• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, subyek yang diteliti, perlakuan, dan aspek-aspek lain yang terkandung dalam penelitian ini.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan elemen penting yang harus diperhatikan, menurut Christensen (dalam Seniati dkk, 2008) desain peneltian adalah suatu rencana yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Untuk itu sebelum penelitian ini berlangsung, ada beberapa perencanaan yang telah disusun. Adapun desain penelitian dapat dilihat seperti di bawah ini:

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah anak-anak GKI Puri Indah yang berada pada tahapan usia middle childhood dengan rentang usia 7-9 tahun, yakni mereka pada rentang pendidikan kelas 1-3 SD dan memiliki jumlah tertulis sebanyak 42 anak. Hal ini merupakan pertimbangan awal peneliti yang memang ditujukan bagi pendidikan anak-anak usia middle childhood dengan pertimbangan sudah dapat berpikir logis sehingga memudahkan pemberian informasi.

(2)

18 3.1.2 Sample Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Cozby (2005) simple random sampling adalah teknik sampling yang memberikan kesempatan yang sama pada tiap subyek yang berada dalam populasi tersebut.

Sample penelitian adalah anak-anak sekolah minggu GKI Puri Indah yang berumur 7-9 tahun. Anak-anak sekolah minggu usia 7-9 tahun berada dalam tiga rentang kelas, yakni kelas 1-3 SD. Jumlah subyek penelitian ini berjumlah 29 anak yang merupakan campuran baik laki-laki maupun perempuan. Berikut merupakan daftar sebaran anak laki-laki maupun perempuan dari tiap kelas.

Tabel 3.I

Gambaran Subyek Penelitian

3.1.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental within-subject. Eksperimental within-subject hanya menggunakan sekelompok subjek dan setiap subjek diberikan perlakuan khusus (Seniati dkk, 2007). Selain itu Bordens (2005) mengatakan bahwa penelitian within

Kelas Jenis Kelamin Pria Wanita

1 SD 4 7

2 SD 3 6

3 SD 5 4

(3)

19 subject merupakan penelitian yang membandingkan hasil dari perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya. Peneliiti memutuskan menggunakan design penelitian within-subject dikarenakan terbatasnya jumlah subyek dan keterbatasan waktu.

Peneliti menggunakan design satu kelompok pretest-postest, pengambilan data dilakukan dua kali, yakni sebelum subyek mendapat perlakuan khusus dan setelah subyek mendapat perlakuan khusus (Seniati dkk, 2007). Peneliti memilih jenis penelitian ini agar ada skor yang dapat dibandingkan antara sebelum treatment/perlakuan (pretest) dan sesudah treatment (posttest).

Penelitian ini membandingkan perbedaan perilaku peduli yang ditunjukkan subyek dari hasil observasi melalui penyampaian materi secara verbal (pretest) dengan hasil observasi yang diperoleh melalui penyampaian materi dengan panggung boneka/puppet (posttest).

3.1.4 Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di gereja dan dilakukan selama jam kebaktian anak berlangsung. Hal ini mempermudahkan pengaturan jumlah subyek, tidak merepotkan orang tua subyek dan subyek tidak perlu menyediakan waktu luang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Subyek penelitian merupakan gabungan dari anak-anak usia 7-9 tahun yang masuk kategori sebagai pelajar murid kelas 1 SD hingga kelas kelas 3 SD. Jumlah subyek baik pada tahap pretest maupun posttest adalah 29 anak.

(4)

20 Peneliti menyertakan skema mengenai prosedur tahap demi tahap yang dilakukan pada saat tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Berikut adalah skema persiapan sebelum dilaksanakannya penelitian dan pengambilan data baik pada tahap pretest maupun pada tahap posttets.

Gambar 3.1

Skema Persiapan Sebelum Pelaksanaan Penelitian Pretest dan Posttest Tahap 1 menjelaskan mengenai perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang proses penelitian. Peneliti menyiapkan lembar observasi yang digunakan oleh para observer dan membagikan ballpoint sebagai alat tulis untuk mencatat perilaku-perilaku yang muncul selama proses pengambilan data. Persiapan berikutnya adalah mengatur peralatan yang digunakan subyek selama proses pengambilan data, pada tahap ini peneliti melakukan kontrol pada peralatan yang digunakan masing-masing subyek ketika melakukan aktivitas mewarnai dan menempel. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada sub bab 3.1.4.1 (setting penelitian pada tahap pretest) dan sub bab 3.1.4.2 (setting penelitian pada tahap posttest).

Pada tahap 2 peneliti melakukan pengecekan mengenai ruangan yang digunakan selama penelitian, pengecekan yang dilakukan antara lain

(5)

21 adalah kontrol pada posisi kursi subyek dan kondisi penerangan dan suhu ruangan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam salah satu kelas sekolah minggu dan kelas yang digunakan sebagai tempat penelitian berbentuk memanjang. Pengaturan posisi kursi menjadi penting guna memberi kesempatan yang sama bagi responden untuk dapat jelas melihat ke arah pengajar. Pengaturan posisi kursi adalah tiga buah kursi masing-masing di sisi kanan dan kiri ruangan dan diatur memanjang (seperti posisi kursi dalam bus kota).

Kelas yang digunakan selama proses treatment dan pengambilan data memiliki penerangan yang baik dan terdapat dua buah AC (pendingin ruangan). Penerangan dan suhu ruangan perlu diperhatikan sebagai pendukung penelitian agar subyek merasa nyaman dan fokus kepada materi yang diberikan.

Pada tahap 3 peneliti melakukan briefing yang dilakukan pada kedua tahap pengambilan data (pretest dan posttest). Briefing yang dilakukan pada seluruh observer yang bertugas dilakukan untuk menyamakan persepsi tentang perilaku peduli yang hendak dicatat selama proses pengambilan data berlangsung. Peneliti menjelaskan kepada para observer mengenai poin-poin yang terdapat pada lembar observasi agar terjadi kesamaan persepsi mengenai pembedaaan perilaku yang didasarkan pada kategori-kategori tersebut.

Setelah tahap persiapan selesai dilaksanakan, maka tahap berikutnya adalah tahap proses pelaksanaan penelitian. Demi memudahkan pembacaan prosedur, peneliti menyediakan skema yang

(6)

22 menjelaskan mengenai proses atau tahapan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Peneliti membedakan skema penjelasan antara tahap pretest dengan tahap posttest. Berikut adalah skema yang menjelaskan prosedur pada proses pelaksanaan penelitian tahap pretest.

Gambar 3.2

Skema Proses Pelaksanaan Penelitian Tahap Pretest

Penjelasan mengenai proses ini dibagi menjadi empat bagian. Tahap persiapan (A1) telah dijelaskan sebelumnya, maka penjelasan pada proses pelaksanaan penelitian pretest langsung kepada tahap A2.

Tahap A2 dilakukan sebagai kontrol dalam penelitian ini. Pengontrolan posisi tempat duduk dilakukan agar subyek tidak duduk bergerombol pada kelompoknya sendiri (misal, kelas 1 SD hanya duduk sekelompok dengan kelas 1 SD saja, dst). Dengan adanya kontrol pada posisi tempat duduk, peneliti mendorong perilaku peduli subyek tidak hanya sebatas pada teman satu kelasnya, namun juga pada subyek lain yang berasal dari kelas lain.

(7)

23 Tahap A3 adalah tahap penyampaian materi. Pada tahap pretest, penyampaian materi dilakukan secara verbal tanpa didukung oleh satupun alat peraga. Peneliti menggunakan batasan waktu selama 10 menit sebagai kontrol durasi penyampaian materi antara tahap pretest dengan posttest.

Tahap A4 adalah tahap pengambilan data melalui aktivitas mewarnai yang dijadikan lahan sebagai media observasi perilaku peduli yang ditunjukkan subyek. Peneliti juga menggunakan batasan waktu sebagai kontrol untuk menyamakan prosedur pada kedua tahap pengambilan data. Penjelasan rinci pada tahap A3 dan A4 akan dijelaskan pada sub bab 3.5.1 (teknik pengumpulan data tahap pretest).

Skema berikutnya adalah penjelasan mengenai pelaksanaan prosedur pada proses pelaksanaan penelitian tahap posttest.

Gambar 3.3

Skema Proses Pelaksanaan Penelitian Tahap Posttest

Sama halnya dengan penjelasan pada tahap pretest, penjelasan mengenai proses ini dibagi menjadi empat bagian. Tahap persiapan (B1)

(8)

24 sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya maka penjelasan pada proses pelaksanaan penelitian posttest langsung kepada tahap B2.

Tahap B2 dilakukan sebagai kontrol dalam penelitian ini. Sama halnya dengan tahap A2, pengontrolan posisi tempat duduk dilakukan agar subyek tidak duduk bergerombol pada kelompoknya sendiri. Dengan adanya kontrol pada posisi tempat duduk, peneliti mendorong perilaku peduli subyek tidak hanya sebatas pada teman satu kelasnya, namun juga pada subyek lain yang berasal dari kelas lain.

