• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Banggai Kepulauan Spek bangunan Pasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Banggai Kepulauan Spek bangunan Pasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Spesifikasi Teknik Bangunan

SPESIFIKASI TEKNIK

BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini adalah pelaksanaan pekerjaan yang ada pada Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dan Kegiatan Pembangunan Pasar Perdesaan Tahun Anggaran 2015.

2. Pekerjaan Persiapan

2.1 Setelah Surat Perintah Kerja diterbitkan oleh Penguna Anggaran, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat Direksi Keet (Kantor Direksi) dengan menggunakan bahan-bahan sederhana dan berukuran sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan.

2.2 Kantor Direksi tersebut harus dilengkapi dengan peralatan tulis kantor yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

2.3 Untuk menampung tenaga kerja dan penyiapan bahan-bahan material yang diperlukan, kontraktor harus membuat barak kerja dan gudang material yang memenuhi persyaratan.

2.4 Kantor Direksi, barak kerja dan gudang material menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor untuk dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan.

2.5 Kontraktor membuat Papan Nama Proyek yang berukuran 1 x 1.50 m terbuat dari bahan tripleks yang mencantumkan antara lain :

a. Nama Departemen/Instansi pemberi tugas. b. Nama Proyek dan Jenis Pekerjaan

c. Sumber Dana dan Tahun Anggaran d. Harga Borongan dan Waktu Pelaksanaan

e. Nama Konsultan Perencana dan Pengawasan (bila ada) f. Nama Perusahaan (Kontraktor) Pelaksana.

3. Pekerjaan Pembersihan

3.1 Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengadakan pembersihan lokasi dari rumput, semak-semak dan tumbuhan lainnya, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan yang diperkirakan dapat mengganggu jalannya pekerjaan.

3.2 Tanah-tanah yang berbukit harus diratakan, tanah humus pada permukaan tanah pada garis bangunan harus dikupas. Dan tanah hasil kupasan harus dibuang dari lokasi pekerjaan.

(2)

Spesifikasi Teknik Bangunan

3.4 Jika pada lokasi halaman pekerjaan terdapat konstruksi atau jaringan dan fasilitas yang masih berfungsi seperti pipa jaringan air, kabel-kabel tiang-tiang listrik maka kontraktor harus melindunginya agar tidak terjadi kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan.

4. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank.

4.1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sekaligus untuk seluruh site, agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset serta untuk menjaga kemungkinan perubahan atau pergeseran sesuai keadaan lapangan.

4.2 Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, maka pengukuran harus dilaksanakan dengan menggunakan waterpass atau alat ukur theodolite.

4.3 Sebelum papan bouwplank dipasang, terlebih dahulu papan yang akan digunakan diserut hingga rata dan halus.

5. Gambar dan Ukuran

5.1 Denah, tampak dan potongan dinyatakan dalam gambar rencana arsitektur dan struktur dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran-ukurannya.

5.2 Apabila terdapat ketidak jelasan ukuran pada gambar, maka kontraktor wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi / Pengawas lapangan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

6. Pengadaan Bahan Bangunan.

6.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dilokasi pekerjaan hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar rencana.

6.2 Cara dan tempat penyimpanan bahan-bahan tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas lapangan.

6.3 Bahan bangunan yang dipakai adalah bahan bangunan yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun dalam gambar rencana.

6.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, maka sebelum diadakan penggantian kontraktor harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan.

6.5 Penggantian bahan bangunan tersebut minimal harus setara kualitasnya dengan bahan bangunan yang diganti.

(3)

Spesifikasi Teknik Bangunan

7. Pekerjaan Galian

7.1 Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan galian ini meliputi galian untuk pondasi, saluran dan septictank serta galian lainnya sebagaimana tertera dalam gambar.

7.2 Pelaksanaan.

a. Pada galian tanah untuk pondasi, dimensinya minimal sama dengan gambar dan maksimal mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi 2 x dimensi yang telah ditentukan maka Direksi/Pengawas lapangan dapat mengambil kebijakan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatannya.

b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1 meter dari tepi lubang galian.

c. Jika pada galian terdapat air menggenang, maka terlebih dahulu air tersebut harus dipompa keluar. Untuk ini kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap dipakai.

d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar dari lokasi pekerjaan. e. Pengurugan kembali bekas galian harus dipadatkan hingga minimal sama dengan

keadaan tanah sebelum digali.

f. Tidak dibenarkan mengurug bekas galian dengan tanah yang mengandung Lumpur dan sisa-sisa tumbuhan.

8. Pekerjaan Urugan

8.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan tanah dan pasir bawah lantai/pondasi, peninggian tanah, pekerjaan akhir sub drainase dan pekerjaan lainnya sebagaimana tertera dalam gambar.

