• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong peningkatan volume perdagangan internasional terutama ekspor produk non migas.5 Perdagangan ekspor non migas yang terjadi, mengakibatkan banyak inovasi bidang industri yang tercipta di Indonesia. Dalam Menciptakan suatu inovasi bidang industri tentu bukanlah perkara yang mudah, namun membutuhkan kreatifitas, tenaga, waktu dan pikiran yang lebih. Dari sisi ekonomis, hasil kreasi atau inovasi tersebut juga menimbulkan manfaat ekonomis bagi pemiliknya, termasuk dari sisi hukum, pengaturan hak kekayaan intelektual memberikan proteksi atas gagasan, ide dari peniru atau pemalsu atau invensi, pemalsu brand name, ataupun duplikasi desain oleh orang yang tidak berhak, sekaligus memberikan hak yang bersifat eksklusif (exclusive rights) yang dapat memberikan keuntungan bagi pemiliknya.6

Berangkat dari hal tersebut, isu perlindungan terhadap produk industri termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia menjadi isu yang tidak dapat dilepaskan dalam kerangka perdagangan bebas. Salah satu produk yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual adalah Desain Industri. Dalam perkembangannya desain industri memegang peranan penting bagi keberhasilan perindustrian dalam perdagangan suatu negara. Desain industri

5http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/13/1701467/BI.Pertumbuhan.Ekonomi.Indon esia.Lebih.Baik.dari.Perkiraan diakses tanggal 28 September 2014 pukul:13.05

6

Suyud Margono,2011, Hak Milik Industri Pengaturan dan Praktik di Indonesia,Ghalia Indonesia,Bogor, hlm. 1-2

(2)

merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang tinggi dalam suatu industri.7

Desain adalah bentuk karya seseorang hasil curahan kemampuan intelektualnya, yang terwujud tidak hanya dalam bentuk karya di atas kertas saja melainkan sudah terbentuk dalam wujud nyata suatu benda yang memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Wujud manfaat tersebut terutama yang menyangkut hasil desain industri dapat dirasakan setelah mengalami proses tahapan produksi baik melalui pekerjaan tangan biasa ataupun secara industri rumah tangga dan proses fabrikasi masinal, semua itu dilakukan oleh pelakunya dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan nilai ekonomi.8

Desain industri merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia. Dalam perkembangannya desain industri memegang peranan penting bagi keberhasilan perindustrian dan perdagangan suatu negara. Desain industri merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang tinggi dalam suatu industri.

Perlindungan terhadap desain industri diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan produk yang beragam di sektor manufaktur dan kerajinan sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat pada umumnya. Desain merupakan aset sebuah produk yang salah satu faktor yang menentukan laku tidaknya produk tersebut dipasaran. Desain produk yang beraneka ragam sesuai dengan selera dan kebutuhan jaman juga akan mendorong tingkat kreatifitas produsen untuk lebih giat lagi dalam menciptakan dan

7 Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam era perdagangan

bebas, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta, hlm. 3

8

Muhamad Djumhana, 1999, Aspek-aspek Hukum Desain Industri di Indonesia, Citra aditya Bakti, Bandung, hlm.1

(3)

memproduksi serta memasarkan produknya yang nantinya diharapkan dapat bersaing dalam kancah perdagangan global.

Undang-undang 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri disahkan pada tanggal 20 Desember 2000. Hal ini sekaligus sebagai bagian dalam upaya melakukan harmonisasi ketentuan hukum nasional dalam bidang HKI dengan persetujuan TRIPs yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui UU No.7 Tahun 1994, di mana persetujuan TRIPs telah menjadi satu kesatuan yang integral dalam persetujuan pendirian Organisasi Perdagangan Dunia ( Agreement the Establishing World Trade Organization ). Di sisi lain, pengesahan ini juga merupakan upaya melengkapi aturan-aturan hukum di bidang HKI di Indonesia.

Desain industri merupakan salah satu bagian dari Hak Kekayaan Intelektual sebagaimana tercantum dalam konsideran Menimbang huruf a Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri yaitu: “Bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi masyarakat di bidang Desain Industri sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual”.