Tahap B3 adalah tahap penyampaian materi. Pada tahap posttest ini penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan sarana panggung boneka. Peneliti menggunakan batasan waktu selama 10 menit sebagai kontrol durasi penyampaian materi.

Tahap B4 adalah tahap pengambilan data melalui aktivitas menempel. Aktivitas ini dijadikan sebagai media observasi perilaku peduli yang ditunjukkan subyek. Peneliti juga menggunakan batasan waktu sebagai kontrol untuk menyamakan prosedur pada kedua tahap pengambilan data. Penjelasan rinci pada tahap B3 dan B4 akan dijelaskan pada sub bab 3.5.2 (teknik pengumpulan data tahap posttest).

Terdapat perbedaan mengenai perlengkapan dan aktivitas yang dijadikan sebagai media observasi. Pada tahap pretest aktivitas yang diberikan antara lain adalah mewarnai sedangkan pada tahap posttest aktivitas yang diberikan adalah menempel. Hal ini sengaja dilakukan sebagai bentuk kontrol peneliti.

(9)

25 Hal pertama yang menjadi kontrol peneliti adalah antisipasi untuk menghidari kejenuhan anak dengan aktivitas yang pertama, yakni mewarnai. Menghindari kejenuhan merupakan langkah yang tepat guna menghindari subyek mengerjakan aktivitasnya dengan asal-asalan sehingga tidak memunculkan perilaku yang ingin diukur.

Hal kedua yang menjadi kontrol peneliti adalah dengan dibedakannya aktivitas pada tahap pretest dan posttest, peneliti mengeliminasi proses belajar atau retroactive history pada subyek yang biasa menjadi kelemahan desain penelitian pretest-posttest (Seniati, 2007).

Hal ketiga atau terakhir yang dijadikan kontrol atas perbedaan penggunaan aktivitas pada dua pengambilan data didasari oleh asumsi peneliti bahwa aktivitas tersebut setara. Setara dalam arti kata bahwa aktivitas tersebut adalah aktivitas yang biasa dan bisa dilakukan oleh subyek (bukan sesuatu yang asing) dan aktivitas tersebut tidak mengharuskan subyek memiliki keterampilan khusus untuk menyelesaikannya.

Perlu ditekankan bahwa penelitian ini membandingkan penyampaian materi secara verbal (pretest) dengan penyampaian materi yang menggunakan sarana panggung boneka (posttets). Sedangkan aktivitas mewarnai (pretest) dan aktivitas menempel (posttest) yang dilakukan subyek berperan sebagai media untuk melihat dampak dari kedua metode pengajaran tersebut.

(10)

26 3.1.4.1 Setting Penelitian pada Tahap Pretest

Pada tahap pretest, peneliti yang juga berperan sebagai pengajar hanya menggunakan metode pengajaran verbal dalam menyampaikan informasi mengenai perilaku peduli. Penyampaian informasi mengenai perilaku peduli menggunakan naskah cerita dengan mengambil kondisi kehidupan sehari-hari (lihat lampiran 1).

Tahap pengambilan data dilakukan pada saat aktivitas dilangsungkan. Aktivitas sudah dikontrol sehingga mendorong subyek memunculkan perilaku peduli. Aktivitas yang dilakukan sebagai lahan observasi adalah kegiatan mewarnai. Setiap anak mendapat satu gambar yang belum berwarna dan satu buah amplop berisi empat buah pensil warna. Amplop yang dibagikan pada anak-anak berisikan empat buah pensil warna yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Pada saat aktivitas mewarna, peneliti menentukan warna khusus untuk beberapa obyek tertentu. Berikut adalah rincian mengenai obyek dan warna yang harus digunakan.

Tabel 3.2

Peraturan Aktivitas Tahap Pretest

No Jenis Obyek Warna

1 Lampu Merah Merah

2 Lampu Hijau Hijau

3 Lampu Kuning Kuning

4 Batang Pohon Coklat

5 Daun Hijau Muda/Tua

6 Baju Opa Biru Muda/Tua

Ketentuan warna diatas menyebabkan setiap anak tidak mungkin menyelesaikan gambarnya hanya dengan mengandalkan empat buah

(11)

27 pensil warna yang mereka miliki. Oleh sebab itu, mereka harus mulai berinteraksi dan saling meminjamkan pensil warna mereka. Peneliti berharap dari kegiatan ini perilaku peduli pada anak-anak dapat muncul sehingga dapat diobservasi.

3.1.4.2 Setting Penelitian pada Tahap Posttest

Berikutnya adalah tahap posttest yang diadakan selang satu minggu dengan pretest. Pada tahap posttest peneliti menggunakan metode pengajaran berupa panggung boneka dalam menyampaikan informasi mengenai perilaku peduli pada sesama. Peneliti menggunakan naskah perilaku peduli yang berbeda dari tahap pretest dan menggunakan dua buah puppet sebagai penyampai pesan (lihat lampiran 2 dan 3). Setelah pengajaran berupa panggung boneka selesai dilaksanakan, pengambilan data dilakukan pada saat aktivitas berlangsung. Sama seperti pada tahap pretest, aktivitas sudah diatur sedemikian rupa agar mendorong anak memunculkan perilaku peduli tersebut.

Aktivitas yang dilakukan sebagai lahan observasi posttest adalah aktivitas menempel bintang. Setiap anak mendapat satu buah bintang besar sebagai alas untuk menempel dan satu buah amplop yang berisi tiga buah bintang sedang dengan kombinasi dua warna dan lima bintang kecil dengan tiga kombinasi warna. Pada saat hendak menempel, peneliti menentukan peraturan mengenai kombinasi warna yang boleh ditempel. Berikut adalah rincian mengenai peraturan yang diberlakukan.

(12)

28 Tabel 3.3

Peraturan Aktivitas Tahap Posttest

No Ukuran Bintang Jumlah Bintang Variasi Warna Warna

1 Sedang 3 3 3 Bintang dengan warna berbeda

2 Kecil 5 2 3 Bintang dengan warna sama

2 Bintang dengan warna sama

Misalnya tiga bintang kecil bewarna merah dan dua bintang kecil dengan warna biru atau tiga bintang kecil dengan warna kuning dan dua bintang kecil dengan warna hijau, dst.

Hal ini menyebabkan anak tidak mungkin untuk menyelesaikan kombinasi warna bintang sesuai perintah hanya dengan mengandalkan warna bintang yang terdapat dalam amplop. Oleh sebab itu, mereka harus berinteraksi dengan teman-temannya dan saling menukar bintang-bintang tersebut. Peneliti berharap dari kegiatan ini perilaku peduli pada anak-anak dapat muncul sehingga dapat diobservasi.

3.1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian program pengajaran dengan menggunakan media panggung boneka dilaksanakan di sekolah minggu GKI Puri Indah yang beralamat pada Jl. Kembang Abadi Utama Blok B6 no 17.

3.1.5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian pada Tahap Pretest

Penelitian tahap pretest dilaksanakan pada tanggal 14 November 2010 pukul 09.00-09.30

(13)

29 3.1.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian pada Tahap Posttest

Penelitian tahap posttest dilaksanakan pada tanggal 28 November 2010 pukul 09.00-09.30.

Pertimbangan peneliti melaksanakannya pada jam tersebut adalah agar lebih mudah mengumpulkan subyek. Jam tersebut adalah jam kebaktian anak sehingga jumlah kehadiran tiap minggu relatif sama dan tidak memerlukan waktu khusus yang harus disediakan baik dari segi subyek maupun peneliti.

3.1.6 Instrumen Penelitian

Adapun beberapa peralatan utama yang digunakan selama proses penelitian berlangsung yang terbagi menjadi dua bagian, yakni pretest dan posttest. Lembar observasi yang diberlakukan selama pretest dan posttest berisikan 11 item yang masing-masing mempunyai skor 10. Jadi total skor maksimal yang mungkin diperoleh tiap subyek adalah 110. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan kata-kata yang tentunya disesuaikan dengan aktivitas pengambilan data.

Lembar observasi ini terdapat tiga kategori yang merupakan penjabaran berdasarkan definisi perilaku peduli yang diutarakan oleh Gea, dkk (2002). Dimana Gea, dkk (2002) mendefinisikan arti kepedulian sosial (dalam hal ini perilaku peduli) sebagai suatu bentuk keterlibatan antara satu pihak ke pihak lainnya dalam merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, baik suka maupun duka dan bentuknya tidak hanya

(14)

30 sebatas materi tetapi juga berupa perhatian, penerimaan, penyediaan waktu, pikiran dan hati untuk sesama yang saling membutuhkan.

Definisi perilaku peduli yang digunakan dalam lembar observasi menitikberatkan pada poin kemauan individu untuk terlibat pada apa yang dirasakan orang lain dan penyediaan baik materi, waktu, pikiran dan hati. Peneliti melihat bahwa perilaku peduli membutuhkan pengorbanan didalamnya. Untuk itu kompetensi dasar yang tercantum dan dilihat selama pengambilan data adalah kemauan subyek untuk membantu temannya meskipun pada saat yang bersamaan justru menghambat apa yang menjadi kepentingannya.

Penyusunan lembar observasi, baik pada tahap pretest dan posttest, disusun menggunakan coding system. Cozby (2005) menyatakan bahwa coding system adalah panduan yang harus disusun sesederhana mungkin guna memberikan kemudahan bagi observer dalam mengkategorikan perilaku yang diobservasi.

Pengkategorian yang terdapat dalam lembar observasi selain mengacu pada definisi perilaku peduli oleh Gea, dkk (2002) juga berdasarkan pengamatan peneliti pada perilaku anak-anak yang sudah berjalan selama kurun waktu lebih dari lima tahun.

Pada lembar observasi terdapat tiga kategori. Kategori pertama berisikan tiga buah item, sedangkan dua kategori lainnya berisikan masing-masing empat item. Maka total item yang terdapat pada lembar observasi tersebut berjumlah sebelas item.

(15)

31 3.1.6.1 Instrumen Penelitian Tahap Pretest

Pada bagian pretest proses penelitian menggunakan lembar observasi khusus prestest dan satu set perlengkapan aktivitas yang terdiri dari lembar aktivitas untuk mewarnai dan pensil warna yang sudah diatur. Observer juga diperlengkapai dengan ballpoint untuk mengisi lembar observasi. Berikut adalah cuplikan tabel dari lembar observasi pada tahap prestest (lihat lampiran 4).

Tabel 3.4

Lembar Observasi Tahap Pretest

No Kategori Indikator

Keterangan Ada Tidak Skor

1 Keterlibatan dengan orang lain

a.Anak mengajak bicara temannya tentang pensil

warna masing-masing

b.Mau pilih warna yang mana

(diskusi)

c.Mengingatkan temannya mengenai objek-objek dengan warna yg telah

ditentukan

2 Membantu orang lain sesuai dengan kebutuhannya

a. Menawarkan pensil

warnanya

b. Mencarikan pensil warna

untuk temannya

c.Memberi semangat kepada teman yang belum selesai

mewarnai

d.Membantu pekerjaan

temannya

3

Perilaku tidak peduli dengan orang lain

a.Sama sekali cuek, tidak ada

interaksi sama sekali

b.Menolak untuk meminjamkan pensil

warnanya sama sekali

c.Memaksa untuk meminjam

pensil warna orang lain d.Merebut pensil warna orang

lain

(16)

32 3.1.6.2 Instrumen Penelitian Tahap Posttest

Pada bagian posttest peneliti menggunakan lembar khusus posttest, dua buah puppet, satu set perlengkapan panggung, mp3 player, speaker, satu set perlengkapan aktivitas yang terdiri dari satu bintang besar, tiga bintang sedang dan lima bintang kecil. Observer juga diperlengkapi dengan ballpoint untuk melakukan pengisian pada lembar observasi. Berikut adalah cuplikan tabel dari lembar observasi pada tahap posttest (lihat lampiran 5).

(17)

33 Tabel 3.5

Lembar Observasi Tahap Posttest

No Kategori Indikator Keterangan

Ada Tidak Skor

1 Keterlibatan dengan orang lain

a.Anak mengajak bicara temannya tentang

warna-warna yang mereka miliki b.Anak berbicara pada

temannya mengenail pola

bintang (diskusi)

c.Mengingatkan temannya mengenai lokasi penempatan

bintang-bintang

2 Membantu orang lain sesuai dengan

kebutuhannya

a.Menawarkan bintang

miliknya

b.Mencarikan warna bintang yg

sesuai untuk temannya

c.Anak mau membantu melepaskan double tip pada

bintang milik temannya

d.Membantu menempelkan

bintang milik temannya

3 Perilaku tidak peduli dengan orang lain

a.Sama sekali cuek, asyik sendiri tidak ada interaksi sama sekali

b.Menolak untuk membantu melepaskan doubletape,

sama sekali

c.Memaksa untuk menukar warna bintangnya dengan

orang lain

d.Merebut bintang orang lain

Total Skor

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Topik penelitian yang diambil oleh peneliti didalamnya terkandung hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti. Hubungan antara independent variable (IV) atau variabel bebas yang memberikan pengaruh maupun akibat tertentu pada dependent variable (DV) atau variabel

(18)

34 terikat. IV atau variabel bebas merupakan variable yang dimanipulasikan dalam suatu penelitian karena diduga memiliki pengaruh terhadap variabel lain sedangkan DV atau variabel terikat adalah respon dari subyek yang diukur sebagai hasil pengaruh daripada IV (Seniati dkk, 2008).

