SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
i SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
i SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
i SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
ii
TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DIY)
SKRIPSI Oleh: ANNA PRATIWI
10412144004
Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal 8 Oktober 2014
Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Disetujui Dosen Pembimbing,
Abdullah Taman, M.Si., Ak NIP.19630624 199001 1001
iii
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DIY)
SKRIPSI
Oleh: ANNA PRATIWI NIM. 10412144004
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Yogyakarta,
pada tanggal 21 Oktober 2014 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Yogyakarta, Oktober 2014 Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,
Dr. Sugiharsono, M.Si. NIP. 19550328 198303 1 002
Nama Lengkap Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Mahendra Adhi Nugroho, M.Sc Ketua Penguji ………. ... Abdullah Taman, M.Si., Ak Sekretaris Penguji ... ... Andian Ari Istiningrum, M.Com Penguji Utama ... ...
iv
Nama : Anna Pratiwi
NIM : 10412144004
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : PENGARUH INDEPENDENSI DAN
AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DIY)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksa untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
iv
Nama : Anna Pratiwi
NIM : 10412144004
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : PENGARUH INDEPENDENSI DAN
AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DIY)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksa untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
iv
Nama : Anna Pratiwi
NIM : 10412144004
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : PENGARUH INDEPENDENSI DAN
AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DIY)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksa untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
v
(Q.S. Al-Insyirah:5-6)
“Allah tidak akan membebani seseorang di luar batas kesanggupannya”
(Q.S. Al-Baqarah: 286)
P E R S E M B A H A N
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, sebuah karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Suprapto dan Ibunda tercinta Sri Suwarni. Tidak ada untaian kata yang sanggup aku ucapkan atas pengorbanan, keikhlasan, dan kasih sayang yang tak pernah henti yang telah engkau berikan kepadaku.
2. Adikku Linna Widyaningsih yang selalu turut serta membantu dan memberikan dukungan untuk terus berjuang.
vi Oleh : ANNA PRATIWI
10412144004
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit, 2) Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit, 3) Pengaruh Independensi dan Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan unit analisis yang diteliti adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel dari penelitian ini yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di DIY dengan jumlah sebanyak 50 orang. Kuesioner diuji validitas dan reliabilitas sebelum dilakukan pengumpulan data penelitian. Sebelum menguji hipotesis, digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji linearitas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Independensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,232, koefisien determinasi sebesar 0,306 dan signifikasi sebesar 0,000. 2) Akuntabilitas Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,928, koefisien determinasi sebesar 0,156 dan signifikansi sebesar 0,005. 3) Independensi dan Akuntabilitas Auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Audit, yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,554, koefisien determinasi sebesar 0,307 dan signifikansi sebesar 0,000.
vii
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Independensi dan Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta)” dengan lancar dan baik.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M. A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Prof. Sukirno, M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Abdullah Taman, M.Si., Ak., dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi.
6. Andian Ari Istiningrum, M.Com., dosen narasumber yang telah memberikan banyak masukan dan pertimbangan agar skripsi ini lebih sempurna.
7. Bapak Ibu Dosen, yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis selama ini.
viii
9. Rosid Susetyo Aji atas doa, bantuan dan dukungannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
10. Sahabatku, Yustisia, Maya, Papin, Galeh, Wulan, Erlinda, Yuni yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Etik, yefta, Intan, Tyas, Asti, Tutut, Wawan, Tria, Wiko dan segenap keluarga besar Akuntansi B 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini dan terima kasih atas kebahagian yang telah kalian berikan selama masa perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan Tugas Akhir Skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
viii
9. Rosid Susetyo Aji atas doa, bantuan dan dukungannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
10. Sahabatku, Yustisia, Maya, Papin, Galeh, Wulan, Erlinda, Yuni yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Etik, yefta, Intan, Tyas, Asti, Tutut, Wawan, Tria, Wiko dan segenap keluarga besar Akuntansi B 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini dan terima kasih atas kebahagian yang telah kalian berikan selama masa perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan Tugas Akhir Skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
viii
9. Rosid Susetyo Aji atas doa, bantuan dan dukungannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
10. Sahabatku, Yustisia, Maya, Papin, Galeh, Wulan, Erlinda, Yuni yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Etik, yefta, Intan, Tyas, Asti, Tutut, Wawan, Tria, Wiko dan segenap keluarga besar Akuntansi B 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini dan terima kasih atas kebahagian yang telah kalian berikan selama masa perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan Tugas Akhir Skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 8 Oktober 2014 Penulis,