Pengertian desain industri dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

(4)

Perlindungan Hukum yang diberikan oleh Peraturan Perundang-undangan belum tentu dapat menjamin tidak adanya permasalahan hukum terkait dengan Hak atas Desain Industri seperti dalam kasus Tan Suryato Jaya Vs Djaka Agustina. Dalam kasus ini Tan Suryato Jaya merupakan seorang pengusaha “Bak Mandi” yang mana kemudian dia mendaftarkan Desain Industri yang dia produksi ke Direktorat Jenderal HAKI pada tanggal 5 Mei 2010. Tetapi ternyata Djaka Agustina juga mendaftarkan Desain Industri yang berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Medan No. 02/Desain Industri/2013/PN.Niaga/Medan persis sama dengan yang didaftarkan oleh Tan Suryanto Jaya sebelumnya dengan permohonan Desain Industri “Bak Mandi Air” ke Direktorat Jenderal HAKI pada tanggal 6 Desember 2011. Permohonan yang diajukan oleh Tan Suryato Jaya dan Djaka Agustina keduanya dikabulkan oleh Direktorat Jenderal HAKI. Direktorat Jenderal HKI mengeluarkan persetujuan terhadap permohonan: A00 2010 01473 dengan pemegang Desain Industri : Tan Suryanto Jaya, dan juga mengeluarkan persetujuan terhadap permohonan: A00 2011 03780 dengan pemegang Desain Industri : Djaka Agustina. Padahal berdasarkan Putusan PN Medan Objek yang diajukan sama pada pokoknya dan rentang waktu antara dikabulkannya permohonan Tan Suryanto Jaya (3 November 2011) dan pengajuan permohonan Djaka Agustina ( 6 Desember 2011) hanya berjarak sekitar 1 Bulan.

Berdasarkan hal diatas Penulis tertarik untuk membuat suatu Penulisan Hukum mengenai “Perlindungan hukum bagi pemegang hak atas desain

industri yang mendaftar pertama ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (studi kasus Tan Suryato Jaya Vs Djaka Agustina)”.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil rumusan permasalahan yaitu:

Bagaimana implementasi perlindungan hukum terhadap pendaftar pertama hak desain industri dalam kasus Tan Suryato Jaya dan Djaka Agustina berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam mengadakan penelitian ini adalah:

1. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data yang sebenar-benarnya dan lengkap mengenai objek yang diteliti, juga untuk menambah wawasan mengenai bidang hukum Hak Kekayaan Intelektual, khususnya desain industri yang berguna bagi penulisan hukum. Penulisan hukum ini juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Tujuan Objektif

Peneliti bertujuan untuk mengetahui implementasi dari Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri terhadap pendaftar pertama Hak Desain Industri ke Direktorat Jenderal HKI khususnya pada kasus Tan Suryato Jaya dan Djaka Agustina

D. KEASLIAN PENELITIAN

Berdasarkan penelitian kepustakaan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang dilakukan oleh penulis tidak ditemukan adanya penelitian

(6)

dengan judul “Perlindungan hukum bagi pemegang hak atas desain industri yang mendaftar pertama ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (studi kasus Tan Suryato Jaya Vs Djaka Agustina)”. Namun Penulisan hukum yang mengangkat tema mengenai perlindungan hukum bagi pemegang hak atas desain industri pendaftar pertama (studi kasus) sudah pernah dilakukan oleh Rizki Ganta Riady pada tahun 2011 dengan judul “Tinjauan Yuridis Mengenai Perlindungan Desain Industri di Indonesia Menurut Undang-Undang 31 Tahun 2000 (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 019K/NhaKi/2006)” dalam bentuk Tesis dan juga Penulisan Hukum berupa Tesis oleh Sely Rosiana pada Tahun 2014 dengan judul “Peranan Pendaftaran Desain Industri Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Industri Gerabah di Kasonhan Daerah Instimewa Yogyakarta”. Kedua penulisan Hukum ini memiliki kemiripan tema yang diangkat yaitu perlindungan Hak Kekayaan Intelektual berupa Desain Industri. Akan tetapi memiliki perbedaan dengan penelitian yang diadakan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

