• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan (Studi Di Desa Purba Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kelompok wanita tani yang sering disingkat KWT merupakan salah satu

organisasi perempuan yang memiliki latar belakang mata pencarian yang sama.

Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari

pertanian, perkebunan maupun nelayan. Organisasi perempuan tani ini hadir

mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang mayoritas mata

pencaharian masyarakatnya bersumber dari pertanian. Data BPS 2013 menunjukkan

terdapat 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian. Subsektor tanaman pangan 17,73

juta rumah tangga, holtikutura 10,60 juta rumah tangga, perkebunan 12,77 juta

rumah tangga, peternakan 12,97 juta rumah tangga, perikanan kegiatan budidaya ikan

1,19 juta rumah tangga, perikanan kegiatan penangkapan ikan 0,86 juta rumah

tangga, kehutanan 6,78 juta rumah tangga dan jasa pertanian 1,08 juta rumah tangga.

Kegiatan pertanian sering diindentikkan dengan kaum laki-laki, sehingga

beberapa kelompok pertanian yang bersifat umum kebanyakan diikuti oleh laki-laki.

Melihat kenyataan di lapangan bahwa yang berperan tidak hanya kaum laki-laki maka

dibentuklah kelompok khusus untuk perempuan untuk mendongkrak kemauan

maupun kemampuan para perempuan. Kelompok tani menurut Sri Nuryani (2012),

merupakan titik penting untuk menjalankan dan menerjemahkan konsep hak petani

(2)

utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke langkah operasional.

Kelompok tani penting sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di

dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian.

Keterlibatan perempuan yang lebih besar daripada laki-laki (PSG STAIN

Pekalongan, 2010), menunjukkan bahwa perempuan juga berhak untuk dibina dan

diberdayakan. Dengan ini pemeritah membuat wadah bagi kaum perempuan untuk

berinteraksi bahkan menggali kemampuanya. Kelompok wanita tani yang merupakan

bagian dari kelompok tani pada umumnya memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda.

Tujuan dibentuknya kelompok tani maupun kelompok wanita tani adalah : a)

meningkatkan jumlah kelompok tani, b) meningkatkan kemampuan kelompok tani

dalam menjalankan fungsinya dan c) mendorong kelompok tani meningkatkan

kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Tujuan kelompok tani terwujud

salah satunya dengan menjalankan fungsinya. Terdapat tiga fungsi dari kelompok

wanita tani yakni : a) fungsi sebagai kelas belajar, b) fungsi sebagai wahana

kerjasama, dan c) fungsi sebagai unit produksi. Ketiga fungsi ini harus dilakukan

dengan maksimal agar tercapai tujuan dibentuknya organisasi perempuan pertanian

ini (Peraturan menteri pertanian No.82 tahun 2013, Bab II).

Desa Purba Hinalang merupakan salah satu desa di Kabupaten Simalungun

tepatnya di Kecamatan Purba. Pekerjaan utama penduduknya adalah bertani,

pekerjaan lainnya adalah supir, guru dan pedagang. Bertani merupakan pilihan

masyarakat karena kondisi geografis desa yang mendukung, curah hujan yang merata

(3)

palawija maupun beberapa tanaman keras tertentu. Adapun tanaman palawija yang

umum di tanam adalah sayur-mayur, padi, jagung, cabe dan tanaman keras seperti

kopi dan jeruk.

Berdasarkan pengamatan peneliti, perempuan-perempuan di Desa Purba

Hinalang sangat dominan berperan di lahan pertanian yang disebut ladang. Laki-laki

hanya berperan pada proses pemakaian alat-alat pertanian yang berat, alat berat dalam

hal ini seperti traktor, pemakaian pompa air (perempuan juga sering

menggunakannya) dan membawa hasil panen keluar dari ladang menuju kepada

tokeh (tengkulak) jika pihak tokeh tidak menjemput ke ladang, selebihnya

perempuan bersama anak-anaknya melakukan semua proses produksi ( tidak menutup

kemungkinan laki-laki juga ikut). Sebelum kehadiran kelompok wanita tani, yang

mengikuti kegiatan kelompok tani didominasi oleh kaum laki-laki kecuali suami atau

