• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN KUDUS Kondisi Kelembagaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN KUDUS Kondisi Kelembagaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB X

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN KUDUS

10.1. Kondisi Kelembagaan

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tatalaksana dan sumber daya manusia.Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga. Sedang tatalaksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melaluimekanisme kerja yang diciptakan. Sumber daya manusia (SDM) sendiri sebagaioperator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan. Berikut kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Kudus yang menangani bidang Cipta Karya.

10.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Merupakan gambaran kondisi struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Kudus yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008 pasal 1 disebutkan bahwa

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kudus.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Kudus.

5. Dinas Daerah yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Daerah Kabupaten Kudus. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Daerah Kabupaten Kudus.

(2)

7. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan fungsional yang terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai keahliannya.

10. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinas Kabupaten Kudus.

Berdasarkan pola organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Kudus maka dapat diketahui bahwa Organisasi Bidang Cipta Karya meliputi Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Berikut tugas dan fungsi organisasi Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus.

1. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang cipta karya dan tata ruang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang cipta karya dan tata ruang berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Fungsi yang diselenggarakan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah : a. perumusan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang cipta karya dan tata ruang;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata ruang;

d. pelaksanaan tugas di bidang perumahan, permukiman, tata bangunan dan lingkungan, pemanfaatan dan pengendalian ruang, kebersihan, pertamanan, dan pertanahan;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang cipta karya dan tata ruang; f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

(3)

Susunan organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, yang membawahkan:

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;  Subbagian Keuangan; dan

 Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Cipta Karya, membawahkan:

 Seksi Perumahan dan Permukiman; dan  Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan.

d. Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, membawahkan:  Seksi Pemanfaatan Ruang;

 Seksi Pengendalian Ruang; dan  Seksi Pertanahan.

e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahkan :  Seksi Kebersihan; dan

 Seksi Pertamanan; f. UPT.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 10.1

(4)

2. BAPPEDA

merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. BAPPEDA mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik. Fungsi yang diselenggarakan BAPPEDA adalah : a. perumusan kebijakan teknis perencanaan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan di bidang pemerintahan dan sosial budaya, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, penelitian, pengembangan, dan statistik;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

e. pelaksanaan kesekretariatan badan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi BAPPEDA, terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;  Subbagian Keuangan; dan

 Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahkan:  Subbidang Pemerintahan; dan

 Subbidang Sosial Budaya. d. Bidang Ekonomi, membawahkan:

 Subbidang Industri, Koperasi, Perdagangan, Dunia Usaha, dan Pariwisata; dan  Subbidang Pertanian.

e. Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana, membawahkan:  Subbidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; dan  Subbidang Prasarana Daerah.

f. Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Statistik, membawahkan:  Subbidang Penelitian dan Pengembangan; dan

 Subbidang Pengolahan Data dan Statistik. g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(5)

Gambar 10.2

Bagan Organisasi BAPPEDA 3. Kantor Lingkungan Hidup

merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang lingkungan hidup yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Fungsi yang diselenggarakan Kantor Lingkungan Hidup adalah : a. perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian lingkungan, pelestarian dan pemulihan sumber daya alam;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup; e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari :

a. Kepala Kantor;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan;

d. Seksi Pengembangan Kapasitas dan Pengamanan Lingkungan; e. Seksi Pelestarian dan Pemulihan Sumber Daya Alam; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(6)

Gambar 10.3

Bagan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup

10.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

(7)

Berikut peran dan masing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya serta inventarisasi SOP (Standar Operasional Prosedur) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Kudus.

Tabel X.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Cipta Karya

Unit/ Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang Cipta Karya 1 Dinas Cipta

Karya dan Tata Ruang

 Merumuskan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;

 Menyelenggarakan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum bidang cipta karya dan tata ruang;

 Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata ruang;

 Melaksanakan tugas di bidang

perumahan, permukiman, tata bangunan dan lingkungan, pemanfaatan dan pengendalian ruang, kebersihan, pertamanan, dan pertanahan;

 Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang cipta karya dan tata ruang;

 Melaksanakan kesekretariatan dinas; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 Bidang Cipta Karya

- Seksi Perumahan dan Permukiman; dan - Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan.

2 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

 Merumuskan kebijakan teknis perencanaan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

 Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

 Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan di bidang

pemerintahan dan sosial budaya, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, penelitian, pengembangan, dan statistik;

 Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

 Melakukan pelaksanaan kesekretariatan

 Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahkan:

- Subbidang Pemerintahan; dan - Subbidang Sosial Budaya.

 Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana, membawahkan:

- Subbidang Tata Ruang dan Lingkungan

Hidup; dan

(8)

No Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Cipta Karya

Unit/ Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang Cipta Karya badan; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6 Kantor Lingkungan Hidup (KLH)

 Merumuskan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;

 Menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang lingkungan hidup;

 Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian

lingkungan, pelestarian dan pemulihan sumber daya alam;

 Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup;

 melaksanakan kesekretariatan kantor; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan;

 Seksi Pengembangan Kapasitas dan Pengamanan Lingkungan;

Sumber : Tim Penyusun, 2016

10.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Berikut kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Kudus.

Tabel X.2

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

No Unit Kerja Golongan (orang) Jenis Kelamin (orang)

Latar Belakang Pendidikan 1. Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang

 Gol I : 111  Gol II : 71  Gol III : 37  Gol IV : 5  Pria : 201  Wanita : 23  SD : 88  SLTP : 41  SLTA/D1 : 63  D2 : 0  D3 : 5  S1/D4 : 21  S2 : 6

(9)

No Unit Kerja Golongan (orang) Jenis Kelamin (orang) Latar Belakang Pendidikan 2. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)  Gol I : 0  Gol II : 3  Gol III : 28  Gol IV : 8  Pria : 19  Wanita : 20  SD : 1  SLTP : 1  SLTA/D1 : 1  D2 : 0  D3 : 2  S1/D4 : 23  S2 : 11 3. Kantor Lingkungan Hidup (KLH)  Gol I : 0  Gol II : 3  Gol III : 14  Gol IV : 1  Pria : 9  Wanita : 9  SD : 1  SLTP : 0  SLTA/D1 : 5  D2 : 0  D3 : 2  S1/D4 : 8  S2 : 2 Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kudus, 2016

10.2. Analisis Kelembagaan

Analisis ini menguraikan dan menggambarkan permasalahan kelembagaanPemerintah Kabupaten Kudus yang menangani bidang Cipta Karya.Analisis permasalahan pada masing-masing komponen kelembagaan Kabupaten Kudus diuraikan sebagai berikut:

10.2.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerjaorganisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Ada beberapa hal yang penting untuk dicermati terkaitkeorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus, antara lain :

 Struktur organisasi perangkat kerja daerah di Kabupaten Kudus sudah sesuaid engan peraturan perundangan yang berlaku. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus telah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus. Guna efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus.

(10)

 Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudahsesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi.Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya di Kabupaten Kudus telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus. Struktur organisasi bidang Cipta Karya di Kabuapten Kudus di pengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.

 Ada beberapa permasalahan terkait keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus seperti : - Kurangnya sumberdaya/personil yang sesuai dengan kebutuhan

- Minimnya pendanaan

- Kurangnya koordinasi antar dinas/lembaga teknis daerah terkait - Konfilk kepentingan antar dinas/lembaga teknis daerah terkait

10.2.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidangcipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruhterhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM BidangCipta Karya. Ada beberapa hal penting terkait ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus, antara lain :

1. Terkait mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini dirasa cukup baik. Hal ini salah satunya tercermin pada koordinasi antar lembaga/dinas dalam hal perijinan.

2. Keorganisasian bidang cipta karya yang ada di Kabupaten Kudus sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007.Semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum,pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalamkeorganisasian yang dibentuk.

3. Seperti halnya Struktur organisasi, bahwa Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi juga merupakan beberapa faktor eksternal yang mempengaruhiketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkaitdengan bidang cipta karya.

4. Ada beberapa permasalahan terkait ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus, seperti :

(11)

- Kurangnya koordinasi antar dinas/lembaga terkait

- Kurangnya sumberdaya/personil yang sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kualitas maupun kuantitas

- Belum tersedia pedoman teknis yang secara rinci mengatur tentang ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya bagi daerah.

10.2.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.Adapun kondisiSDM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kudus dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan

bidang cipta karya, antara lain :

- Kurangnya koordinasi antar dinas terkait

- Minimnya personil yang menguasai bidang terkait - Terbatasnya pendanaan/keuangan daerah - Minimnya upaya peningkatan kapasitas SDM

- Masih rendahnya kualitas pendidikan dan pengalaman personil

2. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya.

Faktor Internal :

- Tingkat pendidikan personil

- Budaya/tradisi yang ada dilingkungan kerja - Umur/Produktivitas personil

Faktor Eksternal :

- Keuangan daerah

- Kondisi politik/Transisi kebijakan - Hukum/kebijakan pemerintah - Kebudayaan di luar sistem

10.2.4. Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaanstrategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman(threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis

(12)

dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta analisis permasalahan kelembagaan, maka dilakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di Kabupaten Kudus yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia yang dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Adapun matriks analisis SWOT kelembagaan Kabupaten Kudus dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel X.3

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan Kabupaten Kudus

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Peluang pendanaan cukup besar. 2. Otonomi Daerah

3. Upaya peningkatan SDM

1. Konflik kepentingan.

2. Tumpang tindih kepentingan.

Kekuatan (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2) 1. Adanya payung hukum

2. Tata laksana bidang cipta karya telah sesuai dengan tupoksi.

Peningkatan kinerja organisasi kelembagaan

Peningkatan dana penunjang kinerja kelembagan.

Peningkatan koordinasi antar lembaga teknis dan dinas terkait bidang cipta karya. Kelemahan W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4) 1. Kendala Waktu. 2. Minimnya pembinaan. 3. Minimnya informasi. 4. Minimnya pendanaan. 5. Keterbatasan Personil. Peningkatan kapabilisitas SDM.

Peningkatan program-program yang didanai pemerintah dan swasta

Sosialisasi dan koordinasi terkait program

Penyediaan data base dan

informasi untuk

pengembangan dan

peningkatan kapasitas. Sumber : Tim Penyusun, 2016

10.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacupada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional dilingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerjadalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit

(13)

kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.Sedangkan untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur,serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya dibidang Cipta Karya.

Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia,dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Hal itu diperlukan guna meningkatkan pelayanankepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta KaryaKementerian PU.

Rencana pengembangan kapasitas kelembagaan yang meliputi aspekkeorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia di Kabupaten Kudus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel X.4

Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Kabupaten Kudus

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Organisasi Peningkatan kinerja organisasi

kelembagaan

Evaluasi dan monitoring terhadap kinerja organisasi kelembagaan

Peningkatan sumber pendanaan Pengalokasian dana baik itu lewat DAU maupun DAK dan Pencarian alternatif pendanaan non pemerintah Tata Laksana Peningkatan upaya koordinasi yang

berkaitan dengan program/ kegiatan

pengembangan dan peningkatan

kapasitas kepada semua stakeholder.

Rapat koordinasi antar lembaga teknis dan dinas terkait bidang cipta karya.

Penyediaan data base dan informasi untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas.

Penyusunan data base terkait tata laksana kelembagan bidang cipta karya

Sumber Daya

Manusia

Peningkatan kapabilisitas SDM . Pelatihan-pelatihan khusus dan Beasiswa pada pegawai

Peningkatan upaya pembinaan kepada Daerah

Fasilitasi/pembinaan bidang cipta karya

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dua penelitian sekarang dengan penelitian yang terdahulu yakni yang berjudul “Hubungan Antara Optimisme dan Coping Stres pada Mahasiswa Ueu yang Sedang Menyusun

Fruktooligosakarida merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 2 molekul fruktosa dan 1 molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4

a) Topi Baret berbahan bludru warna coklat. c) Sepatu PDL, berbahan kulit warna hitam, bertali dan bersleting di sebelah dalam. d) Peluit berwarna hitam dan Tali

Bagi pengelola FJB Kaskus.co.id, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi praktis yang dapat digunakan dalam menyajikan tampilan FJB Kaskus.co.id

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dimana nilai ketuhanan merupakan nilai inti

(13%), Australia (+10%), Indonesia (+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15).Sedangkan penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%),

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PNS yang bekerja di badan kepegawaian daerah

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh