• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.Landasan Teori

Plot adalah alur atau jalan cerita. Alur ini akan mengantarkan lakon menjadi semakin menarik. Tanpa garapan alur yang matang, drama sering terasa memuakkan. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang zig-zag. Hal ini tergantung kemampuan penulis naskah menata alur, hingga menciptakan suasana drama yang mengalir. Drama yang bagus dibangun atas plot yang tidak membosankan. Plot adalah lakon atau kisahan yang mengulur drama. Plot yang bagus adalah yang selalu “menunda” kejadian sampai akhir drama. Suwardi (2011:24).

Plot dalam pertunjukan teater mempunyai kedudukan yang penting. Hal ini berhubungan dengan pola peradeganan dalam permainan teater dan merupakan dasar struktur irama keseluruhan permainan. Plot dapat dibagi berdasarkan babak dan adegan atau berlangsung terus tanpa pembagian. Plot merupakan jalannya peristiwa dalam lakon yang terus bergulir hingga lakon tersebut selesai. Santosa (2008:64).

Stanton dalam Burhan (2012:113) misalnya, mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain. Kenny dalam Burhan (2012:113) mengemukakan bahwa plot sebagai

(2)

peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.

Sebelum memaparkan plot, Kernodle mengingatkan dalam pengantarnya, bahwa pada dasarnya, sebuah drama berarti sesuatu yang terjadi (a drama means something happening) kata ini dalam bahasa yunani berarti sesuatu yang dikerjakan sebagai tindakan (something done).

“Drama bukanlah sebangsa naratif, deskripsi, atau analisis. Ia adalah sesuatu yang sesungguhnya menakutkan di depan mata kita. Setiap momen dalam drama seolah penuh dengan janji dan ancaman, tetapi sekaligus pula mengandung masa depan. Dalam drama terdapat penangguhan; suspense yang berat; munculnya momen kritis dan penentuan nasib; pemilihan keputusan; serta adanya sebuah ‘pintu’ yang tertutup selamanya”. (Kernodle, 1966:345)

Oleh karena itu,drama sering disebut sebagai seni krisis yang membangun perkembangan peristiwa demi peristiwa secara bertahap, sekaligus mampu menciptakan perubahan emosi penikmatnya secara cepat. Sebagai seni yang paling terkonsentrasi dan intens, drama memperoleh sebagian besar intensitasnya dari plot.

Plot menurut Hudson, terbentuk oleh “events and action”, kejadian-kejadian dan laku. Insiden-insiden itu muncul atas gerakan, adanya tindakan yang sering dinamakan akting. Akting juga disebut laku. Laku secara fisik, muncul dalam gerak di pentas. Namun drama juga perlu laku batin, penjiwaan. Gejolak batin, adalah laku yang akan mewarnai drama. Laku itu sebuah dramatik.

(3)

Secara sederhana plot dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu simple plot (plot yang sederhana) dan multi plot (plot yang lebih dari satu). Simple plot atau plot yang sederhana adalah lakon yang memiliki satu alur cerita dan satu konflik yang bergerak dari awal hingga akhir. Simple plot ini terdiri dari plot linear dan plot linear-circular. Plot linear adalah alur cerita mulai dari awal sampai akhir cerita bergerak lurus sedangkan linear-circular adalah alur cerita di mulai dari awal sampai akhir bergerak lurus secara melingkar sehingga awal dan akhir cerita akan bertemu dalam satu titik.

Multi plot adalah lakon yang memiliki satu alur utama dengan beberapa sub plot yang saling bersambungan. Multi plot ini terdiri dari dua tipe yaitu alur episode atau episodic plot dan alur terpusat atau concentric plot. Alur episode adalah alur atau plot cerita yang terdiri dari bagian perbagian secara mandiri, dimana setiap episode memiliki alur cerita sendiri. Setiap episode dalam lakon tersebut sebenarnya tidak ada hubungan sebab akibat dalam rangkaian cerita, tema dan tokoh. Tapi, pada kahir cerita alur yang terdiri dari episode ini akan bertemu. Sedangkan alur terpusat adalah cerita lakon yang memiliki beberapa plot yang berdiri sendiri, di mana pada akhir cerita semua tokoh yang terlibat dalam cerita yang terpisah tadi akhirnya menyatu guna menyelesaikan cerita. Plot-plot yang ada dalam cerita tersebut memiliki permasalahan yang harus diselesaikan. Santosa (2008:66-67).

Struktur dramatik adalah suatu kesatuan peristiwa yang terdiri dari bagian-bagian yang memuat unsur-unsur plot. Rangkaian ini berstruktur dan saling

(4)

memelihara kesinambungan cerita dari awal sampai akhir. Struktur adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang kalau diantara bagiannya diubah atau dirusak akan berubah atau rusaklah seluruh struktur itu. Struktur dramatik Aristoteles terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling tunjang menunjang oleh karena itu tidak dapat dipisah-pisahkan tanpa merusak struktur itu secara keseluruhan. Adapun bagian-bagian itu adalah eksposisi, komplikasi, klimaks dan resolusi.

- Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Sesuai dengan kedudukannya, eksposisi berfaal sebagai pembuka yang memberikan penjelasan atau keterangan berbagai hal yang diperlukan untuk dapat memaahami peristiwa-peristiwa berikutnya dalam cerita. Keterangan-keterangan itu dapat mengenai tokoh-tokoh cerita, masalah yang timbul, tempat dan waktu ketika cerita terjadi dan sebagainya.

- Bagian komplikasi atau penggawatan merupakan lanjutan dari eksposisi dan peningkatan daripadanya. Di dalam bagian ini, salah seorang tokoh mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu tidak pasti. Dengan demikian timbullah kegawatan. - Klimaks adalah tahapan peristiwa dramatik yang telah di bangun oleh

konflik.

- Resolusi dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh parkarsa tokoh. Resolusi juga disebut pemecahan problem. Resolusi akan terjadi

(5)

peleraian masalah. Dari sini drama sudah dapt diketahui ending-nya kemana dan apa yang hendak disampaikan dalam permainan drama. Resolusi sebaiknya tidak menimbulkan banyak pertanyaan yang janggal. Oleh karena itu logika perlu selalu ditimbulkan dalam pemecahan masalah.

Seorang dramawan menyusun plot untuk mencapai beberapa tujuan. Yang terpenting diantaranya ialah untuk mengungkapkan buah pikirannya. Membaca atau menonton cerita itu seseorang dapat mengambil beberapa kesimpulan. Misalnya masalah, pendapat dan pesan pengarang itulah yang merupakan buah pikiran pengarang. Buah pikiran itu pula yang melalui plot hendak diungkapkannya. Sebenarnya, buah pikiran seseorang tidak perlu diungkapkan melalui plot. Buah pikiran itu dapat saja diungkapkan dalam bentuk khotbah, karangan ilmiah, dan sebagainya. Justru karena melalui plot, maka pengungkapan buah pikiran itu menghasilkan karya sastra drama. Itulah sebabnya kedudukan plot sangat penting dalam sastra drama, karena tanpa penggunaan plot, sastra drama tidak tercipta. Dapat dipahami jika Aristoteles menyatakan bahwa plot adalah ruh drama.

Ada unsur- unsur yang terkandung dalam drama yaitu suspense dan surprise. Suspense menyaran pada adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang di beri rasa simpati oleh pembaca Abrams dalam Burhan (2012:134). Suspense tidak semata-mata berurusan dengan perasaan ketidaktahuan pembaca terhadap kelanjutan cerita,

(6)

melainkan lebih dari itu, ada kesadaran diri yang seolah-olah terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dialami tokoh cerita. Unsur suspense bagaimanapun akan mendorong, menggelitik dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawab rasa ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita. Plot sebuah cerita yang menarik, disamping mampu membangkitkan suspense, rasa ingin tahu pembaca juga mampu memberikan surprise atau kejutan, sesuatu yang bersifat mengejutkan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan member kejutan jika sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan harapan kita sebagai pembaca Abrams dalam Burhan (2012:136). Jadi, dalam karya itu terdapat suatu penyimpangan, pelanggaran atau pertentangan antara apa yang ditampilkan dalam cerita.

2.2 Biografi Pengarang

Utuy Tatang Sontani lahir di Cianjur, 1 Mei 1920 dan meninggal di Moskwa 17 September 1979 adalah seorang sastrawan angkatan 1945 yang terkemuka. Karyanya yang pertama adalah Tambera (versi bahasa sunda 1937), novel berlatar sejarah di kepulauan Maluku pada abad ke-17. Novel ini pertama kali dimuat dalam Koran daerah berbahasa sunda Sipatahoenan dan Sinar Pasundan pada tahun yang sama. Setelah itu Utuy menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Orang-orang sial (1951), yang diikuti oleh cerita-cerita lakonnya yang membuatnya terkenal. Lakon pertamanya adalah Suling dan Bunga Rumah Makan pada tahun 1948. Lakon-lakonnya yang terkenal diantaranya Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain

(7)

(1954), Di langit Ada Bintang (1955), Sangkuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959) dan Tak Pernah Menjadi Tua (1963).

Sebelum tahun 1965, Utuy pernah ke Peking (Beijing) untuk berobat. Kemudian dari sana ia perg ke Uni Soviet serta mengajar pada institut bahasa-bahasa timur di Moskow. Menurut Ajip, pada awal 1960-an Utuy memutuskan untuk masuk Lerka/PKI. Tindakan ini oleh Ajip Rosidi disebut sebagai sebuah pembelokan dalam perjalanan hidup Utuy, sebab sebelum itu dalam drama-dramanya ia sangat menonjolkan sifat individualistis yang tidak sesuai dengan paham Lekra. Dramanya Sajang Ada Orang Lain misalnya menampilkan tragedi yang terjadi karena adanya campur tangan orang lain kedalam kehidupan rumah tangga seseorang. Tentang motivasi Utuy masuk Lekra, Ajip mengatakan bahwa kesulitan ekonomilah yang mendorong ia mengambil langkah tersebut.

Utuy mungkin merupakan pengarang yang paling mahir diantara pengarang-pengarang seangkatannya. Ia mempunyai perasaan yang tajam terhadap proporsi dan ia berhasil dalam mencekam perhatian lewat variasi dan kontras, terutama drama-dramanya seringkali menjulang berkat komposisinya yang terampil. Gaya bahasanya hidup dan menarik. Untuk Sontani, humor dan ironi merupakan senjata yang kuat. Senin 17 September 1979, pengarang terkemuka tersebut wafat di Moskow, Uni Soviet (Rusia) akibat serangan jantung. Almarhum meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.

Referensi

Dokumen terkait

When the analysis used rainfall record from Jabiru airport (Figure 5a), the infiltration terminates at the end of rainfall and the slope is possible remaining stable along

Maksud dan tujuan penerapan peraturan yang baru dengan menerapkan pajak final adalah untuk memudahkan pengendalian pendapatan negara melalui pemantauan omzet tiap

Variabel yang digunakan pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Tanggapan Siswa tentang Penggunaan Kata Sapaan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ngarum 2

Nilai adalah alat untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat

Sebuah diagram Voronoi adalah metode dekomposisi suatu daerah. Asumsikan ada satu set node N dikerahkan di suatu daerah tanpa hambatan, diagram Voronoi akan

Kesalahan ini terjadi karena pada penulisan aksara Latin, fonem ê, è, dan é hanya dituliskan dengan lambang fonem e saja. Siswa masih belum bisa membedakan kata atau kalimat

No.. Muaro Jambi sebanyak 330 ton, maka bisa dipastikan tidak sulit bagi UPI Muaro Jambi untuk memenuhi pasokan bahan abku. Jumlah tersebut pun didapatkan jika pasokan