• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian..."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok ... 8

2.1.1 Definisi Rokok dan Merokok ... 8

2.1.2 Klasifikasi Perokok ... 8

2.1.3 Kandungan Rokok ... 10

2.1.4 Dampak Rokok ... 12

2.1.5 Upaya Pengendalian Tembakau ... 13

2.1.6 Pictorial Health Warning (PHW) pada kemasan rokok ... 15

2.1.7 Tahapan Berhenti Merokok ... 17

2.1.8 Manfaat Berhenti Merokok ... 18

(2)

2.2.1 Definisi Persepsi ... 19

2.2.2 Jenis-jenis Persepsi ... 19

2.2.3 Syarat Terjadinya Persepsi ... 20

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 20

2.2.5 Proses Terjadinya Persepsi ... 23

2.2.6 Indikator Persepsi ... 25

2.2.7 Pengukuran Persepsi ... 26

2.3 Motivasi ... 26

2.3.1 Definisi Motivasi ... 26

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 27

2.3.3 Fungsi Motivasi ... 29

2.3.4 Motivasi Berhenti Merokok ... 29

2.4 Hubungan Persepsi tentang Pictorial Health Warning (PHW) pada Kemasan Rokok dengan Motivasi Berhenti Merokok ... 31

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 33

3.2 Variabel Penelitian ... 34

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.4 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 36

4.2 Kerangka Kerja ... 37

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

4.4 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian ... 38

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 40

4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data ... 45

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 48

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

(3)

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan ... 63 6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(4)

ABSTRAK

Angka kematian akibat rokok semakin meningkat. Pemerintah menetapkan kebijakan dengan mencantumkan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok untuk mengurangi jumlah perokok. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok. Metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian 123 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dan kuesioner Contemplation Ladder Teknik pengolahan data menggunakan teknik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan persepsi baik (78,9%) dan motivasi dengan kategori sedang (52%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok dengan nilai p value 0,468 (p<0.05). Berdasarkan hasil temuan di atas, disarankan kepada pelayanan kesehatan mengembangkan program promosi kesehatan untuk peningkatan motivasi berhenti merokok.

Kata Kunci: merokok, Pictorial Health Warning, Referensi (89:2005-2015)

(5)

ABSTRACT

The number of deaths caused by cigarette increases. The government set a policy by stating image health warnings on cigarette packaging to reduce the number of smokers. This study is aimed to find out the relationship perception about Pictorial Health Warning on cigarette packaging with motivation to quit smoking. Quantitative research method with cross sectional approach was used in this study by using 123 respondents. Purposive sampling technique was used in this study. Instruments used in data collection were perception questionnaires about Pictorial Health Warning on cigarette packaging and Contemplation Ladder questionnaire. Spearman Rank technique was used as data processing technique. The results show that respondents have a good perception (78.9%) and have moderate motivation (52%). The result of analysis showed that there was no correlation Perception about Pictorial Health Warning on cigarette packaging with motivation to quit smoking with p value 0,468 (p <0.05). Therefore, based on the findings above, it is suggested that health services should develop health promotion programs in order to increase the motivation of smokers to quit smoking.

Keywords: smoking, Pictorial Health Warning. Reference (89: 2005-2015)

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rokok merupakan salah satu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI, 2011). Merokok saat ini sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat dan setiap tahunnya jumlah perokok semakin meningkat, sejalan dengan peningkatan angka kematian akibat rokok (Depkes, 2013). Hasil penelitian Badan Litbang Kemenkes tahun 2011 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit yang terkait dengan tembakau terjadi 190.260 orang atau sekitar 12,7% dari seluruh kematian di tahun yang sama.

