• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK Uji coba vaksinasi ND-AI dan Gumboro dilakukan pada ayam pedaging berumur satu hari. Pengamatan patologi anatomi dilakukan pada periode dua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK Uji coba vaksinasi ND-AI dan Gumboro dilakukan pada ayam pedaging berumur satu hari. Pengamatan patologi anatomi dilakukan pada periode dua"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar, Bali pada tanggal 6 Maret 1994, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami-istri I Ketut Gede Sugiarta dengan Ni Wayan Suniti, S.Pd. Penulis tamat dari TK Dharma Chanti pada tahun 2000, pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di SD Saraswasti I Denpasar pada tahun 2000 sampai tahun 2002, kemudian melanjutkan di SDN 1 Panjer pada tahun 2002-2004 dan menamatkan di SDN 2 Ubung pada tahun 2006, menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 5 Denpasar pada tahun 2009 dan lulus Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana melalui jalur undangan. Selama menempuh kuliah di FKH Unud, penulis aktif di Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Senat Mahasiwa Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana sejak 2012 sampai 2016. Sempat menjabat sebagai Bendahara BPM dalam dua periode yaitu 2014-2015 dan 2014-2015-2016. Selanjutnya penulis melakukan penelitian di Laboratorium Patobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tentang “Perbandingan Perkembangan Indeks Bursa Fabrisius Ayam Pedaging Pascavaksinasi Newcastle Disease Dengan Avian Influenza Dan Gumboro” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

(2)

ii ABSTRAK

Uji coba vaksinasi ND-AI dan Gumboro dilakukan pada ayam pedaging berumur satu hari. Pengamatan patologi anatomi dilakukan pada periode dua dan tiga minggu pascavaksinasi. Perubahan yang ditemukan berupa atrofi pada bursa fabrisius. Gumboro sering kali menyebabkan kerusakan bursa fabrisius berupa atrofi, nekrosis dan perdarahan. Gumboro merupakan penyakit pada ayam berumur > 3 minggu, yang disebabkan oleh virus famili Birnaviridae. Penyakit ini juga menyebakan keadaan imunosupresif pada ayam pedaging. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan patologi anatomi berupa penghitungan indeks bursa fabrisius pada ayam pedaging yang divaksinasi ND-AI dan Gumboro. Berdasarkan atas hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksin ND-AI yang diberikan bersama dengan vaksin Gumboro pada ayam pedaging menimbulkan keadaan atropi pada bursa fabrisius yang lebih ringan bila dibandingkan pada pemberian vaksin Gumboro tunggal pada ayam pedaging.

(3)

iii ABSTRACT

ND-AI and Gumboro vaccination perfomed at one day old broilers. Anatomic pathology observations conducted during the period of two and three weeks after the vaccination. Changes were found in the form of atrophy of the bursa fabricius. Gumboro often cause damage in the form of bursa fabricius atrophy, necrosis and hemorrhage. A Gumboro disease in chickens aged >3 weeks, which is caused by a virus family Birnaviridae. These diseases also cause immunosuppressive condition in broilers. In this research, anatomic pathology examination in the form of stock exchange index calculations of bursa fabricius in broilers vaccinated ND-AI and Gumboro. Based on the results obtained it can be concluded that the ND-AI vaccine given with Gumboro vaccine in broilers lead to a state of atrophy of the bursa fabricius better than compared to the single Gumboro vaccines in broilers.

(4)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Perkembangan Indeks Bursa Fabrisius Ayam Pedaging Pascavaksinasi Newcastle Disease Dengan Avian Influenza Dan Gumboro” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi disusun berdasarkan data-data yang diperoleh melalui penelitian yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang turut mendukung kelancaran penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.drh. I Nyoman Adi Suratma, MP. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Drh. G. A. Yuniati Kencana, MP selaku Pembimbing I atas bimbingan, pengetahuan, saran, motivasi serta dukungan yang sangan berarti dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Drh. I Nym Suartha, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, dan memberikan saran serta arahan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Prof. Dr.Drh. I Kt Berata, M.Si., Drh. Tjokorda Sari Nindhia, M.P, dan Dr. Drh. I.B. Oka Winaya, M.Kes selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran,serta kritik yang sangat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Drh. Made Kota Budiasa, MP selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat hingga di tahap penulisan skripsi ini.

