapa perusahaan memiliki satu akun yaitu Produk Sampingan. Semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit ke Akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke Akun tersebut. Saldo dari akun ini ditampilkan di laporan laba rugi, dengan mengikuti cara salah satu yang dijelaskan metode 1. Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan ke persediaan produk sampingan yang belum terjual dilaporkan di neraca.

(10)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

3. Metode Biaya Penggantian

• Metode biaya penggantian (replacement cost method) biasanya digunakan oleh perusahaan yang produk sampingannya digunakan sendiri. Biaya produksi dari produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke department yang

menggunakan produk sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.

• Perhitungan biaya produk sampingan yang digunakan dalam perusahaan adalah salah satu contoh dari harga transfer dalam perusahaan.

4. Metode Harga Pasar (Pembatalan Biaya)

Metode harga pasar (market value method) pada dasarnya hampir serupa dengan yang di ilustrasikan pada metode 1d. Tetapi, metode ini menggurangi biaya

produksi dari produk utama, bukan dengan pendapatan aktual yang diterima,

melainkan dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat dijual. Akun produk sampingan dibebankan dengan nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari produk utama dikredit. Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan. Aldo dari akun ini ditampilkan dilaporan laba rugi. Biaya produksi yang dapat dibebankan ke persediaan produk sampingan yang belum terjual dilaporkan di neraca.

(11)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

Metode harga pasar dalam menghitung biaya produk utama dan sampingan dapat diilustrasikan sbb :

Produk Utama Produk sampingan

Bahan baku $50.000

Tenaga Kerja 70.000

Overhead Pabrik 40.000

Total biaya produksi (40.000 unit) $ 160.000

Harga pasar (5.000 unit @ $ 1,8) $ 9.000 Estimasi laba kotor tersdiri atas :

Asumsi laba opersi (20% dari harga jual) $ 1.800

Beban pemasaran dan administrasi (5% dari harga jual) 450 2.250 $ 6.750 Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas

Bahan baku $ 1.000

Tenaga kerja 1.200

Overhead pabrik 300 $ 2.500

Estimasi nilai produk sampingan dititik pisah batas yg akan

Akan dikreditkan ke produk utama 4.250 4.250 Biaya bersih dari produk utama $ 155.750

Ditambah biaya produksi aktual setelah titik pisah batas 2.300

TOTAL 6.550

Total jumlah unit 40.000 5.000

(12)

Metode Menghitung Biaya Produk Sampingan

• Ilustrasi diatas menunjukan bahwa nilai estimasi dari produk sampingan pada titik pisah batas dihitung dengan cara mengestimasi laba kotor dan biaya produksi setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu

mengurangkannya dari harga pasar finalnya.

• Alternatif lain, jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada titik pisah batas, maka akun produk sampingan dibebankan dengan nilai pasar tersebut

dikurangi dengan estimasi laba kotor. Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk utama.

(13)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

1. Metode Harga Pasar

• Produk Gabungan yang Dapat dijual pada Titik Pisah Batas

Metode ini menggunakan metode harga pasar dari setiap produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.

Untuk mengilustrasikan, asumsikan produk gabungan A, B, C dan D diproduksi dengan biaya gabungan sebesar $120.000. Jumlah yang diproduksi dan harga jualnya adalah A=20.000 unit @ $0,25 , B = 15.000 unit @ $3, C = 10.000 unit @ $3,50 dan D = 15.000 unit @ $5. Harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas, dengan kata lain diasumsikan bahwa produk tersebut dapat dijual pada titik tersebut.

Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai berikut :

Produk Unit Produksi Harga pasar/unit Total harga Pasar Rasio Nilai produk Pembagian Biaya pd Titik Pisah-Batas thd Total Harga Pasa Produksi Gabungan

(14)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai berikut :

Produk Unit Produksi Harga pasar/unit Total harga Pasar Rasio Nilai produk Pembagian Biaya pd Titik Pisah-Batas thd Total Harga Pasar Produksi Gabungan

A 20.000 $ 0,25 $ 5.000 3,125% $ 3.750 B 15.000 3,00 45.000 28,125 % 33.750

C 10.000 3,50 35.000 21,875 % 26.250

D 15.000 5,00 75.000 46,875 % 56.250

Total $ 160.000 100 % $ 120.000

Berdasarkan metode harga pasar, setiap produk gabungan menghasilkan presentase laba kotor yang sama, dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa pemrosesan lebih lanjut. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, dengan asumsi tidak ada persediaan awal.

(15)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Total A B C D Unit- Penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000 Persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000 Penjualan --- (dolar) $138.500 $4.500 $36.000 $28.000 $70.000 Biaya Produksi $120.000 $3.750 $33.750 $26.250 $56.250 Dikurangi persediaan akhir 16.125 375* 6.750 5.250 3.750 Harga Pokok Penjualan $103.875 $3.375 $27.000 $21.000 $52.500 Laba Kotor $ 34.625 $1.125 $ 9.000 $. 7.000 $17.500

Presentase Laba kotor 25% 25% 25% 25% 25%

* Biaya produksi $3.750 : 20.000 unit produksi = $0,1875

(16)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

• Produk Gabungan yang Tidak Dapat Dijual pada TitikPisah-Batas Produk yang tidak dapat dijual dititik pisah batas memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual. Dalam kasus semacam itu, dasar untuk

mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotesis pada titik pisah batas. Untuk mengilustrasikan alokasi ini, asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya.

Kasus Harga Pasar Per Unit Biaya Pemrosesan lebih lanjut (setelah titik pisah batas)

A $ 0,50 $ 2.000

B 5 10.000

C 4,5 10.000

(17)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Untuk memperoleh dasar alokasi, biaya pemrosesan lebih lanjut dikurangi dari harga pasar hipotetis. Beban pemasaran dan beban administratif yang dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu , serta estimasi untuk laba juga harus dikurangi jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang berbeda .

Berikut adalah tabel yang mengindikasikan langkah-langkah yang harus diambil. Produk Harga Pasar Final Per unit Unit Produksi Harga Pasar Final Biaya Pemrosesan setelah titik pisah

batas Harga Pasar hipotetis* Pembagian biaya produksi gabungan** Total biaya produksi Presentase total biaya produksi*** A $ 0,50 20.000 $ 10.000 $ 2.000 $ 8.000 $ 4.800 $ 6.800 68 B 5,00 15.000 75.000 10.000 65.000 39.000 49.000 65,3 C 4,00 10.000 45.000 10.000 35.000 21.000 31.000 68,8 D 8,00 15.000 120.000 28.000 92.000 55.200 83.200 69,3 TOTAL $250.000 $ 50.000 200.000 $ 120.000 $170.000 68,0

(18)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

* Pada titik pisah batas

** Presentase untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan

Total biaya produksi gabungan = $120.000 = 0,06 = 60%; 60% x harga pasar hipotesis = alokasi biaya Gabungan Total harga pasar hipotesis 200.000

*** Presentase biaya produksi dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan harga pasar final. Misalnya :

$ 49.000 = 0,653 = 65,3% untuk produk B dan $ 170.000 = $ 0,68 untuk semua produk. $ 75.000 $ 250.000

Jika produk tertentu dapat dijual dititik pisah-batas sementara yang lain tidak, maka harga pasar pada titik pisah batas digunakan untuk kelompok yang pertama. Untuk kelompok yang terakhir, digunakan harga pasar hipotetis.

Laporan laba kotor berikut ini menggunakan jumlah unit terjual yang sama dengan yang digunakan ilustrasi sebelumnya, tetapi harga jual telah dinaikan sebagai

(19)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Total A B C D

Untt – Penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000 Persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000

Penjualan – Dollar $217.000 $ 9.000 $ 60.000 $ 36.000 $ 112.000 Harga Pokok penjualan

Biaya produksi gabungan $120.000 $ 4.800 $ 39.000 $ 21.000 $ 55.200 Biaya pemrosesan lebih lanjut 50.000 2.000 10.000 10.000 28.000 Total $170.000 6.800 49.000 $ 31.000 $ 83.200 Dikurangi persediaan akhir 22.227 680* 9.800 6.200 5.547 Harga pokok penjualan $147.773 $ 6.120 $ 39.200 $ 24.800 $ 77.653 Laba kotor 69.227 2.280 20.800 11.200 34.347 Presentase laba kotor 32% 32% 35% 32% 31%

* Biaya produksi $6.800 : 20.000 unit produksi = $ 0,34; $0,34 x 2.000 unit dipersediaan akhir = $ 680.

Laporan sering kali dibuat sedemikian rupa sehingga semua produk gabungan memiliki profitabilitas yang sama. Untuk mencapai hal itu, tehnik nilai jual dapat dimodifikasi dengan menggunakan presentase laba kotor secara keseluruhan untuk menentukan laba kotor dari setiap produk. Dalam tabel tersebut laba kotor(32%) dikurangi dari nilai jual untuk menentukan total biaya. Total biaya kemudian dikurangi dengan biaya pemrosesan lebih lanjut dari setiap produk untuk menentukan alokasi biaya gabungan untuk masing masing produk

(20)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Total A B C D

Harga jual final $250.000 $ 10.000 $ 75.000 $ 45.000 $ 120.000 Dikurangi laba kotor 32% $ 80.000 3.200 24.000 14.400 38.400 Total biaya $170.000 $ 6.800 $ 51.000 $ 30.600 $ 81.600 Biaya pemrosesan lebih lanjut $ 50.000 $ 2.000 $ 10.000 $ 10.000 $ 28.000 Presentase laba kotor $120.000 $ 4.800 $ 41.000 $ 20.600 $ 53.600

2. Metode biaya rata-rata per unit

• Metode biaya rata-rata per unit (average unit cost method) berusaha untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan sedemikian rupa sehingga setiap produk menerima alokasi biaya gabungan per unit dalam jumlah yang sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit.\

• Biaya rata rata perunit diperoleh dengan cara membagi total biaya gabungan dengan total jumlah unit yang diproduksi.

• Dengan menggunakan angka-angka dari contoh untuk harga pasar, metode rata rata per unit dapat diilustrsikan sebagai berikut :

Total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $ 2 per unit Total jumlah unit diproduksi $ 60.000

(21)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

3. Metode Rata-rata Tertimbang

Dalam beberapa kasus, metode biaya rata-rata perunit tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah alokasi biaya gabungan, karena unit unit

individual dari berbagai produk gabungan berbeda secara signifikan. Dalam kasus semacam ini, faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya dapat

diberikan ke setiap unit.

Faktor pembobotan didasarkan pada hal sbb: 1. Ukuran unit

2. Perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan. 3. Jumlah bahan baku yang digunakan

Barang jadi dari semua jenis dikalikan dengan faktor pembobotan guna menghitung dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.

(22)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

Berikut adalah ilustrasi dari faktor pembobotan. Produk A --- 3 poin

Produk B --- 12 poin Produk C --- 13,5 poin Produk D --- 15 poin.

Menggunakan data dari contoh sebelumnya, alokasi gabungan diilustrasikan sebagai berikut :

Produk Unit Produk x Poin = Rata2 Tertimbang x Biaya per unit = Pembagian biaya produksi gabungan A 20.000 3 60.000 $ 0,20 $ 12.000 B 15.000 12 180.000 $ 0,20 $ 36.000 C 10.000 13,5 135.000 $ 0,20 $ 27.000 D 15.000 15 225.000 $ 0,20 $ 45.000 600.000 $ 120.000

Total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $ 0,20 per unit Total rata-rata tertimbang $ 600.000

(23)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

4. Metode unit kuantitatif.

Metode ini mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya pon, galon, ton atau meter persegi.

Tabel berikut ini mengilustrasikan metode unit kuantitatif, menggunakan berat sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batu bara adalah sebesar $ 40 per ton.

Poduk yang diperoleh Distribusi Limbah Bobot Produk yang Biaya per Produk per Ton batubara ke produk yang dihasikan setelah per Ton Batubara Produk (dalam Pon) dihasilkan Revisi

Arang 1.320 lbs 69,474 lbs* 1.389,474 lbs $ 27,790** Batu Bara 120 6,316 126,316 2,526 Benzol 21,9 1,153 23,053 $ 0,461 Amonia Sulfat 26,0 1,368 27,368 $ 0,547 Gas 412,1 21,689 433,789 8,676 Limbah (air) 100 ____________ ____________ __________ Total 2.000 lbs 100.000 lbs 2.000 lbs $ 40,000 * 1.320 : (2.000-100) = 69,474 ** (1.389,474 : 2.000) x $40 = $ 27,790

(24)

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan

• Metode biaya rata rata per unit, metode rata rata tertimbang, metode unit

kuantitatif dapat menhsailkan biaya produk yang melebihi harga pasar dari satu atau lebih produk gabungan. Akibatnya, produk gabungan tersebut tampaknya tidak menguntungkan serta produk gabungan yang lain menguntungkan. Oleh karena pilihan cara perhitungan biaya mempengaruhi biaya produk, maka metode perhitungan biaya yang dipilih tidak boleh mengakibatkan timbulnya rugi artifisial (rugi untuk salah satu produk sedangkan laba untuk produk gabungan yang lainnya.

• Metode harga pasar memiliki kelebihan karena metode tersebut menghindari perbedaan dalam tarif profitabilitas dari produk gabungan.

(25)

Analisis Biaya Produksi Bersama untuk Pengambilan Keputusan Manajerial

dan Analisis Profitabilitas

• Dengan menggunakan contoh sebelumnya asumsikan bahwa Produk B memiliki harga final sebesar $ 75.000, dapat dijual pada titik pisah-batas

sebesar $ 60.000 tanpa diproses lebih lanjut. Contoh yang sama menentukan bahwa biaya pemrosesan setelah titik batas dan dapat ditelusuri langsung ke produk B adalah sebesar $10.000. Selisah dalam pendapatan adalah $15.000 ($75.000-$60.000) dikurangi dengan biaya setelah titik pisah-batas sebesar $10.000 menghasilkan kontribusi positif sebesar $5.000. Hal ini berarti

pemrosesan lebih lanjut tampaknya merupakan pilihan yang lebih menguntungkan.

• Untuk perencanaan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan margin kontribusi dari seluruh produk gabungan setelah biaya yang dapat dipisahkan (biaya yang terjadi setelah titik batas) dikurangkan dari penjualan. Margin

kontribusi ini memungkinkan manajemen untuk memprediksikan kontribusi masing masing segmen atau lini produk bagi laba perusahaan. Margin ini bukanlah angka laba bersih produk. Margin tersebut hanya mengindikasikan profitabilitas relatif dalam perbandingan dengan produk lain.

Gambar

Tabel berikut ini mengilustrasikan metode unit kuantitatif, menggunakan berat  sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batu bara adalah  sebesar $ 40 per ton.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa daerah di Indonesia menjadi tempat tujuan penduduk untuk melakukan migrasi, seperti DKI Jakarta yang merupakan Ibukota, Provinsi Riau, Provinsi Jawa Barat,

Kualitas bibit yang tersedia di pasaran bermacam variasi, mulai dari kualitas rendah hingga super, maka pemilihan bibit yang baik juga akan menunjang hasil produksinya, oleh

Selanjutnya berdasarkan pegamatan serta data yang diperoleh penelitian, bahwa lembaga mediasi yang saat ini masuk dalam sistem peradilan di Indonesia berdasarkan PERMA No. 2

 Diberikan data hasil percobaan, secara mandiri siswa dapat membuat laporan percobaan tentang sifat fisik dan sifat kimia unsur golongan alkali, alakali tanah, gas mulia,

Berdasarkan hasil analisa, pembahasan dan evaluasi, maka diperoleh simpulan bahwa (1) aplikasi game “Laut ABC” menambah variasi aplikasi game edukatif tentang

Tingginya penggunaan amoksisilin di Puskesmas Aur Duri berdasarkan hasil diskusi dengan dokter, menurut dokter kecenderungan pemberian amoksisilin kepada pasien yaitu dengan

sebaya, maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif dalam membeli pakaian online shop pada remaja SMA Kesatrian 1 Semarang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak kasar, fraksi n-heksan, etil asetat dan etanol daun belimbing wuluh sebagai insektisida alami pada