• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR KOMPETENSI Menerapkan Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Tempat Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR KOMPETENSI Menerapkan Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Tempat Kerja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab VI

Menjaga Keselamatan di Tempat Kerja

Gambar Kover Bab

Keselamatan diri merupakan faktor utama. Di manapun kita berada pada saat bekerja atau tidak bekera harus senantiasa mengedepankan keselamatan diri. Kecelakaan harus kita hindari seperti tangan lecet, kaki berdarah. Apalagi kecelakaan besar (kematian) juga harus kita hindari dengan menggunakan alat pelindung diri “Tool Safety”. “Ke mana saja, jauh dekat , tetap Klik” sebagaimana ajakan pemerintah untuk setiap insan memperhatikan keselamatan kerja.

STANDAR KOMPETENSI

Menerapkan Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Tempat Kerja

KOMPETENSI DASAR

▪ Melakukan pengangkatan Benda secara Manual

▪ Melakukan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K) ▪ Mengidendifikasi Sumber-sumber Kecelakaan di Tempat Kerja ▪ Melakukan kebersihan tempat kerja

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada buku Bab III, Siswa diharapkan : ▪ Memahami pengertian P3K

▪ Memahami cara mengangkat benda secara manual

▪ Memahami Identifikasi Bahaya dan Pencegahan Bahaya di Tempat Kerja ▪ Memahami tentang kebersihan tempat kerja

(2)

INDIKATOR ▪ Pengertian P3K

▪ Cara mengangkat benda secara manual

▪ Identifikasi Bahaya dan Pencegahan Bahaya di Tempat Kerja ▪ Penjelasan kebersihan tempat kerja

Peta Konsep

ISTILAH PENTING ▪ Pengertian P3K

▪ Cara mengangkat benda secara manual

▪ Identifikasi Bahaya dan Pencegahan Bahaya di Tempat Kerja ▪ Penjelasan kebersihan tempat kerja

(3)

Dalam mengangkat benda secara manual, kita juga harus memperhatikan terhadap keselamatan diri kita. Berat benda yang kita angkat bisa membuat diri kita mengalami kecelakaan. Tangan yang licin, benda yang kita angkat selip, benda mengenai kaki kita. Hal tersebut harus kita hindari, seperti penggunaan Helm pelindung kepala setiap saat harus dipakai.

A. Pengangkatan Benda Secara Manual

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan bila mengangkat barang secara manual (tanpa alat bantu) yaitu:

 Pengangkatan yang benar dan jangan keliru

 Lengan dekat dengan badan

 Tarik dagu

 Belakang yang rata

 Penempatan dan kekuatan kaki harus kuat dan mampu Sebagai perbanding perhatikan cara mengangkat beban-beban berat dengan menggunakan alat bantu.

www.safety.1800inet.com

Gambar 64. Cara mengangkat Benda secara manual dan alat bantu Syarat-syarat Keselamatan Diri

Keselamatan diri merupakan faktor utama. Dimanapun kita berada pada saat bekerja atau tidak bekera harus senantiasa mengedepankan keselamatan diri. Kecelakaan harus kita hindari seperti tangan lecet, kaki berdarah. Apalagi kecelakaan besar (kematian) juga harus kita hindari dengan menggunakan alat pelindung diri “Tool Safety”. “Ke mana saja, jauh dekat , tetap Klik” sebagaimana ajakan pemerintah untuk setiap insan memperhatikan keselamatan kerja. Dalam mengangkat benda secara manual, kita juga harus memperhatikan terhadap keselamatan diri kita. Berat benda yang kita angkat bisa membuat diri kita mengalami kecelakaan. Tangan yang licin, benda yang kita angkat selip, benda mengenai kaki kita. Hal tersebut harus kita hindari, seperti penggunaan Helm pelindung kepala setiap saat harus dipakai.

Ketika kita mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan alat berat, gunakan helmed untuk melindungi kepala dari benturan benda keras (jalan aspal berbatu) saat terjadi tabrakan atau jatuh sendiri, sedangkan untuk pengendara mobil agar menggunakan sabuk pengaman yang ada di jok tempat duduk, meskipun mobil kita sudah dilengkapi kantung udara (Air bag) di bagian roda kemudi. Pada alat berat juga menggunakan sabuk pengaman ,hal ini untuik menghindari agar pengemudi selamat bila terjadi kecelakaan saat pengoperasian, atau saat berbenturan dengan alat berat lainnya saat bekerja bersama-sama. Juga penggunaan Helm pada saat

(4)

mengemudi alat berat, di samping melindungi kepala juga dapat melindungi telinga dari kebisingan suara knalpot alat berat.

B. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mengalami kecelakaan dengan langkah preventif agar orang tersebut selamat nyawanya. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.

Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah: 1. mempertahankan korban agar tetap hidup;

2. membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah;

3. mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban. a. Umum

Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:

1). segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;. 2). menyiapkan beberapa informasi yang meliputi: kondisi penderita , perincian

penyebab kecelakaan , lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung) 3). melakukan pertolongan pertama prosedur emergency: menjauhkan korban dari

penyebab kecelakaan; mencari penyebab utama kecelakaan; memberikan pertolongan pertama; dan membawa korban ke rumah sakit.

Setiap tempat kerja hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit yang dapat dipanggil setiap saat jika terdapat keadaan darurat. Untuk membantu pekerjaan dokter/petugas medis, pada korban yang dibawa ke rumah sakit berilah petunjuk tentang: nama, alamat rumah dan kantor, jenis/bahan penyebab kecelakaan, serta penanganan yang telah diberikan. Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut.

1). Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.

Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain. Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation). Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR.

Bertindaklah dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat berarti dan berharga bagi korban. Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau tulang belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa. Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu lakukan pertolongan pertama. Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar. Bersikap tenang dan tenangkanlah korban. Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban

(5)

yang kesadarannya menurun atau tidak sadar. Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-goncang badannya. Buatlah laporan kejadian.

b. Luka karena bahan kimia

Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk Anda. Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan. Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan. Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit. Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan. Tutup luka dengan bahan yang steril. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka. Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter. Luka pada mata.

Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk Anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya. Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata. Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci dengan baik. Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka. Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka. Membawa korban ke dokter.

Kejadian Pertama: Keracunan karena bahan kimia tertelan

Jangan membujuk korban agar muntah. Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain. Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika perlu. Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.

Kejadian ke-2 : Menghirup bahan kimia

Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan. Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi. Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang. Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya. Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan.

c. Luka karena bahan biologis berbahaya

Cuci bagian luar dengan air sabun. Tutup luka dengan pembalut luka (perban). Jika korban mengalami perdarahan pada kaki/tangan, tekan dengan tangan anda di atas perban. Jangan lakukan hal ini jika luka terdapat di kepala, leher atau bagian tubuh yang lain. Jika perdarahan berhenti dan perban berdarah, tambahkan perban dan jangan menganti dengan yang baru. Jangan terlalu kencang dalam mengikat dengan perban. Jika lukanya kecil, keluarkan bahan yang menancap (jika ada) dengan pinset steril, lalu tutup luka dengan perban steril. Jagalah agar korban tidak sock atau pingsan. Jaga korban hingga mendapat pertolongan.

(6)

Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik. Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara paling cepat, tepat dan aman. Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik. Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka. Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.

C. Identifikasi Sumber-Sumber Kecelakaan di Tempat Kerja

Cara mengidentifikasi sumber-sumber kecelakaan diantaranya kita harus mengerti keadaan yang tidak sebenarnya. Misalkan , alat berat kita operasikan tidak berfungsi baik, ini memberikan informasi atau indikator.

Bermobil di jalan raya selain harus mematuhi peraturan lalu lintas, juga harus selalu konsentrasi. Konsentrasi tinggi sangat diperlukan saat berada pada kecepatan tinggi. Pengendara yang lengah dalam 1/10 detik sering mengakibatkan kejadian yang fatal yaitu kecelakaan. Hilangnya konsentrasi sering terjadi akibat pengendara yang lelah atau ngantuk. Tetapi bisa disebabkan oleh pergerakan yang tidak efisien atau perubahan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi. Hal ini sebenarnya tidak boleh dilakukan, apa alasannya. Bila hendak melakukan hal yang memerlukan konsentrasi sebaiknya berhenti terlebih dahulu. Sebaiknya sebelum menjalankan suatu mobil, coba terlebih dahulu segala sesuatunya. Posisi duduk perlu disesuaikan dengan tubuh pengendaranya. Atur senyaman mungkin, demikian juga dengan posisi roda kemudi dan sabuk pengaman. Pengendara sebaiknya baru mulai berjalan bila semuanya sudah terasa nyaman.

Kesalahan besar yang sering terjadi, pengendara mengatur posisi duduknya. Pengaturan posisi maju dan mundur akan menyebabkan hilangnya konsentrasi pengendara. Hilangnya tekanan di pedal gas akibat jok yang bergerak mundur akan memperlambat mobil. Cara ini akan membahayakan pengendara yang ada di belakang. Walaupun berhenti seperti di perempatan, jangan melakukan hal seperti di atas. Kehilangan tekanan di pedal kopling memungkinkan mobil meloncat bila persneling pada posisi masuk. Sama halnya bila terjadi pada pedal kopling. Kecuali pengatur penyangga pinggang, ini tetap bisa diatur kapan saja. Penyangga pinggang bisa mengurangi kelelahan berkendaraan, dirancang dengan sistem pengoperasian sederhana.

Mengatur posisi ataupun kekencangan dari sabuk pengaman dapat menyebabkan kurangnya pegangan di roda kemudi. Perbaikan posisi sabuk pengaman pasti mempergunakan satu tangan. Bila secara mendadak perlu melakukan manuver sangatlah sulit dan ini cukup membahayakan. Roda kemudi yang dapat diatur tinggi rendahnya, tepat pada posisi berjalan. Perubahan saat bergerak khususnya pada kecepatan tinggi sering menyebabkan mobil tidak terkendali. Pengaturan kaca spion harus diperhatikan . Mengubah arah kaca spion luar sering menyita konsentrasi dan waktu. Lebih lagi dengan tipe penyetelan manual. Pengendara pada saat tersebut akan terpaku ke kaca spion. Pada saat itu perhatian ke bagian depan sangat kurang. Pada waktu memindahkan gelombang radio secara manual sebenarnya memerlukan konsentrasi lumayan. Alangkah baiknya bila sebelum bergerak pastikan geombang radio yang diinginkan. Tetapi untuk sistem audio yang bisa dikendalikan dari jarak jauh atau dengan tombol sentuh, perubahan gelombang jelas tidak akan menyita waktu.

Berkomunikasi dengan telepon mobil saat menyetir sebetulnya sangat tidak disarankan. Mengoperasikan pesawat telepon butuh waktu dan konsentrasi, lebih lagi sebelah tangan perlu memegang hand set. Untuk amannya, pergunakan telepon

(7)

dengan perangkat hand free. Cara ini akan lebih nyaman dan tidak mengganggu konsentrasi. Hindari pengendara melakukan atau mengaktifkan untuk melakukan suatu panggilan telepon sebaiknya saat hanya siap untuk menerima panggilan. Di Singapura pengendara yang melakukan hubungan telepon dengan hand phone atau dengan hand set jelas dilarang. Walaupun tetap akan melakukan hubungan, sebaiknya lakukan panggilan dengan nomor yang telah dimemori.

Merokok saat mengemudi kadang kala memberikan keasyikan tersendiri. Tetapi ini sebaiknya tidak dilakukan. Pembakaran rokok akan mengurangi kandungan oksigen di ruang mobil bila mobil mempergunakan AC. Bila terpaksa bukalah sedikit jendela agar terjadi pertukaran udara atau dengan membuka saluran ventilasi bagian depan. Tetapi walaupun demikian merokok banyak menyebabkan masalah. Saat merokok dan api memercik ke tubuh akan membuat pengemudi sibuk. Konsentrasi akan hilang dan mobil akan lepas kendali.

Pengaturan kaca spion elektris bisa dilakukan. Tetapi lihat keadaan sekitar, bila dirasa aman baru dilakukan. Untuk pengaturan secara manual hanya mungkin bila dilakukan dengan bantuan seorang penumpang. Ini pun hanya bisa dilakukan untuk satu sisi saja tidak untuk kaca spion yang berada di sisi pengendara. Perubahan sistem pengatur temperatur ruang bisa dilakukan langsung oleh pengendara. Dengan syarat, pengendara telah hafal betul dengan posisi tombol-tombolnya. Bila pengendara baru pertama mengendarakan mobil tersebut, lakukan pengaturan dan penyetelan sebelum berangkat. Cara seperti ini selain akan memberikan posisi dan kenyamanan yang lebih baik, juga sempat memperhatikan tombol-tombol lain yang ada di sekitarnya.

Saat berada pada kecepatan tinggi dan berkendaraan lebih dari seorang, untuk melakukan sesuatu sebaiknya tidak dilakukan pengendara. Bila dirasa sangat diperlukan, perhatikan kondisi lalu lintas sekitar. Tapi mengatur tempat duduk tetap sangat tidak, disarankan bila sedang berada di jalan. Walaupun di jalan dengan kondisi diam seperti saat macet dan dipersimpangan. Dalam perjalanan jauh pengendara perlu mengubah posisi duduk. Untuk itu parkirlah mobil di daerah aman dan baru lakukan pengaturan.

D. Menjaga Kebersihan di Tempat Kerja

Kebersihan merupakan faktor utama dalam lingkungan /tempat kerja. Perkembangan dan kemajuan industri mengakibatkan bertambahnya pencemaran lingkungan. Pencemaran disebabkan pembuangan sisa-sisa pabrik selama atau sesudah proses industri berlangsung. Buangan ini dapat berbentuk gas, padat, panas, radiasi, bunyi dan lain-lain. Pada permulaan perkembangan industri belum terasa pengaruh buruk yang timbul, tetapi makin lama makin terasa pengaruh buruk yang ditimbulkan akibat makin banyak limbah dari pabrik-pabrik (industri) yang dibuang semena-mena. Pabrik-pabrik membuang kotoran dan zat-zat kimia ke sungai-sungai tercemar, mengakibatkan kehidupan ganggang, ikan dan hewan-hewan terganggu dan seterusnya mempengaruhi penyediaan makanan bagi umat manusia.

Pengotoran udara menyebabkan kesehatan manusia terganggu, begitu pula tumbuh-tumbuhan dapat dirusak oleh gas-gas buangan tersebut. Menurut pengalaman pengotoran air dan udara yang paling buruk bagi kesehatan makhluk yang hidup. Seperti pepatah mengatakan, “lebih baik mencegah dari pada mengobatinya”, begitu pula halnya dengan pencemaran, lebih baik mencegahnya daripada memperbaiki yang diakibatkannya. Akibat dari pencemaran industri menjadi sangat serius, sehingga setiap pencemaran yang dilakukannya lambat atau cepat harus kita bayar akibatnya. Pada dasarnya pemulihan kerusakan oleh pencemaran industri memakan waktu lama dan biaya yang besar. Oleh karena itu, lebih baik sebelum terjadi kita mencegahnya.

(8)

Hal ini dapat mengurangi kesalahan yang diperbuat oleh mereka yang industrinya telah berkembang. Di sini digambarkan secara utuh masalah pencemaran lingkungan baik di dalam maupun di luar negeri. Selanjutnya ditonjolkan beberapa masalah pencemaran industri serta dasar-dasar yang dipergunakan untuk menentukan batasan-batasan standart pencemaran industri. Pada tahun 1971 untuk proses industri digunakan air sebanyak 50.000 milyar galon atau kurang lebih 12,5 milyar M3. Setiap detik 6,3 M3 air yang dikotori oleh industri dan dibuang melalui sungai, danau, dan laut di seluruh Amerika Serikat. Pembakaran batu bara, bahan bakar residu, bahan bakar destilasi, dan gas alam akan menghasilkan penyebaran gas-gas beracun CO, CO2, NO2, CH3, HF, H2 S dan sebagainya yang kesemuanya akan meracuni kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Sumber-sumber lain dari berbagai macam industri seperti: industri baja, industri pengecoran, industri pelapisan logam, industri pabrikasi logam, industri kimia (pabrik kertas, industri makanan dan minuman, industri farmasi dan lain-lain), industri tekstil elektronik dan lain sebagainya. Dari angka-angka di atas dapat kita bayangkan bahwa tanpa alat-alat pencegah polusi yang cermat, maka seluruh kehidupan di Amerika Serikat akan tercantum olehnya.

Ukuran-ukuran yang biasa dipakai dalam menilai adanya polusi adalah:

TLV (Threshold Limit Value) adalah konsentrasi rata-rata dari suatu unsur pencemar dan gangguan kesehatan. TLV dinyatakan dalam mg/m3 udara, ppm atau mppf. Koreksi karena adanya fluktuasi dapat dihitung dengan excursion factor (EF) sebagai berikut:

0 – 1 (ppm at au mg/m3) -EF = 3 1 – 10 (ppm atau mg/m3) -EF = 2 10 – 100 (ppm atau mg/m3) -EF = 1,5 100 – 1000 (ppm atau mg/m3) -EF = 1,25

TLV dari bermacam-macam unsur telah diterapkan oleh American Conference of the Government Industry Hygienist (ACGIH) yang berkumpul pada tiap tahun dan kalau perlu mengadakan perubahan-perubahan.

Mac (Maxiumum allowable concentration) adalah konsentrasi tertinggi yang diperbolehkan untuk sesuatu unsur pencemar dalam ruang kerja di mana pekerja selama delapan jam per hari selama delapan jam per hari selama waktu kerja tidak menderita gangguan kesehatan.

Standar mutu udara adalah konsentrasi pencemar dalam udara atau atmosfir (air quality standard) yang tidak boleh dilampaui.

Standar emisi adalah konsentrasi sesuatu pencemar yang dikeluarkan dari suatu sumber yang tidak boleh dilebihi.

 ppm adalah singkatan dari part per million yang berarti berapa suatu satuan (mg, ml, dan sebagainya) dari pencemar yang terdapat dalam satu juta satuan (mg . ml, dan sebagainya) air atau udara.

 mppcf adalah singkatan dari millions of particles per cubic feet yang berarti berapa juta butiran partikel dalam setiap kubik kaki.

Karena pengontrolan pencemaran bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, maka yang menjadi ukuran adalah pengaruhnya terhadap makhluk-makhluk hidup. Sesuatu lingkungan dikelola sedemikian rupa agar udara, air, dan tanah tidak tercemari, sehingga kesehatan (kondisi hidup) dari makhluk hidup yang mendiaminya terjamin. Jadi, segala sesuatunya dihubungkan dengan kehidupan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam sekelilingnya. Ukuran pencemaran didasarkan kepada

(9)

pengaruhnya terhadap kehidupan dan kesehatan manusia dan makhluk-makhluk lainnya.

Berdasarkan hal-hal di atas ditentukanlah batas-batas sampai sejauh mana lingkungan tertentu dapat dicemarkan. Standar untuk pencemaran oleh industri didasarkan pada hal-hal tersebut di atas. Pencemaran utama oleh industri adalah melalui air, padat dan udara. Oleh karena beberapa pertimbangan tertentu yang dibahas di dalam hal ini adalah pencemaran air dan udara oleh industri.

Cyclone mempunyai efisiensi yang sangat rendah sehingga hanya dipakai sebelum dipergunakannya alat-alat yang lebih efisien at au bila ukuran partikel besar-besar. Hal ini menyebabkan penyikat basah, pengendap elektrostatis, dan saringan kain merupakan alat-alat pengontrol pencemaran utama untuk penanggulangan pencemaran oleh butiran-butiran partikel.

Beberapa cara untuk mencegah pengontrolan udara, antara lain:

 Ventilasi biasa dibantu dengan kipas angin (fan) yang ditempatkan di tempat-tempat yang strategis untuk menyedot udara luar lebih bersih serta meniupkan udara yang tercemar ke arah yang tidak ada karyawan. Sedangkan di dalam ruang pabrik skala besar dipasang ventilator.

 Pemakaian pelindung pernafasan (respiratory protection) yang bersifat mekanis untuk karyawan-karyawan tertentu sehubungan dengan pekerjaannya.

 Cerobong-cerobong asap dengan atau tanpa alat penghisap (blower), keduanya tanpa saringan pembersih debu atau pencemar-pencemar gas.

Jadi pencemaran udara sangat berkaitan dengan masalah debu. Debu ialah partikel-partikel dengan diameter kira-kira kurang dari seperjuta centimeter (partikel-partikel-partikel-partikel halus). Pada permukaan-permukaan partikel yang halus ini dihirup mudah pasuk ke paru-paru. Hal ini dapat mengakibatkan gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti:

a. Penumoconiosis, ialah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi partikel debu. Partikel debu selalu terdapat dalam udara yang dihirup waktu pernafasan, akan tetapi tidak selalu menimbulkan pneumocosis, oleh karena tubuh mempunyai daya pencegahnya, seperti:

- Rambut hidung yang dapat menahan kira-kira 50% debu - Rambut getar dan selaput lendir bronkus

- Transudasi melalui dinding alveolus - Fagsitisis sel makrofag ke kelenjar limpa

Terdapat berbagai jenis pneumocosis berdasarkan jensi debu yang diisapnya, yaitu: - Anthracosis, yang disebabkan oleh debu arang (coal) dapat menyebabkan

emfisema sentrilobuler.

- Byssunosis, karena debu kapas (catton). Kelainan anatomik biasanya sedikit. Kadang-kadang dapat menimbulkan gangguan pernafasan.

- Bagassosis, karena debu batang tebu. Dapat menimbulkan bronkhiolitis dan bronkhoneumonis mirip dengan “silofiller’s disease”.

- Fibrosis paru-paru dapat disebabkan oleh debu yang mengandung alumunium, besi talk, dan mika.

- Silicosis, yang disebabkan oleh debu silica (SiO2).-

- Asbestosis, karena debu yang mengandung serabut (serat) asbes. - Berylliosis, karena debu beryllium.

Hingga kini belum diketahui tepat bagaimana cara partikel debu merusak pada paru-paru. Pengaruh debu pada paru-paru akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

- Mengakibatkan kanker paru-paru - Mengadakan penetrasi pada histiosit

(10)

- Menimbulkan dislokasi sitoplasma histiosit

- Menyebabkan degenerasi dan kematian histiosit tersebut.

Kematian histiosit dapat diikuti dengan keluarnya zat yang bersifat sitotoksi atau dapat menimbulkan reaksi imun. Mungkin inilah dasar terjadinya perubahan pada jaringan paru-paru. Perubahan pada paru-paru pada umumnya bersifat proliferatif fibratik.

b. Silicosis adalah penyakit yang disebabkan oleh debu silika yang terdapat dalam bentuk kristal atau koloid amorf. Debu ini dapat ditemukan pada daerah industri, misalnya tambang emas, besi, batu bara, pembelahan batu pasir, dan industri keramik.

c. Patogenesis adalah penyakit yang disebabkan oleh partikel debu yang berukuran kecil, yaitu kurang dari 3 mikron yang dapat menimbulkan kelainan. Makin kecil ukurannya makin besar daya perusaknya. Biasanya dibutuhkan waktu 10 sampai 15 tahun sebelum timbul kerusakan yang nyata gejala kliniknya.

d. Kikroskopis adalah penyakit yang disebabkan debu silika. Mula-mula tampak tonjolan yang keras pada daerah subpleural, peribronchioler dan periaskuler dalam paru-paru.

Lama kelamaan tonjolan itu menjadi lebih besar dan tersebar rata terutama pada daerah halus. Tampak tonjolan itu terbatas tegas, berlapis seperti daun bawang, keras dan berwarna kelabu hitam (karena bercampur dengan amthracosis).

Jadi secara umum bahan-bahan beracun dapat masuk ke tubuh melalui: mengambil nafas (inhalation) bersentuhan dengan kulit (absorbtion), menelan (ingestion), dan terkena benda runcing / tajam (injection).

Tambah Materi

1. Rangkuman 2. Soal pilihan ganda 3. soal uraian (esai) 4. tugas mandiri 5. tugas kelompok 6. infoK3

(11)

Gambar

Gambar 64. Cara mengangkat Benda secara manual  dan alat bantu  Syarat-syarat Keselamatan Diri

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, modal sosial tumbuh dengan penggunaan yang lebih besar dan mengikis melalui tidak digunakan, tidak seperti ekonomi dan lingkungan modal, yang disusutkan

beberapa pelari, maka software pada komputer akan terus bekerja hingga semua pelari melewati sensor. 5) Setelah semua pelari melewati sensor, software kemudian meminta

4.Masing-masing Pihak Berjanji sepakat bahwa operator pesawat terbang tersebut dapat diminta untuk mengamati ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan dengan menunjuk kepada ayat di

Penelitian ini dikembangkan untuk menganalisis kelayakan bahan ajar, dan respon peserta didik terhadap bahan ajar digital berbasis android pada materi gerak lurus di

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan model diskriminan dan model logit yang memiliki akurasi prediksi

BAB V : Merupakan bab penutup, yang berisi tentang simpulan dari pembahasan serta saran-saran yang dapat diberikan terhadap permasalahan yang dihadapi dalam

The seminar and workshop was held in cooperation between BPPT and the Coordinating Ministry of Marine Affairs, supported by speakers and participants from various

(ii) Berdasarkan pemerhatian dalam (c), berikan satu inferens yang berkaitan bagi eksperimen ini.