• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

yang tidak diketahui menjadi jelas. Apa yang terjadi di sekeliling menjadi bisa dipahami.

Semakin banyak membaca tentu semakin memperluas pengetahuan. Bila kebiasaan

membaca ini dibudayakan, bukan tidak mungkin akan memajukan suatu bangsa. Betapa

sejarah banyak mencatat awal dari kemajuan dan kejayaan suatu bangsa dimulai dari

menggalakan minat baca dan membudayakannya. Bila cakupan bacaan diperluas tentu

cakupan pengetahuan yang didapat pun akan semakin luas. Selain membaca buku

berbahasa ibu, juga membaca buku berbahasa asing.

Akan tetapi, suatu karya tulis atau informasi berbahasa asing tidak akan dapat

dinikmati apabila tidak menguasai bahasa asing tersebut kecuali bila telah

dialihbahasakan ke dalam bahasa yang dikuasai. Pengalihan bahasa inilah yang disebut

Penerjemahan atau Translation.

Menurut Suhendra Yusuf (1994) dalam bukunya Teori Terjemahan

menguraikan definisi terjemahan sebagai berikut :

” Secara luas terjemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan informasi atau pesan baik secara verbal maupun non verbal dari informasi asal ke dalam informasi sasaran” (Yusuf,1994:8)

Dalam bahasa Jepang, kegiatan pengalihbahasaan ini dibagi ke dalam dua

(2)

dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima. Sedangkan Tsuuyaku adalah

pengalihbahasaan suatu perkataan langsung dari pembicara ke dalam bahasa penerima.

Fokus pembahasan penulis dalam hal ini adalah Honyaku atau membaca dan

menerjemahkan suatu bacaan. Banyak manfaat yang bisa didapat ketika membaca

buku-buku dari luar negeri. Apalagi jika bacaan terjemahan itu ‘renyah’ dibaca seolah

bukan bahasa terjemahan dan informasi yang disampaikan tidak ada yang ditambah

ataupun dikurangi.

Banyak faktor yang membuat suatu bacaan terjemahan ‘renyah’ dibaca dan

seluruh informasi di dalamnya tersampaikan baik kepada pembaca. Untuk bisa

menghasilkan sebuah terjemahan yang baik, penerjemah perlu memiliki beberapa syarat

tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain:

a. Menguasai masalah atau materi naskah yang akan diterjemahkan. Meskipun

secara umum, akan sukar menerjemahkan naskah buku ilmu pengetahuan atau teknologi

misalnya bila si penerjemah tidak mempunyai latar belakang pendidikan di bidang

tersebut. Banyak istilah yang dalam bidang ilmu tertentu mempunyai pengertian yang

agak berlainan dengan pengertian umum. Dalam menerjemahkan suatu proses pun

penerjemah tidak akan dapat menjelaskan dengan benar bila dirinya sendiri tidak

memahami benar bagaimana proses tersebut berlangsung. Penerjemahan bukan hanya

masalah kebahasaan yang dapat dibantu dengan sekadar kamus, tetapi harus didukung

oleh pengetahuan mengenai materi atau masalah yang akan diterjemahkan. Mungkin

saja hal ini dapat terbantu bila penerjemah mempunyai pengetahuan umum yang luas,

sedikit mempelajari buku lain yang sudah ada mengenai masalah tersebut atau

berkonsultasi dengan ahli dalam bidang tersebut bila menemui kesulitan dalam

(3)

Belum lagi bila berbicara tentang kesusastraan yang banyak menyangkut rasa dan gaya.

b. Menguasai bahasa sumber, termasuk struktur, kebudayaan, dan istilah-istilah

khusus dalam materi yang akan diterjemahkan. Bahasa di sini bukan sekadar kosa kata,

melainkan juga menyangkut ungkapan dan struktur bahasa yang berlainan dengan

struktur bahasa penerima/sasaran.

Seorang penerjemah yang menguasai bahasa sasaran tetapi tidak begitu mahir

dalam bahasa sumber, bisa mengakibatkan hasil terjemahan yang dibuatnya terlalu jauh

menyimpang dari maksud pesan atau berita dalam bahasa sumber. Hasil terjemahan

seperti ini, meskipun nampak sangat baik dilihat dari gaya penulisan dalam bahasa

sasaran, tentu akan menyesatkan pembaca, karena pembaca diberi informasi yang salah

yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya dari isi berita/pesan yang ditulis dalam

bahasa sumber.

c. Menguasai bahasa penerima (dalam hal ini, bahasa Indonesia) dan

mempunyai keterampilan menulis dan memilih padanan kata yang tepat dari suatu kata

atau frase bahasa sumber. Seorang penerjemah yang hanya menguasi bahasa sumber,

meskipun ia mungkin sangat faham dan mengerti maksud dari pesan/berita yang

disampaikan belum tentu hasil terjemahan yang dibuatnya bisa dipahami oleh pembaca.

Hal ini bisa disebabkan karena pengaruh bentuk, struktur dan gramatika bahasa sumber

yang masih terbawa ke dalam bahasa sasaran. Sehingga, hasil terjemahannya menjadi

kabur, kaku dan janggal. Hasil terjemahan seperti ini mungkin hanya bisa dipahami oleh

pembaca yang juga menguasai bahasa sumber, tetapi tidak demikian dengan pembaca

yang tidak familiar dengan bahasa sumber. Selain syarat-syarat di atas, kebiasaan,

latihan dan pengalaman tentu saja memengaruhi ‘kerenyahan’ suatu bacaan terjemahan

(4)

Bila syarat-syarat di atas tidak terpenuhi, seperti yang telah diketahui, suatu

bacaan terjemahan menjadi terasa kaku. Lebih berbahayanya lagi bila informasi yang

ingin disampaikan penulis menjadi meleset sehingga pembaca merasa jengah dan salah

memahami isi bacaan tersebut. Apakah yang menyebabkan kejanggalan bahasa dari

bacaan tersebut? Adakah hubungan antara kebiasaan membaca dari penerjemah dengan

kealamian bahasa hasil terjemahannya? Benarkah orang yang semakin banyak membaca

bisa lebih memadumadankan kata dan menyelaraskan suatu istilah dan bacaan?

Di dalam kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Indonesia, terdapat mata kuliah Honyaku. Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis

mencoba meneliti permasalahan tersebut dengan mempersempit bidang penelitian.

Terjemahan dalam pembahasan kali ini adalah terjemahan dalam bahasa Jepang ke

dalam bahasa Indonesia. Penulis mengambil tema:

“Analisis Korelasi Menerjemahkan Bacaan Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia (Honyaku) dengan Kebiasaan Membaca pada Mahasiswa Tingkat III

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2009-2010 ”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Suatu penelitian perlu dirumuskan agar pembahasannya lebih sistematis dan

terarah. Berdasarkan hal tersebut dan juga berdasarkan latar belakang yang telah

(5)

1. Sejauh mana kebiasaan membaca dapat memengaruhi kemampuan menerjemahkan?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat proses menerjemahkan?

3. Bagaimanakah cara menerjemahkan bacaan berbahasa Jepang ke dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar?

Dari rumusan masalah di atas, agar pembahasan yang dilakukan tidak terlalu

luas, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan menerjemahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan

menerjemahkan suatu bacaan dalam Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia.

2. Objek yang diteliti penulis adalah Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang tahun ajaran 2009-2010 yang telah mempelajari bahasa Jepang

tingkat menengah.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kebiasaan membaca dapat memengaruhi

kemampuan menerjemahkan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat proses menerjemahkan.

3. Untuk mengetahui cara menerjemahkan bacaan berbahasa Jepang ke dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa menghantarkan pada suatu

(6)

2. Dapat diketahui bagaimana strategi menerjemahkan yang baik

D. Hipotesis

Sebelum memperoleh jawaban dari analisis data dalam penelitian diperlukan

adanya jawaban sementara atau hipotesis.

“Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah”

(Winarno Surakhmad, 1985:399)

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

“Semakin banyak seorang penerjemah membaca, semakin baik kualitas

terjemahannya.”

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna kata-kata atau

istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, penulis mendefinisikan istilah-istilah

tersebut sebagai berikut:

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk

perkara, dan sebagainya) (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999, 37).

2. Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Tim Penyusun Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2005, 595)

3. Honyaku adalah proses, cara, perbuatan menerjemahkan; pengalihbahasaan suatu

(7)

F. Sistematika Pembahasan

Pembagian skripsi ini akan penulis lakukan dengan membagi isi keseluruhan

ke dalam lima bab, sebagai berikut:

Bab I berupa pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika

pembahasan.

Bab II berupa landasan teoritis yang membahas Pengertian Terjemahan, Prinsip

penerjemahan, Jenis-jenis Terjemahan, Proses terjemahan, Perbedaan Honyaku dengan

Tsuuyaku, Permasalahan Mahasiswa dalam Menerjemahkan dan Manfaat Membaca

Bab III berupa metode penelitian yang membahas mengenai metode penelitian,

objek penelitian, sumber data dan instrumen dan teknik analisis data.

Bab IV berupa analisis data yang menguraikan sejauhmana hubungan antara

kebiasaan membaca dengan kemampuan menerjemahkan pada mahasiswa tingkat III

jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2009-2010

Bab V berupa kesimpulan dan tema untuk penelitian selanjutnya yang

menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan memberi saran yang bisa dijadikan tema

Referensi

Dokumen terkait

Kucing Sebagai Sumber Gagasan Dan Objek Berkarya Boneka Dengan Teknik Rajut.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Lokasi geometri yang digunakan untuk perhitungan sudut sinar datang matahari. adalah kota letak astronomis

Kiri Aonyan , Pinkunyan, kanan Kuronyan profesi sebagai tim Swat (polisi) (Sumber : Dokumentasi pribadi).. Gambar

You are required to complete three (3) copies of the Consolidated Monthly Taxes Form and deliver the forms with tax payments to Banco Nacional Ultra- marino (BNU), Dili, by the

Pnl merupakan suplai daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban, maka. besar reaktansi

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Jurus Tae Geuk 1 Pada Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Taekwondo Di SMP Negeri 3

UNIT PELAYANAN : KANTOR CAMAT MEDAN MARELAN KOTA MEDAN.. ALAMAT :