(5)

v

7. Bapak/Ibu staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah membantu pengurusan administrasi sebagai kelengkapan syarat penyusunan skripsi.

8. Kawan seperjuangan angkatan 2012 A dan B serta rekan-rekan Senat Mahasiswa FKH Unud yang turut membantu secara tidak langsung dan memberikan semangat dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan skripsi.

9. Bapak, Mama, Kakak beserta istri dan Adik yang selalu menjadi penyemangat, nasihat, motivasi dan selalu memberikan doa serta dukungannya baik fisik maupun materi yang sangat bermanfaat hingga terselesaikannya skripsi ini.

10. A.A.Gd Mangu Aswinda P. beserta keluarga yang selalu menemani, menjadi penyemangat dalam suka duka, kasih sayang, menghibur dan memberikan dukungan secara fisik dan materi yang sangat bermanfaat hingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat terdekat saya, Ni Made Suwariningsih, Ni Nengah Tuti Arianthi, A.A. Istri Ratih Pramiswari, Komang Tri Astuti, Putu Chyntia Nirmalasari M, Dewa Ayu Paranitha dan Ayu Widya Nareswari yang selama ini sudah menjadi keluarga bagi penulis dengan saling berbagi suka duka, dukungan, kritik serta saran bagi kemajuan studi penulis.

12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulisan selama pelaksanaan penelitian dan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya bahkan kemajuan ilmu Kedokteran Hewan kedepannya. Selamat membaca.

Denpasar , 21 Maret 2016

(6)

vi DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRAK-ABSTRACT ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Ayam Pedaging ... 5

2.2 Bursa Fabrisius ... 5

2.3 Newcastle Disease ... 7

2.4 Avian Influenza ... 8

2.5 Infectious Bursal Disease ... 10

2.6 Kerangka Konsep ... 12

2.7 Hipotesis ... 13

BAB III MATERI DAN METODE ... 14

3.1 Objek Penelitian ... 14 3.2 Bahan Penelitian ... 14 3.3 Peralatan Penelitian ... 14 3.4 Rancangan Penelitian ... 14 3.5 Variabel Penelitian ... 15 3.6 Prosedur Penelitian ... 15 3.6.1 Perlakuan ... 15

3.6.2 Pengambilan Sampel Bursa Fabrisius ... 15

3.7 Pengamatan Hasil ... 15

3.7.1 Indeks Bursa Fabrisius ... 15

3.7.2 Rasio Indeks Bursa Fabrisius ... 16

3.8 Analisis Data ... 16

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil Penelitian ... 17

4.2 Pembahasan ... 19

4.3 Pengujian Hipotesis ... 21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 23

5.1 Simpulan ... 23

5.2 Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA... 24

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bursa Fabrisius...6 Gambar 2.2 Kerangka Konsep...13 Gambar 4.1 Gambar PA bursa fabrisius pada kelompok I (A), II (B)

dan III (C) periode 2 minggu pascavaksinasi...17 Gambar 4.2 Gambar PA bursa fabrisius pada kelompok I (A), II (B)

dan III (C) periode 2 minggu pascavaksinasi...17 Gambar 4.3 Grafik indeks bursa fabrisius pada kelompok I, II

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Persentase (%) Indeks Bursa Fabrisius...18 Tabel 4.2 Data Indeks Bursa Fabrisius Ayam pada setiap perlakuan...18 Tabel 4.3 Persentase (%) Indeks Bursa Fabrisius Gabungan 2 Minggu

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil analisis pengaruh vaksin pada kelompok perlakuan...28 Lampiran 2. Hasil Analisis Indeks Bursa fabrisius pada kelompok perlakuan....28 Lampiran 3. Hasil analisis waktu pengamatan...29

(10)

x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usaha peternakan ayam pedaging adalah salah satu andalan dalam subsektor peternakan di Indonesia. Peternakan ayam pedaging mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan rakyat). Keunggulan peternakan ayam pedaging diantaranya adalah siklus produksi yang singkat yaitu dalam waktu 4-6 minggu ayam pedaging sudah dapat dipanen dengan bobot badan 1,5-1,56 kg/ekor dan tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien. Disamping keunggulan dalam berternak ayam pedaging juga tidak terlepas dari beberapa hambatan yang cukup kompleks pemeliharaannya. Kendala yang dimaksud adalah tingginya angka kematian pada ayam di bawah umur dua minggu yang diakibatkan serangan penyakit. Ayam umur 2-3 minggu masih sangat rentan terpengaruh berbagai penyakit. Cuaca dan iklim juga berpengaruh terhadap penyakit pada ayam pedaging. Hal itulah yang sering menjadi kendala utama dalam bisnis ayam pedaging (Yemima, 2014).

Beberapa jenis penyakit yang sering menimbulkan kematian pada ayam yaitu penyakit virus, parasit dan bakteri. Adapun penyakit virus yang ditemukan sebagai penyebab angka mortalitas tinggi pada unggas di antaranya adalah Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND) dan Infections Bursal Disease (IBD). Avian Influenza adalah penyakit virus pada unggas, termasuk ayam dan unggas air liar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H5N1.

Avian Influenza ini dikategorikan sebagai penyakit zoonosis yang berbahaya selain dapat menyerang unggas dan hewan mamalia juga dapat menular kepada manusia dan mengakibatkan kematian baik pada hewan maupun pada manusia yang terinfeksi (Kencana, 2012). Selain AI penyakit virus yang tidak kalah penting yaitu ND yang disebabkan oleh Avian Paramyxovirus. Penularan penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan material yang terinfeksi diantaranya yang berasal dari leleran hidung, mulut dan mata unggas. Unggas yang paling peka terhadap ND adalah ayam, meskipun burung puyuh, bebek dan

(11)

xi

angsa dapat pula terinfeksi (Kencana, 2012). Penyakit ND juga menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi terutama pada ayam yang tidak di vaksinasi. Sebaliknya, pada manusia, penyakit ND bersifat zoonosis ringan sehingga sering tidak terdiagnosis (Wahyuwardani et al., 2005).

Infectious bursal disease atau Gumboro, merupakan penyakit pada ayam berumur ≥ 3 minggu, yang disebabkan oleh virus famili Birnaviridae. Target organ dari penyakit Gumboro adalah bursa Fabrisius. Bursa Fabrisius adalah organ tempat pendewasaan dan diferensiasi sel limfosit B yang berperan untuk memberi reaksi terhadap benda asing atau antigen yang masuk ke dalam tubuh (Jamin, 2012). Unit dasar bursa Fabrisius adalah folikel limfoid. Folikel berkembang dari interaksi pertumbuhan epitel dan sel mesenkim. Setiap folikel terdiri dari medulla dan korteks. Pucuk epitel dipenuhi oleh sel-sel limfosit yang akhirnya membentuk bagian medulla dari folikel limfoid bursa Fabrisius. Folikel dipenuhi oleh sel-sel limfosit dalam melakukan proliferasi. Virus Gumboro yang sangat ganas menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi bahkan dapat mencapai 100%. Virus Gumboro yang tidak ganas menimbulkan gejala yang bersifat subklinis, menyebabkan pertumbuhan terhambat disertai imunosupresif dan kerusakan ringan pada bursa Fabrisius (Wahyuwardani et al., 2011). Secara umum gejala klinis penyakit Gumboro adalah terjadi peningkatan suhu tubuh/demam yang selanjutnya diikuti diare, anoreksia dan dehidrasi (Kencana, 2012).

Pada pemeriksaan patologi anatomi ditemukan pembengkakan bursa Fabrisius dan cairan yang berwarna kekuningan atau perdarahan bursa Fabrisius pada 3 hari pascainfeksi (pi). Bursa akan mengalami atrofi mulai 7 hari pasca infeksi (Wahyuwardani et al., 2011). Kerusakan bursa Fabrisius menyebabkan menurunnya kemampuan tubuh membentuk kekebalan sehingga ayam yang terserang virus menjadi rentan terhadap penyakit (Siregar, 2009).

Gumboro mengakibatkan banyak kerugian bagi peternak. Selain menimbulkan kematian, penyakit tersebut juga membawa resiko bagi ayam terinfeksi yang masih hidup. Kelompok ayam tersebut akan memiliki daya tahan tubuh yang relatif lebih rendah sehingga lebih mudah terserang penyakit lain.