Anna Pratiwi NIM. 10412144004
ix
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian... 8
x
A. Deskripsi Teori ... 10
1. Kualitas Audit ... 10
a. Definisi Audit ... 10
b. Jenis-jenis Audit ... 11
c. Definisi Auditor Independen ... 12
d. Kualitas Audit... 13
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit ... 17
2. Independensi ... 18
3. Akuntabilitas ... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 27
D. Paradigma Penelitian... 29
E. Hipotesis ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN... 31
A. Desain Penelitian... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
C. Definisi Operasional Variabel ... 32
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Instrumen Penelitian ... 36
xi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Data Umum... 51
B. Karakteristik Responden ... 52
C. Statistik Deskriptif... 56
D. Uji Asumsi Klasik ... 71
E. Uji Hipotesis ... 76
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
1. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ... 82
2. Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit ... 83
3. Pengaruh Independensi dan Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit ... 85
G. Keterbatasan Penelitian ... 86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xii
Tabel Halaman
1. Daftar Kantor Akuntan Publik di DIY ... 34
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 37
3. Hasil Uji Validitas Variabel Independensi ... 38
4. Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Auditor ... 39
5. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit... 40
6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi ... 41
7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas Auditor ... 42
8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit... 42
9. Rincian Jumlah Kuesioner Disebar dan Kembali ... 51
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 54
13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam KAP ... 55
14. Distribusi Frekuensi Kualitas Audit ... 58
15. Kategorisasi Kualitas Audit ... 60
16. Distribusi Frekuensi Independensi ... 63
17. Kategorisasi Independensi ... 65
xiii
20. Hasil Uji Normalitas ... 72 21. Hasil Uji Multikolinearitas... 73 22. Hasil Uji Linearitas ... 75 23. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Independensi terhadap
Kualitas Audit ... 76 24. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Akuntabilitas Auditor
terhadap Kualitas Audit ... 78 25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 80
xiv
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian ... 29
2. Diagram Lingkaran Demografi Responden Berdasarkan Usia ... 53
3. Diagram Lingkaran Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
4. Diagram Lingkaran Demografi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 55
5. Diagram Lingkaran Demografi Responden Berdasarkan Jabatan... 56
6. Histogram Distribusi Frekuensi Kualitas Audit ... 58
7. Diagram Kualitas Audit ... 61
8. Histogram Distribusi Frekuensi Independensi ... 63
9. Diagram Independensi ... 66
10. Histogram Distribusi Frekuensi Akuntabilitas Auditor ... 68
11. Diagram Akuntabilitas Auditor ... 71
xv
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... 95
2. Data Uji Validitas dan Reliabilitas... 100
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 103
4. Data Penelitian ... 112
5. Data Hasil Kategori... 117
6. Hasil Uji Normalitas ... 118
7. Hasil Uji Multikolinearitas... 118
8. Hasil Uji Heterokedastisitas... 119
9. Hasil Uji Linearitas ... 120
10. Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 121
11. Hasil Uji Hipotesis Kedua... 122
12. Hasil Uji Hipotesisi Ketiga ... 122
1 A. Latar Belakang Masalah
Perseroan terbatas di Indonesia sekarang ini jumlahnya semakin meningkat sehingga kebutuhan untuk menggunakan jasa audit juga meningkat. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Dalam hal ini auditor mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa kewajaran dan memastikan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, sehingga laporan yang disajikan dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada saat laporan keuangan diterbitkan.
Setelah menyelesaikan audit laporan keuangan, seorang auditor harus menyusun laporan auditor yang berisi pendapat auditor mengenai kesimpulan auditnya. Hasil audit tersebut akan digunakan oleh pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan. Contohnya investor, investor membutuhkan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar
auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (Abdul Halim, 2003: 47). Standar umum merupakan bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi, kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya.
Dalam praktiknya, banyak ditemukan auditor yang tidak jujur dalam melaporkan hasil auditnya. Auditor melaporkan perusahaan tersebut dalam kondisi baik, akan tetapi tidak lama kemudian perusahaan tersebut justru mengalami kebangkrutan yang akan merugikan para investor. Seperti halnya pada kasus PT. Kimia Farma dan PT. Lippo Bank. Manajemen PT Kimia Farma menggelembunggkan laba bersih pada laporan keuangan senilai 32,6 milyar (seharusnya 99,6 milyar ditulis 132 milyar) yang berakibat pada kerugian yang dialami para investor. Ketika dilaporkan laba harga saham bagus, ketika kesalahan diumumkan harga saham menurun tajam. Sedangkan manajemen PT. Lippo Bank melaporkan keuangan ke publik denggan aset 24 triliun dan laba bersih 98 milyar, tetapi ke BEJ dilaporkan aset 22,8 triliun dengan rugi bersih 1,3 triliun. Akibatnya dana rekap pemerintah milik
masyarakat susut dari 6 triliun menjadi 600 milyar demikian pula dengan investor lainnya (http://www.bapepam.go.id pada 14 Maret 2014). Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa belum semua auditor mampu melakukan proses audit dengan baik sehingga laporan audit yang dihasilkan tidak berkualitas.