Penelitian ini melihat pengaruh metode pengajaran lewat panggung boneka dengan perilaku peduli pada anak-anak. Hal ini menempatkan metode pengajaran lewat panggung boneka sebagai IV dan perilaku peduli pada anak sebagai DV. Pengajaran lewat media panggung boneka merupakan manipulasi yang akan diuji apakah membawa pengaruh terhadap munculnya perilaku peduli pada anak-anak.

Penelitian psikologi tidak hanya terbatas pada IV maupun DV, namun ada variabel yang lain yang dapat mempengaruhi DV selain IV. Variabel tersebut disebut dengan SV (secondary variable) atau variabel sekunder (Seniati dkk, 2008).

Adapun SV yang mungkin terdapat pada penelitian ini adalah kemampuan fisik maupun mental anak dalam menerima pembelajaran, untuk itu penelitian ini hanya dalam lingkup anak-anak yang bukan termasuk kategori berkebutuhan khusus. Menurut Santrock (2008) anak-anak dengan kategori berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki gangguan/ketidakmampuan (baik fisik maupun mental) dan mereka yang tergolong berbakat. Jadi subyek yang diambil dalam penelitian ini merupakan mereka yang tidak tergolong kategori tersebut.

(19)

35 3.3 Uji Hipotesis

Ho: Sarana pembelajaran melalui panggung boneka tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap perilaku peduli pada anak-anak tahap middle childhood.

Ha: Sarana pembelajaran melalui panggung boneka berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku peduli pada anak-anak tahap middle childhood.

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh lewat metode observasi. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sytematic observation karena penelitian ini mengobservasi perilaku spesifik dalam situasi tertentu (Cozby, 2005). Hal tersebut diperkuat dengan metode observasi situational testing yang dikemukakan oleh Aiken (2006) karena dalam penelitian ini kondisi telah diatur untuk mendorong subyek memperlihatkan perilaku peduli.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur dengan menggunakan sistem checklist. Sistem checklist adalah lembaran berisikan kata-kata, frase dan kalimat yang mendeskripsikan seseorang (Aiken, 2006), obyek tertentu maupun kejadian tertentu dan digunakan untuk mencatat perilaku-perilaku spesifik yang dimunculkan responden (Shaugnessy dkk, 2000). Selain itu sistem checklist mempunyai keuntungan menurut Aiken (2006), keuntungan menggunakan

(20)

36 sistem checklist adalah penggunaannya yang relatif sederhana dan tidak memerlukan biaya yang besar.

Lembar observasi checklist peneliti terdiri dari tiga kategori. Tiga kategori tersebut merupakan penjabaran berdasarkan definisi perilaku peduli yang diutarakan oleh Gea, dkk (2002). Lembar observasi, baik pada tahap pretest dan posttest, disusun menggunakan coding system. Cozby (2005) menyatakan bahwa coding system adalah panduan yang harus disusun sesederhana mungkin guna memberikan kemudahan bagi observer dalam mengkategorikan perilaku yang diobservasi. Kategori pertama berisikan tiga buah item, sedangkan dua kategori lainnya berisikan masing-masing empat item. Maka total item yang terdapat pada lembar observasi tersebut berjumlah sebelas item.

Sumber data yang digunakan oleh peneliti tidak hanya sampai pada checklist perilaku yang muncul saja. Data observasi checklist diperkuat dengan adanya field notes. Menurut Shaugnessy (2000) filed notes berguna sebagai catatan tambahan yang dicatat oleh observer guna mencatat perilaku-perilaku khusus yang muncul selain dari perilaku umum yang tertera di lembar observasi.

Khusus pada penelitian ini, peneliti sendiri yang membantu proses mengingat kembali perilaku-perilaku yang muncul dari tiap responden dengan mewawancarai tiap observer. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi dikarenakan mayoritas observer bukan berlatar belakang ilmuwan psikologi atau praktisi pendidikan sehingga untuk pencatatan perilaku apa saja yang muncul perlu diolah ulang oleh peneliti sendiri. Tercatat dari

(21)

37 total 10 orang observer, terdapat tiga observer yang mempunyai latar belakang pendidikan psikologi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik observasi yang dilakukan sebanyak dua kali, yakni pretest dan postest yang dilakukan dengan memanfaatkan jam kebaktian anak-anak. Peneliti juga dipermudahkan dengan adanya bantuan tenaga observer yang datang dari para guru sekolah minggu.

