Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRASI, DAN KONDISI FISIK
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan luas Wilaya 1.112,29km2 atau 111.229 Ha dan mempunyai ketinggian tempat rata – rata 8 meter diatas permukaan Laut. Secara Geografis Kabupaten Pangkajene dan kepulauan terletak diantara 40 40’ LS Sampai 8000’ LS dan diantara 1100 BT sampai dengan 119048’67’’BT .
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Pangkajene Kepulauan adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Maros; Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki 13 Kecamatan. Kecamatan Terjauh dari Ibu kota Kabupaten adalah Kecamatan Liukang Tangaya yaitu sejauh
291,29 KmKabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan daerah yang
mempunyai Iklim Tropis Basa ( Type B ) dengan musim kemarau. Curah Hujan disuatu Wilaya ( Tempat ) dipengaruhi oleh keadaan iklim geografi dan perputaran/pertemuan arus udara . oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pada tahun 2012 rata-rata curah hujan perbulan sekitar 201,33 mm.
Dalam RTRW dijelaskan bahwa pada wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdapat beberapa sungai Besar yang melitansi kabuapten Pangkajene dan Kepulauan yaitu Sungai Tabo-tabo, Sungai Segeri, Sungai Leang Londrong, Sungai Binti Mala, Sungai Kali Bone.
(Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai, Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan dan Peta 2.2 Peta Wilayah Administratif)
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
No Nama DAS Luas ( Ha )
1 DAS Tabo – Tabo 5.000
2 DAS Segeri 33.500
4 DAS Leang Lonrong 8.000
5 DAS Banti Mala 8.000
6 DAS Binanga Sangkara ( Kalibone ) 5.000 Sumber : Laporan akhir pemetaan GIS Kab. PangkaJenadan Kepulauan 2010
Tabel 2.2
Nama Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Kacamatan Kal./Desa Jumlah
Luas Wilaya Administrasi Terbangun Ha. ( % ) Ha. ( % ) Liukang Tangaya 9 12.000 10,79 260.70 5.10 Liukang Kalmas 7 9.150 8,23 226.32 4.43 Liukang Tupanbbiring 9 5.444 4,89 251.04 4.92
Liukang Tupabbiring Utara 7 8.556 7,69 214.86 4.21
Pangkajene 9 4.739 4,26 561.64 11.00 Minasatene 8 7.648 6,88 523.56 10.25 Balocci 5 14.308 12,90 262.08 5.13 Tondong Tallasa 6 11.120 10,00 169.14 3.31 Bungoro 8 9.012 8,10 653.88 12.80 Labangkang 13 9.846 8,85 847.92 16.60 Ma’rang 10 7.522 6,76 588.18 11.52 Sigeri 6 7.828 7,04 298.26 5.84 Mandalle 6 4.016 3,61 249.72 4.89 J U M L A H 103 111.229 100 5.107.20 100 Tabel 2.1
Daerah Aliran Sunga (DAS) di Wilayah KabupatenPangkajena dan kepulauan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.2. Kondisi Demografis
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Pangkajene merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni mencapai 872 jiwa/Km2. Jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 9.359 KK, dengan jumlah penduduk keseluruhan 41.350 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Pangkajene tercatat 47,39 km2 yang meliputi 9 kelurahan. Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan khususnya tiga tahun terakhir (tahun 2009 - 2011) cenderung mengalami penurunan rata-rata 3,5 % pertahun. (Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhi dan Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)
Proyeksi penduduk untuk 5 Tahun kedepan diprediksikan mencapai 230 ribu jiwa, adapun metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometri dengan berasumsi bahwa sampai pada tahun 2016 laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% berdasarkan trend laju pertumbuhan periode lalu, sedangkan asumsi untuk jumlah Kepala Keluarga berdasarkan hasil rata-rata periode sebelumnya 3 – 4 jiwa per Kepala Keluarga. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
Pt = Po (1 + r)t
Pt/Po = (1 + r)t log Pt/Po = log (1+r)t log Pt/Po = t log (1+r) 1/t log Pt/Po = log (1+r) antilog 1/t log Pt/Po = (1+r) antilog 1/t log Pt/Po -1 = r
Keterangan
Po = jumlah penduduk tahun dasar
Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi) r = laju pertumbuhan penduduk (%) t = waktu (tahun)
Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sampai pada Tahun 2012 wilayah administratifnya mencakup 13 kecamatan, yakni Kecamatan Liukang Tangaya, Liukang Kalmas, Liukang Tupabbiring, Liukang Tupanbbiring Utara, Pangkajene, Minasatene, Balocci, Tondong Tallasa, Bongoro, Labakkang, Ma’rang , Segeri, dan Mandalle dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 103. Faktor transportasi sangat menentukan pengembangan kawasan sebab interaksi antara modal darat dan laut akan meningkatkan tingkat aksesibilitasnya. Luas wilayah dan jumlah desa di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan disajikan.pada Tabel 2.3 :
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.3 : Jumlah penduduk dan kepadatan 3-5 tahun terakhir
Sumber: BPS, Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun -2013.
Nama Kecamtan
Jumlah Pendududk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2012
Liukang Tangaya 17.968 18.403 18.214 18.792 18.900 4.041 4.326 4.611 3.948 4.345 2,42 0,68 1,51 1,27 149,73 153,36 151,78 156,60 157,50
Liukang Kalmas 12.705 12.743 12.931 13.201 13.372 2.880 2.999 3.118 3.588 3.772 0,30 0,89 1,28 1,29 138,85 139,27 141,32 144,27 146,14
Liukang Tupabbiring 30.458 17.756 17.583 18.000 18.291 3.768 3.889 4.010 4.110 4.184 -41,70 -24,02 -16,08 -11,97 434,12 253,08 250,61 256,56 260,70
Liukang Tupabbiring Utara 13.855 13.855 13.888 13.803 13.692 2.945 3.180 2.725 3.105 3.581 0,00 0,12 -0,13 -0,30 187,23 187,23 187,68 186,53 185,03
Pangkajene 39.879 39.866 41.601 43.341 41.350 8.627 9.475 8.841 9.358 9.359 -0,31 2,14 2,81 0,91 841,51 841,23 877,84 914,56 872,55 Minasatene 31.079 31.017 33.812 32.387 32.494 6.650 6.933 7.216 8.577 8.708 -0.20 3,33 0,33 1,12 404,46 403,66 431,85 408,47 422,88 Balocci 16.617 15.727 15.812 15.795 15.939 3.921 4.196 3.661 4.334 4.368 -5,36 -2,45 -1,68 -1,04 115,81 109,61 110,20 110,09 111,09 Tondong Tallasa 9.687 9.813 9.959 10.154 10.224 2.560 2.870 2.186 3.005 2.997 1,30 1,39 1,58 1,36 87,11 88,25 89,56 91,31 91,94 Bungoro 40.857 42.282 39.007 40.300 40.458 8.989 9.679 8.887 10.860 10.898 3,49 -2,29 -0,46 -0,25 453,36 469,17 432,83 447,18 448,93 Labakkang 46.797 46.983 43.645 49.715 49.970 10.546 12.807 9.536 13.972 14.132 0,40 -3,43 2,04 1,65 475,29 477,18 443,28 504,93 507,52 Ma’rang 32.646 32.888 32.919 34.528 34.690 7.230 8.425 6.836 9.416 9.803 0,74 0,42 1,89 1,53 434,01 437,22 437,64 459,03 461,18 Segeri 19.897 19.929 20.054 20.420 20.377 4.462 4.813 4.417 6.595 6.492 0,16 0,39 0,87 0,60 254,18 254,59 256,18 260,86 260,31 Mandalle 12.444 12.735 13.880 15.921 15.482 3.249 3.339 3.169 4.230 4.162 2,34 5,61 8,56 5,61 309,86 317,11 345,62 396,44 385,51
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.3 : Jumlah penduduk Saat ini dan proyeksi untuk5 tahun terakhir Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Liukang Tangaya 19.746 20,036 20,331 20.630 20.933 4.540 4.607 4.675 4.744 4.814 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 164,55 166,97 169,43 171,92 174,44 Liukang Kalmas 13.753 13.882 14.012 14.144 14.277 3.843 3.879 3.915 3.952 3.989 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 150,31 151,72 153,14 154,58 156,03 Liukang Tupabbiring 8.207 6.283 4.810 3.682 2.819 2.452 1.877 1.437 1.100 842 -23,44 -23,44 -23,44 -23,44 -23,44 116,98 89,55 68,56 52,48 40,18 Liukang Tupabbiring Utara 13.662 13.652 13.642 13.632 13.622 3.575 3.572 3.569 3.566 3.563 -0,07 -0,07 -0,07 -0,07 -0,07 184,62 184,49 184,35 184,22 184,08 Pangkajene 43.183 43.812 44.450 45.098 45.755 9.633 9.773 9.915 10.059 10.206 1,46 1,46 1,46 1,46 1,46 911,23 924,50 937,96 951,64 965,50 Minasate’ne 33.623 34.008 34.397 34.791 35.189 8.909 9.011 9.114 9.218 9.324 1,15 1,15 1,14 1,14 1,14 437,57 442,58 447,64 452,77 457,95 Balocci 14.715 14.428 13.951 13.584 13.227 4.141 4.032 3.926 3.823 3.227 -2,63 -2,63 -2,63 -2,63 -2,63 102,56 99,86 97,23 94,68 92,19 Tondong Tallasa 10.662 10.812 10.964 11.118 11.275 3.082 3.125 3.169 3.214 3.259 1,41 1,41 1,41 1,41 1,41 95,88 97,23 98,60 99,98 101,39 Bungoro 40.608 40.658 40.708 40.758 40.809 10.926 10.940 10.954 10.968 10.982 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 450,60 451,15 451,71 452,26 452,83 Labakkang 50.219 50.302 50.385 50.468 50.551 14.178 14.021 14.224 14.284 14.272 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 510,04 510,89 511,73 512,57 513,42 Ma’rang 35.894 36.304 36.719 37.139 37.564 10.028 10.143 10.259 10.376 10.495 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 477,19 482,64 488,15 493,74 499,39 Segeri 20.687 20.792 20.897 21.003 21.109 6,558 6.591 6.624 6.657 6.691 0,50 0,51 0,51 0,51 0,51 264,27 265,61 266,95 268,31 269,66 Mandalle 18.196 19.202 20.264 21.385 22.568 4.635 4.891 5.162 5.448 5.749 5,53 5,53 5,53 5,53 5,53 453,09 478,14 504,58 532,50 561,95
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.3. Keuangan Dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Kondisi Keuangan Daerah
Kebijakan umum Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2013 diarahkan pada Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan dan potensi yang dimiliki dari masing-masing sumber pendapatan.
Pendapatan Kabupaten Pangkajene dan KepulauanTahun 2013 sebesar Rp. 887.053.848.552,00 dan telah dapat terealisasi sekitar Rp. 929.784.512.025.00 ada penambahan dana sebesar 42.730.663.473,00.
Tahun 2013 realisasi untuk belanja sebesar Rp. 450.501.416.922,60 dan untuk belanja langsung sebesar Rp. 271.490.927.841,85. (Lihat tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010-2013).
Realisasi belanja langsung tersebut yang teralokasikan untuk belanja sektor sanitasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.457.126.490,00 yang meliputi pendanaan investasi sanitasi sebesar Rp. 7.110.699.750,00 dan biaya pemeliharaan / operasional sebesar Rp. 550.635.000,00 (Lihat tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010-2013 dan Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010-2013).
2.3.2. Kondisi Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat diukur dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebesar Rp. 1.263.745.180,00 dan dari tahun ke tahun terus meningkat hingga pada tahun 2012 nilai PDRB Pangkajene dan Kepulauan sebesar Rp. 1.821.421.550,00.