1. Penulisan Hukum yang dilakukan oleh Rizky memiliki kesamaan tema dengan penulis yaitu Perlindungan Desain Industri di Indonesia Menurut Undang-Undang 31 Tahun 2000. Namun memiliki perbedaan karena Rizky membahas mengenai bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang Desain Industri dalam hal ini fokus terhadap kasus Desain Industri mesin boiler PT. Basuki Pratama Engineering . Rizky Lebih memfokuskan tulisannya pada apakah desain industri mesin boiler PT. Basuki Pratama Engineering telah memenuhi unsur-unsur kebaruan (novelty) sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 31

(7)

Tahun 2000 dan kriteria mesin boiler PT. Basuki Pratama Engineering telah dikategorikan sebagai public domain. Sedangkan penulis meneliti mengenai perlindungan hukum terhadap pendaftar pertama atas desain industri dan memfokuskan diri pada kasus Tan Suryoto Jaya dan Djaka Agustina.

2. Penulisan Hukum yang dilakuan Sely Rosiana juga memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu mengenai perlindungan hukum desain industri, Namun juga memiliki perbedaan yaitu Sely Rosiana lebih memfokuskan pada masalah Bagaimana Peranan Pendaftaran Desain Industri Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Industri. Sely Rosiana juga memfokuskan diri pada industri gerabah di Kasongan Daerah Instimewa Yogyakarta sedangkan Penulis meneliti mengenai perlindungan hukum terhadap pendaftar pertama atas desain industri dan memfokuskan diri pada kasus Tan Suryoto Jaya dan Djaka Agustina.

Dari kedua Penulisan hukum tadi keduanya membahas mengenai permasalahan perlindugan HKI dalam bidang Hak Desain Industri yang memiliki kesamaan tema dengan penulisan hukum yang akan dibahas oleh penulis yaitu mengenai Perlindungan Hukum terhadap pendaftar pertama Hak Desain Industri ke Direktorat Jenderal HKI, namun kedua penulisan tadi memiliki perbedaan masing-masing dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

Dengan demikian, penulisan hukum ini adalah asli dan untuk pertama kalinya ditulis dalam penulisan hukum, bukan hasil plagiat maka telah memenuhi syarat keaslian penelitian. Jika ternyata ditemukan penelitian yang serupa atau hampir

(8)

sama, maka hal tersebut diluar sepengetahuan penulis dan penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan kontribusi yang berguna mengenai perlindungan hak cipta atas karya seni musik atau lagu dan dapat berguna untuk perkembangan ilmu hukum khususnya Hukum Dagang.

2. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan HKI khususnya Hak Desain Industri juga menjadi masukan kepada pemerintah, pemegang Desain Industri, Praktisi hukum dan penegakan hukum dalam perlindungan bagi pendaftar desain industri pertama.

Referensi

Dokumen terkait

Sutarwi, Pujiasmanto B, Supriyadi 2013, Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea (L.) Merr)

Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang dipergunakan yaitu 5 persen maka secara parsial

Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari seuatu tempat ke tempat lain menggunakan kaki atau menggunakan bagian kaki. Menendang bola

Salah satu argumentasi penafsiran ayat ba„ud}atan fama> fawqaha>, menurut al-Ra>ziy dalam kitabnya Mafa>tih} al-Ghayb, adalah berdasarkan sebab turunnya ayat

Jenis penelitian adalah operational research untuk mengetahui nilai pemakaian dan investasi obat, mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali

mengembangkan aspek fisik, keseimbangan antara bermain aktif dan pasif, tidak berbahaya, memiliki nilai kebaikan, memiliki aturan dan tujuan yang jelas [14]. Jumlah

Untuk pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap kegiatan usaha pertambangan di wilayah masyarakat hukum adat, perlu penggembangan instrumen- instrumen

Dari hasil analisis perhitungan pathloss pada model Okumura dan model Lee diharapkan diperoleh model yang sesuai pada daerah suburban dengan karakteristik slope