Menurut WHO (2013), prevalensi jumlah perokok terbesar di dunia, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah China, dan India, serta tetap menduduki posisi kelima untuk konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia,dan Jepang. Berdasarkan data hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2011, Indonesia memiliki jumlah perokok aktif terbanyak dengan prevalensi perokok laki-laki sebesar 67% (57,6 juta) dan prevalensi perokok wanita sebesar 2,7% (2,3 juta). Prevalensi penduduk usia dewasa yang merokok setiap hari di Indonesia sebesar 29% yang menempati urutan pertama se-Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi jumlah perokok di Bali mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 prevalensi perokok di Provinsi Bali sebesar 24,9% dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 31,0%. Selain itu 68,1% sampai 79% perokok masih merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga yang lain.

Prevalensi perokok tinggi pada kelompok umur 25-64 tahun dengan rentang 37,0-38,2%. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4% dan umur 35-39 tahun sebesar 32,2% yang merupakan penduduk usia produktif. Prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan dengan perempuan (4,2%) dengan prevalensi yang lebih tinggi pada

(7)

penduduk yang tinggal di pedesaan, tingkat pendidikan rendah (tamat dan tidak tamat SD), pekerjaan informal sebagai petani/nelayan/buruh dan status ekonomi rendah (Kemenkes RI, 2013).

Secara Nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari lebih dari separuh perokok (52,3%) adalah 1-10 batang. Sekitar dua dari lima perokok saat ini rata-rata merokok sebanyak 11-20 batang per hari. Sedangkan prevalensi yang merokok rata-rata 21-30 batang perhari dan lebih dari 30 batang perhari masing masing sebanyak 4,7% dan 2,1%. Prevalensi perokok pasif di Indonesia yaitu sebanyak 51,3% terpapar asap rokok di lingkungan kerja , 78,4% terpapar asap rokok di rumah dan 85,4% terpapar asap rokok di tempat makan umum (TCSC-IAKMI, 2011).

Dampak buruk rokok terhadap kesehatan telah banyak memakan korban, ribuan orang telah meninggal akibat rokok, jutaan orang terkena berbagai penyakit seperti kanker, jantung koroner dan penyakit paru, serta penyakit lainnya akibat merokok. Setidaknya ada 500 zat kimia yang berbahaya dari 4000 jenis dalam asap rokok, semua terhisap secara langsung maupun tidak langsung (perokok pasif) yang memberikan efek karsinogenik. Rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok dan separuh perokok meninggal pada usia 35 sampai dengan 69 tahun. Banyak orang sudah tahu akan dampak buruk dari rokok, tetapi sulit untuk berhenti merokok, hal ini karena dalam rokok mengandung zat adiktif, dimana merupakan zat yang dapat menyebabkan efek ketagihan dan ketergantungan pada rokok (Kemenkes RI, 2011).

Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok baik dari segi kesehatan maupun sosial ekonomi, memicu upaya pemerintah untuk turut menanggulangi masalah yang ditimbulkan oleh perilaku merokok. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah kampanye tentang bahaya rokok bagi kesehatan, baik dengan merumuskan beberapa kebijakan seperti penetapan pajak dan harga tembakau yang tinggi, penerapan bea cukai yang ditetapkan dengan Undang-undang No.39 Tahun 2007, kebijakan larangan merokok di tempat umum yang tertuang pada PP Nomor 18 Tahun 1999 dan PP Nomor 38 Tahun 2000 tentang pengamanan rokok, membatasi penayangan iklan rokok di media televisi yang

(8)

penayangannya harus di atas pukul 21.30 dan sebelum pukul 05.00 WIB yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2003 ataupun kebijakan tentang kampanya anti rokok secara interpersonal dengan menggunakan media-media tertentu (Kinasih, 2012).

Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu pada PP No. 19/2003 mengatur tentang produsen tembakau diwajibkan mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk teks pada bungkus rokok yang berbunyi ”merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan” (Depkes, 2012). Meski peraturan ini sudah dilaksanakan, pada kenyataannya peringatan ini cenderung tidak efektif di mana masyarakat tidak terlalu percaya pada pesan itu karena tidak melihat bukti. Sebagian besar perokok juga merasa peringatan tersebut kurang memotivasi mereka untuk berhenti merokok, bahkan sering mereka sudah tidak membacanya (Kinasih, 2012). Saat ini pemerintah telah menetapkan kebijakan dalam upaya menekan jumlah perokok dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 109/2012 dan Permenkes No 28/2013 yaitu mewajibkan perusahaan rokok untuk tidak hanya mencantumkan peringatan bahaya merokok, namun juga menyertakan konten gambar (Pictorial Health Warning) dalam setiap bungkus rokok yang sudah diberlakukan sejak 24 Juni 2014 (Febrida, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pepper, Cameron, Reiter, Mcree dan Brewer (2013) di Amerika, menunjukkan bahwa peringatan pesan bergambar dapat memberi peningkatan imajinasi kepada para perokok terhadap risiko penyakit yang akan ditimbulkan oleh rokok. Penelitian lain yang dilakukan di Meksiko oleh Hammond, Thrasher, Reid, Driezen, Boudreau, dan Santilla (2012) menunjukkan bahwa peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada kemasan rokok sangat efektif kepada para remaja dan orang dewasa. Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh Durkin, Bayly, Cotter, Mullin, dan Wakefield (2013) menyatakan bahwa peringatan yang memperlihatkan gambar ancaman akibat rokok lebih efektif dibandingkan dengan peringatan pesan kesehatan dalam bentuk tulisan. Selain konten gambar, untuk menegaskan larangan merokok bagi anak di bawah umur, dicantumkan juga simbol 18+ di kemasan maupun media publikasi rokok (Depkes, 2012).

(9)

Berhenti merokok merupakan perubahan perilaku yang sulit dilakukan. Menurut data dari layanan berhenti merokok di Inggris menunjukkan bahwa sekitar 50% perokok ingin berhenti merokok dalam 4 minggu, tetapi hanya 25 % yang berhasil, selebihnya sekitar 75% kembali lagi merokok secara reguler dalam 4 – 52 minggu sejak tanggal berhenti (Song et.al, 2012). Sejalan dengan data tersebut di Indonesia hampir 50% dari perokok berencana atau berfikir untuk berhenti merokok. Namun, hanya 10% berencana untuk berhenti dalam waktu 12 bulan. Lebih dari seperempat perokok (30,4%) melakukan upaya untuk berhenti dalam 12 bulan terakhir (Depkes, 2012). Pasien yang mengunjungi fasilitas kesehatan, 40,5% ditanya tentang riwayat merokok dan 34,6% disarankan untuk berhenti merokok, 7% melakukan konseling dan 70,7% berhenti tanpa bantuan. Empat dari lima orang (86%) percaya bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan dan 73,7% orang dewasa percaya bahwa paparan rokok menyebabkan penyakit serius pada perokok pasif (Firzawati, 2015).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok salah satunya yaitu persepsi individu terkait rokok. Penelitian yang dilakukan oleh Kumboyono (2011), mengemukakan bahwa persepsi terhadap manfaat berhenti merokok merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok, rendahnya persepsi seseorang terhadap manfaat berhenti merokok dapat menjadi salah satu faktor penghambat motivasi berhenti merokok. Meskipun perokok umumnya tahu merokok berbahaya, tetapi sebagian besar perokok tidak menyadari akan bahaya yang sesungguhnya, bahkan di Negara-Negara yang memiliki publikasi luas tentang dampak buruk konsumsi rokok bagi kesehatan sekalipun (GATS, 2011).