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Ruslan Ashari, 2011). Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
Menurut Christiawan (2002:89) faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah independensi dan kompetensi. Sedangkan menurut Shinta Riespika (2012) penugasan audit, akuntabilitas, dan pemahaman sistem informasi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk mengetahui kualitas audit adalah independensi dan akuntabilitas. Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 2002:26). Independensi dalam standar auditing merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki
seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Berdasarkan kasus PT. Kimia Farma dan PT. Lippo Bank dapat disimpulkan bahwa auditor yang tidak memiliki independensi cenderung tidak jujur dalam melaporkan hasil audit. Rendahnya independensi yang dimiliki seorang auditor akan menyebabkan pendapatnya tidak bernilai serta kepercayaan pemakai laporan keuangan akan menurun.
Penelitian Elisha dan Icuk (2010), menyatakan bahwa independensi merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kualitas audit. Apabila kualitas audit menurun salah satu penyebabnya karena independensi yang dimiliki seorang auditor cenderung rendah.
Menurut Agoes (2004:1) ada tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut independence in fact (independensi senyatanya) yakni suatu keadaan dimana auditor memiliki kejujuran yang tinggi dan melakukan audit secara objektif, independence in appearance (independensi dalam penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya, independence in competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah akuntabilitas. Akuntabilitas adalah sebagai bentuk dorongan psikologi yang
membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Tetlock dalam Diani dan Ria, 2007). Akuntabilitas dalam prinsip etika auditor merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Berdasarkan kasus PT. Kimia Farma dan PT. Lippo Bank disimpulkan bahwa auditor tersebut tidak memiliki akuntabilitas karena auditor melaksanakan tugasnya tidak hati-hati dan tidak sungguh-sungguh sehingga kurang menggambarkan kondisi perusahaan.
Penelitian Shinta Riespika (2012), menyatakan bahwa akuntabilitas memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tingkat akuntabilitas maka akan semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan rasa tanggung jawab yang dilandasi dengan semangat kode etik seorang auditor sangat mempengaruhi penyelesaian audit yang dilakukan auditor, sehingga hal tersebut berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan. Tingkat akuntabilitas individu dalam melakukan sebuah pekerjaan menentukan bagaimana sebuah informasi diproses. Hasil dari informasi yang diproses tersebut, akan mempengaruhi respon, keputusan ataupun tindakan yang akan diambil (Diani dan Ria, 2007:3). Dengan demikian, auditor harus meningkatkan sikap independensi dan akuntabilitas yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Independensi dan
Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta).” Penggunaan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai responden dalam penelitian ini karena pertumbuhan perekonomian di DIY semakin meningkat sehingga kebutuhan akan jasa audit juga akan meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kualitas audit menurun yang mengakibatkan kerugian bagi para investor dan pihak yang berkepentingan.
2. Independensi yang dimiliki auditor menurun sehingga auditor cenderung tidak jujur dalam melaporkan hasil auditnya.
3. Akuntabilitas rendah menyebabkan laporan audit yang kurang menggambarkan kondisi perusahaan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, penulis melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti lebih mendalam. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu independensi,
kompetensi, penugasan audit, akuntabilitas, dan pemahaman sistem informasi, namun demikian pada penelitian ini peneliti membatasi fokus pada pengaruh independensi dan akuntabilitas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari berbagai literatur yang ada bahwa faktor independensi dan akuntabilitas memiliki peranan penting terhadap kualitas audit. Independensi dalam standar auditing merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugas audit sedangkan akuntabilitas dalam prinsip etika auditor merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor. Selain itu, subjek yang diteliti dalam penelitian ini hanya auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh independensi terhadap kualitas audit?
2. Bagaimana pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit?
3. Bagaimana pengaruh independensi dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit.
2. Mengetahui pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit.
3. Mengetahui pengaruh independensi dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis a. Bagi Akademisi
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan juga memberikan sumbangan pengetahuan lebih tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang auditor dalam melakukan penugasan audit dan diharapkan dapat memberikan ide untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik yang dapat menurunkan independensi dan akuntabilitas
auditor, dengan tetap meningkatkan kualitas audit melalui peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
b. Bagi Auditor Independen
Membantu auditor independen atau auditor eksternal dalam membuat laporan audit atas laporan keuangan klien dengan menggunakan independensi dan akuntabilitas yang dimiliki auditor dalam mengaudit laporan keuangan tersebut, sehingga dapat memiliki kualitas jasa audit yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan para pemakai jasa audit.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh independensi dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit.