Nilai PDRB Kabupaten Panfkajene dan Kepulauan tersebut memberikan konstribusi terhadap PDRB Propinsi Sulawesi Selatan sekitar 1,33 persen dari angka ini memperlihatkan bahwa sumbangan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terhadap perekonomian Propinsi Sulawesi Selatan masih relatif kecil. Namun demikian konstribusi PDRB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan setiap tahunnya terus meningkat. (Lihat Tabel 2.8 Peta Perekonomian Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010-2013)
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.5
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 – 2013
No Realisasi Anggaran Tahun Pertumbuhan Rata2
%
2010 2011 2012 2013
A Pendapatan (a.1+a2+a3) 548,984,358,512 723,945,311,592 747,351,524,569 887,053,848,552 17.34
a.1 Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) 52,038,626,800 60,930,305,487 73,048,124,668 87,136,779,580 18.75
a.1.1 Pajak Daerah 29,080,749,923 32,846,011,943 41,702,398,090 52,636,034,195 21.87
a.1.2 Retribusi Daerah 10,453,081,758 11,920,199,597 14,969,534,147 21,090,549,410 26.36
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 6,309,556,085 7,570,037,958 7,437,357,543 7,560,925,842 6.22
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 6,195,239,034 8,594,055,989 8,938,834,888 5,849,270,133 -1.90
a.2 Dana Perimbangan ( Transfer ) 457,942,789,686 479,275,813,474 570,276,577,411 676,029,992,452 13.86
a.2.1 Dana bagi hasil 34,553,915,236 36,129,701,474 37,854,084,411 30,899,715,452 -18.37
a.2.2 Dana alokasi umum 379,246,074,450 385,552,312,000 485,962,003,000 566,929,217,000 14.34
a.2.3 Dana alokasi khusus 44,142,800,000 57,593,800,000 46,460,490,000 78,201,060,000 21.00
a.3 Lain-lain pendapatan yang sah 39,002,942,026 183,739,192,631 104,026,822,490 123,887,076,520 47.00
a.3.1 Hibah 1,150,000,000 0 0 1,595,680,000 11.54
a.3.2 Dana darurat 0.00
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada Kabupaten 13,281,971,903 18,283,235,061 24,702,094,660 20,000,000,000 14.62
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 13,281,971,903 149,657,158,680 61,779,343,000 85,365,439,000 -24.47
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi / pemda lainnya 11,288,998,220 15,798,798,890 17,545,384,830 16,925,957,520 14.45
B Belanja (b1+b2) 583,425,622,478 644,572,483,343 743,888,020,578 929,784,512,025 16.81
b.1 Belanja Tidak Langsung 368,355,095,675 369,186,811,540 440,162,090,454 492,452,441,989 10.16
b.1.1 Belanja pegawai 344,792,670,107 347,458,506,905 419,835,158,948 467,866,256,218 10.71
b.1.2 Bunga 1,413,893,628 856,075,374 579,058,535 27,000,000 -73.27
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
b.1.4 Hibah 1,150,000,000 0 0 1,595,680,000 11.54
b.1.5 Bantuan social 7,390,579,000 5,557,686,565 5,291,660,000 4,856,966,231 -13.06
b.1.6 Belanja bagi hasil 327,680,990 348,352,420 350,968,930 345,312,500 1.76
b.1.7 Bantuan Keuangan 12,845,243,950 13,824,853,276 13,452,051,191 14,244,345,250 3.51
b.1.8 Belanja tidak terduga 435,028,000 1,141,337,000 653,192,850 3,516,881,790 100.70
b.2 Belanja Langsung 215,070,526,803 275,385,671,803 303,725,930,124 437,332,070,036 26.69
b.2.1 Belanja pegawai 17,584,038,485 41,506,088,160 47,352,540,705 65,306,292,882 54.86
b.2.2 Belanja barang dan jasa 62,389,176,097 83,484,188,634 96,355,920,670 144,401,168,615 32.28
b.2.3 Belanja modal 135,097,312,221 150,395,395,009 160,017,468,749 227,624,608,539 18.99
C Pembiayaan 21,472,483,082 18,951,832,185 27,146,919,313 680,712,098 -68.35
Surplus / Defisit Anggaran 16,514,770,882 13,903,418,515 27,146,919,313 680,712,098 -65.46
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 – 2013
No SKPD Tahun Pertumbuhan (%) Rata2
2010 2011 2012 2013
1 PU dan Tata Ruang
1.a Investasi 1,781,100,000 2384690000 1,966,391,000 2,440,473,500 11.07
1.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 720,714,486 39000000 757,039,345 21,600,000 -68.94
2 BLH
2.a Investasi 60,000,000 21,500,000 119,013,000 76,850,000 8.60
2.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 3,750,000 5,000,000 8,500,000 6,000,000 16.96
3 Pemukiman dan Kebersihan
3.a Investasi 547,869,000 1,083,530,000 877,193,000 4,058,456,250 94.94 3.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 237,600,000 174,500,000 253,675,000 484,015,000 26.77 4 DINKES 4.a Investasi 296,885,000 190,360,000 188,161,000 320,420,000 2.58 4.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 64,116,000 21,950,000 45,500,000 20,200,000 -31.96 5 BAPPEDA 5.a Investasi - - 67,905,000 214,500,000 100.00 5.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) - - 2,095,000 18,820,000 100.00 6 6.a Investasi 6.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 7 7.a Investasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.7
Perhitungan pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 – 2013
7.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM )
8 Belanja Sanitasi 3,712,034,486 3,920,530,000 4,285,472,345 7,661,334,750 27.32
9 Total Pendanaan Investasi Sanitasi 2,685,854,000 3,680,080,000 3,218,663,000 7,110,699,750 38.34 10 Total Pendanaan Operasional / Pemeliharaan (OM) 1,026,180,486 240,450,000 1,066,809,345 550,635,000 -18.74
11 Belanja Langsung 215,070,526,803 275,385,671,803 303,725,930,124 437,332,070,036 26.69
12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung 0.017 0.014 0.014 0.018
13 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0.724 0.939 0.751 0.928
14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0.276 0.061 0.249 0.072
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2009 - 2012 Bappeda
N0 Uraian Belanja Sanitasi Rata – Rata
pertumbuhan
2010 2011 2012 2013
1 Belanja sanitasi (1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 3,712,034,486.00 3,920,530,000.00 4,285,472,345.00 7,661,334,750.00 27.32
1.1 Air Limbah Domestik 1,145,814,486 752,062,000 1,308,756,345 1,522,793,500 9.95
1.2 Sampah Rumah Tangga 849,219,000 1,284,530,000 1,258,381,000 4,625,321,250 75.94
1.3 Draenase Perkotaan 1,356,000,000 1,671,628,000 1,484,674,000 1,172,600,000 -4.73
1.4 PHBS 361,001,000 212,310,000 233,661,000 340,620,000 -1.92
2 Dana Alokasi Khusus (2.1 + 2.2 + 2.3 ) 1,031,233,000 676,855,800 1,114,880,700 3,010,526,150 42.92
2.1 DAK Sanitasi 1,031,233,000 676,855,800 1,114,880,700 3,010,526,150 42.92
2.2 DAK Lingkungan Hidup 42.92
2.3 Perumahan dan Pemukiman 0
3 Pinjaman/Hiba untuk Sanitasi 0
4 Bantuan Keuangan Propinsi Untuk
Sanitasi 0
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3 ) 2,680,801,486 3,243,674,200 3,170,591,645 4,650,808,600 20.16 Total Belanja Langsung 215,070,526,803 275,385,671,803 303,725,930,124 437,332,070,036 26.69
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.8
Belanja sanitasi perkapita kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 - 2013
Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi Perkapita kab. Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 - 2013
No Deskripsi 2010 2011 Tahun 2012 2013 Rata-rata %
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten 3,712,034,486 3,920,530,000 4,285,472,345 7,661,334,750 4,894,842,895
2 Jumlah Penduduk 312,676 326,357 325,239 333,675 324,487
Belanja Sanitasi Perkapita ( 1/2 ) 11,872 12,013 13,176 22,960 15,085
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 - 2013 Bappeda
No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp ) Pertubuhan %
2010 2011 2012 2013
1 Retribusi Air Limbah
1.a Realisasi Retribusi 0 0 0 0 0
1.b Potensi Retribusi 0 0 0 0 0
2 Retribusi Sampah
2.a Realisasi Retribusi 32,568,000 43,360,000 54,280,000 67,850,000 27.72
2.b Potensi Retribusi 46,000,000 46,000,000 62,120,000 74,544,000 17.46
3 Retribusi Drainase
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.10
Tabel Peta Ekonomi kab. Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2010 - 2013
3.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0
4 Total Realisasi retribusi Sanitasi ( 1.a + 2.a + 3.a ) 32,568,000 43,360,000 54,280,000 67,850,000 27.72
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi ( 1.b + 2.b + 3.b ) 46,000,000 46,000,000 62,120,000 74,544,000 17.46
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) 0.71 0.94 0.87 0.91
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 - 2013 Bappeda
No Deskripsi Tahun Rata-rata %
2010 2011 2012 2013
1 PDRB harga konstan (Struktur Perekonomian ) (Rp ) 1,994,195,700 2,231,291,000 3,071,341,500 4,478,439,490 2,943,816,922
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp) 229,095 218,609 217,780 221,146 166,371
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.10 6.31 7.88 7.90 7.05
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.4. Tata Ruang Wilayah
Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu “Mewujudkan Penataan Ruang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang nyaman, aman, produktif dan berkelanjutan melalui Pengembangan minapolitan, agropolitan, dan Industri dengan memajukan sektor unggulan berupa sumber daya alam serta pariwisata lokal yang mewujudkan ciri khas wilayah maritim kepulauan yang menjunjung kearifan lokal menuju masyarakat sejahtera
Strategi Kebijakan dan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dilakukan dengan lebih awal memperhatikan kebijakan dan strategi dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan nasional yang berkaitan dengan wilayah atau bagian dari wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk selanjutnya dijabarkan dan dipadukan kedalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Dengan demikian aspek sinkronisasi dan keterpaduan tatanan pengelolaan tata ruang wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan lebih terbuka dan akomodatif terhadap kegiatan berbagai pemangku kepentingan baik secara nasional, regional dan lokal dengan tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekologis (fungsi lindung) maupun aspek ekonomi (fungsi budidaya) kawasan.
2.4.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepauan meliputi :
a. pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan.
b. pengembangan sarana dan prasarana wilayah; c. peningkatan fungsi kawasan lindung;
d. peningkatan sumber daya hutan produksi;
e. peningkatan sumber daya lahan pertanian, perikanan dan potensi wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil , perkebunan dan peternakan;
f. pengembangan potensi pariwisata; g. pengembangan potensi koperasi UMKM;
h. pengembangan potensi pertambangan dikelola berasaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
j. pengembangan potensi perdagangan; k. pengembangan potensi pendidikan; l. pengembangan potensi permukiman;
m. peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan
n. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara; o. penataan ruang wilayah dengan memperhatikan mitigasi bencana.
(1). Strategi pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan sebagaimana dimaksud terdiri atas :
a. meningkatkan interkoneksi antar kawasan perkotaan yang meliputi Pusat Kegiatan Wilayah (PWK), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang meliputi seluruh ibukota kecamatan, dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;
b. mendorong pembangunan Kota Pangkajene sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Sulawesi Selatan melalui pembangunan infrastruktur secara terpadu baik internal maupun eksternal wilayah;
c. mendorong pembangunan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai bagian wilayah pengembangan PKLP di Provinsi Sulawesi Selatan
d. mengembangkan kawasan perkotaan PPK dan PPL sebagai pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya;
e. mendorong kawasan perkotaan, pusat-pusat pertumbuhan agar lebih produktif, kompetitif dan lebih kondusif secara berkelanjutan, serta lebih efektif dalam mendukung pengembangan wilayah sekitarnya; dan
f. mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang berwawasan lingkungan dan produktif.
(2) Strategi pengembangan sarana dan prasarana wilayah terdiri atas :
a. meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah yang didasarkan pada skala kebutuhan;
b. mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi dan informasi, energi dan sumberdaya air
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
yang berhierarkis, sinergis, terpadu dan merata diseluruh wilayah PKW, PKLp, PPK dan PPL;
c. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sistem jaringan prasarana dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat dan laut;
d. mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata dan industri serta daerah-daerah yang masih terisolir; e. meningkatkan kualitas dan keterpaduan pelayanan jaringan prasarana
transportasi inter dan antar wilayah;
f. meningkatkan jaringan energi dengan pemanfaatan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi dan mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
g. meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;
h. meningkatkan kualitas jaringan prasarana persampahan secara terpadu melalui penerapan konsep 4R (rethinking, reduce, reuse dan recycling) dengan paradigma sampah sebagai bahan baku industri menggunakan teknik pemprosesan modern di perkotaan berbentuk Tempat Pemprosesan Akhir (TPA), dan teknik pengolahan konvensional di perdesaan yang menghasilkan kompos maupun bahan baku setengah jadi;
i. mengarahkan sistem pemprosesan akhir sampah dengan metode sanitary landfill; dan
j. meningkatkan kualitas jaringan prasarana sanitasi melalui pengelolaan limbah terpadu dan/atau instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
(3) Strategi peningkatan fungsi kawasan lindung terdiri atas :
a. melestarikan ekologi wilayah pada kawasan hutan lindung yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang terdapat di Kecamatan Balocci, Kecamatan Bungoro, Kecamatan Mandalle, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Segeri dan Kecamatan Tondong Tallasa;
b. merevitalisasi fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya DAS kritis;
c. mewujudkan kawasan hutan lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan luas paling sedikit 30% dari DAS dan pantai;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
d. menyediakan RTH minimal 30% dari luas kawasan perkotaan;
e. memelihara lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
f. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. (4) Strategi peningkatan sumber daya hutan produksi terdiri atas :
a. mengembangkan areal lahan hutan produksi secara selektif;
b. mengembangkan agro forestry di areal sekitar hutan lindung sebagai zona penyangga yang memisahkan hutan lindung dengan kawasan budidaya terbangun;
c. meningkatkan produksi hasil hutan dari hasil kegiatan budidaya tanaman hutan dalam kawasan hutan produksi;
d. mendukung kebijakan moratorium logging dalam kawasan hutan serta mendorong berlangsungnya investasi bidang kehutanan yang diawali dengan kegiatan penanaman/rehabilitasi hutan.
(5) Strategi peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan terdiri atas :
a. mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah secara berkelanjutan terutama di daerah perdesaan;
b. meningkatkan kualitas lahan pertanian tanaman holtikultura yang terpadu dengan pengembangan agropolitan;
c. mengembangkan areal lahan komoditas perkebunan daerah perdesaan di kabupaten sebagai komoditas unggulan;.
d. meningkatkan intensitas budidaya ternak besar dan ternak kecil lainnya;
e. meningkatkan kemampuan dan teknologi budidaya perikanan dan perikanan tangkap termasuk budidaya rumput laut;
f. meningkatkan kegiatan budidaya perikanan yang terpadu dengan pengembangan minapolitan;
g. meningkatkan potensi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
maupun badan usaha yang diberi izin di wilayah yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
(6) Strategi pengembangan potensi pariwisata terdiri atas :
a. mengembangkan wisata permandian alam mattampa dan permandian alam amputtang yang ramah lingkungan bertaraf regional di Propinsi Sulawesi Selatan dalam mendukung peningkatan perekonomian daerah;
b. mengembangkan potensi wisata tirta yang terpadu dengan wisata budaya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, meliputi Kolam Renang Bungoro, Pantai pasir putih Maccini Baji, dan Pulau Suci ‘mustika langka’ yang terletak di Kecamatan Liukang Tuppabiring melalui pelestarian perairan pantai, dengan memperkaya tanaman mangrove untuk mengembangkan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang dan biota laut yang dapat di jadikan obyek wisata taman laut;
c. mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;
d. mempertahankan dan melestarikan kawasan situs budaya dan mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata bertaraf internasional; e. mengembangkan prasarana dan sarana akomodasi dan transportasi untuk
kegiatan kepariwisataan;
f. meningkatkan dan mengembangkan akses yang menghubungkan objek-objek wisata di wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan; dan
g. melestarikan dan mengembangkan tradisi khas sebagai daya tarik wisata; h. menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;
i. meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap benda bersejarah untuk menambah koleksi budaya;
j. merencanakan kawasan wisata sebagai bagian dari urban/regional desain untuk keserasian lingkungan;
k. meningkatkan peranserta masyarakat dalam menjaga kelestarian obyek wisata, dan daya jual/saing;
l. mengembangkan promosi dan jaringan industri pariwisata secara global. (7) Strategi pengembangan potensi koperasi dan UMKM terdiri atas :
a. menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung kegiatan pengembangan perkoperasian;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
c. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pengembangan Koperasi UMKM;
d. penataan pengembangan koperasi pedesaan dan perkotaan; e. penguatan permodalan bagi Koprasi UMKM;
f. menciptakan suasana yang kondusif dalam menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional;
g. fasilitasi kemudahan perizinan bagi Koperasi UMKM;
h. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pengembangan perkoperasian.
(8) Strategi pengembangan potensi pertambangan terdiri atas :
a. menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung kegiatan pertambangan;
b. mengembangkan pertambangan yang berwawasan lingkungan;
c. mengembankan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;
d. mengelolah kawasan bekas penambangan melalui kegiatan rehabilitasi/reklamasi sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan dengan melakukan penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan lainnya sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup;
e. mempertimbangkan faktor ekonomi pengembangan dengan mengutamakan aktivitas yang lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan secara keseluruhan;
f. melakukan penyusunan amdal pada kawasan-kawasan potensial pertambangan guna menghindari kemungkinan rusaknya lingkungan hidup;
g. penyiapan konsep kontrak karya pertambangan yang mengakomodir lapangan kerja dan kebutuhan masyarakat lokal.
(9) Strategi pengembangan potensi industri terdiri atas :
a. mengembangkan sentra produksi yang berorientasi ke pengembangan industri pada suatu kawasan khusus, yakni Kawasan Industri Pangkajene dan Kepulauan (KIPA) di Kecamatan Bungoro;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
b. menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi untuk mendukung kegiatan industri;
c. mengembangkan kawasan industri dengan mempertimbangkan aspek ekologis dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal;
d. mengelolah kegiatan industri dengan mempertimbangkan keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial; dan setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah lingkungan dan harus dilengkapi dengan dokumen pengelolaan lingkungan termasuk upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri;
e. mengelolah dan mengendalikan aktivitas perindustrian yang menggunakan bahan baku sumber daya alam untuk meminimalisir timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan;
f. mengembangkan kawasan industri di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terutama berbasis hasil komoditi sektor-sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dalam menunjang kegiatan minapolitan dan agropolitan;
g. mengembangkan usaha industri kecil dan industri mikro yang tidak mengganggu kehidupan di kawasan permukiman.
(10) Strategi pengembangan potensi perdagangan terdiri atas :
a. mengembangkan pusat perdagangan skala sedang diarahkan berkembang di Ibukota Kabupaten dan Pusat perdagangan skala yang lebih kecil diarahkan pembangunannya di ibukota-ibukota Kecamatan;
b. merevitalisasi pasar-pasar tradisional dalam mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan.
c. mengembangkan akses yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan dengan sentra-sentra produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan industri;
d. meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra – sentra produksi ke pusat-pusat perdagangan;
e. mengembangkan pasar hasil industri pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan yang terpadu di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
f. meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal, perlengkapan produksi, informasi, teknologi dan pasar.
(11) Strategi pengembangan potensi pendidikan terdiri atas :
a. meningkatkan dan megoptimalkan pusat pendidikan Politani Segeri sebagai pusat pendidikan yang berorientasi pada pengembangan perikanan;
b. meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi kawasan pendidikan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni dan budaya;
c. menyelenggarakan pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan terutama mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri kerajinan, perdagangan, pariwisata dan pemerintahan;
d. memenuhi kapasitas dan mendistribusi secara proporsional fasilitas STK, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Sekolah Kejuruan dan Pendidikan Tinggi di PKW, PKLp, PPK dan PPL;
e. mencegah dan mengendalikan tumbuh berkembangnya perumahan dan permukiman di kawasan lindung termasuk kawasan lindung setempat, seperti di hutan lindung, lahan dengan kemiringan di atas 30%, bantaran sungai dan pantai;
f. mencegah pembangunan perumahan di daerah rawan bencana seperti erosi/tanah longsor, banjir dan abrasi pantai;
g. membangun dan mengembangkan permukiman di tengah kota terutama di PKW, PKLp, PKK dan PPL yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya secara vertikal; dan
h. mengembangkan permukiman perdesaan dan pesisir pantai berlandaskan nilai budaya lokal seperti bangunan berlantai panggung.
(12) Strategi pengembangan potensi permukiman terdiri atas :
a. mencegah dan mengendalikan tumbuh berkembangnya perumahan dan permukiman di kawasan lindung termasuk kawasan lindung setempat, seperti di hutan lindung, lahan dengan kemiringan di atas 30%, bantaran sungai dan pantai;
b. mencegah pembangunan perumahan di daerah rawan bencana seperti erosi/tanah longsor, banjir dan abrasi pantai;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
c. membangun dan mengembangkan permukiman di tengah kota terutama di PKW, PKLp, PKK dan PPL yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya secara vertikal; dan
d. mengembangkan permukiman perdesaan dan pesisir pantai berlandaskan nilai budaya lokal seperti bangunan berlantai panggung.
(13) Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia terdiri atas :
a. membangun kompetensi dan kapasitas baik melalui pendidikan formal maupun non formal bagi angkatan kerja di sektor-sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, industri, perdagangan, permukiman, sarana, prasarana dan pemerintahan;
b. mengembangkan pendidikan kearifan lokal baik dalam pendidikan formal maupun informal termasuk memasukkannya sebagai bagian bahan ajar di tingkat pendidikan dasar dan menengah;
c. mengembangkan sistem konsultasi, pendampingan, monitoring, evaluasi dan penghargaan berbasis kinerja bagi pelaku kegiatan; dan
d. meningkatkan kualitas SDM melalui kemudahan akses dalam memperoleh pendidikan minimal 9 Tahun, kesehatan dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut oleh masyarakat.
(14) Strategi untuk meningkatkan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan meliputi: a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. menyusun perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang, memperhatikan kepentingan pertahanan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun;
d. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; dan
e. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara. (Lihat Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Toraja Utara)
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.4.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah
1. Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya;
2. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten digambarkan dalam peta rencana pola ruang dengan tingkat ketelitian skala 1 : 50.000 sebagai Lampiran 7, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah kawasan lindung terdiri atas : a.Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan hutan lindung;
b.Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perlindungan setempat;
c.Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
d.Kebijakan dan strategi pengembangan Kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan rawan bencana alam;
e.Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung geologi.
Kawasan hutan lindung diarahkan pengelolaan dan pengembangannya terdiri atas :
a. pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan lindung;
b. pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan dengan reboisasi;
c. percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi lindung;
d. pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung agar tidak mengganggu fungsi lindung; dan
e. rencana Pengembangan Hutan Lindung (HL) yang terdapat di Kecamatan Minasa Te’ne ,Balocci, Tondong Tallasa,Bungoro,Segeri dan Mandalle Dengan luas total 7.701,71 ha.
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air
2. Kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Balocci, Tondong Tallasa,Bungoro,Segeri dan Mandalle
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
1. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas : a.kawasan sempadan pantai;
b. kawasan sempadan sungai;
c. kawasan ruang terbuka hijau perkotaan; dan d. kawasan kearifan lokal.
2. Kawasan sempadan pantai terdapat di kawasan pesisir pantai Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sepanjang kurang lebih 45,60 Km, yang terdapat di Kecamatan Mandalle, Kecamatan Segeri, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Labakkang, Kecamatan Minasate’ne, dan Kecamatan Pangkajene, dengan ketentuan :
a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
c.permukiman yang sudah ada di kawasan sempadan pantai perlu dikendalikan aktifitasnya
d.mencegah pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke pantai/badan air.
e. mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar tidak langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu dalam lobang resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak penampungan/IPAL.
f. pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai dengan mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi lindung.
g. menetapkan zona aman dan evakuasi pada pesisir yang berpotensi tsunami dan merencanakan perwilayahan pesisir yang mengacu pada mitigasi bencana.
h.fungsi dari pemanfaatan sempadan pantai yaitu penanaman kembali atau pelestarian hutan bakau dan mangrove di sempadan pantai sebagai pencegah terjadinya gelombang pasang dan abrasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
3. Kawasan sempadan sungai terdapat di sepanjang bantaran Sungai Segeri, Sungai Pangkajene, Sungai Kalibone, Sungai Ci’dokang, Sungai Tagari, Sungai Tombolo, Sungai Senggerang dan anak sungai lainnya dan anak sungai lainnya baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan dengan ketentuan :
a. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul diluar kawasan permukiman dengan lebar 100 (seratus) meter dari tepi sungai;
b.daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul diluar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai; dan
c. untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter; d. fungsi sungai sebagai halaman depan, dan bukan sebagai halaman
belakang yang berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah.
4. Kawasan sekitar mata air terdapat di Kecamatan Segeri dan Kecamatan Mandalle, dengan ketentuan perlindungan sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.
5.Kawasan ruang terbuka hijau berupa Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHP) yang ditetapkan minimal dengan luas 30 % dari luas kawasan terbangun, meliputi 20% RTHP publik dan 10% RTHP privat, berada di Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan.
6. Kawasan kearifan lokal adalah kawasan Kerajaan Segeri (Kediaman Bissu) di Kecamatan Segeri dan Kawasan Songka Bala di Kecamatan Liukang Tupabbiring ditetapkan berdasarkan ketetapan adat yang berlaku. 7. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiri atas :
a. kawasan pantai berhutan bakau; b.kawasan taman nasional;
c.kawasan taman wisata alam laut; dan
d.kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
8. Kawasan pantai berhutan bakau dengan luas keseluruhan adalah 1.264 Ha, yang penyebarannya meliputi:
a.kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Mandalle; b.kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Segeri;
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
c. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Ma’rang; d. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Labakkang; e. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Bungoro; f. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Pangkajene
dengan luas kurang lebih 32,70 Ha;
g. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Pulau Sagara, Sabangko dan Bangko-Bangkoang Kecamatan Liukang Tuppabbiring;
h. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Pulau Kapoposang Bali, Satanger, Sailus Besar, Sailus Kecil, Aloang, Pelokang Besar, Pelokan Kecil, Sapuka Kecamatan Liukang Tangaya; dan
i. kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Pulau Dewakang Lompo, Bangko-Bangkoang, Doangdoangan Caddi, Kalu-kalukuang, Pammas Kecamatan Liukang Kalmas.
9. Kawasan Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung yang berada di wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan di Kecamatan Balocci; 10. Kawasan taman wisata alam laut Kepulauan Kapoposang;
11. Kawasan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri dari : a. taman Purbakala Sumpang Bita dan Gua Bulu Sumi di Kecamatan
Balocci yang merupakan tempat peninggalan zaman prasejarah pada masa lampau;
b. kawasan Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung di Kecamatan Balocci;
c. gua lukisan purbakala Leang Pattenung, Leang Kassi, Leang Limbubbuka, Leang Caddia,Lambuto, Leang ujung Bulu, Leang Kajuara , Leang saka pao, Leang Bulu Ribba, Leang Camming kana, Leang Sassang, Leang batang Lamara, Leang Sapiria, Leang Ulu Tedong, leang Garunggung, Leang saluka, Leang maccina, Leang Lesang , leang Cumi Lantang,dan Leang Lompoa di Kecamatan Minasa Te’ne, Leang Biringere Kecamatan Bungoro, Leang Bulu Balang, Leang Lasi Tae, dan Leang pamelakang Tedong Kecamatan Labakkang.
12. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas: a. kawasan rawan tanah longsor; dan b. kawasan rawan banjir.
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
13. Rwan tanah longsor berada di Kecamatan Tondong Tallasa, Balocci, dan Bungoro; dan
14.Kawasan rawan banjir di Kecamatan Pangkajene, Labakkang dan Bungoro.
15 Kawasan lindung geologi terdiri atas:
a.kawasan rawan bencana alam geologi; dan
b.kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. 16.Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
a. kawasan rawan tsunami, terdapat di wilayah pulau-pulau yang meliputi wilayah pulau di Kecamatan Liukang kalmas dan Liukang Tangaya; dan b. kawasan rawan abrasi, terdapat di wilayah pesisir pantai di Kecamatan
Pangkajene, Bungoro, Labakkang, Ma’rang, Segeri, Mandalle.
17. Kawasan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas: kawasan sekitar mata air, terdapat di Kecamatan Segeri dan Kecamatan Mandalle
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.5. Sosial Dan Budaya
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Kualitas yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkat kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara nasional pendidikandiselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan jumlah sarana pendidikan tahun 2012 terdiri dari Sekolah Dasar sebanyak 301 buah dan Untuk Swasta 4 buah dengan jumlah murid sebanyak 43.048 anak dan diasuh 3.179 Guru, untuk jenjang yang lebi tinggi SLTP Negeri 80 buah dan swasta 9 buah dengan jumlah murid 17.254 anak didik yang diasuh oleh 1.974 orang Guru , Untuk jenjang Sekolah Menengah Umum ( SMU Negeri 7 buah, swasta 4 buah, dan SMK Negeri 4 buah) dengan 7.705 anak didik yang diasuh oleh 968 orang guru. (Lihat Tabel 2.9 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan)
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan pada tahun 2012 sebesar 37.400 jiwa atau 17,06 persen, dari data tersebut cenderung mengalami penurunan dari tahun 2010 yang sebesar 19 persen. Sedangkan data dari Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penangggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012 untuk Perlindungan Sosial angka penduduk dengan tingkat kesejahteraan 10 - 30% terendah sebesar 73.712 jiwa atau 13.294 Kepala Keluarga. (Lihat Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin dan Rumah Per Kecamatan)
Tabel 2.11
Fasilitas Pendidikan di Kab. Pangkajene dan Kepulauan
No Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum Agama
SD SLTP SLTA SMK MI MTs MA
1 Liukang Tangaya 27 7 2 0 0 0 0
2 Liukang Kalmas 18 12 2 0 0 0 0
3 Liukang Tupabbiring 17 5 1 0 0 0 0
4 Liukang Tupabbiring Utara 19 6 3 0 0 0 0
5 Pangkajene 31 10 9 0 0 0 0 6 Minasatene 27 9 7 0 0 0 0 7 Balocci 19 5 2 0 0 0 0 8 Tondong Tallasa 15 5 1 0 0 0 0 9 Bungoro 30 8 5 0 0 0 0 10 Labakkang 30 3 2 0 1 0 0 11 Ma’rang 29 4 1 0 1 4 3 12 Segeri 22 3 1 0 0 2 1 13 Mandalle 17 3 1 4 2 3 0 JUMLAH 301 80 37 4 4 9 4
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Miskin dan Rumah Per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1 Liukang Tangaya 934
2 Liukang Kalmas 651
3 Liukang Tupabbiring 534
4 Liukang Tupabbiring Utara 856
5 Pangkajene 761 6 Minasatene 518 7 Balocci 382 8 Tondong Tallasa 426 9 Bungoro 718 10 Labakkang 648 11 Ma’rang 471 12 Segeri 440 13 Mandalle 1,308 Total 13,294
Sumber : Basis Data Terpadu TNP2K Tahun 2012 –Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2013
Tabel 2.13
Jumlah Rumah Per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Rumah
1 Liukang Tangaya 4.345
2 Liukang Kalmas 3.772
3 Liukang Tupabbiring 4.184
4 Liukang Tupabbiring Utara 3.581
5 Pangkajene 9.359 6 Minasatene 8.708 7 Balocci 4.368 8 Tondong Tallasa 2.997 9 Bungoro 10.898 10 Labakkang 14.132 11 Ma’rang 9.803 12 Segeri 6.492 13 Mandalle 4.162 Total 86.801
Sumber : Data BPSTahun 2012 –Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
Struktur Organisasi Tata Kelola Pemerintah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Kabupaten Toraja Utara, Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Kabupaten Toraja Utara dan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 9 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Toraja.
Satuan Kerja Perangkat Dearah pemerintah Kabupaten Toraja Utara yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi adalah sebagai berikut : Sekretariat Daerah Kabupaten Toraja Utara, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Toraja Utara, Dinas Kesehatan (DINKES) Kabupaten Toraja Utara, Dinas Tata Ruang dan Permukiman (DTRP) Kabupaten Toraja Utara, Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Toraja Utara, Badan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPPLH) Kabupaten Toraja Utara dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Lembang (BPMPL) Kabupaten Toraja Utara.(Lihat Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara)
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
SEKRETARIAT DAERAH
BUPATI
STAF AHLI
Hukum dan Politik
Pemerintahan Pembangunan Kemasyarakatan dan SDM Ekonomi dan Keuangan DPRD
Sekretariat DPRD
Bag. Persidangan dan Risalah
Bag. Keuangan Bag. Umum
WAKIL BUPATI
KECAMATAN KELURAHAN DINAS DAERAH1. Dinas Pendidikan Nasional 2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 4. Dinas Kelautan dan Perikanan
5. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
8. Dinas Pertanian dan Kehutanan
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
10. Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan Pertambangan dan Energi
11. Dinas Kesehatan
12. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Inspektorat Kabupaten
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 3. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 4. Badan Kepegawaian Daerah
5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 6. Kantor Lingkungan Hidup
7. Kantor Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal
8. Kantor Perpustakaan dan Arsip 9. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 10. Rumah Sakit Umum Daerah
ASISTEN EKBANG & KESEJAHTERAAN
Bag. Ekonomi
Bag. Pembangunan
Bag. Olah Raga & Pemuda Bag. Kesejahteraan Rakyat
ASISTEN ADMINISTRASI
Bag. Humas, Protokol & PDE
Bag. Umum
Bag. Perlengkapan
Bag. Keuangan
Ekonomi dan Keuangan
ASISTEN TATA PRAJA
Bag. Tata Pemerintahan
Bag. Hukum
Bag. Organisasi dan Kepegawaian
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Gambar 2.2.
Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung
(Stakeholder Mitra)
B U P A T I
BAPPEDA
Bidang Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN LEMBANG
Bidang Teknologi Tepat Guna dan SDA
SEKRETARIAT DAERAH
Bagian Hubungan Masyarakat
BLHD
Bidang Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan
DINAS PERMUKIMAN DAN TATA RUANG
Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air
KP4
Bidang Permukiman dan Perumahan
DINAS KESEHATAN
Bidang Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan
DINAS PENDIDIKAN
Bidang
Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2.1. Komunikasi Dan Media
Media dan komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Pangkajene dan kepulauan dalam menjalankan kampanye sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Aspek komunikasi dan informasi menjadi hal penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dan menjadi isu yang tidak penting dikalangan masyarakat.(Lihat Tabel 2.14.Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi dan Tabel 2.15.Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi)
Tabel 2.14.
Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi
No Kegiatan Tahun Pelaksana Dinas Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
1 Penyuluhan di
sekolah sekolah Dsar tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
2014 Dinas
Kesehatan Siswa Siswi Sekolah Dasar dapat melakukan CTPS dengan baik dan teratur
Murid – murid sekolah Dasar semua Desa.
Dengan CTPS anak – anak kita terhindar dari penyaki diare dan hidup lebih sehat
Menurunkan angka anak yang terserang penyakit diare 2 Penyuluhan Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi 2014 Dinas PU dan
Tata Ruang Meningkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air minum yang memenuhi standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi Masyarakat umum lokasi Krgiatan Pamsimas
Pemenuhan air minum standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan
Program berbasis masyarakat lebih langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat 3. Penyuluhan di masyarakat tentang Stop BABS 2013 Dinas
Kesehatan Masyarakat memahami pentingnya Stop BABs
Masyarakat
Lembang/Kelurahan Dengan stop BABs, kita terhindar dari penyakit dan hidup lebih sehat
Menurunkan angka Penyakit Diare di Masyarakat
Tabel 2.15.
Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No Jenis Media (a) Khalayak (b) Pendanaan (c) Isu yang Diangkat (d) Pesan Kunci (e) Efektivitas (f)
1. Radio Torani : Penyiaran sanitasi dan Talk Show malah banjir Masyarakat Umum terutama masyarakat yang bertempat tinggal di daerah banjir.
Produksi dan penyiaran dari Radio Torani, nara sumber dan data informasi dari Pokja Sanitasi.
Keterlibatan Masyarakat dalam Pencegahan Risiko Banjir
Bersama-sama mencegah banjir dan mengurangi risiko banjir.
Dari responden masyarakat mengaku mendengar informasi tentang pencegahan banjir dari dari Radio Torani.
2. TV Kabel Palanro: penyiaran liputan tentang sanitasi Masyarakat Umum dan Masyarakat Target target tentang Sanitasi.
Dengan Sukarela untuk menyiarkan tentang Sanitasi baik tentang air Limbah maupun tentang Persampahan
Mengajak masyarakat untuk sadat buang sampah pada tempatnya dan tidak BAB
sembarangan.
Dengan kesadaran menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan adalah orang yang bersih dan beriman.
Tayangan TV kabel membantu meyakinkan Masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan.