BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Defenisi Strategi
Ada beberapa macam definisi strategi sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing - masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Strategi juga dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya.
Menurut Stephanie K. Marrus (dalam Umar, 2005:31), pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Selain itu, menurut Hamel dan Prahalad (dalam Umar, 2005:31) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan, dengan demikian strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang akan terjadi. Terjadinya
kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
2.1.2 Tipe – Tipe Strategi
Menurut Rangkuti (2014:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis. Untuk lebih jelasnya ketiga tipe strategi pemasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diverstasi, dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Secara umum, pemasaran (marketing) dapat dikatakan sebagai cara-cara yang dilakukan suatu usaha dalam menjual produknya. Pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu usaha bergantung pada keahlian pemasaran dalam memasarkan produknya.
American Marketing Association (dalam Kotler dan Keller, 2009:5)
mendefenisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane (2009:5) pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Pemasaran menurut William J. Stanton, Etzel & Walker (dalam Sunyoto, 2015:1) merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Pemasaran adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penciptaan produk dan ataupun jasa yang kemudian dinikmati atau dibeli oleh mereka yang membutuhkan melalui suatu proses pertukaran. Penciptaan produk dan jasa tersebut didasarkan pada permintaan dan penawaran kelompok pasar tertentu. Kelompok pasar menurut Kamsir (dalam Echdar, 2013:120) meliputi:
1. Pasar konsumen, pasar di mana individu dan rumah tangga dapat membeli barang atau jasa untuk dikonsumsi sendiri.
2. Pasar industri, pasar di mana pihak-pihak yang membeli barang atau jasa mempergunakannya kembali untuk menghasilkan barang/jasa lain atau disewakan kepada pihak lain untuk mengambil untung.
3. Pasar reseller, pasar di mana yang terdiri atas unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk melaksanakan fungsi utama pemerintah pusat dan daerah.
4. Pasar internasional, produk atau jasa yang terdiri atas pasar antar negara atau pasar internasional (ekspor dan impor)
2.2.2 Unsur- Unsur Utama Pemasaran
Unsur - unsur utama pemasaran menurut Freddy Rangkuti (2014:102) dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu unsur strategi persaingan, unsur taktik pemasaran dan unsur nilai pemasaran, yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Unsur Strategi Persaingan
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengindentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing - masing konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.
b. Targetting
Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki. c. Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
2. Unsur Taktik pemasaran
Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu :
a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun stategi pemasaran inilah yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan - kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat.
3. Unsur Nilai Pemasaran
a. Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Sebaiknya perusahaan sentiasa meningkatkan brand equity-nya. Jika brand equity ini dapat dikelola dengan baik, perusahaan yang
bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dua hal: Pertama, para konsumen akan menerima nilai produknya. mereka dapat merasakan semua manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena produk tersebut sesuai dengan yang mereka harapkan. Kedua, perusahaan itu sendiri memperoleh nilai loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing, dan efisiensi serta efektifitas kerja khususnya pada program pemasaran.
b. Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian pelayan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu terus menerus ditingkatkan.
c. Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prisip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
2.2.3 Konsep Pemasaran
Terdapat lima konsep yang berkaitan satu sama lain, yang merupakan landasan dari kegiatan pemasaran. Kotler (dalam Echdar, 2013:121) , yaitu :
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas, disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas sesuai dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik.
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2.2.4 Lingkungan Pemasaran
Lingkungan senantiasa berubah dengan cepat, sehingga pemasar harus selalu mempertimbangkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dengan mempelajari lingkungan secara seksama, pemasar dapat menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi tantangan mereka untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.
Menurut Kotler & Gary Armstrong (2006:79), lingkungan pemasar terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro (micro environment) terdiri dari pelaku yang dekat dengan perusahaan dan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya, lingkungan mikro terdiri dari perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan, pesaing, dan masyarakat. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi lingkungan mikro, yang terdiri dari kekuatan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya.
2.3 Strategi Pemasaran
2.3.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam mencapai tujuan usaha dan demi tercapainya pemasaran yang baik, suatu usaha perlu membuat strategi pemasaran yang sesuai. Pemasaran menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2012:193), merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Secara singkat, Pandji Anoraga (2000:230) menyatakan bahwa, pemasaran merupakan wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.
Menurut Echdar (2013:125), Strategi pemasaran adalah kinerja wirausaha dengan hasil penjualan dan penelitian pasar sebelumnya di dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa memaksimalkan indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran, yaitu penelitian dan pengembangan pasar, produk, harga, lokasi atau tempat usaha, dan promosi.
Menurut Kotler & Amstrong (dalam Sunyoto, 2015:2), strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yan diperlukan.
Sedangkan menurut Gultinan dan Gordon (dalam Sunyoto, 2015:2), menyatakan strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu.
Pendekatan terinci untuk menerapkan strategi-strategi ini ditentukan melalui program-program pemasaran yang spesifik, seperti program periklanan, program promosi penjualan, program pengembangan produk, serta program penjualan dan distribusi.
Pemahaman mengenai pemasaran perlu penerapan lebih konkret berkaitan dengan konsumen, dan agar berhasil dalam mengaet pasar memerlukan sebuah strategi, yaitu strategi pemasaran.
2.3.2 Konsep Strategi Pemasaran
Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuain antara perusahan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan masalah dan penentuan pertimbangan pokok. Menurut Corey (dalam Sunyoto, 2015:4) konsep strategi pemasaran terdiri atas lima elemen saling berkait, yaitu:
a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor:
- Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi
- Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemutusan yang lebih sempit
- Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial dan error di dalam menanggapi peluang dan tantangan.
- Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar terproteksi
b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
d. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
e. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
2.3.3 Pemilihan Strategi Pemasaran
Penerapan strategi pemasaran haruslah berpedoman pada pilihan strategi, rencana dan kebijakan yang telah dibuat oleh sebuah perusahaan. Tujuan utama dari strategi pemasaran adalah berupa untuk meningkatkan penjualan, ini berarti sekaligus akan menaikkan pangsa pasar dalam industri yang kompetitif. (Sofyan, 2015:160)
Strategi pemasaran yang maju dan berkembang senantiasa memperhatikan adanya unsur menarik perhatian segmen pasar atau pangsa pasar yang produktif dalam kegiatan pemasaran. Selain itu berupaya untuk menempatkan posisi
pemasaran yang strategis dalam memperoleh keuntungan dan berupaya untuk mencapai target dari realisasi yang diterapakannya. Atas dasar inilah mengapa pemilihan strategi pemasaran sangat penting.
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2012:200), proses pemilihan Strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan cermat atas sejumlah tipe informasi, yaitu:
1. Tujuan atau sasaran produk
Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dasar Strategi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama produk adalah meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan adalah Strategi permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut pelanggan dari pesaing atau memperluas pasar yang dilayani.
2. Peluang Pasar
Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan secara jelas berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk (dan siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi penggunaan produk (dan juga situasi yang tidak menggunakan situasi).
3. Kesuksesan Pasar (Market success)
Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat memahami siapa pesaingnya, seberapa besar tingkat intensitas persaingan yang ada, dan
keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka bersaing secara selektif menghadapi para pesaing merek langsung atau para pesaing kelas produk yang tidak langsung.
2.4 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang disingkat dengan UMKM merupakan sektor riil yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam aktivitas bisnis sehari-hari. UMKM merupakan salah satu ujung tombak yang penting bagi Indonesia untuk dapat menjaga ketahanan ekonomi di tahun mendatang, selain itu UMKM mampu bertahan di tengah guncangan krisis moneter yang melambungkan harga barang- barang kebutuhan rumah tangga pada masa itu. UMKM jelas memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menyebutkan bahwa :
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorang dan/atau badan usaha perorangan dengan aset sampai dengan Rp 50 Juta dan Omset maksimum 300 juta per tahun.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar dengan aset lebih besar dari 50 Juta sampai
dengan 500 Juta dan omset Rp 300 juta sampai dengan Rp 2,5 Milyar per tahun.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan aset lebih besar dari Rp 500 Juta sampai dengan Rp 10 Milyar dan omset lebih besar dari Rp 2,5 Milyar sampai dengan Rp 50 Milyar per tahun.
