• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

29 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36) A. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi. Pada jenjang pendidikan dasar, para siswa untuk memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut tercakup dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat keterampilan atau kompetensi dalam berbahasa yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi.

Menurut Hoetomo (2005:477) menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Namun menyimak seringkali tidak menjadi perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting sebab kemajuan dalam menyimak akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya.

Tanggapan orang terhadap kegiatan menyimak sering tidak tepat. Menyimak dianggap sebagai kegiatan yang bersifat pasif. Pendapat ini didasarkan kepada kenyataan bahwa fisik

MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF

Oleh

Juaidah Agustina

Dosen Tetap Yayasan FKIP Universitas PGRI Palembang

Abstrak

Pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan kepada para siswa meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek menyimak ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses komunikasi secara lisan. Namun pembelajaran menyimak tampaknya belum mendapat perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting karena akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Disadari atau tidak kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, hampir seluruh guru yang mengajar tak terkecuali bahasa indonesia, selalu memberikan penjelasan materi pelajaran kepada siswa melalui proses lisan. Untuk memahami penjelasan guru, siswa harus menyimak dengan baik, jika tidak kegagalanlah yang akan ditemui.

(2)

30 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

seseorang yang menyimak tidak menunjukkan kegiatan yang aktif. Tetapi apabila kita mencoba meneropong kegiatan mental penyimak maka anggapan di atas tidak dapat dipertahankan. Menyimak adalah suatu proses yang kompleks yang menuntut konsentrasi penuh dari si penyimak. Tanpa konsentrasi penuh tidak mungkin penyimak dapat mengikuti teks bahan simakan, memahami isinya, karena kegiatan mental si penyimak yang benar-benar aktif itu maka para ahli berpendapat bahwa menyimak adalah suatu kegiatan reseptif yang aktif.

Tanpa perhatian yang terpusat penangkapan bunyi tidak mungkin sempurna. Tanpa memeras otak tidak mungkin seseorang bisa memahami makna bunyi yang diterimanya. Tanpa pemahaman tidak mungkin berhasil dengan baik. Semua proses ini mengantar si penyimak ke arah respons yang tepat.

B. TERMINOLOGI MENYIMAK

Dalam kegiatan kita sehari-hari menyimak adalah faktor yang sangat penting, karena apabila kita melakukan kegiatan menyimak, maka kita dapat mengetahui hal-hal atau informasi yang belum kita ketahui. Selain itu, menyimak adalah langkah awal dalam kehidupan

yang pertama kali kita rasakan. Hal ini dapat kita buktikan pada awal bayi mengenal kehidupan ini, yang memulai kegiatannya dengan kegiatan bunyi atau suara yang dapat disimaknya. Disamping itu, seiring perkembangan ilmu dan teknologi, menyimak dapat juga kita lakukan dengan radio, televisi, drama dan lainya. Jadi menyimak memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang, baru kemudian berbicara, membaca, dan menulis.

Menyimak sering disamakan dengan keterampilan mendengar dan mendengarkan. Kedua keterampilan tersebut memang banyak kesamaannya, tetapi juga ada perbedaannya. Dalam peristiwa mendengar terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak di duga sebelumnya. Mendengarkan ada unsur kesengajaan tetapi belum diikuti pemahaman.

Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dengan penuh perhatian, interpretasi, apresiasi, evaluasi, dan response (Maemunah, 2000:12)

Menurut Subandiyono (2010:45) menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan bahasa lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi.

(3)

31 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan atau penghayatan, ingatan, dan pengertian bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak harus diperhatikan terutama tekanan kata, kalimat, jeda, kesenyapan harus diperhitungkan karena kesemuanya itu menentukan makna. Disamping itu, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat reseptif dan aktif. Menyimak merupakan proses yang kompleks yang membutuhkan konsentrasi penuh, kemampuan linguistik, cara menyimak yang efektif, kesiapan mental dan fisik yang prima. Proses menyimak meliputi tahap-tahap mendengar, memahami, menilai, dan bertindak.

Menurut Anderson (dikutip Tarigan, 2008 :30), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Antara menyimak dan membaca berhubungan sangat erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi. Perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi.

Menyimak adalah mendengarkan baik-baik dengan penuh perhatian pada apa yang diucapkan oleh seseorang ataupun orang lain. Menyimak juga merupakan proses pemahaman informasi melalui alat pendengaran sehingga Anda mampu mengingat, mengidentifikasi, menginterpretasi, dan menilai. Keterampilan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan persepsi, kemampuan, itelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat Anda melakukan kegiatan menyimak.

Menurut Tarigan (2008:58), menyimak adalah sesuatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Didalam proses itu terdapat tahap–tahap yaitu tahap mendengarkan, tahap memahami, tahap menginterprestasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menggapai. Jadi, dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

(4)

32 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.

C. PROSES MENYIMAK

Proses menyimak mungkin saja terjadi di berbagai tempat, waktu, suasana dan kesempatan seperti pasar, rumah, bioskop, rapat, seminar, diskusi, sekolah, dan sebagainya. Pelakunya pun dapat terdiri berbagai klasifikasi seperti antara pedagang, antara pembeli dan penjual, antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan sebagainya.

Para ahli umumnya sependapat bahwa menyimak adalah suatu proses. Proses menyimak ada tiga aspek yaitu:

comprehending, interpenting, dan

evaluating (Loban:1969:39). Selanjutnya

(Logan, 1972:39) mengatakan membagi proses menyimak yaitu hearing,

understanding, evaluating dan

responding.

Menurut Morris (1964, 701--702), “ada lima tahap yakni: hearing,

attention,perception,evaluation, dan

response.

Sedangkan menurut tarigan (2008:50) membagi tahapan proses menyimak ada lima tahap yaitu:

1. Tahap mendengar

tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara

dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih dalam hearing.

2. Tahap memahami

tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara: maka sampailah kita pada tahap

understanding.

3. Tahap menginterpretasi

tahap interpretasi, penyimak yang baik,cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara: dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang dan tersirat dalam ujaran itu;dengan demikian maka penyimak telah tiba pada tahap

interpreting.

4. Tahap mengevaluasi

tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasi isi pembicara, penyimak pun mulai menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan pembicara, maka dengan demikian saudara sampai pada tahap

(5)

33 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

5. Tahap menanggapi

tahap menanggapi, merupakan tahap akhir dalam kegiatan menyimak, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraan: penyimak sampailah pada tahap responding.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses menyimak mencakup empat tahap yakni: mendengar,memahami, menilai dan merekasi. Pada tahap pertama telinga penyimak menerima pesan dari pembicara dalam bentuk bunyi bahasa suara tersebut ditrasformasikan ke dalam syarat-syarat pendengaran. Pesan dalam bentuk bunyi bahasa tersebut perlu diartikan melalui proses persepsi. Makna pesan tidak hanya terdapat pada kata-kata atau kalimat saja, tetapi juga terkandung dalam cara mengucapkan, nada, intonasi, tempat, dan kepada siapa pesan tersebut ditujukan. Proses menerjemahkan pesan inilah yang dimaksud dengan pemahaman. Setelah pemahaman makna pesan berlangsung disusul pula dengan penilaian. Informasi yang diterima berdasarkan bukti yang kuat atau tidak, dilengkapi dengan pesan pembicara maka akhirnya penyimak sampai pada kesimpulan dapat

menerima ataupun menolak pesan tersebut. Bagian akhir dari proses menyimak adalah teraksi penyimak terhadap pesan yang diterimannya. Reaksi tersebut dapat terujut berbagai bentuk seperti mengangguk-angguk, menggeleng, mencibir atau mengerjakan sesuatu dan sebagainya.

Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu:

1. Pembicaraan

Pembicaraan dalam kegiatan tatap muka atau secara langsung berpengaruh kepada kualitas hasil penyimakan yang dilakukan. oleh pendengar. Karena itu pula kepada pembicara dituntut beberapa hal, diantaranya:

a. menguasai bahan yang dibicarakannya. Akan lebih baik lagi bila pembicara memang ahli dibidang yang dibicarakannya. b. Dalam menyampaikan bahan itu

pembicara harus sistematis, intonasi tepat, bicaranya jelas, susunan kalimat sederhana dan benar.

c. Pembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga yang bersangkutan mantap dan meyakinkan dalam bicara.

d. Gaya berbicara, penampilan pembicara cukup sederhana

(6)

34 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

namun menarik dan juga hindari tingkah laku yang berlebih-lebihan.

e. Pembicara harus mengadakan kontak serta menguasai para pendengarnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicara yang terlalu over acting dalam berbicara atau gerak-gerik akan membuat pendengar beralih dari pesan kepada tingkah yang dianggap aneh itu.

Pembicara, isi, atau pesan yang disampaikan oleh pembicara haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu agar sesuai dengan keinginan pendengar. Syarat tersebut antara lain:

a. pembicara haruslah sesuatu yang baru, aktual.

b. Pembicara haruslah sesuatu yang bermakna dan bermanfaat bagi pendengar.

c. Pembicara haruslah sesuatu yang menarik bagi pendengar

d. Pembicara tersusun dalam sistematika yang mudah dimengerti oleh pendengar. e. Taraf kesukaran pembicara

hendaknya seimbang dan selaras dengan taraf kemampuan pendengar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicaraan atau topik haruslah baru, aktual, uptodate, berguna, menarik, dan mudah dipahami oleh pendengar.

Yang dimaksud dengan situasi dalam menyimak adalah segala hal yang menyertai peristiwa menyimak diluar pembicara, pembicaraan dan penyimak. Situasi ini juga sangat menentukan keefektifan menyimak.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian kita dalam kategori situasi ini, antara lain:

a. tempat/ruangan, dimana peristiwa berlangsung seharusnya menyenangkan memenuhi persyaratan tempat duduk yang nyaman, warna ruangan, dan sebagainya.

b. Waktu berlangsungnya peristiwa seperti jam yang tepat, waktu yang rileks dan sebagainya. c. Suasana lingkungan yang tenang,

jauh dari kebisingan, sehingga konsentrasi tidak terganggu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tempatnya harus representatif, waktu yang tepat, suasana yang nyaman. Tenang dan tentram.

(7)

35 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36) D. PENYIMAK

Diantara keempat faktor keefektifan menyimak, yaitu faktor pembicara, pembicara, situasi, dan penyimak, faktor yang terpenting adalah faktor penyimak. Sebab, walaupun ketiga faktor lainnya sudah sedemikian baik dan menunjang efektivitas menyimak tidak bakal berlangsung apabila si penyimak sendiri tidak mau menyimak.

Hal-hal yang menyangkut penyimakan yang dapat mendukung dan menunjang keefektifan menyimak yang perlu kita perhatikan, antara lain:

a. kondisi fisik dan mental yang sehat sehingga yang bersangkutan benar-benar siap menyimak. b. Berkonsentrasi terhadap bahan

yang disimak.

c. Penyimak mempunyai tujuan tertentu dalam menyimak.

d. Penyimak mempunyai minat dan menyenangi bahan simakan. e. Penyimak mempunyai

kemampuan linguistik yang cukup dan kemampuan menangkap isi yang tersirat dari bahan yang disimak.

f. Penyimak mempunyai pengetahuan serta pengalaman yang banyak sehingga yang bersangkutan mudah menerima dan mencerna bahan simakan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan penyimak yang baik adalah penyimak yang sehat, siap, berkonsentrasi, bertujuan, berminat, mempunyai kemampuan linguistik, dilengkapi pengetahuan dan pengalaman yang luas dapat diperkirakan akan berhasil dalam setiap proses menyimak.

E. PENUTUP

Berdasarkan uraian bahwa menyimak sebagai suatu proses kegiatan reseptif aktif, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.

2. Sesorang yang sedang terlibat dalam proses menyimak akan menggunakan lima tahap antara lain: a) tahap mendengar; b) tahap memahami; c) tahap menginterpre- tasi; d) tahap mengevaluasi; dan e) tahap menanggapi.

3. Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak.

(8)

36 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36) PUSTAKA ACUAN

Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.

Loban, Walter, dkk. 1969. Teaching

Language and Literature. New

York: Harcount Brace Joca Novich.

Logan, Likan M, dkk. 1972. Creative

Comunication Teaching The

Language Arts. Canada: Montal.

Maemunah. 2000. Pembelajaran

Keterampilan Menyimak di

Sekolah Dasar. Palembang: Balai

Penataran Guru.

Morris, Anton C, dkk. 1964. College

English The First Year. New york:

Harcourt Boace & World. Inc.

R, Stephen. 2011. Seni Mendengar dan

Komunikasi yang Efektif. Jakarta:

Publishing.

Subandiyon, dkk. 2010. Bahan Ajar Cetak

(B) Pedalaman Materi Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK.

Palembang: PLPG Unsri.

Tarigan, H.G. 2008. Menyimak Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian-uraian menge- nai optimalisasi proses belajar mengajar.. matematika di kelas yang telah dikemukakan di atas, maka disimpulkan sebagai berikut: 1)

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan,secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara penguasaan kosakata bersifat

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan menyimak dialog bahasa Mandarin Siswa Kelas V SD Swasta Frater Thamrin adalah masuk

1) Keterampilan bahasa reseptif anak dapat diperoleh anak melalui kegiatan maupun ucapan orang lain. 2) Frekuensi orang tua dalam membaca serta cara mereka

Berdasarkan Pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang diucapkan oleh si

Metode pengembangan kemampuan menyimak apa yang digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan menyimak anak kelompok A dalam kegiatan bercerita di TK Muslimat 42

Berdasarkan uraian-uraian menge- nai optimalisasi proses belajar mengajar.. matematika di kelas yang telah dikemukakan di atas, maka disimpulkan sebagai berikut: 1)

Kegiatan Menyimak Nama : Nuranamah, S.Pd.I Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Materi : Akhlak Tercela Kelas : III tiga Alokasi waktu : 30 menit Topik : Kisah Kan’an Kompetensi Dasar