10 1. Kualitas audit
a. Definisi Audit
Beberapa penulis telah mendefinisikan audit, sebagai berikut: Menurut Mulyadi (2002:9):
Auditing adalah Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut Al. Haryono Jusup (2010:11):
Pengauditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Agoes (2004:3):
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan proses sistematis yang dilakukan oleh pihak yang kompeten
dan independen dengan mengumpulkan serta mengevaluasi bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan agar laporan keuangan tersebut dapat dipercaya oleh para penggunanya.
b. Jenis-jenis Audit
Menurut Al. Haryono Jusup (2010:15-16) audit dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1) Audit Laporan keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2) Audit Kesesuaian
Audit kesesuaian untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
3) Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
c. Definisi Auditor Independen
Audit dapat dilakukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Pihak eksternal biasa disebut dengan auditor independen.
Menurut beberapa penulis definisi auditor independen, sebagai berikut: 1) Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota
kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien (Abdul Halim, 2003:12).
2) Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau audit independen. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan, dengan memberi opini atas informasi yang diauditnya (Arens dan Elder, 2006).
3) Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasannya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya (Mulyadi, 2002:28). 4) Auditor independen adalah akuntan yang melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan terbuka (Al Haryono Jusup, 2010:18).
5) Auditor independen adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditor independen adalah auditor profesional yang telah memiliki izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa pengauditan atas laporan keuangan kepada klien.
d. Kualitas Audit
Pengertian kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan audit (Djamil, 2000:19). Ruslan Ashari (2011) mendefinisikan kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Sedangkan menurut Li Dang (2004) dalam Eko Suprapto (2013) mengatakan bahwa kualitas audit menggambarkan bagaimana auditor dapat mendeteksi dan melaporkan kesalahan saji laporan keuangan dengan baik, mengurangi informasi yang asimetris antara manajemen dan para pemegang saham dan kemudian membantu melindungi kepentingan pemegang saham.
Berdasarkan definisi di atas mengenai kualitas audit dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas audit adalah kemungkinan auditor dalam melakukan proses audit atas laporan keuangan dapat menemukan dan
melaporkan adanya pelanggaran yang terdapat pada sistem akuntansi kliennya, dimana pada saat melaksanakan tugas audit berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan sehingga dapat mengurangi informasi asimetris antara manajemen dan pemegang saham.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, apabila memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Menurut Al Haryono Jusup (2010:52-53) standar auditing yaitu:
1) Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2) Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3) Standar Pelaporan
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak konsisten diterapkan dalam penyusunan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
d) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Standar pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan tanggung jawab, komunikasi dan pemantauan (SPAP, 2011:17000.1).
Adapun untuk mengukur kualitas audit digunakan indikator penelitian Teguh Harhinto (2004) dalam Ririn (2012) antara lain:
1) Melaporkan semua kesalahan klien
Auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien, tidak terpengaruh pada besarnya kompensasi yang diterima.
2) Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien
Pemahaman yang mendalam terhadap sistem akuntansi klien sangat membantu dalam pelaksanaan audit karena auditor akan lebih mudah dalam menemukan salah saji laporan keuangan klien.
3) Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit
Auditor yang mempunyai komitmen tinggi dalam menyelesaikan tugasnya, maka ia akan berusaha memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan anggaran waktu yang ditetapkan.
4) Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan
Auditor harus memiliki standar etika yang tinggi, mengetahui akuntansi dan auditing, menjunjung tinggi prinsip auditor, dan menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan tugas laporan keuangan.
5) Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien
Pernyataan klien merupakan informasi yang belum tentu benar karena berdasarkan persepsi. Oleh karena itu, auditor sebaiknya tidak begitu saja
percaya terhadap pernyataan klienya dan lebih mencari informasi lain yang relevan.
6) Sikap kehati-hatian dalam pengambilan keputusan
Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, termasuk dalam mengambil keputusan sehingga kualitas auditnya akan lebih baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Rina Rusyanti (2010) menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh sikap skeptisisme auditor, profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu. Namun, kualitas audit juga dapat dipengaruhi oleh independensi dan akuntabilitas auditor (Martini, 2011).
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit 1) Independensi
Independensi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas audit. Oleh karena itu auditor tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya, auditor akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya (Elisha dan Icuk, 2010:6).
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan
dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Tetlock dalam Diani dan Ria, 2007:6). Apabila auditor mempunyai akuntabilitas tinggi maka dalam menjalankan tugas auditnya akan bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh sehingga hasil audit akan lebih berkualitas.