8.2 Pelaksanaan

a. Urugan tanah dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar, dan harus dilaksanakan lapis demi lapis.

b. Ketebalan lapisan urugan tanah maksimum 15 – 20 cm setiap lapis kemudian dipadatkan sampai mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan hingga mendapatkan ketebalan yang ditentukan.

c. Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah pasangan lantai ataupun pada pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut Direksi/Pengawas lapangan dianggap perlu.

d. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan cara penyiraman air hingga didapat tingkat kepadatan maksimal.

(4)

Spesifikasi Teknik Bangunan

9. Pasangan Batu Gunung / Batu Kali

9.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali / gunung yang dibuat untuk pondasi di bawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar.

9.2 Material

a. Batu kali / gunung yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos serta mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 25 cm.

b. Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 Pc dan 5 pasir, terkecuali ditentukan lainnya.

c. Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran lainnya

9.3 Pelaksanaan

a. Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan terlebih dahulu harus diberi urugan pasir dan batu kosong di bawahnya.

b. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan ukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar.

c. Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi – sisi batu kali saling bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi dengan specie ( adukan ).

10. Pekerjaan Beton Bertulang

10.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan pada sloof, kolom, balok, lantai, plat lantai, tangga meja beton, ring balok dan lain-lain sebagaimana tercantum dalam gambar dengan memakai adukan (specie) 1 bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil.

10.2 Bahan – Bahan / Material

Bahan-bahan/Material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Agregat

Agregat harus terdiri dari gradasi halus dan kasar dan harus sesuai dengan persyaratan, dalam ketentuan beton penyimpanannya harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang merusak.

b. Semen/Portland Cement (PC).

Semen yang digunakan harus bermutu baik, tidak berbatu dibawa atau diangkut ke lokasi pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk saja.

c. Besi Tulangan

(1). Besi untuk tulangan/besi beton yang akan dipergunakan harus bersih dan bebas dari karat yang dapat merusak penyimpanan besi supaya menghindari terjadinya kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak).

(5)

Spesifikasi Teknik Bangunan d. Bekesting.

Bahan cetakan beton (bekesting) menggunakan papan terentang (kayu kls II) atau multipleks dan beton 5/7 cm.

e. A i r

Air yang digunakan untuk pengecoran harus bersih dalam arti tidak mengandung Lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

f. Beton Dekking

(1). Beton Dekking atau ganjalan beton harus dibuat dari campuran 1 bagian PC : 2 bagian pasir, dicetak dalam persegi panjang lengkap dengan tali kawatnya. Setelah mengeras dan mengering harus direndam dalam air.

(2). Ketebalan beton dekking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang sebanyak 3 buah dalam tiap-tiap 1 m².

10.3 Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan kontraktor diwajibkan untuk memeriksa tulangan agar tepat pada posisinya. Selain itu, bekesting alat pengaduk (beton molen) dan alat pengangkut adukan sudah harus bersih dari segala macam kotoran. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.

b. Dimensi semua beton tertera pada gambar rencana dan detailnya. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran, kontraktor diwajibkan untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan.

c. Besar diameter tulangan minimal harus sesuai dengan ketentuan gambar dan jika suatu diameter tulangan tidak terdapat dipasaran, kontraktor diwajibkan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas Lapangan.

d. Sisi-sisi papan bekesting harus cukup rata dan rapat sehingga waktu pengecoran dilaksanakan tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam bekesting harus disiram dan dibersihkan dari segala macam kotoran.

e. Pengecoran pada suatu bagian dari pekerjaan harus dikerjakan tanpa berhenti (tidak putus) kecuali atas persetujuan Direksi/Pengawas lapangan.

f. Apabila karena suatu hal pengecoran beton terpaksa diputuskan sebelum selesai, maka sebelum dilanjutkan harus dikasarkan dan disiram dengan air semen atau Bonding Agent sebelum pengecoran dilanjutkan.

g. Bekesting hanya diperbolehkan untuk dibongkar setelah beton telah mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971, sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.

h. Ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam syarat-syarat teknik ini, dipakai peraturan sebagaimana yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.

11. Pekerjaan Plesteran.

11.1 Lingkup Pekerjaan

(6)

Spesifikasi Teknik Bangunan 11.2 Material

a. Pasir yang akan digunakan harus pasir (ayak), bebas dari segala macam kotoran, tidak mengandung lumpur, tanah dan garam.

b. Semen yang digunakan harus baru, tidak terdapat bagian yang mengeras (membatu) dan dalam kemasan yang asli dari pabriknya.

c. Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur, garam dan bahan kimia lainnya.