Desa Sukawati merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Sukawati merupakan sebuah Desa sentral kegiatan dari Desa-Desa yang ada di Kecamatan Sukawati, oleh karena itu merupakan tempat yang strategi ditinjau dari aspek ekonomi, sosial budaya maupun yang bersifat politis. Salah satu Banjar yang paling terkenal dengan seni-budayanya di Desa Sukawati yaitu Banjar Babakan yang terletak di sebelah timur Pasar Umum Sukawati, dimana merupakan Banjar Adat Gede dengan jumlah Kepala Keluarga

(10)

yaitu 255 Kepala Keluarga. Penduduk yang tinggal prioritas berprofesi sebagai seniman, wiraswasta dan wirausaha. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, tidak lepas dengan perilaku merokok. Merokok sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap perokok saat ini.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Oktober 2016 di Banjar Babakan Desa Sukawati didapatkan hasil, dari 30 orang yang diwawancarai terdapat 22 orang laki-laki atau sekitar 73,3% yang merokok. Jumlah rata-rata rokok yang dihisap dalam sehari sebanyak 1 sampai 2 bungkus pada 5 orang, 4-5 batang pada 10 orang, dan 10-16 batang pada 7 orang. Dua puluh dua perokok mengatakan pernah memperhatikan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok. Sebanyak 5 orang menyatakan takut saat pertama kali melihat gambar, namun rasa dari rokok dirasakan lebih nikmat dibandingkan melihat dampak berupa gambar yang ada di kemasan dari rokok. Tiga belas perokok menyatakan biasa-biasa saja dan tidak ada efeknya ketika melihat gambar berpikiran sepintas hanya gambar peringatan saja bukan kenyataan. Sebanyak 4 perokok mengatakan tidak percaya dengan gambar yang ada pada kemasan rokok. Seluruh perokok menyatakan pernah memiliki keinginan untuk berhenti merokok. Sepuluh perokok mengatakan pernah memiliki keinginan berhenti merokok karena mengalami gangguan kesehatan. Sebanyak 10 perokok mengatakan karena dorongan dari keluarga pernah berkeinginan untuk berhenti merokok dan 2 perokok mengatakan pernah berpikiran untuk berhenti merokok karena termotivasi dari kekasih atau pasangannya. Hasil observasi yang juga dilakukan di Banjar Babakan Sukawati di setiap kegiatan baik kegiatan ngayah di pura, kumpul pemuda-pemudi, parum banjar (kumpul warga banjar) maupun kegiatan suka-duka, tidak lepas dengan perilaku merokok terutama pada usia dewasa hampir sebagian dari penduduk merokok.

Berdasarkan uraian di atas, melihat fenomena masih banyaknya jumlah perokok yang ada, dengan sudah adanya pencantuman peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok di Banjar Babakan, Sukawati.

(11)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian yaitu: “Adakah hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok di Banjar Babakan Sukawati ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok di Banjar Babakan Sukawati.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok di Banjar Babakan Sukawati.

b. Mengetahui gambaran motivasi berhenti merokok di Banjar Babakan Sukawati.

c. Menganalisis hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok di Banjar Babakan Sukawati.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Keperawatan, dan dapat dijadikan sumber informasi terkait dengan persepsi perokok dewasa tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok, dan hubungannya dengan motivasi berhenti merokok.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar atau acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dalam skala yang lebih luas yang

(12)

berkaitan dengan Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dan motivasi berhenti merokok.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya responden untuk menambah pengetahuan perokok terkait bahaya merokok, dan perlunya motivasi untuk mulai berhenti merokok.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan program promosi kesehatan di masyarakat terkait peningkatan pengetahuan perokok mengenai bahaya merokok dan pengembangan motivasi untuk berhenti merokok.

Referensi

Dokumen terkait

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada

Berdasarkan hasil penelitian promosi jabatan yang ada di Giant Ekstra nangka Pekanbaru tergolong dalam kategori baik, namun begitu kesempatan promosi jabatan yang

• Akreditasi pada PKPPS baru dimulai tahun 2018 melalui koordinasi antara BAN PAUD PNF dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam,

Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

Hasil karakterisasi spektra inframereh (IR) zeolit alam nonaktivasi dan teraktivasi yang digunakan dalam proses pemurnian garam dapur sebelum rekristalisasi disajikan pada Gambar

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara