• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul Analisis Pendapatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul Analisis Pendapatan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen” tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani semangka, mengetahui apakah usahatani semangka telah efisien, dan mengetahui besarnya kontribusi pendapatan usahatani semangka terhadap pendapatan total rumah tangga petani.

Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani semangka diperoleh rata-rata biaya Rp 2.405.520,53/UT atau Rp 7.820.931,01/Ha/MT, penerimaan sebesar Rp 4.981.000,00/UT/MT atau Rp 15.517.543,5/Ha/MT sehingga pendapatannya sebesar Rp 2.584.479,47/UT/MT atau Rp 7.696.612,49/Ha/MT. Pendapatan dari usahatani lahan pekarangan Rp 487.916,67/UT/MT atau Rp 2.361.944,45/Ha/MT dan pendapatan dari luar usahatani Rp 2.401.190,48/MT, sehingga diperoleh rata-rata pendapatan total rumah tangga petani semangka adalah Rp 3.900.201,69 atau Rp9.761.945,82/Ha/MT. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usahatani semangka lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan dari usahatani lahan pekarangan dan pendapatan luar usahatani. Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07. Ini berarti bahwa usahatani semangka telah efisien.

(2)

Margi T, (2016) yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi sawah di Desa Kota Bangun Kecamatan Kota Bangun” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I adalah Rp 242.032.750,00 mt-1 atau rata-rata Rp 6.050.8mt-19,00 mt-mt-1 responden-mt-1. 2. Jumlah penerimaan yang diterima petani responden adalah Rp Rp 950.836.000,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 23.770.900,00 mt-1 responden-1 dan jumlah pendapatan adalah Rp 708.803.250,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 17.720.081,00 mt-1 responden1 3. Nilai R/C ratio usahatani berkisar antara berkisar antara 3,27 – 4,26 dengan ratarata nilai R/C ratio sebesar 3,87 yang berarti usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Kota Bangun I adalah efisien (layak diusahakan).

Penelitian oleh Floperda F.A.W, (2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan tingkat nilai efisiensi usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser.

Dengan hasil Penelitian Menunjukan bahwa Pendapatan usaha tani jeruk siam 20 anggota kelompok tani di desa Padang Pangrapat sebesar Rp 831.846.166,67/thn dengan rata-rata Rp 41.592.308,33/anggota kelompok tani/ha/thn Dan pendapatan padi sawah Rp 455.877.833,43/thn dengan

(3)

rata-rata Rp 22.793.891,67. Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi, usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser efisien untuk di usahakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 3,35 Layak Dan hasil perhitungan kelayakan padi sawah menunjukkan bahwa usaha tani tambahan padi sawah layak untuk dilaksanakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 2,14 Layak.

B. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Definisi pembangunan ekonomi mengalami suatu evaluasi sehingga lahirlah pengertian pembangunan ekonomi yang baru dikemukakan oleh Michael P Todaro dalam bukunya “economic for development word” pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk kecepatan (akselerasi) pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan pemberantasan kemiskinan. Pengertian pembangunan ekonomi telah mengalami dimensi yang luas, terpadu dan mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam pembangunan ekonomi terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat (GDP) dimana kenaikannya dibarengi perombakan dan modernisasi serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (inqome equity).

Telah banyak ahli ekonomi yang memberikan pengertian tentang pembangunan ekonomi. Dari berbagai penelitian tentang pembangunan

(4)

ekonomi yang mereka kemukakan terdapat suatu lingkup yang sama yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat atau kesejahteraan masyarakat. Menurut pendapat (Sukirno, 1985) pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai sifat penting yaitu :

a. Suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.

b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

c. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus menerus dan berlangsung dalam jangka waktu panjang.

d. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu proses yang terus menerus dan memerlukan waktu yang panjang.

Pengertian lain pembangunan ekonomi meruupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu Negara guna mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Pembangunan ekonomi juga bias diartikan sebagai proses multidimensional yang menjadikan pendapatan perkapita dalam suatu Negara mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi mempunyai empat sifat penting, yakni ekonomi berlangsung dalam jangka waktu panjang, berupaya meningkatkan GNP perkapita, menyebabkan perubahan sosial dan suatu proses pertumbuhan secara

(5)

terus-menerus. Sejumlah ekonom membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.

Menurut beberapa ekonom, istilah pembangunan ekonomi yaitu :

a. Perkembangan GDP/GNP yang terjadi pada suatu Negara yang diikuti oleh adanya modernisasi dan perombakan struktur ekonominya, atau b. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertambahan

GDP/GNP dalam suatu tahun tertentu melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan GDP dengan tidak melihat apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada pertumbuhan penduduk. Di samping itu, juga tidak melihat ada atau tidaknya perubahan pada struktur ekonomi dan non-ekonomi.

Kriteria keberhasilan dari pembangunan ekonomi antara lain adalah pendapatan perkapita, pendapatan nasional, kesempatan kerja, peran sector industry dan jasa, distribusi pendapatan, neraca pembayaran luar negeri dan stabilitas ekonomi. Pembangunan ekonomi pada umumnya ditujukan untuk mencapai target sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.

2. Memperluas jangkauan pemulihan ekonomi dan sosial untuk masing-masing individu.

3. Meningkatkan taraf hidup penduduk.

4. Meningkatakan ketersediaan barang-barang kebutuhan primer, seperti pangan, papan, sandang, perlindungan dan kesehatan.

(6)

5. Meningkatkan pendidikan yang lebih baik sehingga memperbaiki kesejahteraan material dan memunculkan rasa percaya diri sebagai individu dan sebagai suatu bangsa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:

1. Sumber daya alam atau SDA (minyak bumi, mineral aneka barang tambang, kesuburan tanah, kekayaan hasil lautan, hutan dan lain-lain). 2. Sumber daya manusia atau SDM.

3. Modal dan teknologi.

4. Faktor budaya (saling tolong-menolong dan pola hidup hemat).

C. Pengertian Pembangunan Pertanian

Pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor perekonomian lainnya seperti sektor industri, sektor pekerjaan umum, sektor perdagangan, dan sebagainnya. Untuk mempercepat proses pembangunan terbukti diperlukan peningkatan yang simultan dalam hampir semua sektor yang ada. Pembangunan ekonomi yang memberikan prioritas pada sektor pertanian tidaklah merupakan kasus yang terjadi di negara Indonesia, tetapi merupakan garis kebijakan yang mulai populer sejak awal tahun 1960-an. Namun sebelum masa tahun 1960-an pertanian dianggap sebagai sektor yang pasif dalam pembangunan ekonomi, sebagai pengikat dan pendudung sektor yang lain yang lebih aktif dan yang lebih dinamis yaitu sektor industri.

(7)

Dalam banyak leteratur pada saat itu peranan pertanian hanya sebagai sumber tenaga yang tak terbatas dengan produktivitas marginal nol. Disamping itu pertanian dianggap menyediakan bahan mentah yang sangat murah bagi sektor industri. Dalam keadaan yang demikian kebijakan yang dianggap tepat adalah yang dapat menciptakan daya tukar yang lebih menguntungkan sektor industri. Misalnya, Rusia dan India contoh negara yang memprioritaskan pada sektor industri sampai saat ini belum bisa menyeimbangkan antara pembangunan industri dan pertanian. Sektor pertanian masih saja ketinggalan dalam pembangunannya.

1. Teori Pertumbuhan Rostow

Posisi Pertanian sangat memegang peran penting pada tahapan pertama pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat tradisisional), tetapi semakin berkembang ketahap selanjutnya, posisi pertanian dan perannya semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran masyarakat yang baru terjadi seperti :

 Penilaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang pertanian, transformasi dari sektor pertanian ke sektor lain.

 Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam bidang pertanian.

 Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya pekerja pindah ke sektor lain, seperti industri non pertanian.

(8)

Pertumbuhan pertanian di Indonesia memiliki peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukan bahwa pembangunan pertanian merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahap-tahapan pembangunan selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian merupakan penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dengan demikian, pembangunan pertanian menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan kemiskinan di pedesaan maupun diperkotaan. Indonesia sebagai Negara agraris tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola pikir primitif menjadi modern mulai pendidikan dan kebijakan pemerintah, maka posisi pertanian dapat memegang peranan penting lagi. Rostow membagi proses pembangunan menjadi 5 tahap:

a. Tahap perekonomian tradisional.

 Sektor pertanian berperan penting.

 Teknologinya belum berkembang.

 Hasil pertanian subsisten.

 Penguasaan sumber daya dipengaruhi hubungan keluarga. b. Tahap pra-kondisi tinggal landas

 Merupakan tahap transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri.

(9)

 Lembaga keuangan tumbuh pesat dan terjadi investasi besar-besaran untuk industri.

 Industrialisasi memerlukan dipenuhinya syarat.

 Tersedianya infrastruktur atau prasarana transportasi.

 Perkembangan teknologi pertanian untuk memenuhi penduduk kota yang semakin besar.

c. Tahap tinggal landas

Tahap tinggal landas didefinisikan sebagai 3 kondisi yang saling berkaitan

 Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10% dari pendapatan nasional.

 Perkembangan beberapa sektor industry penting.

 Stabilitas kondisi politik dan sosial. d. Tahap menuju kedewasaan

Ditandai oleh efektivitas teknologi yang didukung oleh:

 Perubahan tenaga kerja dari tidak terdidik menjadi terdidik.

 Pergeseran dari pekerja keras ke arah manajerial berteknologi. e. Tahap Konsumsi Masa Tinggi

 Terwujudnya welfare-state.

 Peningkatan pola konsumsi.

Pada dasarnya keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat atau pra kondisi yang untuk tiap negara atau daerah sangat bervariasi. Pra kondisi itu meliputi bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainnya.

(10)

Di Jepang pra-kondisi sebagaian besar berasal dari sektor pertanian sendiri berupa dana yang digunakan untuk mengembangkan sektor industri, tetapi sektor industri secara simultan memproduksi sarana- sarana produksi serta alat-alat untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani sangat tertarik untuk menerapkan teknologi baru karena dapat meningkatkan produksi pertanian. Begitu juga produksi hasil pertanian mendapat pasar yang cukup baik di perkotaan. Disisi lain pemerintah juga melakukan perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti pembangunan irigasi, jalan dan penyuluhan pertanian kepada petani mengenai berbagai penemuan teknologi baru.

(A.T. Mosher, 1965) menganalisis syarat-sayarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolongkannya menjadi syarat mutlak dan syarat pelancar pembangunan pertanian. Dalam pembangunan pertanian ada lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Jika satu syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan pertanian atau pertanian dapat berjalan terus tetapi statis. Syarat mutlak pembangunan pertanian menurut Mosher tersebut adalah: 1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani.

2. Teknologi tanaman bisa berkembang.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara local. 4. Adanya perangsang produksi bagi petani.

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar.

Disamping syarat mutak tadi ada lima macam syarat pelancar yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan sangat memperlancar

(11)

pembangunan pertanian. Syarat pelancaran pembangunan pertanian tersebut adalah:

1. Pendidikan pembangunan pertanian. 2. Kredit produksi usahatani.

3. Kegiatan gotong royong petani.

4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian.

5. Perencanaan nasional dari pembangunan pertanian.

Syarat-syarat tersebut secara bersama-sama dapat membantu menciptakan iklim yang merangsang usaha-usaha pembangunan pertanian.

D. Peran dan Fungsi Sektor Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Peranan sektor pertanian terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sektor pertanian dan pedasaan diharapkan sebagai tempat penyerapan tenaga kerja terbesar dalam upaya membantu mengatasi masalah pengangguran dengan demikian sektor pertanian dan perdesaan dapat diharapkan menjadi penopang utama sistem perekonomian nasional, sekaligus mendorong kearah pengentasan kemiskinan.

2. Sektor pertanian dan perdesaan juga berfungsi sebagai penghasil makanan pokok untuk mengurangi ketergantungan pangan kepada pasar dunia sehingga sektor pertanian terkait dengan stabilitas perekonomian nasional.

(12)

3. Peran strategis lainnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan yang tangguh adalah mendorong ekspor dan mengurangi impor produk pertanian, meningkatkan jumlah devisa dan sekaligus akan meningkatkan pembangunan wilayah.

4. Dengan meningkatkan pembangunan pertanian dan pedesaan akan memberikan implikasi kepada peningkatan kinerja sektor industri karena terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor industri.

5. Mengingat pentingnya sektor pertanian dan pedesaan dalam perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya sektor pertanian dan pedesaan dijadikan motor penggerak pembangunan ekonomi bangsa. 6. Ketahanan pangan merupakan ukuran kemakmuran masyarakat.

7. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dapat menjamin kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di negara agraris seperti Indonesia.

E. Tinjauan Pustaka 1. Fungsi Produksi

Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input. Fungsi produksi dalam beberapa pembahasan ekonomi produksi banyak diminati dan dianggap penting karena (Soekartawi, 1990):

(13)

1. Fungsi produksi dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu sendiri secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

2. Fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan (Q), dengan variabel yang menjelaskan (X) serta sekaligus mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnya (antara X dengan X yang lain).

Secara matematis sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana : Q = output

Xi = input yang digunakan dalam proses produksi; i = 1,2,3,..., n.

Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain adalah Luas lahan, Tenaga kerja, Bibit, pupuk dan Pestisida. Dalam ilmu ekonomi, Output dinotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang digunakan biasanya (untuk penyederhanaan) terdiri dari input kapital (K) dan dan tenaga kerja (L).

Output =ƒ (input)…………...………..(2.1) Q = f (X1, X2, X3, ..., Xi),

(14)

Dengan demikian : Q = ƒ (K, L)... 2.2

Sumber : Nuraini, 2013.

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-rata

Adapun untuk keterangan Gambar 2.1 adalah sebagai berikut: TP = Total Produksi Q3 Q2 Q1 Q L1 L2 L3 L4 0 L2 L3 L1 L4 0 MPL APL MP, APP TP A Tahap I Tahap II Tahap III

(15)

L = Tenaga Kerja

MPL = Produksi Batas (marginal product tenaga kerja) APL = Produksi rata-rata tenaga kerja (average product) MPL =

L APL =

L

Gambar di atas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah input tenaga kerja, dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan (output).

2. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002).

Biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Untuk memperoleh pendapatan maka suatu perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk penggunaan sumber-sumber daya (Nuraini, 2001).

TC (Total Cost) adalah total biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output. Untuk mencari total cost (biaya total) adalah dengan

(16)

menjumlahkan total fixed cost (biaya tetap total) dengan total variable cost (biaya variabel total).

Keterangan:

TC (Total Cost) = Biaya total

TFC (Total Fixed Cost) = Biaya tetap TVC (Total Variable Cost) = Biaya tidak tetap

Sumber : Sudarsono, 1995

Gambar 2.2 Bentuk Kurva Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Dari gambar kurva di atas dapat dijelaskan bahwa biaya semakin meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas yang ada.

Ongkos Tetap Total (TFC) merupakan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh Faktor produksi yang tidak diubah jumlahnya dinamakan

(17)

ongkos tetap total, contohnya : membeli mesin mendirikan bangunan. ongkos berubah (TVC) merupakan keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, misalnya tenaga kerja.

3. Penerimaan

Penerimaan petani dipengaruhi oleh hasil produksi. Petani menambah hasil produksi bila tiap tambahan produksi tersebut menaikan jumlah penerimaan yang diperoleh. Penerimaan (revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan Outputnya (Boediono, 2002).

TR (Total revenue) adalah total pendapatan kotor yang diperoleh produsen dari perkalian antara Quantitas atau jumlah barang dengan Price atau harga barang tersebut.

Keterangan:

TR (Total reneue) = Penerimaan usaha

P (Price) = Harga jual produk yang dihasilkan Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan

4. Pendapatan

Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu. Perusahaan yang menginginkan laba mkasimum akan mengambil keputusan secara marjinal, dimana perusahaan dapat menyesuaikan

(18)

variable-variabel yang bias dikontrol untuk memungkinkan memperoleh laba yang maksimum (Gratio, 2013).

Sedangkan menurut pendapat (Sukirno, 1997) pendapatan dibagi menjadi 2 (Dua) yaitu :

1. Upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.

2. Gaji diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer dan akuntan.

Sehingga profit maksimum dapat dicapai pleh produsen pada pada saat MR (Marginal revenuew) sama dengan MC (Marginal Cost). Hubungan antara laba maksimum dengan pendekatan marjinnal dapat dilihat dari penjelasan berikut.

Profit/laba adalah selisih dari pendapatan kotor dikurangi dengan biaya total.

dimana :

π = Profit (Pendapatan bersih)

TR = Total revenue (pendapatan kotor) = P x Q TC = Biaya total (TFC + TVC)

(19)

Sumber : Nuraini, 2001

Gambar 2.3 Bentuk Kurva Pendapatan Bersih 5. Luas Lahan

Luas lahan memiliki peranan dan kedudukan paling penting dalam pertanian. Tanah merupakan salah satu faktor terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan tempat dimana pertanian dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan. Tanah juga memiliki sifat yang tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relative tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 1989). Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasikan ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga perlu diperhatikan. Secara umum dikatakan, semakin luas (yang digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut (Soekarwati, 2003). B A TC TR Q

(20)

6. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang dipergunakan meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan, antara lain yaitu: (a) persiapan tanaman, (b) pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam), (c) penanaman/persemaian, (d) pemeliharaan yang terdiri dari penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air, (e) panen dan pengangkutan hasil, (f) penjualan (Hernanto, 1996). Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.

Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.

Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekarwati, 1993).

7. Bibit

Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing di pasar.

(21)

8. Pupuk

Pupuk dalam arti luas yaitu semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk bertujuan untuk mempertahankan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Pemberian pupuk dengan komposisi yang tepat dapat menghasilkan produk yang berkualitas. 9. Pestisida

Petisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Penggunaan petisida sangat bermanfaat jika penggunaannya sesuai dengan aturan dan komposisi yang dianjurkan. Akan tetapi jika penggunaan petisida terlalu berlebihan akan mengakibatkan rusaknya komoditas pertanian, terancamnya lingkungan, dan keracunan yang dapat berakibat kematian bagi manusia maupun mahluk hidup lain.

10. Teori Efisiensi

Pengertian efisiensi dalam produksi, bahwa efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika ratio output besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input yang terbaik dalam memproduksi barang (Shone dan Rinald dalam Susantun, 2000). Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan modal (tenaga kerja, material dan alat) yang minimal (Stoner, 1995). Efisiensi merupakan rasio antara

(22)

input dan output, dan perbandingan antara masukan dan pengeluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur tersebut. Selain itu efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dengan pengeluaran. Apa saja yang termasuk ke dalam masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur tersebut. Usaha peningkatan efisiensi umumnya dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan hingga sekecil mungkin. Segala hal yang memungkinkan untuk mengurangi biaya tersebut dilakukan demi efisiensi. Farrel dalam Soekartawi (2003) mengajukan pengukuran efisiensi yang terdiri dari dua komponen yaitu efisiensi teknis yang merepresentasikan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan output yang maksimum dari satu set input yang ada dan alokatif efisiensi yang merefleksikan kemampuan dari perusahaan menggunakan input dalam proporsi yang optimal sesuai dengan harga masing-masing inputnya. Efisiensi dapat pula didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Efisiensi juga dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya (Soekartawi, 2003).

Gambar

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi  Rata-rata
Gambar  di  atas  merupakan  cara  lain  untuk  menggambarkan  fungsi  produksi  yang  menggunakan  kombinasi  faktor  produksi  tidak  sebanding,  dimana  modal  dan  teknologi  dianggap  tetap
Gambar  2.2  Bentuk  Kurva  Biaya  Total,  Biaya  Variabel  dan  Biaya  Tetap
Gambar 2.3 Bentuk Kurva Pendapatan Bersih  5.  Luas Lahan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3 tersebut bahwa nilai indeks kepuasan penumpang kapal ekonomi pada aspek fasilitas diperoleh dengan membandingkan posisi nilai rata- rata empirik dengan

Penelitain terdahulu yang diambil penulis terdapat empat jurnal dan dua skripsi dimana akan dijadikan suatu gambaran dalam penelitian penulis, adapun judul yang

Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI SEKURITAS atau pun pihak-pihak lain dari Grup BNI, termasuk pihak-pihak lain

Najčešće pogreške koje se događaju kod promjena galopa su te da konj ukoči leđa, podigne glavu te stražnje noge ostavlja iza sebe, stoga jahač treba održavati kontakt,

Dengan diketahuinya kata- kata yang berkonotasi tidak baik pada siswa SMK di sekitar Terminal Wangon, maka hal ini akan menjadikan tambahan kajian prinsip kesantunan pada

Rusmini, (2008) Meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa SMP melalui pendekatan pembelajaran kontekstual berbantuan program Cabri Geometry II. Tesis

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan

menyimpulkan hasil belajar ekonomi materi pendapatan nasional kelas X-B