827 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN
TRIANA KARTIKA SARI ANDRE D WITJAKSONO
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang, Surabaya 60231
E-mail: trianakartikasariss@gmail.com
Abstract: The medical service that ready to compete must have a good and effective human resource management system. It purpose is to increase the organizational commitment within an organization. This study aims to examine and analyze whether the influence of organizational culture on organizational commitment through job satisfaction in The Regional General Hospital (RSUD) Sidoarjo with a stratified random sampling with a sample of 97 respondents, using SEM Smart PLS 2.0 analysis techniques.The results showed that the 1). influence of organizational culture on organizational commitment is a positive and significant,2) a positive and significant of organizational culture on job satisfaction,3) job satisfaction on commitment organizational a positive and significant,4) positive and significant job satisfaction mediated in organizational culture and commitmen organizational.
Keywords: organizational culture, job satisfaction,and commitment organizational.
PENDAHULUAN
Budaya organisasi didefinisikan sebagai suatu kerangka kerja kognitif yang memuat sikap-sikap, nilai-nilai,
norma-norma dan
pengharapan-pengharapan bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota (Greenberg dan Baron, 2000).
Kepuasan kerja adalah masalah
yang sangat penting dalam
pelayanan medik dan merupakan suatu harapan yang ada pada diri sendiri yang kecenderungannya tidak nampak secara nyata, tetapi dapat mewujudkan suatu hasil pekerjaan. Telah diketahui bahwa masalah kepuasan kerja suatu pelayanan medik dipengaruhi banyak faktor, diantaranya, pekerjaan itu sendiri, gaji, peluang promosi, pengawasan dan kelompok kerja.
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari
organisasi organisasi lain (Robbins, 2007:88).
Penelitian yang dilakukan oleh Silverthorne (2004) untuk menguji
hubungan budaya organisasi,
kepuasan kerja dan komitmen
organisasi yang hasil menunjukkan
bahwa budaya organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja tetapi
budaya organisasi mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi karena
memiliki tingkat pengembangan
budaya yang berbeda.
Budaya oganisasi merupakan tingkah laku serta gejala sosial yang menunjukkan identitas dan citra suatu budaya organisasi sebagai bidang studi yang ditujukan untuk
memahami, menjelaskan, dan
akhirnya meningkatkan sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam
organisasi (Colquitt et al, 2009).
Budaya merupakan suatu hal penting yang harus dimiliki setiap organisasi,
828 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
medik dalam pelayanan publik
sebagai salah satu alat dalam mewujudkan sasaran dan target yang telah ditentukan. Dengan adanya
budaya, pelayanan medik akan
mampu menyamakan dan
menyatukan pikiran-pikiran seluruh karyawan dalam suatu visi dan misi yang kemudian memunculkan suatu aktivitas yang bermanfaat dalam mengembangkan dan memajukan pelayanan medik.
Budaya organisasi adalah
suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi
aturan yang digunakan sebagai
pedoman dalam berfikir dan
bertindak dalam mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh
menjadi kuat mampu memacu
organisasi kearah perkembangan
yang lebih baik.
Setiap organisasi pasti
mempunyai suatu budaya yang
antara satu organisasi dengan yang lain memiliki sisi unik tersendiri. Budaya mewakili nilai moral yang disepakati dan dijadikan pedoman oleh setiap anggota organisasi untuk bersikap. Greenberg dan Baron (2000)menyatakan budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota organisasi.
Penelitian ini bertujuan, (1) untuk menganalisis pengaruh budaya
organisasi terhadap komitmen
organisasi,(2) untuk menganalisis
pengaruh budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja, (3) untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi, (4) untuk menganalisis pengaruh
budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi melalui
kepuasan kerja.
KAJIAN PUSTAKA Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang
dianut oleh anggota-anggota
organisasi yang membedakan
organisasi itu dari
organisasi-organisasi lain (Robbins, 2007:88). Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi
aturan yang digunakan sebagai
pedoman dalam berfikir dan
bertindak dalam mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh
menjadi kuat mampu memacu
organisasi kearah perkembangan
yang lebih baik.
Menurut Sutrisno (2011:2)
mendefinisikan budaya organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi , atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh
para anggota suatu organisasi
sebagai pedoman perilaku dan
pemecahan masalah-masalah
organisasinya. Suatu kerangka kerja kognitif yang memuat sikap-sikap,
nilai-nilai, norma-norma dan
pengharapan-pengharapan bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota organisasi (Greenberg dan Baron, 2000).
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan sebelumnya dapat dijelaskan bahwa budaya organisasi dapat diukur dengan indikator (1) konsistensi, (2) keterlibatan, (3) misi, (4) budaya adaptasi (Rondeau dan Wagar, 2000), serta (1) birokrasi, (2) inovatif, (3) pendukung (Silverthorne, 2004).
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginan untuk
829 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
mempertahankan kenaggotaanya
dalam organisasi menurut Robbins dan Judge (2003:115), keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu dalam meyakinkan dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi, dengan kata lain hal ini merupakan sikap yang loyalitas karyawan pada setiapp organisasi dan proses berkelanjutan
di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya
terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.
Meyer dan Allen (1991) merumuskan suatu definisi mengenai
komitmen dalam berorganisasi
sebagai suatu konstruk psikologis
yang merupakan karakteristik
hubungan anggota organisasi
dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dijelaskan bahwa komitmen
organisasi dapat diukur melalui
indikator (1) kepercayaan, (2)
kemauan, (3) keinginan (Anari,
2012), sedangkan penelitian menurut Silverthorne ( 2004) dapat diukur dengan indikator (1) kerja keras, (2) kerja sama karyawan, (3) kreatifitas, (4) hasil kerja kualitas baik, (5) komitmen terhadap organisasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan
pengukuran indikator dari penelitian Silvethorne (2004), karena penelitian tersebut dilakukan di perusahaan jasa yang dimana juga diterapkan di Rumah Sakit yang ingin diteliti.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja karyawan
merupakan suatu tingkat
kenyamanan seorang pekerjaannya dalam perasaan senang atau tidak senang yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Menurut Robbins (2007:101) sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya
seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan itu. Seorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang antara banyak ganjaran yang diterima seseorang pekerja dan banyaknya yang mereka
kini seharusnya mereka terima
(Robbins dan Judge, 2003:102). Wexley dan Yulk 1992 (dalam Waridin dan Masrukhin (2006)
menyatakan kepuasan kerja
merupakan sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya.
Masing-masing individu memiliki
tingkat kepuasan berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
dalam dirinya. Semakin banyak
aspek yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya. Dari deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya dengan
mempertimbangkan aspek yang ada
didalam pekerjaannya sehingga
timbul dalam dirinya suatu perasaan senang atau tidak senang terhadap situasi kerja dan rekan sekerjanya. Apa yang dirasakan individu tersebut dapat positif atau negatif tergantung dari persepsi terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Budaya organisasi, Kepuasan kerja dan Komitmen organisasi
Penelitian Lund (2003)
menguji pengaruh dampak budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, dalam pelayanan publik di Amerika
Serikat, hasilnya menjelaskan
tentang budaya organisasi bahwa dalam anggota organisasi yang terlibat dalam kelompok ditujukan
pada organisasi keperawatan.
830 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
organisasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian Silverthorne (2004)
melakukan penelitian dampak
budaya organisasi pada komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja di Taiwan. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa budaya
organisasi adalah variabel yang memiliki dampak positif signifikan pada kepuasan kerja, dan juga
budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi berpengaruh
positif signifikan. Penelitian ini
menggunakan sampel kecil pada karyawan.
Anari (2012) hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara
kecerdasan emosional dan kepuasan kerja, antara kecerdasan emosional
dan komitmen organisasi, dan
kepuasan kerja memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.
Berdasarkan telaah teoritis dan telaah empiris, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh budaya
organisasi terhadap komitmen organisasi di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD)
Sidoarjo.
H2 : Ada pengaruh budaya
organisasi terhadap
kepuasan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.
H3 : Ada pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi
di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sidoarjo.
H4 : Ada pengaruh budaya
organisasi terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.
METODE
Adapun penelitian tentang
budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi melalui
kepuasan menggunakan jenis
penelitian kausalitas dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menguji hipotesis yang telah ada
untuk mencari kebenaran dari
hipotesis tersebut. Populasi
sebanyak 130 karyawan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sidoarjo, dengan sampel 97
karyawan berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan 1970 (dalam Sekaran,
2007b:58) pertimbangan margin of
error sebesar 5% dengan confidence level sebesar 95%.
Teknik pengambilan sampel
dengan probability sampling jenis
stratified random sampling berdasarkan divisi pada perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert 1-5 mulai dari kategori sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung pada objek penelitian, kuesioner atau angket yaitu dengan melampirkan
pernyataan-pernyataan yang
membahas variabel yang diteliti dengan dua bagian profil responden dan isi pernyataan, dan yang ketiga adalah dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, sejarah berdiri
perusahaan, visi, misi, struktur
organisasi, jumlah karyawan,
agenda, notulen rapat, dan
sebagainya.
Penelitian ini menggunakan variabel yang dikelompokan menjadi variabel independen yaitu variabel
budaya organisasi, variabel
dependen yaitu variabel komitmen organisasi dan variabel mediasi yaitu kepuasan kerja.
Budaya organisasi adalah
831 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
berfungsi sebagai dasar sistem
manajemen organisasi, dan juga praktek manajemen dan perilaku yang membantu dan memperkuat prinsip dasar tersebut. Indikator yang digunakan diambil dari beberapa
penelitian terdahulu disesuaikan
dengan obyek yang diteliti, yaitu (1) misi, (2) konsistensi, (3) adaptabilitas, (4) pelibatan (Rondeou, 2000).
Kepuasan kerja adalah
perasaan setiap karyawan dalam menjalani pekerjaanya sehari-hari dalam perusahaan. Indikator yang digunakan diambil dari beberapa
penelitian terdahulu disesuaikan
dengan obyek yang diteliti yaitu, (1)
kepuasan terhadap gaji, (2)
kepuasan terhadap promosi, (3) kepuasan terhadap rekan kerja, (4) kepuasan terhadap atasan (Bellou, 2010).
Komitmen organisasi adalah hasrat karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan. Indikator yang digunakan diambil dari beberapa
penelitian terdahulu disesuaikan
dengan obyek yang diteliti yaitu, (1)
kepercayaan, (2) kemauan, (3)
keinginan. (Silvethrone, 2004).
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dengan skala likert,
dokumentasi dan wawancara.
Pembagian angket ini dilakukan untuk mendapatkan data karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terkait dengan variabel yang diteliti.
Dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan atau mencari data-data yang sudah dibukukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sidoarjo. Data-data yang digali
adalah profil perusahaan (visi dan misi, sejarah, struktur organisasi) dan
jumlah karyawan. Wawancara
dilakukan kepada kepala bagian yang terdapat pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sidoarjo.
Wawancara ini hanya sebagai
pelengkap data yang tidak bisa digali dari angket dan dokumentasi. ujia
keandalan data menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas data dengan bantuan program SEM Smart PLS 2.0.
Teknis analisis data
menggunakan statistik inferensial
parametrik analisis kausalitas dengan SEM (Structural Equation Modelling)
yang dioperasikan software Smart
PLS (Partial Least Square) 2.0, dengan sebelumnya melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen dapat dikatakan valid dengan item pernyataan diatas 0.70, tetapi masih diberi toleransi pada model tahap
pengembangan yaitu 0.50 – 0.60
(Ghozali, 2006:115). Sedangkan nilai Cronbach’s Alpha apabila lebih besar atau sama dengan 0.6 dinyatakan reliabel atau terpercaya.
Teknik analisis dalam
penelitian ini yaitu : analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif yang menggunakan statistic
rata-rata (MEAN) dengan katagori
Three-box-Methode. Analisis inferensial yang menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan bantuan
software SMART PLS. Hasil uji
validatas dan reabilitas dapat dilihat bahwa uji validitas dengan indikator misi dengan scor 0,747, konsistensi dengan scor 0,753, adaptabilitas dengan scor 0,850, dan pelibatan dengan scor 0,793 sedangkan untuk variabel komitmen organisasi dengan indikator kepercayaan dengan scor 0,873, kemauan dengan scor 0,865, keinginan dengan scor 0,947, dan sedangkan variabel untuk kepuasan kerja dengan indikator kepuasan
terhadap gaji 0,856, kepuasan
terhadap promosi 0,913, kepuasan
terhadap rekan kerja 0,813,
kepuasan terhadap atasan 0,811
berdasarkan uji validitas bahwa
semua outer loding diatas 0,50, hal
ini juga dapat disimpulkan bahwa
variabel mempunyai adanya
discriminant validity yang
baik.Composite reliability adalah baik jika nilainya diatas 0.70. berdasarkan
832 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013 untuk semua variabel lebih besar dari
0.70. Dengan indikator budaya
organisasi 0,866, kepuasan kerja
0,912 dan komitmen organisasi
0,924. Dengan demikian model
variabel tersebut telah memenuhi composite reliability. AVE ≥ 0,50 dan
cronbachs alpha > 0,60 yang
menunjukkan variabel memiliki
reliabilitas yang baik, ini berarti
variabel memiliki discriminant validity
yang tinggi. HASIL
Hasil analisis PLS dalam penelitian ini meliputi outer model
(convergent validity dan composite
reliability) dan outer loading (analisis R-square dan uji kausalitas). Untuk convergent validity dapat diketahui
dari hasil outer loading. Hasil outer
loading menunjukan bahwa seluruh indikator dari masing-masing variabel
penelitian mempunyai nilai outer
loading lebih dari 0,5, sehingga seluruh indikator merupakan bagian
dari variabel. Hasil composite
reliability untuk indikator dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,70, sehingga variabel tersebut telah memenuhi composite reliability.
Hasil inner model dapat
diketahui dari analisis R-square, uji relevansi predikdi dan uji kausalitas.
Berdasarkan pengolahan data
dengan PLS, dihasilkan nilai R-square kepuasan kerja sebesar 48% yang berarti besarnya pengaruh
budaya organisasi terhadap
kepuasan kerja sebesar 48%,
sedangkan sisanya sebesar 51% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai R-square komitmen organisasi sebesar 57% yang berarti besarnya pengaruh
budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi sebesar 57%, sedangkan sisanya sebesar 43% dipengaruhi oleh faktor lain.
Untuk uji kausalitas dapat dijelaskan dengan gambar berikut:
Gambar 1 Diagram Path
Berdasarkan gambar 1 dapat dijelaskan hasil estimate inner weight untuk pengaruh budaya organisasi
terhadap komitmen organisasi,
menunjukan nilai koefisien estimate yang positif sebesar 0,232 dan nilai T-statistik 2,119 lebih besar dari 1,96, sehingga menunjukan ada pengaruh
yang signifikan. Untuk hasil estimate
inner weight untuk pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, menunjukan nilai koefisien estimate yang sebesar 0,697 dan nilai T-statistik 13,836 lebih besar dari 1,96, sehingga menunjukan ada pengaruh
yang signifikan. untuk hasil estimate
inner weight untuk pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi, menunjukan nilai
koefisien estimate yang positif sebesar 0,571 dan nilai T-statistik 6,217 lebih besar dari 1,96, sehingga menunjukan ada pengaruh yang signifikan.
PEMBAHASAN
Pembahasan yang akan
disajikan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi.
Berdasarkan distribusi
jawaban responden yang telah
dilakukan dalam penelitian ini
didapatkan indikator perbedaan pendapat tentang budaya organisasi memperoleh nilai rata-rata tertinggi
833 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
dari indikator yang membentuk
komitmen organisasi lainnya.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa indikator perbedaan pendapat tentang budaya organisasi lebih kuat membentuk komitmen
organisasi dibandingkan indikator
lainnya. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan pendapat tentang budaya organisasi, menjadikan diri karyawan lebih mampu menerapkan budaya yang dapat memberikan rasa
konsistensi terhadap semua
karyawan dengan adanya sistem belajar dalam pemecahan masalah dengan adamnya sistem yang sudah diterapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.
Pengaruh Budaya organisasi
dalam penelitian diukur dengan
empat indikator yaitu misi,
konsistensi, pelibatan, dan adaptasi.
Dari hasil pengujian hipotesisi
diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi yang berarti bahwa semakin tinggi budaya organisasi akan meningkat komitmen organisasi di pelayanan medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sidoarjo mampu
menerapkan budaya organisasi yang dapat memberikan rasa konsistensi terhadap semua karyawan dengan adanya sistem belajar pemecahan masalah dengan adanya sistem yang diterapkan di rumah sakit. Sehingga
memberikan kontribusi besar
terhadap karyawan terhadap interaksi dan komunikasi karyawan dengan kemauan karyawan untuk berusaha
di atas batas normal untuk
mensukseskan pelayanan publik. Dari hasil analisis penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilalukan oleh Rondeau (2000) yang
menyatakan budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
Pengaruh Budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan
empat indikator yaitu misi,
konsistensi, pelibatan dan adaptasi
sedangkan untuk pengukuran
kepuasan kerja ada empat indikator
yaitu kepuasan terhadap
gaji,kepuasan terhadap promosi,
kepuasan terhadap rekan kerja, dan kepuasan terhadap atasan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja yang berarti bahwa semakin tinggi budaya organisasi akan meningkat kepuasan kerja karyawan.
Penerapan budaya organisasi pada rumah sakit dimana kepuasan
terhadap rekan kerja dengan
pernyataan kesedian karyawan untuk bekerja sama dengan karyawan
bagian lain dalam memberikan
pelayanan medik dengan baik
dimana dalam kesedian karyawan lain dengan rekan sekerja untuk hubungan antara pegawai lain baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya oleh sebab itu rekan sekerja yang mendukung dapat
mendapatkan lebih dari pada
sekedar uang dan prestasi yang berwujud dari dalam kerja.
Dari hasil analisis penelitian ini
berbeda dengan penelitian dari
Bellou (2010) yang menyatakan budaya organisasi tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini
menunjukan bahwa budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja pengaruh positif signifikan karna konsistensi dalam misi rumah sakit
adalah kepuasan karayawan
terhadap kebijaksanaan dengan
adanya kepuasan kerja.
Pengaruh Kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
Berdasarkan distribusi
jawaban responden yang telah
834 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013 didapatkan indikator perbedaan
pendapat tentang kepuasan kerja memperoleh nilai rata-rata tertinggi
dari indikator yang membentuk
komitmen organisasi lainnya.
Keinginan dimana pernyataan tersebut menjelaskan tentang alasan utama tetap bekerja di (RSUD) karena loyalitas terhadap pelayanan medik yaitu karena karyawan terikat kontrak bagi karyawan non PNS di
rumah sakit dimana
mempertahankan keanggotaan
dalam organisasi dan berusaha untuk pencapaian tujuan yang diinginkan atau dedikasi untuk rumah sakit juga, bagi karyawan merasa di rumah sakit kerjanya tidak terlalu diforsir jadi
mereka merasa nyaman terikat
dengan bekerja di rumah sakit tersebut.
Hasil penelitian ini menerima dengan penelitian Quresi et al. (2011) yang sesuai dengan menemukan bahwa faktor-faktor yang meningkat dan mengurangi kepuasan kerja akan
berpengaruh dengan komitmen
organisasi, tetapi tidak menerima dengan penelitian Anari (2012) yang
menyatakan tidak signifikan
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dilihat dengan perbedaan jenis kelamin.
Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan
Budaya Organisasi dalam
penelitian ini mempunyai empat
indikator yaitu misi, pelibatan,
konsisten, dan adaptasi.
Berdasarakan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Budaya Organisasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap komitmen organisasi..
Perbandingan pengaruh
langsung dan tidak langsung
menunjukan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
(0.97884) lebih besar dari pada
pengaruh budaya organisasi
terhadap komitmen organisasi
(0.232091) pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sidoarjo. Hal
tersebut menunujukan bahwa
kepuasan kerja memediasi pengaruh antara budaya organisasi terhadap komitmen organisasi.
Berdasarkan distribusi
jawaban responden pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo didapatkan indikator kepuasan
terhadap gaji memiliki skor rata –
rata tertinggi dibandingkan dengan indikator lain. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang ada di rumah sakit umum daerah (RSUD)
Sidoarjo melihatkan bagaimana
sistem kebijaksanaan dalam
penggajian sesuai dengan jabatan yang dimiliki, karyawan satu dengan
karyawan lain tidak dibedakan
karena dalam sistem penggajian sendiri sudah sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dari setiap karyawan.
Penelitian ini mendukung
penelitian Silverthorne (2004) yang menyatakan kepuasan kerja sangat
berpengaruh dengan budaya
oragnisasi dan komitmen organisasi. Karena suatu nilai budaya yang diperoleh atau dikembangkan oleh organisasi denga pola kebiasaan dalam suatu keadaan dimana seorang individu memihak pada suatu organisasi agara tujan tersebut dapat bertindak dalam mencapai tujuan organisasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan yaitu :
(1) Budaya Organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi, (2)
Budaya Organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Kerja, (3) Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan
835 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013 terhadap Komitmen Organisasi, (4)
Kepuasan Kerja memediasi pengaruh
budaya Organisasi terhadap
kepuasan kerja. SARAN
Dari simpulan diatas maka peneliti menyarankan beberapa hal yaitu :
Pihak manajemen Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo
disarankan untuk meningkatkan
efektivitas adaptasi penilaian kinerja
dengan memberikan dukungan
organisasi terhadap karyawan
sebagai bentuk apresiasi atas
kontribusi karyawan terhadap
penyelenggaraan penilaian kinerja yang menggabungkan penilaian baik dari, rekan sejawat, bawahan, serta sosialisasi hasil penilaian secara
konsisten (setelah dilakukan
penilaian) kepada seluruh anggota organisasi baik pimpinan maupun
karyawan, sehingga dapat
memberikan umpan balik yang tepat kepada karyawan.
Kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo dapat ditingkatkan dengan lebih memberikan kepercayaan atau kesediaan karyawan untuk dapat
bekerja sama dengan rekan
sekerjanya dalam menyelesaikan
tugas kegiatan organisasi dari rumah sakit tersebut. Selama ini karayawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo lebih sering menyelesaikan
masalah secara individual atau
dikerjakan sendiri sehingga karyawan kurang merasa percaya diri jika menyelesaikannya sendiri, padahal kebersamaan dalam mengerjakan
tugas jika bersama-sama akan
segera selesai dalam keaktifan
kegiatan organisasi.
Komitmen organisasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo dapat ditingkatkan dengan lebih memberikan rasa keinginan setiap
karyawan untuk bisa menjaga
kebersamaan dengan karyawan satu
dengan karyawan lain untuk
membuat suatu organisasi di
pelayanan publik berjalan dengan baik agar tercipta suatu tujuan yang diinginkan di organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anari Nahid, 2012. “Teachers:
emotional intelligence, job
satisfaction and organizational
commitment Journal of
Workplace Learning Vol.24No. 4,pp.256-269.
Bellou Victoria, 2010. “Organizational
culture as a predictor of job satisfaction: the role of gender and age”Career Development International Vol. 15 No. 1,pp. 4-19.
Colquitt,Jason A.Jeffery A. LePine
dan Michael J.Wesson
2009.”Organization Behavior:
Improving Performance and
Commitment in the Workplace. New York: The McGraw-Hill
Com., Inc” Leadeship &
Organization Development Journal. Vol. 3 No.4, pp 642-657.
Ferdinand Augusty, 2006 Metode
Penelitian Manajemen. Edisi
Pertama. Semarang
:Unirvesitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20). Edisi Kedua Semarang: Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro.
Greenberg, Jerald dan Baron,
Robert A. 2000,
“Assesing
Construct
Validity
in
Organizational
Researh”
Administrative
Scince
Quartely
, Vol. 7 No. 3, pp.
365-373.
Hetami, AdietyaArie. 2008. “Pengaruh motivasi,
kemampuan dan disiplin
terhadap kinerja karyawan pada
sebuah persero asuransi”,
Jurnal Ekonomidan Bisnis, Vol. 6 No. 2, hal. 66-81.
836 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3 Mei 2013
Lund, B. Daultram. 2003.
“Organization Culture and
Job satisfaction” Journal
of Business Industrial Marketing. Vol. 18No. 3 pp 219-236. Mangkunegara, A.P. 2008.
Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Meyer,J.P. and Allen, N. J. 1996. “A
three component
conceptualization of
organizational commitment”.
Human Resource Management Review, No.1, pp. 61–89
Meyer, J.P. and Allen, N.J. 1991, “Testing the side-bet theory of
organizational commitment: some methodological considerations”.Organizational Behaviour and HumanPerformance“,Vol.17, No.15 pp. 375-98.
Qureshi, Khansan Hayat, Mehwish Ali, & Nosheen Sarwat. 2011.”
Impact of Job
Satisfaction and
Organizational Commitment on
Employee Performance,
Evidence from Pakistan”.
Institute of Interdisciplinary Business
Research.Vol.3No.4,pp.642-657.
Robbins, Stephen P dan Judge A
Timothy. 2003. Perilaku
Organisasi, Jakarta : Salemba
empat edisi :12, Buku:2,
Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku
Organisasi: Konsep
Kontroversi, Aplikasi.Edisi
terjemahan. Jilid Satu. Jakarta: PT .Prenhallindo.
Rondeau KV and Wagar TH.
2000,“The role of
organizational culture
International”. Journal of
Leadership Quality Assurance .
Vol. 12 No.3 pp. 14-22.
Sekaran, Uma. (2007b). Metodologi
Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4
Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Silverthorne Collin. (2004) “The impact of organizational culture and person-organization fit on organizational commitment and
job satisfaction in Taiwan”
The Leadership & Organization Development Journal. Vol. 25 No. 7, pp. 592-599.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi:
pertama Cetakan: Ketiga
Jakarta : Kencana.
Waridin Arifin dan Masrukhin Samsul,
(2006),“Pengaruh Motivasi
Kerja, Kepuasan Kerja,Budaya Organisasi, dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja
Pegawai”, Ekobis, Vol.7 No.2. pp. 725-730.