• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Pada Kelompok Pesenam Aqua Zumba Dengan Kelompok Pesenam Zumba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Pada Kelompok Pesenam Aqua Zumba Dengan Kelompok Pesenam Zumba"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

PERBANDINGAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA

KELOMPOK PESENAM

AQUA ZUMBA

DENGAN KELOMPOK

PESENAM

ZUMBA

Adisty Octaviyani1, Endang Ambarwati2, Hardian2

1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf pengajar Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK

Latar belakang: Berolahraga merupakan cara yang sangat baik untuk meningkatkan vitalitas fungsi paru, merangsang pernapasan dalam dan meningkatkan volume paru. Salah satu olahraga yang sedang menjadi trend adalah senam zumba. Senam zumba terdapat beberapa variasi, diantaranya adalah senam aqua zumba dan senam zumba. Hal ini dibedakan hanya dari segi medianya saja, dimana senam aqua zumba dilakukan di dalam air sedangkan senam

zumba dilakukan di dalam studio. Salah satu cara untuk mengetahui fungsi paru yaitu dengan mengukur nilai arus puncak ekspirasi (APE).

Tujuan : Membuktikan adanya perbedaan nilai arus puncak ekspirasi pada pesenam aqua zumba dengan pesenam zumba.

Metode : Jenis penelitian adalah penelitian Quasi Experimental. Sampel penelitian adalah kelompok pesenam aqua Zumba dan pesenam Zumba (n=16 tiap kelompok) yang diukur APEnya dengan Mini-Wright Peak Flow Meter. Uji hipotesis mengunakan uji t - tidak berpasangan.

Hasil : Rerata arus puncak ekspirasi kelompok pesenam aqua zumba adalah 386,9±55,10 liter/menit dengan nilai minimal 300 liter/menit dan nilai maksimal 470 liter/menit. Rerata arus puncak ekspirasi kelompok pesenam zumba adalah 365,6±43,04 liter/menit dengan nilai minimal 300 liter/menit dan nilai maksimal 430 liter/menit. Rerata arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba lebih tinggi dibandingkan kelompok pesenam zumba (p=0,2). Kesimpulan : Rerata arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba lebih tinggi dibandingkan kelompok pesenam zumba tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.

Kata kunci : Aqua zumba, zumba, arus puncak ekspirasi

ABSTRACT

COMPARISON OF PEAK EXPIRATORY FLOW RATE VALUES BETWEEN AQUA ZUMBA GYMNASTS GROUP AND ZUMBA GYMNASTS GROUP

Background : Doing exercise is an excellent way to improve the vitality of lungs function, stimulates respiration process and increases lungs volume. Nowadays, zumba has become a trend of exercise. Zumba has some variations, two of them are aqua zumba and zumba. The difference between them is the media of exercise, aqua zumba is done in the water, while

zumba is done in the studio. One way to know the lung function is measuring the peak expiratory flow rate (PEFR).

Aim : To prove the difference of peak expiratory flow rate between aqua zumba and zumba

gymnasts.

(2)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

Methods : 7KLV UHVHDUFK ZDV TXDVL H[SHULPHQWDO VWXG\ 5HVHDUFK¶V VDPSOHV ZHUHaqua zumba

and zumba gymnasts groups (n=16 for each group) which the peak expiratory flow rate was measured using Mini-Wright Peak Flow Meter. The data were analyzed using Independent t- Test.

Result : The mean peak expiratory flow rate of aqua zumba gymnasts group is 386,9±55,10 liter/minute with the minimum rate is 300 liter/minute and the maximum rate is 470 liter/minute. The mean peak expiratory flow rate of zumba gymnasts group is 365,6±43,04 liter/minute with the minimum rate is 300 liter/minute and the maximum rate is 430 liter/minute. The mean peak expiratory flow rate of aqua zumba gymnasts group is higher than zumba gymnasts group (p=0,2).

Conclusion : The mean peak expiratory flow rate of aqua zumba gymnasts group is higher than zumba gymnasts group but the difference was not statistically significant.

Keywords : Aqua zumba, zumba, peak expiratory flow

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan seseorang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga yang benar akan memberikan efek yang positif berupa peningkatan kemampuan fisik

(physical fitness) yang salah satunya adalah ketahanan sistem pernapasan. Berolahraga merupakan cara yang sangat baik untuk meningkatkan vitalitas fungsi paru. Olahraga merangsang pernapasan dalam dan meningkatkan volume paru. Peningkatan fungsi paru bisa disebabkan adanya peningkatan kekuatan otot pernapasan.1-3

Salah satu olahraga yang sedang menjadi trend adalah senam zumba. Zumba masih tergolong baru di Indonesia yang baru mulai diminati pada awal tahun 2012, namun di ranah internasional zumba sudah dikenal sejak tahun 2001. Menurut survey $&60¶V +HDOWK

Fitness Journal tahun 2014, zumba pertama kali masuk ke dalam 10 besar pada tahun 2012, turun menjadi peringkat 13 di tahun 2013 dan di tahun 2014 zumba menduduki peringkat 28.

Zumba pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 oleh seorang instruktur fitness asal

.RORPELD \DLWX $OEHUWR ³%HWR´ 3HUH] Zumba merupakan sebuah latihan fisik yang

mengkombinasikan ritme latin dengan interval-type exercise. Gerakan zumba merupakan gabungan antara tarian salsa, ramba, dan merengue dengan menggunakan otot-otot tubuh seperti otot pinggul, pinggang, dan kaki. Zumba sangat direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan kardio-respirasi.4-6

(3)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

Latihan zumba terdapat beberapa variasi, salah satunya adalah zumba air atau aqua zumba. Hal ini dibedakan hanya dari segi medianya saja. Biasanya, zumba dilakukan di dalam suatu ruangan atau studio, namun aqua zumba dilakukan di dalam air, sehingga membutuhkan media air dalam bentuk kolam renang. Air mempunyai sifat fisik yang unik. Sifat-sifat tersebut adalah daya apung, resistensi, dan tekanan hidrostatik yang memiliki pengaruh pada tubuh. Latihan fisik dengan menggunakan air sebagai medianya dapat memiliki efek positif bagi tubuh, salah satu efeknya adalah pada sistem respirasi. Sifat-sifat air tersebut mengakibatkan beban kerja pernapasan dan kekuatan otot-otot dinding toraks selama latihan dalam air akan meningkatkan kekuatan pernapasan, dan selanjutnya fungsi kapasitas paru akan menjadi lebih baik.6-8

Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan sistem respirasi dapat dilihat dari fungsi paru. Fungsi paru yang dapat diukur adalah kapasitas paru. Pengukuran kapasitas vital paru, yaitu jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru setelah inspirasi maksimal, seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru. Salah satu fraksi volume kapasitas vital adalah arus puncak ekspirasi (APE), yaitu aliran maksimal yang dicapai selama ekspirasi dengan kekuatan maksimal. Arus puncak ekspirasi merupakan salah satu cara untuk menilai fungsi paru terutama mengukur fungsi jalan udara. Arus puncak ekspirasi ini dapat diukur menggunakan Peak Flow Meter.9-11

Sebelumnya telah ada penelitian terhadap peningkatan nilai arus puncak ekspirasi. Namun, nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dan pesenam zumba

belum diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui perbedaan nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dengan pesenam zumba yang diukur menggunakan Peak Flow Meter. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan adanya perbedaan nilai arus puncak ekspirasi pada pesenam aqua zumba dengan pesenam zumba.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat tentang perbedaan nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dengan kelompok pesenam zumba, untuk dijadikan pertimbangan latihan fisik.

(4)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan rancangan post-test only two groups design. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan bulan Juni 2015 di Studio Senam Jasmine, Studio Senam Beauty, dan Kolam Renang Perumahan Bukit Sari Semarang.

Penelitian ini melibatkan 16 orang pesenam aqua zumba dan 16 orang pesenam

zumba. Seluruh sampel adalah anggota pesenam aqua zumba dan pesenam zumba yang memenuhi kriteria inklusi yaitu perempuan dengan kelompok usia 20-30 tahun yang memiliki indeks massa tubuh normal (18,50 ± 24,99 kg/m2) dan mengikuti senam secara rutin tiga bulan terakhir. Sampel dieksklusikan apabila memiliki riwayat gangguan sistem pernapasan dan memiliki riwayat merokok. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi tersebut, kemudian dilakukan pengukuran nilai arus puncak ekspirasi menggunakan Mini-Wright Peak Flow Meter sebanyak tiga kali dan nilai tertinggi diambil sebagai nilai arus puncak ekspirasi. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data serta laporan penelitian.

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan pengukuran nilai arus puncak ekspirasi dengan Mini-Wright Peak Flow Meter. Analisis data menggunakan uji t-tidak berpasangan. Sebelum uji t dilakukan, terlebih dahulu dinilai distribusi data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk diperlukan karena besar sampel <50 (sampel kecil).

Uji t-tidak berpasangan digunakan untuk membandingkan nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dengan kelompok pesenam zumba.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pesenam aqua zumba dan kelompok pesenam zumba usia 20 ± 30 tahun yang mengikuti latihan senam aqua zumba dan zumba di Studio Senam Jasmine, Studio Senam Beauty dan Kolam Renang Perumahan Bukit Sari, Semarang. Selama rentang waktu penelitian, didapatkan 16 orang pesenam aqua zumba dan 16 orang pesenam zumba yang memenuhi kriteria penelitian. Karakteristik subjek penelitian ditampilkan pada tabel 1.

(5)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik Rerata ± SB (min ± maks) n (%)

Umur 25,3±2,97 (20-29) -

Tinggi Badan (cm) 158,4±4,31 (150-168) -

Berat Badan (kg) 53,7±5,65(43-66) -

IMT 21,2±1,54(18,73-24,84) -

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga - 11 (34,4%)

Pekerja Swasta - 13 (40,6%)

Mahasiswi - 7 (21,9%)

Perawat - 1 (3,1%)

SB= simpang baku; Min= minimum; Maks= maksimum

Tabel 1 menunjukkan rerata umur subjek penelitian adalah 25,3±2,97 tahun dengan umur termuda adalah 20 tahun dan umur tertua adalah 29 tahun. Sedangkan rerata tinggi badan subjek penelitian adalah 158,8±4,31 cm dengan nilai terendah adalah 150 cm dan nilai tertinggi adalah 168 cm. Rerata berat badan adalah 53,7±5,65 kg dengan nilai terendah adalah 43 kg dan nilai tertinggi 66 kg. Berdasarkan tinggi badan dan berat badan subjek penelitian didapatkan indeks massa tubuh dengan rerata 21,2±1,54 kg/m2 dengan nilai terendah adalah 18,73 kg/m2 dan nilai tertinggi adalah 24,84 kg/m2.

Pekerjaan sehari-hari dari 32 subjek penelitian adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 11 orang (34,4%), pekerja swasta sebanyak 13 orang (40,6%), mahasiswi sebanyak 7 orang (21,9%), dan perawat sebanyak 1 orang (3,1%).

Tabel 2. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi

Pemeriksaan Rerata±SB (min-maks) p

APE Aqua Zumba (liter/menit) 386,9±55,10 (300-470) 0,2*

APE Zumba (liter/menit) 365,6±43,04 (300-430)

*Independent Sample t-test

SB= simpang baku; Min= minimum; Maks= maksimum

Dari tabel 2 dapat terlihat bahwa rerata nilai arus puncak ekspirasi kelompok pesenam aqua zumba lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pesenam zumba, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna (p=0,2).

(6)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

Nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dan kelompok pesenam

zumba ditampilkan pada gambar 1.

Gambar 1.Diagram boxplot nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba

dan kelompok pesenam zumba

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dijumpai nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam

aqua zumba lebih tinggi dibandingkan kelompok pesenam zumba karena senam aqua zumba

dipengaruhi oleh beberapa sifat air, namun berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut adalah tidak bermakna (p=0,2).

Penelitian tentang aqua zumba belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga perbandingan dengan penelitian sebelumnya tentang aqua zumba belum bisa dilakukan. Namun, sebelumnya pernah dilakukan penelitian tentang zumba dengan judul pengaruh latihan zumba terhadap nilai FEV1. Pada penelitian tersebut terdapat peningkatan nilai FEV1 secara bermakna setelah melakukan latihan zumba selama 2 minggu.3 Penelitian lain yang sebelumnya pernah dilakukan adalah penelitian tentang perbedaan antara nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah olahraga renang selama dua belas minggu. Pada penelitian

251 p=0,2

(7)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

tersebut terdapat peningkatan arus puncak ekspirasi pada kelompok yang mendapatkan latihan renang lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok yang tidak mendapat latihan renang.27

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian pada penelitian Yusnia Jayanti dengan judul pengaruh latihan zumba terhadap nilai FEV1 dan pada penelitian Mareta Isti Rosetya dengan judul perbedaan antara nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah olahraga renang selama dua belas minggu, dimana pada dua penelitian tersebut didapatkan hasil yang bermakna.3,27 Perbedaan hasil tersebut diduga disebabkan oleh beberapa hal antara lain: pengukuran arus puncak ekspirasi yang tidak adekuat, gerakan senam aqua zumba yang dilakukan oleh subjek penelitian tidak maksimal, gerakan yang dilakukan dalam senam aqua zumba tidak difokuskan pada otot dinding dada, tinggi air kolam renang yang kurang memadai, atau senam aqua zumba memang tidak memberikan penambahan arus puncak ekspirasi.

Pengukuran arus puncak ekspirasi yang tidak adekuat dapat disebabkan subjek penelitian tidak mengeluarkan seluruh udara di dalam paru secara maksimal meskipun peneliti sudah memberikan penjelasan prosedur secara detail mengenai cara meniup peak flow meter, sehingga hasil yang didapat tidak adekuat. Kurangnya keseriusan pesenam dalam melakukan gerakan senam aqua zumba maupun senam zumba dapat mengakibatkan manfaat yang diterima dari gerakan senam tidak maksimal. Gerakan yang dilakukan dalam senam aqua zumba lebih banyak difokuskan pada otot tubuh bagian bawah, sehingga kekuatan otot dada kurang dilatih dalam senam ini. Tinggi air kolam renang yang digunakan dalam senam aqua zumba hanya setinggi ketiak yang menyebabkan tidak semua bagian dada terendam di dalam air, sehingga tidak semua rongga dada terkena pengaruh tekanan hidrostatik air.

Kelemahan penelitian ini adalah peneliti kesulitan dalam memantau setiap gerakan pesenam aqua zumba karena gerakan dilakukan di dalam air.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu rerata nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba lebih tinggi dibandingkan kelompok, namun berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut adalah tidak bermakna (p=0,2).

(8)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba dengan kelompok pesenam zumba dengan jumlah sampel yang lebih besar, kedalaman air minimal setinggi clavicula agar seluruh rongga dada terendam di dalam air, dan terlebih dahulu memberikan motivasi kepada pesenam agar para pesenam dapat mengikuti gerakan senam dengan serius sehingga manfaat yang didapat dari gerakan senam maksimal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga berterima kasih kepada dr. Endang Ambarwati, Sp.KFR(K) dan dr. Hardian selaku pembimbing penelitian, kelompok pesenam aqua zumba dan kelompok pesenam zumba yang telah bersedia menjadi subjek penelitian ini, serta pada keluarga dan teman-teman yang telah memberikan doa dan motivasi, sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Griwijoyo HYSS, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2012.

2. Balqish N. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 Mengenai Manfaat Konsumsi Minuman Isotonik pada Aktivitas Olahraga. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2010.

3. Jayanti Y, Rumampul JF, Supit W. Pengaruh Latihan Zumba Terhadap Nilai FEV1 2014.

4. 7KRPSVRQ :5 :RUOGZLGH 6XUYH\ RI )LWQHVV 7UHQGV IRU $&60¶V +HDOWK

Fitness Journal. 2013.

5. /XHWWJHQ 0 3RUFDUL -3 )RVWHU & GNN =XPED 6XUH ,W¶V )XQ %XW ,V ,W (IIHFWLYH" $&(

Fitness Research. 2012.

6. Bahamon MM. Zumba Un Fenomeno Latino2010.

7. Anonim. Six Types of Zumba. Sumber : http://hyperink.com/6-Types-Of-Zymbareg-b154a5. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.

8. Kurniadi A. Modul Hidroterapi. 2014.

9. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2008.

10. Fisiologi T. Buku Panduan Mahasiswa : Petunjuk Praktikum Fisiologi II. Semarang: Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2012.

11. Kresnanda KC. Hubungan Kekuatan Otot Dada dengan Arus Puncak Ekspirasi pada Peserta Senam Asma Usia Dewasa di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BPKM) Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro. 2014.

(9)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 246-254

12. Faiz O, Moffat D. At a Glance Anatomi. Jakarta: Erlangga. 2002.

13. Anonim. Sumber : http://www.slideshare.net/TheSlaps/dr-b-ch-24lecturepresentation . Diakses pada tanggal 1 Februari 2015.

14. Mengkidi D. Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Semarang: Universitas Diponegoro. 2006.

15. Guyton Hall JE H. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11 ed. Jakarta: Elsevier Health Science. 2007.

16. Costanzo LS. Essential Fisiologi Kedokteran. 5 ed. Tangerang: Binarupa Aksara. 2012. 17. Sheerwood L. Fisiologi Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC. 2011.

18. Anonim. Sumber : http://faculty.stcc.edu/AandP/AP/imagesAP2/respiration/respvol.jpg. Diakses pada tanggal 1 Februari 2015.

19. Djamilah. Sehatnya Menari Zumba. Sumber :

http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/sehatnya.menari.zumba/005/005/215. Diakses pada tanggal 1 Februari 2015.

20. Ljubojevic A, Jakovljevic V, Poprzen M. Effect of Zumba Fitness Program on Body Composition of Women. Bosnia dan Herzegovina: University of Banjaluka. 2014.

21. Yulistara A. Tujuh Gaya Dansa dalam Variasi Gerakan Zumba. Sumber :

http://wolipop.detik.com/read/2013/03/15/103947/2194824/849/foto-7-gaya-dansa-dalam-variasi-gerakan-zumba. Diakses pada tanggal 1 Februari 2015.

22. Janine. Frequently Asked Questions About Aqua Zumba Classes. Sumber : www.buildingbodeez.net. Diakses pada tanggal 27 Februari 2015.

23. Lasmana DP. Perbedaan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Polisi Satlantas dengan Polisi Bagian Administrasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2010.

24. Luthfanto H. Hubungan Antara Aktivitas Asetilkolinesterase Darah dan Arus Puncak Ekspirasi Petani Kentang dengan Paparan Pestisida Organofosfat. Semarang: Universitas Diponegoro. 2014.

25. Anonim. Peak Flow Meter. Sumber : http://www.medical-supermarket.com/. Diakses pada tanggal 3 Maret 2015.

26. Sastroamoro S, Isrnael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4 ed. Jakarta: CV. Sagung Seto. 2011.

27. Rosetya MI. Perbedaan Antara Nilai Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Olahraga Renang Selama dua Belas Minggu. Semarang: Universitas Diponegoro. 2011.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Gambar 1.Diagram boxplot nilai arus puncak ekspirasi pada kelompok pesenam aqua zumba  dan kelompok pesenam zumba

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian maka saran yang dapat diberikan kepada pihak bank bank anggota sampel penelitian yaitu : (1) Disarankan kepada bank

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa pengendalian pintu dan lampu rumah melalui sms berbasis atmega328p ini bekerja seperti apa yang

Berdasarkan latar belakang dan survai awal yang dilakukan pada tanggal 07 Maret 2014 peneliti ingin melakukan analisa sisa klor dan Candida albicans serta

Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Kulit Dan Mata Pada Pemakai Kolam Renang Hotel Di Wilayah Kota Yogyakarta.. Bacterial Indicators Of

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]

Dilihat dari kondisi aliran maka Sungai Bodri dapat digolongkan sebagai sungai perennial yaitu sungai yang sepanjang tahun mengalirkan air yang cukup,.. karena keadaan akuifer

[r]