• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN. Pamungkas Satya Putra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN. Pamungkas Satya Putra"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI LEGITIMASI

KEKUASAAN

(2)

• Legitimasi Legitimize (Bahasa Inggris).

• Anglo Saxon: kualitas hukum dalam menerima putusan pengadilan.

• Eropa Kontinental: penerimaan dan pengakuan masyarakat tentang kewenangan, keputusan (beleid), atau kebijakan (policy top-bottom) pemimpin atau pemegang kekuasaan.

• Legislatif (Badan Perwakilan/ Legislator);

• Eksekutif (Badan Pelaksana/ Eksekutor);

• Yudikatif (Badan Peradilan/ Yudikator).

• Penerimaan masyarakat? Menerima atau menolak.

(3)

Terdapat tiga (3) persoalan berkaitan dengan legitimasi:

1. Sumber Kekuasaan;

2. Pemegang kekuasaan (kekuasaan tertinggi/ kedaulatan);

3. Pengesahan kekuasaan.

(4)

SUMBER KEKUASAAN

• Dari manakah sumber/ asal kekuasaan: 1.Teori Teokrasi

Sumber kekuasaan adalah Tuhan. 2.Teori Hukum Alam

Kekuasaan berasal dari rakyat, yang berasal dari alam kodrat. Dari rakyat kemudian diserahkan pada Raja. (Ingat teori

perjanjian langsung dan perjanjian bertingkat).

3.Teori Hukum Positif (George Jellinek dan Hans Kelsen)

Kekuasaan berasal dari hukum yang ditetapkan dan disahkan oleh lembaga perwakilan rakyat. Segala sesuatunya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(5)

PEMEGANG KEKUASAAN

• Siapakah yang menjadi sumber, pemilik dan pemegang kekuasaan?

• Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara.

Jean Bodin: kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara.

Kekuasaan: kemampuan dari seseorang/ sekelompok orang untuk mengubah berbagai tabiat/ sikap dalam suatu kebiasaan, menurut keinginannya, dan untuk mencegah perubahan tabiat/ sikap yang tidak menjadi keinginannya menjadi kebiasaannya.

(6)

PEMEGANG KEKUASAAN

1. TEORI KEDAULATAN TUHAN;

2. TEORI KEDAULATAN NEGARA;

3. TEORI KEDAULATAN RAKYAT;

(7)

TEORI KEDAULATAN TUHAN

• Kekuasaan tertinggi/ kedaulatan adalah TUHAN. Siapakah wakil Tuhan di dunia, Raja/ Paus?

AUGUSTINUS: yang mewakili Tuhan di dunia adalah PAUS. Kedudukan gereja yang dipimpin Paus lebih tinggi dari kedudukan negara yang diperintah RAJA.

THOMAS AQUINAS: Kekuasaan RAJA dan PAUS sama, hanya tugasnya berlainan. RAJA dalam lapangan keduniawian, PAUS dalam lapangan keagamaan.

MARSILLIUS: Negara lebih tinggi kedudukannya dari gereja. Negara adanya lebih dulu dari gereja.

(8)

TEORI KEDAULATAN NEGARA

• Kedaulatan itu tidak ada pada Tuhan, tapi ada pada NEGARA.

• Kemudian yang menciptakan hukum adalah NEGARA. Segala sesuatu tunduk pada NEGARA.

JEAN BODIN: Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi terhadap warga negara dan rakyatnya, tanpa ada suatu pembatasan apapun dari undang-undang.

(9)

Jean Bodin

• Kekuasaan tertinggi ini adalah kekuasaan untuk membuat hukum di dalam suatu negara, yang sifatnya:

1.Tunggal: hanya negaralah yang memiliki kekuasaan; 2.Asli: kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain;

3.Abadi: bahwa yang mempunyai kedaulatan adalah negara yang adanya abadi.

4.Tidak dapat dibagi-bagi: kedaulatan tidak dapat diserahkan kepada pihak lain, baik sebagian atau seluruh.

(10)

GEORGE JELLINEK

• Hukum merupakan penjelmaan kehendak/ kemauan negara.

• Jadi negaralah yang menciptakan hukum, maka negara dianggap satu-satunya sumber hukum, dan negaralah yang memiliki kekuasaan tertinggi/ kedaulatan.

(11)

TEORI KEDAULATAN RAKYAT

• Kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Jadi yang berdaulat adalah RAKYAT.

• Raja hanya merupakan pelaksana dari apa yang telah diputuskan atau dikehendaki oleh rakyat.

(12)

TEORI KEDAULATAN HUKUM

• Kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara adalah HUKUM;

KRABBE: hukum itu tidaklah timbul dari kehendak negara dan hukum itu berlaku terlepas dari kehendak negara. Hukum merupakan penjelmaan dari salah satu bagian perasaan manusia, yaitu rasa hukum yang kemudian berkembang jadi kesadaran hukum.

(13)

LEGITIMASI KEKUASAAN

L. DARI SEGI OBJEK L. DARI SEGI KRITERIA

L. MATERI WEWENANG L.SUBJEK

WEWENANG L. SOSIOLOGIS LEGALITAS L. ETIS Pamungkas Satya Putra

(14)

• Legitimasi wewenang: mempertanyakan wewenang dari segi fungsinya.

• Legitimasi subjek wewenang: mempertanyakan dasar wewenang seseorang untuk membuat undang-undang/ peraturan.

• Legalitas: kesesuaian dengan hukum yang berlaku. Legalitas merupakan salah satu kemungkinan kriteria bagi keabsahan wewenang. Legalitas menuntut agar wewenang dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku.

• Legitimasi etis: mempersoalkan keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi norma moral.

(15)

KLASIFIKASI NEGARA

(16)

Yang dibahas adalah masalah

kemungkinan-kemungkinan bentuk-bentuk negara. Bukan

membicarakan bentuk negara yang telah ada.

Dari kemungkinan kemudian diklasifikasikan.

Jadi yang dibahas adalah ajaran mengenai

kemungkinan bentuk-bentuk negara.

(17)

Menurut SOEHINO, belum ada kesatuan pendapat

tentang kemungkinan bentuk negara. Mengapa?

1. Negara setiap waktu dapat mengalami perubahan;

2. Dalam perkembangan pemikiran negara dan hukum, peristilahan dalam ilmu kenegaraan sering mengalami perubahan pengertian;

3. Dalam mengadakan klasifikasi bentuk negara, para sarjana mempergunakan kriteria atau dasar yang berbeda-beda;

4. Para pemikir tentang negara dan hukum memberikan pengertian yang berbeda tentang negara;

5. Suatu istilah kadang-kadang mempunyai pengertian yang bermacam-macam.

(18)

Klasifikasi negara klasik-tradisional

Monarki, Aristokrasi, Demokrasi

Kriteria yang digunakan:

1.

Susunan Pemerintahan: Jumlah orang

yang memegang pemerintahan satu (1) orang,

beberapa orang, atau rakyat;

2.

Sifat Pemerintahannya: untuk kepentingan

umum ini yang baik, untuk kepentingan

penguasa ini yang jelek.

(19)

MEMERINTAH

BAIK JELEK

1 ORANG (TUNGGAL)

MONARKI TYRANI

BEBERAPA ORANG ARISTOKRASI OLIGARKI

PADA PRINSIPNYA SELURUH RAKYAT

POLITY DEMOKRASI

19

(20)

kemerosotan” dari bentuk yang “baik”.

HOBBES

tidak

mengenal

bentuk-bentuk

kemerosotan. Baginya bentuk tirani, oligarki dan

anarki hanya sebutan yang dipergunakan oleh

mereka yang tidak puas dengan bentuk monarki,

aristokrasi dan demokrasi.

Apa yang dimaksud dengan ANARKI oleh

Hobbes adalah sama dengan apa yang dimaksud

dengan DEMOKRASI oleh Aristoteles.

Apa yang dimaksud POLITY oleh Aristoteles

adalah apa yang dimaksud dengan DEMOKRASI

yang dikenal sampai sekarang.

(21)

KLASIFIKASI NEGARA DALAM BENTUK

MONARKI & REPUBLIK

Kriteria yang digunakan: CARA

TERBENTUKNYA KEMAUAN NEGARA

Karena negara dianggap sebagai suatu kesatuan

yang mempunyai dasar-dasar hidup, sehingga

negara mempunyai kehendak/ kemauan.

Kemauan negara sifatnya abstrak, dan dalam

bentuk yang konkrit menjelma sebagai hukum/

undang-undang.

(22)

1. Terbentuk di dalam jiwa seseorang yang mempunyai wujud fisik, hanya ditentukan oleh satu orang tunggal. Negara yang mempunyai kemauan fisik disebut MONARKI.

2. Terbentuk di dalam suatu DEWAN. Dewan sifatnya

abstrak dan berbentuk yuridis, karena pengertian

dewan hanya di dalam hukum. Dewan yang

beranggotakan sekelompok orang, ada karena

ditetapkan oleh peraturan hukum, dewan ini dalam konstruksi hukum. Disebut KEMAUAN YURIDIS. Negara yang mempunyai kemauan yuridis disebut REPUBLIK.

(23)

LEON DUGUIT:

Kriteria

yang

digunakan

adalah

CARA

PENUNJUKKAN/ PENGANGKATAN KEPALA

NEGARA:

1.

Berdasarkan sistem/cara pewarisan:

MONARKI

2.

Tidak berdasarkan sistem pewarisan:

REPUBLIK

(24)

KLASIFIKASI NEGARA MENURUT

R.KRANENBURG

Mengklasifikasikan kelompok manusia jadi 4

dengan kriteria yang digunakan:

1.

Sifat kesetempatan, kelompok itu punya sifat

setempat atau tidak setempat;

2.

Sifat keteraturan, kelompok itu sifatnya teratur

atau tidak teratur.

(25)

kelompok manusia itu adalah:

1.

kelompok manusia yang sifatnya setempat tapi

tidak teratur;

2.

kelompok manusia yang sifatnya setempat dan

teratur;

3.

kelompok

manusia

yang

sifatnya

tidak

setempat dan tidak teratur;

4.

kelompok

manusia

yang

sifatnya

tidak

setempat dan teratur;

(26)

Dalam kelompok subyektif ini diperlukan

adanya

pengaturan

karena

orang

ingin

memperoleh kepastian tentang sikap, tingkah

laku dan perbuatannya.

Maka perlu ada pembuat peraturan atau badan

legislatif.

Perlu ada badan yang melaksanakan peraturan

atau badan eksekutif.

Perlu ada badan yang mengawasi pelaksanaan

peraturan atau badan yudikatif.

(27)

Baik tidaknya suatu negara tergantung pada:

1.

Hubungan fungsi dengan organnya;

2.

Hubungan antara organ-organ itu satu sama

lain.

Itulah

sebabnya

maka

dalam

mengklasifikasikan negara R. KRANENBURG

menggunakan kriteria:

1.

Sifat hubungan antara fungsi-fungsi dengan

organ-organ yang ada dalam negara itu;

2.

Sifat dari organ itu sendiri.

(28)

KLASIFIKASI NEGARA Menurut

R.KRANENBURG:

1.

Negara di mana semua fungsi/kekuasaan

negara dipusatkan pada satu (1) organ. Negara

ini melaksanakan “sistem absolut”. Jika sistem

absolut dikombinasikan dengan sifat organ

akan menghasilkan;

a. Monarki absolut;

b. Aristokrasi/ Oligarki absolut;

c. Demokrasi absolut.

(29)

KLASIFIKASI NEGARA Menurut R.KRANENBURG:

2. Negara di mana fungsi/kekuasaan negara dipisah-pisahkan, kemudian diserahkan pada beberapa orang.

a. Negara dengan sistem pemerintahan presidensiil. Jika negara melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan secara tegas/sempurna.

b. Negara dengan sistem pemerintahan parlementer. Jika negara melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, tetapi organ-organ tersebut (terutama legislatif & eksekutif) dapat saling mempengaruhi.

c. Negara dengan sistem referendum. Jika negara

melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan tetapi pada prinsipnya badan eksekutif hanya bersifat sebagai badan pekerja dari badan legislatif, dan disertai kontrol langsung dari rakyat melalui referendum.

(30)

KLASIFIKASI NEGARA MENURUT HANS KELSEN

Kriteria yang digunakan:

1.

Sifat mengikatnya peraturan hukum yang dibuat

oleh penguasa yang berwenang;

a.

Negara Heteronom;

b.

Negara Autonom.

2.

Sifat keleluasaan penguasa/pemerintah dalam

mengatur perikehidupan warganegaranya.

a.

Negara Totaliter/ Etatistis;

(31)

Negara HETERONOM:

1. Negara di mana pada asasnya

peraturan hukum yang dikeluarkan penguasa hanya mengikat Warga Negara.

2. Penguasa cenderung membuat peraturan sebanyak mungkin.

3. Derajat pembatasan kebebasan pribadi Warga Negara bersifat maksimal.

4. Kebebasan pribadi Warga Negara bersifat minimum

Negara AUTONOM:

1. Negara di mana pada asasnya peraturan yang dikeluarkan penguasa, kecuali mengikat Warga Negara juga mengikat si pembuat peraturan itu

sendiri.

2. Penguasa cenderung

membuat peraturan sesedikit mungkin.

3. Derajat pembatasan

kebebasan pribadi Warga Negara bersifat minimum.

4. Kebebasan pribadi Warga Negara bersifat maksimum

(32)

NEGARA TOTALITER:

1. Negara di mana pada asasnya penguasa /negara mempunyai keleluasaan untuk mengatur segala segi kehidupan Warga Negaranya.

2. Penguasa cenderung

mengeluarkan peraturan sebanyak mungkin.

3. Derajat kebebasan pribadi Warga Negaranya bersifat maksimum.

4. Kebebasan pribadi Warga Negaranya bersifat minimum

NEGARA LIBERAL:

1. Negara di mana pada

asasnya penguasa hanya dapat mengatur Warga Negaranya yang pokok-pokok saja.

2. Derajat kebebasan pribadi Warga Negaranya bersifat minimum.

3. Kebebasan pribadi Warga Negaranya bersifat

(33)

KESIMPULAN:

• Negara-negara yang memakai SISTEM AUTONOMI ada kecenderungan untuk merubah sistemnya ke arah SISTEM LIBERALISME.

• Negara-negara yang memakai SISTEM HETERONOM ada kecenderungan untuk merubah sistemnya ke arah SISTEM TOTALITER.

(34)

KLASIFIKASI NEGARA MENURUT MAC IVER

Hanya ada 2 kemungkinan bentuk pemerintahan, yaitu:

1. OLIGARKI, (apabila dalam suatu negara, golongan kecil tidak bertanggung jawab terhadap rakyat).

2. DEMOKRASI, (apabila dalam suatu negara, golongan kecil yang memerintah itu bertanggung jawab terhadap rakyat).

Jumlah orang yang banyak atau seluruh rakyat dalam kenyataannya tidak pernah memerintah. Pemerintahan senantiasa berada dalam tangan golongan kecil.

(35)

Karena

bentuk-bentuk

pemerintahan

itu

belum

sempurna menerangkan bentuk-bentuk pemerintahan

yang ada, maka Mac Iver mengadakan konspectus

bentuk pemerintahan berdasarkan 4 kriteria

(36)

1. Kerajaan 1. Ek Rkyt Pem Primitif

1. Pem Kesukuan 1. Pem Kesatuan 2. Kediktatoran 2. Pem Feodal 2. Pem “Polis” 2. Imperium Jajahan

Depedency 3. Ketuhanan 3. Pem Kapitalis 3. Pem Negeri 3. Pem Federal 4. Kepemimpinan

Jamak

4. Pem Sosialis 4. Pem Nasional

II. Demokrasi - - -1. Kerajaan - 5. Pem Multi Nas -2. Republik - 6. Pem Dunia

-36

(37)

Catatan:

Kalau kita akan menentukan suatu negara masuk

golongan yang mana, maka dengan dasar kriteria

tersebut dapat digunakan. Misalnya Indonesia:

Dengan dasar konstitusional adalah republik

Dengan dasar ekonominya adalah sosialis

Dengan dasar persekutuannya adalah negara nasional

Dengan dasar kedaulatan adalah negara kesatuan

(38)

SUSUNAN NEGARA

(39)

Membicarakan bentuk-bentuk negara ditinjau dari

segi susunannya:

1.

Negara

Kesatuan,

negara

yang

bersusun

tunggal

2.

Negara Federasi, negara yang bersusun jamak

(40)

• Hanya ada satu negara, tidak ada negara di dalam negara. Jadi hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintah pusat, yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan pemerintahan.

• Menurut C.F STRONG ada 2 ciri mutlak dari negara kesatuan:

1. Adanya supremasi dari parlemen pusat;

2. Tidak adanya badan-badan lain yang berdaulat.

• Dalam negara kesatuan, penyelenggaraan pemerintahan oleh pemerintah pusat didaerahnya dilakukan dengan 2 asas: dekonsentrasi dan desentralisasi

(41)

Dekonsentrasi: pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pejabat-pejabatnya di daerah.

Pelaksanaan asas dekonsentrasi menghasilkan Pemerintah Daerah Administratif/ Pemerintah Wilayah Administratif.

Pemerintah ini merupakan wakil dari pusat dan tugasnya menyelenggarakan pemerintahan di daerah atas petunjuk Pemerintah Pusat.

Desentralisasi: penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah (sekarang daerah kabupaten).

(42)

 Menurut C.F Strong diperlukan 2 syarat utk mewujudkan suatu federasi:

1.

Harus ada semacam perasaan nasional (sense of

nationality) di antara anggota kesatuan politik

yang hendak berfederasi

2.

Harus

ada

keinginan

dari

anggota-anggota

kesatuan politik itu akan persatuan dan bukan

kesatuan, karena apabila anggota-anggota itu

menginginkan kesatuan maka bukan federasi

yang terbentuk melainkan negara kesatuan

(43)

Negara Federal ditandai adanya 3 ciri:

1.

Adanya

supremasi

konstitusi

dalam

mana

federal itu terwujud;

2.

Adanya pembagian kekuasaan antara negara

federal dengan negara bagian;

3.

Adanya lembaga yang diberi wewenang untuk

menyelesaikan

suatu

perselisihan

antara

pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian.

(44)

BEDA NEGARA FEDERAL DENGAN NEGARA

KESATUAN MENURUT KRANENBURG

NEGARA KESATUAN:

• Organisasi bagian negara dalam garis

besar oleh pembentuk UU Pusat.

• Wewenang pembentuk UU Pusat ditetapkan dalam rumusan yang umum dan wewenang pembentuk UU lokal tergantung pada badan pembentuk UU Pusat.

NEGARA FEDERAL:

• Bagian suatu federasi memiliki “pouvoir

constituant” dan

wewenang mengatur

organisasi sendiri dalam rangka konstitusi federal

• Wewenang pembentuk

UU pusat untuk mengatur hal-hal tentang telah

diperinci satu persatu dalam konstitusi federal

(45)

PERSERIKATAN NEGARA/KONFEDERASI

Adalah suatu ikatan dari dua atau lebih negara yang

berdaulat.

Pembentukan suatu konfederasi tidak membentuk

negara

baru

berdaulat.

Komponen-komponen

konfederasi

itulah

yang

berdaulat,

dan

tetap

dinamakan negara.

Keanggotaan suatu konfederasi tidak menghilangkan

kedaulatan negara-negara anggotanya. Karena itu

konfederasi bukan merupakan negara.

Konfederasi dibentuk untuk maksud-maksud tertentu,

terutama maksud dalam bidang politik luar negeri

dan pertahanan.

(46)

PERBEDAAN NEGARA FEDERAL DENGAN

KONFEDERASI

GEORG JELLINEK

Ada pada siapakah kedaulatan itu, pada negara

federalnya atau pada negara bagian.

▫ Apabila kedaulatan itu ada pada negara federalnya,

maka negara itu disebut NEGARA FEDERAL.

▫ Apabila kedaulatan ada pada negara-negara bagian,

maka

negara

itu

disebut

KONFEDERASI/

PERSERIKATAN NEGARA.

(47)

PERBEDAAN NEGARA FEDERAL DENGAN

KONFEDERASI

KRANENBURG

Perbedaan itu terletak pada persoalan dapat atau tidaknya pemerintah federal/ gabungan membuat peraturan hukum yang langsung mengikat/ berlaku terhadap Warga Negara dari negara bagiannya.

• Apabila dapat membuat peraturan hukum yang langsung mengikat/ berlaku terhadap Warga Negara dari negara bagiannya disebut NEGARA FEDERAL.

• Apabila tidak dapat membuat peraturan hukum yang langsung mengikat/ berlaku terhadap Warga Negara dari negara bagiannya, dan masih memerlukan tindakan lain dari pemerintah negara bagiannya, disebut KONFEDERASI.

(48)

PERBEDAAN NEGARA FEDERASI DENGAN

KONFEDERASI

FEDERASI

• Dilengkapi jawatan pemerintahan sipil dan militer yang berada di bawah pengawasan eksklusif badan-badan pusat.

• Memiliki angkatan perang.

• Negara bagian suatu federasi

tidak mudah melepaskan diri dari federasi.

KONFEDERASI

• Tidak memiliki jawatan-jawatan tersebut. Hanya memiliki jawatan yang melakukan

pekerjaan-pekerjaan, penyelidikan & pelayanan.

• Bila dilengkapi angkatan perang maka hanya kontingen negara-negara anggota yang dalam kenyataannya tunduk pada perintah negara yang

mengirimnya.

• Kerjasama dalam suatu

konfederasi bergantung pada kemauan sukarela negara anggota. Anggota mudah melepaskan dari konfederasi.

(49)

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)

• Cara mencegah perang atau mempertahankan perdamaian.

• Menurut DANTE ALLEGHIERI mencita-citakan pembentukan “negara dunia” yang akan menghimpun umat manusia secara rukun dan damai.

• PBB dibentuk 26 Juni 1945 di San Fransisco, Amerika Serikat.

(50)

Tujuan PBB:

1.

Memelihara

perdamaian

dan

keamanan

internasional;

2.

Mengadakan hubungan persahabatan antara

bangsa-bangsa;

3.

Mengadakan

kerjasama

internasional

dalam

menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial,

kultural atau humaniter dalam menjalankan dan

memajukan

HAM

dan

kebebasan-kebebasan

fundamental manusia tanpa perbedaan berdasarkan

ras, jenis kelamin, bahasa atau agama

(51)

Asas-asas PBB:

1. PBB didirikan atas dasar kedaulatan yang sederajat dari semua anggotanya;

2. Semua anggota harus melaksanakan dengan itikad baik semua kewajiban-kewajiban yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan Piagam;

3. Sengketa-sengketa internasional akan diselesaikan dengan cara damai demikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak dibahayakan;

4. Semua anggota tidak akan mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap keutuhan teritorial atau kemerdekaan setiap negara, atau dengan tiap cara lainnya yang tidak sesuai dengan Piagam PBB

(52)

5. Semua anggota harus membantu PBB dalam tindakannya yang diambil berdasarkan ketentuan-ketentuan Piagam dan tidak akan membantu negara mana terhadap siapa dilakukan tindakan-tindakan itu;

6. PBB harus menjamin agar negara-negara yang bukan anggota PBB bertindak sesuai dengan asas-asas yang ditetapkan oleh PBB;

7. PBB tidak akan mengadakan campur tangan dalam masalah-masalah dalam negeri dari setiap negara atau mengharuskan penyelesaian-penyelesaian masalah itu menurut ketentuan-ketentuan Piagam.

(53)

Badan-badan PBB

• Majelis Umum;

• Dewan Keamanan;

• Dewan Ekonomi dan Sosial;

• Dewan Perwalian;

• Mahkamah Internasional;

• Sekretaris Jenderal.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,Tugas & Fungsi Serta Tata Kerja UPTD Rumah Sakit

Perhitungan nilai faktor pengelolaan dengan cara membagi kehilangan tanah dari lahan yang diberi perlakuan dengan kehilangan tanah dari petak baku. Pengelolaan tanah yang

Apakah terdapat hubungan antara prasangka etnis Jawa terhadap etnis Sunda dengan penyeleksian calon pasangan hidup dari etnis Sunda pada masyarakat Etnis Jawa yang tinggal di

 Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing

Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat akurasi model baru ini pada analisis data Laporan Keuangan 31 Desember 2002 mencapai angka 86,7 persen, baik untuk kelompok bank

[r]

Probio_Fm juga sudah digunakan oleh peternak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terbukti mampu mengatasi permasalahan pen- cemaran bau kandang, menjaga

Menjadi seorang guru haruslah memiliki kompetensi sesuai yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berarti suatu hal yang