3) Pengalaman
Pengalaman seorang auditor akan berpengaruh pada kualitas audit. Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki seorang auditor maka akan membentuk keahlian baik secara teknis dan psikis sehingga hasil auditnya berkualitas (Martini, 2011:5).
4) Etika Auditor
Profesi auditor memiliki kode etik yang berupa seperangkat aturan dan standar yang mengatur bagaimana seorang auditor bertindak dan bersikap menaati standar yang telah ditetapkan (Martini, 2011:7). Apabila auditor menjalankan tugas auditnya sesuai dengan standar, maka akan diperoleh hasil audit yang berkualitas.
2. Independensi
Menurut Mulyadi (2002:26) independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor untuk merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002).
Independensi akuntan merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria objektivitas dan keterbukaan. Dalam SPAP (IAI, 2011: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.
Menurut Agoes (2004:1) ada tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut: a) independence in fact (independensi senyatanya) yakni suatu keadaan dimana auditor memiliki kejujuran yang tinggi dan melakukan audit secara objektif; b) independence in appearance
(independensi dalam penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya; dan c) independence in
competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan
kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Supriyono (1988) dalam Siti Nur Mawar (2010) membuat kesimpulan mengenai pentingnya independensi akuntan publik sebagai berikut:
1) Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akuntan publik untuk memulai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi.
2) Independensi diperlukan oleh akuntan publik untuk memperoleh kepercayaan dari klien dan masyarakat, khususnya para pemakai laporan keuangan.
3) Independensi diperoleh agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan.
4) Jika akuntan publik tidak independen maka pendapat yang dia berikan tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai.
5) Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara berkesinambungan perlu dipertahankan.
Mautz dan Sharaf (1961) dalam Tuanakotta (2011:64) menekankan tiga dimensi dari independensi sebagai berikut:
1) Programming independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain) untuk memilih teknik dan prosedur audit, dan beberapa dalamnya teknik dan prosedur audit itu diterapkan.
2) Investigative independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian
atau pengaruh orang lain) untuk memilih area, kegiatan, hubungan pribadi, dan kebijakan manejerial yang akan diperiksa.
3) Reporting independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian
atau pengaruh orang lain) untuk menyajikan fakta yang terungkap dari pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau opini sebagai hasil pemeriksaan.
3. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris
accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban. Tetlock (1987) dalam Diani dan Ria (2007:6), mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Hasil penelitian Elisha dan Icuk (2010) menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Auditor yang mempunyai akuntabilitas yang tinggi akan terdorong untuk melakukan tugas auditnya dengan hati-hati sehingga hasil audit berkualitas. Dengan demikian akuntabilitas merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas audit.
Prasyarat utama mewujudkan akuntabilitas harus berada pada situasi dan kondisi lingkungan yang mengutamakan keterbukaan (transparansi) sebagai landasan pertanggungjawaban serta lingkungan yang demokratis dalam menyampaikan pendapat, saran, kritik maupun argumentasi terhadap kondisi kerja yang lebih baik dan terarah (Feny dan Yohanes, 2012:46).
Akuntan publik dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya, akuntan publik bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan IAI (SPAP; 2011: 110.3). Tanggung jawab auditor (Munawir, 1999:107) yaitu:
a) Tanggung jawab hukum.
b) Tanggung jawab menemukan kekeliruan dan ketidakberesan c) Tanggung jawab menemukan unsur pelanggaran hukum. d) Tanggung jawab menginformasikan kelangsungan hidup klien
Penelitian Elisha dan Icuk (2010:10-11) dalam mengukur akuntabilitas menggunakan indikator yang meliputi:
a) Motivasi, merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
b) Pengabdian Pada Profesi, merupakan suatu komitmen yang terbentuk dari dalam diri seseorang profesional, tanpa paksaan dari siapapun, dan secara sadar bertanggung jawab terhadap profesinya (Elisha dan Icuk, 2010:11). c) Kewajiban Sosial, merupakan pandangan tentang pentingnya peranan
profesi dan manfaat yang diperoleh, baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut (Rendy, 2007) dalam Mochamad dan Rahardjo (2011:7). Jika auditor menyadari betapa besar perannya, maka ia akan memiliki keyakinan untuk melakukan pekerjaan
dengan baik dan penuh tanggung jawab, sehingga ia merasa berkewajiban untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan juga profesinya. Hal inilah yang disebut kewajiban sosial (Elisha dan Icuk, 2010:11).
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Feny Ilmiyati
dan Yohanes Suhardjo (2012) yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Semarang)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial akuntabilitas dan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen yaitu akuntabilitas dan variabel dependen yaitu kualitas audit. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada:
a. Penelitian ini tidak menggunakan kompetensi melainkan independensi sebagai variabel independen.
b. Penelitian terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik di Semarang, sedangkan penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Riespika (2012) yang berjudul
“Pengaruh Penugasan Audit, Akuntabilitas, dan Pemahaman Sistem Informasi
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di
Wilayah Jakarta)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Secara parsial akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan penugasan audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen yaitu akuntabilitas dan variabel dependen yaitu kualitas audit. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada:
a. Penelitian ini tidak menggunakan penugasan audit dan pemahaman sistem informasi melainkan independensi sebagai variabel independen. b. Penelitian terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Jakarta, sedangkan penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Penelitian yang dilakukan oleh ST. Nur Irawati (2011) yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Secara parsial, independensi auditor dapat
meningkatkan kualitas audit, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis t (parsial) yang menunjukkan ada pengaruh independensi terhadap kualitas audit yaitu Ftabel > F hitung (2,153 > 2,048). Sedangkan untuk kompetensi tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap kualitas audit, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t (parsial) yaitu Ftabel < F hitung (-1,101 < 2,048).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen yaitu independensi dan variabel dependen yaitu kualitas audit. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada:
a. Penelitian ini tidak menggunakan kompetensi melainkan akuntabilitas sebagai variabel independen.
b. Penelitian terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik di Makassar, sedangkan penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini (2009) yang berjudul “Pengaruh
Independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, pengalaman auditor dan etika auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen yaitu independensi dan variabel dependen
yaitu kualitas audit. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada:
a. Penelitian ini tidak menggunakan pengalaman auditor dan etika auditor melainkan akuntabilitas sebagai variabel independen.
b. Penelitian terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta, sedangkan penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Lisnawati Sihombing (2011) yang
berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi dan independensi auditor secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen yaitu independensi dan variabel dependen yaitu kualitas audit. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada:
a. Penelitian ini tidak menggunakan kompetensi melainkan akuntabilitas sebagai variabel independen.
b. Penelitian terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik di Bandung, sedangkan penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Penelitian yang dilakukan oleh dan ST. Nur Irawati (2011) dan Novita Lisnawati Sihombing (2011) menunjukkan hasil bahwa secara parsial dan simultan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi merupakan suatu standar auditing yang sangat penting untuk dimiliki dan dipertahankan dalam melaksanakan tugas auditnya. Dengan mempunyai sikap independensi dalam melaksanakan tugas auditnya auditor tidak akan mudah dipengaruhi oleh orang lain dan diharapkan tidak mempunyai kepentingan pribadi, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas.
Selama melaksanakan tugas audit, auditor harus dapat mempertahankan sikap mental independen karena opini yang dikeluarkan bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang telah disajikan manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan, sehingga apabila auditor tersebut tidak independen maka kualitas audit yang dihasilkan tidak baik dan dapat menurunkan eksistensinya sebagai auditor yang profesional. Berdasarkan pemaparan dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa independensi yang dimiliki seorang auditor akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
2. Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas audit
Penelitian yang dilakukan oleh Feny Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo (2012) serta Shinta Riespika (2012) menunjukkan hasil bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Akuntabilitas menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas audit, semakin tinggi akuntabilitas yang dimiliki seorang auditor maka dalam melaksanakan tugas auditnya akan selalu mematuhi prosedur audit dan standar yang telah ditetapkan di Indonesia serta akan menyelesaikan tanggungjawabnya dalam mengevaluasi laporan keuangan klien dengan sebaik-baiknya. Sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkannya.
Akuntabilitas yang dimiliki seorang auditor berbeda-beda dalam melaksanakan tugas auditnya tergantung pada besarnya motivasi auditor, komitmen terhadap profesi serta kesadaran akan pentingnya profesi auditor bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menggunakan laporan audit yang disajikan oleh auditor. Berdasarkan pemaparan dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh Independensi dan Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit
Independensi menjadi faktor penting yang mampu mempengaruhi kualitas audit, sikap tidak mudah dipengaruhi dan tidak adanya kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugas audit akan dapat menghasilkan laporan
audit yang berkualitas. Auditor yang memiliki dan terus mempertahankan independensinya maka akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Auditor dalam melaksanakan tugas auditnya dituntut untuk mempunyai akuntabilitas yang tinggi agar dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Laporan audit yang berkualitas akan memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk periode selanjutnya.
Independensi dan akuntabilitas yang dimiliki seorang auditor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Semakin tinggi independensi dan akuntabilitas yang dimiliki seorang auditor, semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkannya. Berdasarkan pemaparan dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa independensi dan akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
D. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat digambarkan model hubungan antar variabel sebagai berikut:
H1
H3
H2
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Independensi (X1)
Akuntabilitas Auditor (X2)
Keterangan:
: Pengaruh variabel X1dan X2terhadap Y secara
parsial
: Pengaruh variabel X1dan X2terhadap Y secara
simultan
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
H2: Akuntabilitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit
31
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan (Syofian Siregar, 2010:128). Data primer tersebut diperoleh dengan mengisi kuesioner dengan menjawab beberapa item pertanyaan tentang independensi, akuntabilitas auditor dan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan unit analisis yang diteliti adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian asosiatif adalah penelitian untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara variabel bebas (variabel
independen) dengan variabel terikat (variabel dependen). (Sugiyono,
2010:89)
Setelah data tersebut diperoleh, langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah mengolah, menganalisis dan memproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sedangkan analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode statistik yang relevan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang terkait dengan pengaruh independensi dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan April - Juli 2014.
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Menurut Syofian Siregar (2011:110), Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau berubah/mempengaruhi suatu variabel lain (variabel terikat) sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Independensi sebagai variabel independen pertama (X1) dan akuntabilitas auditor sebagai variabel
independen ke dua (X2), sedangkan kualitas audit sebagai variabel dependen
(Y2). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah
1. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
Kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan audit Djamil (2000:19). Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator
yang pernah digunakan oleh Teguh Harhinto (2004) dalam Ririn (2012) meliputi melaporkan semua kesalahan klien, pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit, berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan, tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien, dan sikap kehati-hatian dalam pengambilan keputusan.
2. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah independensi dan akuntabilitas auditor.
a. Independensi (X1)
Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain Mulyadi (2002:26). Berdasarkan Agoes (2004:1) menyatakan bahwa independensi terdiri dari 3 aspek meliputi independence in fact,
independence in appearance dan independence in competence.
Variabel independensi dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator dari ketiga aspek tersebut dalam carlito Bili (2012).
b. Akuntabilitas Auditor (X2)
Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Tetlock (1987) dalam Diani dan Ria, 2007). Variabel akuntabilitas auditor
dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator yang digunakan dalam penelitian Elisha dan Icuk (2010:10-11) meliputi motivasi, pengabdian pada profesi, dan kewajiban sosial.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (M. Iqbal Hasan, 2010:84). Dalam penelitian ini populasinya adalah Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 127 orang.
Tabel 1. Daftar KAP di Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Kantor Akuntan Publik (KAP) Jumlah Auditor
1 KAP Indarto Waluyo, M.Acc, Ak. CPA 4 orang
2 KAP Drs. Soeroso Donosapoetro 22 orang
3 KAP Henry dan Sugeng 20 orang
4 KAP Doli, Bambang, Sudarmadji 10 orang
5 KAP Bismar, Muntalib & Yunus 20 orang
6 KAP Drs. Hadiono 8 orang
7 KAP Drs. Inarejz Kemalawarta 6 orang
8 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 17 orang
9 KAP Drs. Kumalahadi 20 orang
Total Auditor 127 orang
Sumber: Ikatan Akuntan Publik Indonesia
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (M. Iqbal Hasan, 2010:84). Dikarenakan keterbatasan jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini maka
penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Rescoe (1975) dalan Uma Sekaran (2006:160) yang mengusulkan untuk penelitian multivariat termasuk analisis regresi berganda ukuran sampel sebaiknya 10 kali atau lebih besar dari jumlah variabel dalam studi.
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode convenience
sampling atau sampling insidental yang termasuk dalam nonprobability sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota
populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja (Syofian Siregar, 2011:148).
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (daftar pertanyaan) yang diberikan kepada responden. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada (Syofian Siregar, 2011:128).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk pilihan ganda (Syofian Siregar, 2011:133). Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer dari
responden. Kuesioner yang telah diisi dikembalikan secara langsung kepada peneliti untuk diolah lebih lanjut.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian (Syofian Siregar, 2011:138). Penelitian ini mengadopsi instrumen penelitian yang telah digunakan sebelumnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner atau angket ini berisi tentang variabel bebas (independensi dan akuntabilitas auditor) dan variabel terikat (kualitas audit) yang menggunakan skala sikap model likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar, 2011:138). Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki rentang nilai satu sampai dengan lima. Jika responden menjawab 1= Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3= Netral (N), 4= Setuju (S), dan 5=Sangat Setuju (SS). Dalam skala sikap ini, responden menyatakan persetujuannya dan ketidaksetujuannya terhadap sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Nomer
Item
Independensi (X1)
a) Independence in fact (independensi senyatanya)
b) Independence in appearance (independensi dalam penampilan) c) Independence in competence
(independensi dalam kompetensi)
1,2,3,4,5 6,7,8,9 10,11,12,13, 14 Akuntabilitas Auditor (X2) a) Motivasi
b) Pengabdian pada profesi c) Kewajiban sosial 1,2,3,4 5,6,7 8,9,10,11 Kualitas Audit (Y)
a) Melaporkan semua kesalahan klien b) Pemahaman terhadap sistem
informasi akuntansi klien c) Komitmen yang kuat dalam
menyelesaikan audit
d) Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam
melakukan pekerjaan lapangan e) Tidak percaya begitu saja terhadap
pernyataan klien
f) Sikap kehati-hatian dalam pengambilan keputusan 1,2 3,4 5,6 7,8,9,10 11,12 13,14
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen akan dilakukan terhadap terhadap 30 auditor yang bekerja diwilayah KAP di DIY. Dikarenakan jumlah responden yang terbatas maka uji coba instrumen dilakukan menggunakan sampel terpakai.
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Syofian Siregar, 2011:162). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner akan dinyatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan menghitung korelasi bivariate antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total variabel (Imam Ghozali, 2009:50). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai positif, maka
butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan valid (Imam Ghozali, 2009:49). Berikut ini hasil uji validitas untuk setiap instrumen adalah sebagai berikut:
a. Independensi
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
No. Item
Pearson Correlation rtabel Keterangan
I-1 0,584 0,361 Valid I-2 0,791 0,361 Valid I-3 0,715 0,361 Valid I-4 0,724 0,361 Valid I-5 0,808 0,361 Valid I-6 0,426 0,361 Valid
I-7 0,113 0,361 Tidak Valid
No. Item
Pearson Correlation rtabel Keterangan
I-9 0,684 0,361 Valid
I-10 0,616 0,361 Valid
I-11 0,761 0,361 Valid
I-12 0,055 0,361 Tidak Valid
I-13 0,346 0,361 Tidak Valid
I-14 0,674 0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2014
Jumlah sampel (N) yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 orang dengan tingkat signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. Item pernyataan dinilai tidak valid apabila nilai pearson
correlation < 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan
untuk I-7, I-12 dan I-13 tidak valid dan ketiga pernyataan itu tidak digunakan untuk uji selanjutnya.
b. Akuntabilitas Auditor
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Auditor
No. Item
Pearson Correlation rtabel Keterangan
AA1 0,636 0,361 Valid AA2 0,678 0,361 Valid AA3 0,573 0,361 Valid AA4 0,707 0,361 Valid AA5 0,815 0,361 Valid AA6 0,793 0,361 Valid AA7 0,747 0,361 Valid AA8 0,544 0,361 Valid AA9 0,792 0,361 Valid AA10 0,618 0,361 Valid AA11 0,648 0,361 Valid
Berdasarkan pada tabel 4, uji validitas variabel akuntabilitas auditor dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows, semua item pernyataan memiliki nilai pearson correlation > 0,361 (rtabel) sehingga dinyatakan
valid.
c. Kualias Audit
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
No. Item
Pearson Correlation rtabel Keterangan
KA1 0,374 0,361 Valid KA2 0,550 0,361 Valid KA3 0,760 0,361 Valid KA4 0,413 0,361 Valid KA5 0,554 0,361 Valid KA6 0,690 0,361 Valid KA7 0,709 0,361 Valid KA8 0,433 0,361 Valid KA9 0,696 0,361 Valid KA10 0,667 0,361 Valid KA11 0,629 0,361 Valid KA12 0,704 0,361 Valid KA13 0,616 0,361 Valid KA14 0,644 0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2014
Berdasarkan pada tabel 5, uji validitas variabel kualitas audit dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows, semua item pernyataan memiliki nilai pearson correlation > 0,361 (rtabel) sehingga dinyatakan
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama pula (Syofian Siregar, 2011:173). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan kestabilan dan konsistensi instrumen dalam mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain. Selain itu, pengujian realibilitas dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukur.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha melalui alat bantu program software SPSS. Instrumen penelitian
dikatakan reliabel jikaCronbach’s Alpha lebih dari 0,60 (Imam Ghozali,
2009: 46). Berikut ini hasil penghitungan reliabilitas untuk masing-masing variabel:
a. Independensi
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi
Cronbach’s Alpha N of Item
877 11
Sumber: Data Primer diolah, 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat variabel independensi memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 87,7% karena lebih besar dari 60% maka