(12)

xii

Dampak lainnya adalah penurunan laju pertumbuhan dan produksi telur pada ayam komersil. Dewasa ini untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan vaksinasi berkala. Beberapa keuntungan tindakan vaksinasi, yaitu mengurangi populasi unggas peka terhadap infeksi karena kekebalan meningkat sehingga dapat menurunkan kematian, mengurangi kerugian produksi, dan meningkatkan keamanan pangan apabila diterapkan di area endemis (Marangon et al., 2008).

Keuntungan vaksinasi yang utama adalah berkurangnya shedding virus pada unggas yang terinfeksi, mengurangi kontaminasi lingkungan akibat penyebaran virus, dan menurunkan resiko infeksi (OIE, 2005). Vaksinasi untuk pencegahan Gumboro telah rutin dilakukan di lapangan, namun demikian masih sering dijumpai kasus Gumboro subklinis, bila dilakukan bedah bangkai dijumpai atrofi bursa Fabrisius. Ayam yang terserang Gumboro menjadi rentan terhadap infeksi sekunder, serta menyebabkan kegagalan respon imunogenik pada vaksinasi. (Wahyuwardani, 2011).

Hasil penelitian terpisah melaporkan bahwa titer antibodi pascavaksinasi Gumboro hasilnya kurang maksimal (data belum dipublikasi). Oleh sebab itu dilakukan penelitian tentang perbandingan pemberian vaksin kombinasi ND-AI dan Gumboro dengan vaksin Gumboro tunggal terhadap perkembangan bursa Fabrisius yang meliputi indeks bursa dan kerusakan bursa Fabrisius pascavaksinasi. Pemeriksaan tentang perkembangan bursa Fabrisius diukur berdasarkan atas indeks bursa. Penghitungan indeks bursa Fabrisius dengan membagi bobot bursa Fabrisius dengan bobot badan ayam kemudian dikalikan 1000 (Wahyuwardani et al., 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasikan masalah dari penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pemberian vaksin ND-AI dan vaksin Gumboro berpengaruh terhadap perkembangan bursa Fabrisius pada ayam pedaging berdasarkan atas pemeriksaan indeks bursa ?

2. Apakah ada perbedaan indeks bursa Fabrisius ayam pedaging pada pemberian vaksin ND-AI dan vaksinasi Gumboro pada perlakuan dua

(13)

xiii dan tiga minggu pascavaksinasi ? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui perkembangan indeks bursa Fabrisius ayam pedaging pascavaksinasi ND-AI dan vaksinasi Gumboro.

b. Mengetahui perbandingan indeks bursa Fabrisius ayam pedaging pada pemberian vaksin ND-AI dan vaksin Gumboro pada dua dan tiga minggu pascavaksinasi.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan tentang perkembangan bursa Fabrisius dan perbandingan indeks Fabrisius ayam pedaging pascavaksinasi ND-AI dan Gumboro pada dua dan tiga minggu pascavaksinasi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan vaksinasi Gumboro dalam upaya pencegahan penyakit Gumboro pada ayam pedaging.

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga pendekatan baru untuk menuju ketahanan pangan Indonesia berkelanjutan, strategi umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk: (1) mengembangkan kapasitas

Jumlah nilai produksi pendapatan dari usaha rumah tangga (B5RBJUMLAH) File: M2_B123_TW2 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Desimal: 0 Range: 0-750000000. Pertanyaan

Setelah mendengar penjelasan dari guru, peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Kalianda akan dapat menjelaskan berbagai macam situs yang dapat digunakan untuk

Bekerjasama dengan Guru Kanan Mata Pelajaran / Ketua Panitia dalam menentukan kelancaran perjalanan peperiksaan amali / pendidikan seni.. Penyelaras peperiksaan PMR, SPM

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Mengenai Pap Smear dengan Praktik Pemeriksaan Pap Smear”.. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

pelanggaran dalam diskusi, serta dampak prinsip kerja sama dalam pembelajaran.. bahasa Indonesia, materi teks eksposisi. Tuturan bahasa yang digunakan ialah bahasa. lisan.

Upaya untuk memperpanjang waktu simpan produk susu adalah dengan cara sterilisasi menggunakan pasteurisasi, penganekaragaman produk susu seperti penambahan teh hijau pada yoghurt