Tabel 3.6

Daftar Nama Observer No Nama Observer Pretest Postest 1 Anna Anna 2 Anne Anne 3 Erlin Erlin 4 Nancy Nancy 5 Vania Vania 6 Iwang Iwang 7 Femi Femi 8 Ivan Ivan 9 - Muthia 10 - Shirley

Jumlah rata-rata observer pada tahap pretest maupun posttest adalah 9 orang. Terdapat perbedaan mengenai jumlah observer ada tahap pretest (8 observer) dan posttest (10 observer) yang disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh dua observer yang baru dapat bergabung ketika tahap posttest dilaksanakan. Dengan adanya bantuan dua tenaga observer lagi pada tahap posttets maka jumlah anak yang

(22)

38 ditangani masing-masing observer menjadi lebih sedikit untuk itu diharapkan bahwa observasi dapat lebih mendalam lagi pada tiap-tiap subyek yang ditangani.

Peneliti memutuskan untuk membedakan perlakuan pada pengambilan data pretest dan posttest. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jika aktivitas yang digunakan dalam kedua pengambilan data disamakan, yakni mewarnai, maka ditakutkan munculnya rasa bosan pada beberapa subyek. Ditakutkan jika subyek bosan dengan aktivitas yang sama, subyek akan asal-asalan ketika mengerjakan aktivitas tersebut sehingga perilaku yang diharapkan muncul tidak ditampilkan. Oleh sebab itu peneliti membedakan aktivitas yang digunakan selama proses pengambilan data berlangsung. Namun kondisi yang diciptakan lewat pengerjaan aktivitas tersebut dapat dikatakan serupa karena didalamnya tetap menuntut subyek untuk mau berinteraksi dan peduli terhadap sesamanya.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Tahap Pretest

Observer dikumpulkan guna mendapat penjelasan mengenai urutan dan cara pengambilan data. Peneliti menjelaskan kepada para observer mengenai poin-poin yang terdapat pada lembar observasi terlebih dahulu agar terjadi kesamaan persepsi mengenai pembedaaan perilaku yang didasarkan pada poin-poin tersebut.

Pengambilan data pada tahap pretest berbeda pada bagian cerita yakni adanya pembedaan metode penyampaian materi. Pada tahap

(23)

39 pretest, metode penyampaian materi dilakukan tanpa alat peraga sama sekali. Pengajar hanya melakukan metode verbal ketika menyampaikan informasi atau pengajaran mengenai perilaku peduli.

Tahap berikutnya adalah tahap pengambilan data. Pengambilan data dilakukan saat anak-anak diberikan aktivitas yang mendorong untuk memunculkan perilaku peduli pada sesama. Dalam aktivitas ini subyek dituntut untuk memperhatikan kebutuhan temannya dan diharapkan untuk membantunya.

Setiap subyek akan diberikan satu buah gambar yang harus diwarnai dan satu set pensil warna dalam amplop (berisi empat warna). Setiap isi amplop pensil warna berbeda antara subyek yang satu dengan yang lainnya. Kemudian peneliti memberikan beberapa aturan berupa obyek tertentu yang harus diwarna oleh pensil warna yang telah ditentukan, misal mewarnai lampu merah harus dengan warna merah, lampu kuning dengan warna kuning, dst. Tiap amplop berisikan hanya empat buah pensil warna yang tentunya tidak cukup untuk mewarnai obyek sesuai dengan peraturan yang diberikan. Untuk itulah subyek didorong untuk mau peduli pada temannya, seperti mau meminjamkan pensil warnanya, mencarikan pensil warna yang dibutuhkan temannya, dll. Aktivitas ini mendorong subyek untuk memunculkan perilaku peduli yang sebelumnya telah diajarkan (lihat lampiran 6).

Pengambilan data akan dilakukan oleh beberapa observer yang masing-masing mengawasi dan melakukan penilaian terhadap beberapa anak dengan metode observasi dan kemudian mencatat perilaku tersebut

(24)

40 kedalam lembar observasi. Selama pengambilan data observasi dilakukan oleh delapan observer yang masing-masing mengobservasi 3-4 subyek anak. Pembagian ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih fokus.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Tahap Posttest

Sama halnya dengan tahap prestest, sebelum pengambilan data dilaksanakan peneliti mengumpulkan observer terlebih dahulu untuk diberikan penjelasan mengenai jalannya proses pengambilan data. Hal ini kembali dilakukan agar agar terjadi kesamaan persepsi mengenai pembedaaan perilaku yang didasarkan pada poin-poin tersebut.

Pada tahap posttest metode penyampaian materi yang dilakukan menggunakan alat peraga berupa puppet dan mp3 untuk memainkan background music (musik latar selama cerita berlangsung) yang digunakan sebagai penunjang proses drama panggung boneka.

Tahap berikutnya adalah tahap pengambilan data. Sama seperti tahap pretest, pengambilan data dilakukan pada saat subyek diberikan aktivitas berupa simulasi mengenai perilaku peduli pada sesama. Dalam aktivitas ini subyek dituntut untuk memperhatikan kebutuhan temannya dan diharapkan untuk membantunya

Pada tahap pengambilan data yang diobservasi lewat aktivitas, setiap subyek akan mendapat satu buah bintang besar yang dijadikan alas untuk menempel dan satu buah amplop. Setiap amplop terdiri dari tiga buah bintang sedang dan lima buah bintang kecil. Amplop yang dibagikan ke tiap subyek mempunyai warna bintang yang berbeda antara satu

(25)

41 subyek dengan subyek lainnya. Sama dengan proses yang dilakukan pada saat pretest, aktivitas ini juga mempunyai peraturan yang mendorong anak-anak untuk memunculkan perilaku peduli terhadap kebutuhan temannya (lihat lampiran 7).

Selama aktivitas berlangsung perilaku subyek akan diobservasi dan observer akan mencatatnya dalam di lembar observasi. Pengambilan skor akan dibantu oleh sepuluh observer dimana setiap observer bertugas untuk mengawasi 2-3 subyek. Hal ini merupakan antisipasi agar meminimalkan kesalahan pemberian skor pada subyek dan observasi yang dilakukan dapat merata.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini mengacu pada pengolahan data within-subject design yang dikemukakan oleh Bordens (2005). Dalam penelitian within subject, peneliti membandingkan mean yang diperoleh dari hasil perlakuan pertama (pretest) dengan perlakuan berikutnya (posttest). Peneliti melihat perbedaan yang dihasilkan antar perlakuan pada tahap pretest dengan perlakuan pada tahap posttest (Bordens, 2005).

Menurut Seniati (2007) untuk melihat pengaruh antara IV dan DV dapat menggunakan analisis statistik dengan paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk melihat apakah terdapat rata-rata yang nyata (signifikan) atau tidak pada sample yang menggunakan subyek

(26)

42 yang sama namun mengalami dua perlakuan dan pengukuran yang berbeda.

Menurut Nurgiyantoro, dkk (2006) dan Seniati (2007) penelitian psikologi biasa menggunakan level of significance (los) lebih kecil atau sama dengan 0,05 jadi sebuah hasil dikatakan signifikan apabila lebih kecil dari los sebesar 0,05. Jika hal itu terjadi maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Untuk menguji signifikansi pada penelitian ini, peneliti menggunakan perhitungan statistik paired sample t-test dengan memanfaatkan software SPSS version 17.0.

Referensi

Dokumen terkait

identifikasi spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak dalam fase n-butanol dari ekstrak etanol daun dewa dengan penambahan pereaksi geser, isolat NB- III diduga senyawa

Pada intinya, komunitas dunia menyatakan bahwa: (a) negara-negara harus melindungi rakyatnya dari pemusnahan massal, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan

Tim Teknis akan dibekali dengan Form 7 (yang disiapkan dalam sistem) untuk Verifikasi Lapangan dalam melakukan Survey dan data seluruh usulan kegiatan hasil Rembuk

[r]

signifikansi random effect model didasar- kan pada nilai residual dari metoe OLS. Uji LM ini digunakan untuk memastikan mo- del mana yang akan di pakai, dasar dilaku- kan

Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun

Obat anastesi disemprotkan dengan sebuah alat berbentuk tabung melengkung yang berfungsi sebagai penyemprot obat anastesi lidokain 0,5 sampai 1 ml perkali semprotan dengan

Keberadaan ternak sapi sangat menunjang kegiatan budidaya jambu mete karena memberikan beberapa keuntungan seperti tambahan pendapatan (dari proses produksi), sumber tenaga