Di Negara yang sedang berkembang UMKM yang ada memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha besar, karakteristik yang dimiliki adalah sebagai berikut (Tambunan, 2009:2) :
1. Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah usaha besar. Terutama dari kategori usaha mikro, dan usaha kecil. Berbeda dengan usaha besar dan usaha menengah, usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh pelosok perdesaan, termasuk diwilayah-wilayah yang terisolasi. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai suatu signifikansi lokal yang khusus untuk ekonomi perdesaaan, dalam kata lain kemajuan pembangunan ekonomi perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKMnya.
2. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan
pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi semakin penting diperdesaan pada negara sedang berkembang, terutama didaerah-daerah dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja diperdesaan. 3. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat, bahkan banyak UMKM bisa bertahan
pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 1997-1998. Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya usaha mikro bisa menjadi landasan bagi pengembangan usaha kecil, sedangkan usaha kecil bagi usaha menengah dan usaha menengah bagi usaha besar.
4. Pada umumnya masyarakat perdesaan miskin, namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan mereka mau mengambil risiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilitas tabungan/investasi diperdesaan sementara pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa.
5. Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas, terbukti secara umum bahwa pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederhana dengan harga relatif murah, seperti pakaian jadi dengan desain sederhana, mebel dari kayu, bambu, dan rotan, barang-barang lainnya dari kayu, alas
kaki, dan alat-alat dapur dari aluminium dan plastik. Barang-barang ini memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat miskin atau masyarakat berpendapatan rendah, namun demikian banyak juga UMKM yang membuat barang-barang nonkonsumsi, seperti peralatan-peralatan produksi, berbagai macam mesin sederhana dan/atau komponen-komponennya, bahan-bahan bangunan dan barang-barang setengah jadi lainnya untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan dibanyak sektor, seperti industri, konstruksi, pertanian, perdagangan, pariwisata dan transportasi. 6. keunggulan dari UMKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif
mampu bersaing terhadap pesaingnya yaitu usaha besar.
2.5 Analisis SWOT
Banyak organisasi bisnis yang mengunakan analisis SWOT sebagai bagian dari proses penyusunan sasaran atau tujuan mereka. Analisis SWOT menurut Roger dan Robert (2015:5) adalah kerangka kerja formal untuk mengidentifikasi dan merumuskan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan organisasi. SWOT adalah kepanjangan dari kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan tantangan (Threats) suatu usaha. SWOT adalah kerangka kerja yang mudah digunakan untuk memusatkan perhatian pada kenyataan bahwa peluang pertumbuhan perusahaan dihasilkan dari kesesuaian yang tepat antara kemampuan internal perusahaan (yang diwujudkan dalam kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal yang tercermin dari adanya peluang dan tantangan. Menurut Prof. Dr. J. Salusu, M. A. (2015:175), Analisis SWOT merupakan satu pekerjaan yang cukup rumit dan berat. Namun, hanya dengan itu
alternatif-alternatif strategis dapat disusun. Dengan Analisis SWOT, keputusan-keputusan strategik yang baik dapat diputuskan.
Pada dasarnya, menurut Rangkuti (2014:19) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.
Pada intinya, dengan melakukan analisis SWOT, yaitu analisis terhadap lingkungan internal berupa faktor kekuatan dan kelemahan pada suatu usaha, juga terhadap lingkungan eksternal yang berupa faktor peluang dan ancaman. Dengan melakukan analisis terhadap faktor tersebut, barulah perusahaan menetapkan strategi yang tepat bagi usaha tersebut, dan menjadi bahan evaluasi pada usaha tersebut, agar suatu usaha bisnis dapat mencapai tujuannya.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian
1 Jennifer
Capriatie 2015
Analisis SWOT Dalam Menentukan
Strategi Pemasaran Pada D’Satz Event
Organizer
Dari Analisis SWOT
yang dilakukan, ditunjukkan bahwa D’Satz Event Organizier berada pada kuadran I, yaitu strategi agresif yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Matriks SO adalah strategi yang tepat bagi D’Satz Event Organizier . dengan menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang internal yang ada.