11.3 Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, semua bidang yang akan diplester harus terlebih dahulu disiram ait hingga jenuh, dan sisa-sisanya harus dikeruk sedalam ± 1 cm.

b. Untuk semua plesteran dinding biasa menggunakan adukan 1 bagian PC : 5 bagian pasir.

c. Plesteran kedap air (transram) ndipasang setinggi 30 cm dari lantai, plesteran beton dan dinding bagian dalam septictank menggunakan adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir.

d. Tebal plesteran dinding ditentukan ± 1,5 cm dan dikerjakan dengan lurus dan rata, bidang-bidang yang retak/berombak harus dibongkar dan diperbaiki.

e. Semua bidang plesteran harus diaci dengan menggunakan 1 bagian PC : 7 bagian kapur / mil teraso, terkecuali pada plesteran kaki pondasi dan beton digunakan air semen.

12. Pekerjaan Kayu

12.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan kayu meliputi pengadaan dan pembuatan , rangka kuda –kuda, rangka atap / gording, dan lain – lainnya sebagaimana tertera dalam gambar.

12.2. Persyaratan Bahan

a. Jenis Kayu yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan kayu sebagaimana disebutkan di atas menggunakan kayu yang setaraf dengan kayu palapi merah dan atau mempunyai keawetan III dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI – 3.6.53.1987 UDC : 674.048.

b. Kayu yang digunakan harus kering, lurus, memiliki serat yang teratur, tidak terdapat cacat / mata kayu serta tidak mempunyai bidang yang lemah.

(7)

Spesifikasi Teknik Bangunan 12.3. Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan kayu yang akan kelihatan permukaannnya harus diserut rata sehingga kelihatan rapi dan halus serta bagian – bagian pertemuannya di buat sedemikian rupa sehingga kelihatan tidak berongga.

b. Kusen pintu dan jendela harus dilengkapi dengan angker dari besi beton ( baja ) diameter 10 mm yang dilekatkan ( di paku ) pada sisi – sisinya. Untuk pasangan kusen pintu dipasang pada sisi – sisinya masing – masing 3 ( tiga ) buah dan jendela masing – masing 2 ( dua ) buah.

c. Untuk pekerjaan kuda – kuda / kap gording, konstruksi dan cara penyambungannya mengikuti gambar serta diberi penguat kawat / beugel dari besi plat dan anker.

13. Pekerjaan Penutup Atap

13.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bumbungan, jurai dan nok pada tempat – tempat sebagaimana dijelaskan dalam gambar.

13.2. Bahan

a. Untuk bahan yang digunakan seng / Bjls – 020 dengan ukuran sesuai standar yang ada, produksi dalam negeri.

b. Untuk penutup bumbungan dipergunakan penutup bumbungan dari jenis yang sama.

13.3. Pelaksanaan

a. Sebelum pemasangan atap, kap / kuda – kuda, gording harus diresidu terlebih dahulu.

b. Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga atap yang terpasang tidak akan terbebani. Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak terjadi kebocoran, serta dikerjakan oleh tukang yang benar – benar ahli dan berpengalaman.

c. Apabila atap yang terpasang tidak rapi dan terjadi kebocoran, Direksi / Pengawas lapangan berhak menolak dan kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali

14. Pekerjaan Cat dan Politur

14.1. Bahan

a. Untuk pekerjaan pengecatan kayu digunakan cat yang mengandung syntetic resins.

(8)

Spesifikasi Teknik Bangunan dan lantai sudah terlebih dahulu harus selesai dilaksanakan.

b. Bidang – bidang yang akan dicat / dipolitur harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu, sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan kontraktor harus memperlihatkan bagian – bagian yang akan dicat kepada direksi / Pengawas lapangan untuk diperiksa.

c. Semua pekerjaan kayu yang akan dicat / dipolitur harus diamplas dan lubang – lubang bekas paku harus didempul kemudian diamplas kembali hingga kelihatan rata.

d. Cat yang akan digunakan terlebih dahulu diaduk hingga betul – betul rata untuk kemudian dipoleskan dengan mengikuti petunjuk pemakaian dari pabrik.

14.3. Pengecatan Kayu

a. Sebelum pekerjaan pengecatan dinding/plafon dilaksanakan terlebih dahulu acian dinding diberi cukup waktu mengering dan kemudian dibersihkan dengan amplas hingga rata dan licin.

(9)

Spesifikasi Teknik Bangunan

15. Pekerjaan Instalasi Air Bersih

15.1. Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi air bersih adalah pengadaan seluruh instalasi air bersih, pipa – pipa, stop kran, kran air, bak cuci dan wastafel dan material bantu termasuk pemasangannya hingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik serta siap untuk digunakan.

15.2. Material

a. Semua instalasi air bersih dalam bangunan menggunakan pipa GIP yang memenuhi Standard Industri Indonesia ( SII ).

b. Semua kran yang terpasang menggunakan kran Kristal stainless steel berkepala Kristal yang penempatannya disesuaikan dengan gambar.

c. Penyambungan sumber air dari PAM dang menggunakan mesin pompa air untuk menaikkan air kelantai dua.

15.3. Pelaksanaan

a. Penyambungan pipa gip dikerjakan dengan menggunakan sambungan ( draad ) berulir dan pada bagian ilur jantannya dilapisi dengan seal tape.

b. Pemasangan pipa – pipa dilaksanakan dengan baik dan tertutup, terkecuali apabila menggunakan water moor harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh dinding atau lantai.

15.4 . Pengujian

a. Semua instalasi pipa terpasang sebelum tertutup harus diuji terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.

b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan, maka kontraktor harus segera mengganti / memperbaiki kemudian dilakukan pengujian / pemeriksaan kembali.

c. Pemasukan bahan, pemasangan dan pengujian instalasi air harus dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan. Dan apabila pada pengujian akhir berhasil baik maka harus dibuat Surat Keterangan Pengujian Test Pelumbing oleh Instansi yang berwenang yang disetujui oleh Direksi.

16. Pekerjaan Saluran Pembuangan

16.1. Saluran Air Kotor

(10)

Spesifikasi Teknik Bangunan

b. Pemasangan pipa – pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2 % ( dua persen ) dan sambungan – sambungan dilaksanakan dengan menggunakan sambungan pipa serta lem PVC.

c. Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup / tidak kelihatan. Dalam arah mendatar pipa – pipa tidak boleh membuat siku – siku ditempat – tempat percabangan dan tiap jarak maksimum 12 meter pada pipa – pipa di bawah tanah harus dibuat bak control.

16.2. Saluran Air Hujan

a. Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui saluran air hujan disekeliling bangunan yang dibuat dari buis beton ½ 25 m yang diberi penguat pasangan batu kali seperti tertera dalam gambar.

b. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % ( dua persen ) dan pada setiap jarak tertentu dibuat bak control.

c. Air buangan dari saluran air hujan disalurkan kesaluran utama / saluran pinggir jalan.

17. D O K U M E N T A S I

Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus menbuat foto – foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan dimulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan ( tampak depan, samping dan belakang ) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain – lain.

Foto – foto tersebut dimasukkan kedalam album dan diserahkan kepada Pemimpin Bagian Proyek ( Direksi / Pengawas ) sebanyak 2 ( dua ) set.

18. P E N G A W A S A N

18.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi / Pengawas.

18.2. Setiap saat Direksi / Pengawas atau petugas – petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas – fasilitas yang diperlukan.

18.3. Bagian – bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Direksi / Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan / kepentingan pemeriksaan.

(11)

Spesifikasi Teknik Bangunan

19. Pekerjaan Akhir

19.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa – sisa semen, cat dan kotoran lainnya.

19.2. Halaman disekitar pekerjaan harus dibersihkan dari sisa – sisa bahan – bahan bangunan, kotoran – kotoran dan gundukan – gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan – bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan.

20. PENUTUP

20.1. Pekerjaan – pekerjaan yang belum / tidak tercantum / dijelaskan dalam Spesifikasi Teknik ini dapat dilihat pada gambar atau ditanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

20.2. Perubahan – perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi Teknik ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan Spesifikasi Teknik ini.

Referensi

Dokumen terkait

%.1.. emeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan

Luas areal parkir yang dibutuhkan berdasarkan pola parkir adalah kebutuhan ruang parkir dikalikan luas kebutuhan ruang parkir berdasarkan pola parkir dan arah

Bahan makanan berupa fruit leather merupakan salah satu jenis makanan sehat yang berbahan alami, kaya vitamin dan dapat dijadikan alternatif pangan olahan yang dibuat

Mereka yang bekerja untuk atau atas nama Flint Group tidak dapat membiarkan sumber daya atau sistem Flint Group digunakan untuk kegiatan kriminal atau ilegal, dan harus

Waktu Dilan ketawa, sebenarnya aku juga ingin ketawa, tapi pasti kutahan... Boro-boro ketawa, bicaraku juga sebisa mungkin kubikin singkat. Entah mengapa ak u tidak ingin ayah dan

Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)/pengguna KTP dan KK/Nama sejenis lainnyta.. Jumlah seluruh pengguna Hak

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada awal pemahaman konsep bilangan, anak harus diberi kesempatan untuk belajar kedua bilangan ordinal dan kardinal secara

Hasil pehitungan yang telah dilakukan pada penelitian Analisis Hubungan antara Tingkat Kemudahan Pelaksanaan dan Hambatan dalam Penerapan Kriteris Green Construction