2 Auliana Nur Islami 2014 Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Souvenir Melalui Analisis SWOT (Studi Pada
Usaha AD
Hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada usaha
AD Souvenir,
menunjukan bahwa AD Souvenir dalam
Aceh) selama ini, AD Souvenir melakukan pemasaran dengan memperhatikan tiga faktor yaitu produk, penetapan harga dan strategi promosi. Selain itu, melalui Analisis SWOT. Dihasilkan bahwa matriks SO adalah strategi yang paling tepat bagi AD Souvenir.
3 Dwi Ayu
Arsita Sari 2014
Strategi Pengembangan Usaha Pada Butik Keika (Studi Pada Butik Keika Jl. Tb.
Simatupang Ruko Komplek Plam Mas No. 119 Ii
Medan)
Bedasarkan hasil analisis SWOT pada penelitian ini, dengan melakukan analisis terhadap faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, juga terhadap faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman pada Butik Keika, sehingga ditemukan strategi yang
tepat untuk meningkatkan usahanya
dengan cara meningkatkan
kenyamanan dan layanan
pada konsumen, meningkatkan kualitas produk, menciptakan produk-produk baru yang
lebih variati dan inovatif, meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen, menambah jumlah pegawai, membuat promosi. 4 Veranita Cyintia William 2013 Analisis SWOT Sebagai Penentu Strategi Pemasaran PT Kencana Laju Mandiri (Motor Roda 3-Karya) di Medan Berdasarkan hasil analisis, melalui matriks
EFE, PT Kencana Mandiri mampu menangani ancaman dengan memanfaatkan peluang yang ada, dan melalu matriks IFE juga menunjukkan bahwa PT Kencana Laju mandiri
dapat mengatasi kelemahan dengan mengunakan kekuatan yang ada. Alternatif strategi yang muncul dengan analisis SWOT,
yaitu melakukan kerjasama dengan pihak
finance atau perbankan dalam melakukan promosi, dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai loyalitas konsumen.
5 Melinda Agustien 2013 Analisis Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Melalui Analisis SWOT (Studi Pada Distro Tauko Medan Jalan
Sei Batang Hari)
Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada Tauko Medan dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan berdasarkan bauran pemasaran yaitu produk; harga; distribusi dan promosi, Tauko Medan mempunyai strategi yang baik dalam setiap bagian
namun lebih memfokuskan pada
faktor produk dan promosi. Berdasarkan analisis SWOT, Strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah strategi agresif atau strategi
ekspansi untuk memaksimalkan
kekuatan internal dan eksternal usaha. 6 Akhmad Khairil Nugraha 2012 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui SWOT dalam usaha Pengembangan Bisnis Retail Toko
Melalui hasil pembobotan faktor internal dan faktor eksternal dengan menggunakan analisis SWOT, maka Toko Toko Pakaian Amethyst Ungu Bandung yaitu berada
Pakaian Toko Amethyst Ungu
Bandung
pada kuadran Turnaround yaitu strategi
dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang sesuai dalam upaya pengembangan usaha adalah membuat situs penjualan online, meningkatkan kualitas SDM, melakukan pendistribusian produk dan terus mempelajari dan mengikuti keinginan konsumen.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
2.7 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis SWOT sebagai formulasi dan bahan evaluasi terhadap penerapan strategi pemasaran yang sesuai pada suatu usaha. Kerangka pemikiran menunjukkan bahwa dari pemasaran yang dilakukan Toko Pakaian Sukli Fashion selama ini dapat diteliti menggunakan analisis SWOT, dengan melakukan analisis lingkungan terlebih dahulu, lingkungan internal dilihat dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesess), sedangkan lingkungan eksternal dilihat dari peluang (Opportunities), dan tantangan (Threats).
Metode ini digunakan untuk mengetahui posisi kuadran Toko Pakaian Sukli Fashion pada matriks SWOT dan mengetahui strategi pemasaran yang tepat dengan Toko Pakaian Sukli Fashion. Setelah mengetahui posisi pada kuadran yang ada, maka hasil dari metode analisis SWOT dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan bagi Toko Pakaian Sukli Fashion dalam mengambil suatu keputusan dan Strategi Pemasaran yang sesuai agar dapat mencapai tujuan usaha. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Sumber : Penulis Toko Pakaian Sukli Fashion Analisis Lingkungan Internal Eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang ancaman
Analisis SWOT
Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Kuadran 1
Strategi Pemasaran
Evaluasi Evaluasi