anak laki-laki dari keluarga tidak ada. Ketika laki-laki mengadakan rapat atau

kegiatan, para perempuan pergi ke ladang. Kebanyakan juga laki-laki menjadikan

agenda kelompok tani sebagai alasan untuk tidak ke ladang, laki-laki yang belajar di

kelompok tani tapi perempuan yang bekerja. Peneliti yang lahir di desa ini mengamati

hal demikian dalam keseharian. Kelompok tani yang diikuti oleh kaum laki-laki juga

tidak menutup kemungkinan memberi beberapa keuntungan, misalnya adanya pupuk

gratis ataupun bibit gratis. Namun, yang mengerjakannya tetap saja kaum perempuan

dan anak-anaknya yang kebetulan setiap pulang sekolah anak-anak selalu membantu

(4)

Pengalaman yang sekaligus pengamatan peneliti lainnya adalah perempuan

yang jarang mengikuti kegiatan-kegiatan, salah satunya diikutsertakan dalam

pengambilan keputusan di desa, meskipun ada beberapa perempuan yang ikut namun

tetap tidak sebanding dengan kaum laki-laki. Kelompok doa lingkungan (masyarakat

dominan beragama Kristen) merupakan kelompok yang diikuti sebanding antara

laki-laki dan perempuan namun kehadiran selalu didominasi oleh perempuan. Selebihnya

selalu didominasi oleh laki-laki kecuali kelompok PKK, kelompok PKK juga hadir

setelah kelompok wanita tani. Beberapa alasan perempuan kurang diperhitungkan

dalam pengambilan keputusan atau kegiatan lainnya, selain memang sistem

patrilineal yang mengakar dan diagung-agungkan, perempuan juga memiliki

kekurangan dan kelemahan. Kelemahan perempuan meliputi, tidak berani

mengungkapkan pendapat, kurangnya informasi atau wawasan (hal ini dikarenakan

kegiatannya hanya di ladang, merawat anak ataupun menyelesaikan tugas rumah) dan

kurangnya percaya diri perempuan di depan publik maka sering menyuruh laki-laki

yang mengikuti berbagai kegiatan.

Modal untuk bertani juga merupakan persoalan bagi petani. Tidak sedikit

perempuan yang berpikir dan berusaha untuk mencari sendiri modal untuk bertani.

Sebahagian masyarakat memperoleh modal dari Bank, namun harus menggunakan

agunan sebagai jaminan sementara kebanyakan masyarakat tidak memiliki agunan

atau ada juga masyarakat yang tidak memiliki surat sah kepemilikan atas hartanya.

Hal demikian sangat menyulitkan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang mau

(5)

yang cukup besar bahkan ada yang meminjam dengan pihak tokeh dengan perjanjian

hasil pertanian dijual kepada tokeh tersebut sehingga tidak jarang harga jual yang di

berikan pihak tokeh kadang jauh di bawah dibandingkan tokeh lain yang menerima

barang yang sama.

Melalui masuknya kelompok wanita tani dengan ketiga fungsinya yang telah

disebutkan di atas, wanita di Desa Purba Hinalang mulai memiliki aktifitas lain selain

ke ladang, beribadah, merawat rumah dan anak juga berbelanja mingguan.

Kelompok tani mulai masuk di tahun 2011 pertama sekali dengan nama kelompok

Riahta Tani kemudian disusul Marsiurupan Tani Sada dan yang terakhir Marsiurupan

Tani Tolu. Kelompok wanita tani pertama, Riahta Tani mendapatkan penghargaan di

tingkat kabupaten melalui rumah kacanya yakni proses stek kentang. Keberhasilan

membuat kelompok lain untuk berlomba-lomba membuat rumah kaca, meskipun

pada kelompok Marsiurupan tidak maksimal hasilnya. Dalam kelompok wanita tani,

perempuan mulai belajar berbagai hal seperti, berkelompok, berpendapat, mengatur

keuangan bahkan bersosialisasi. Kelompok wanita tani yang juga di back-up

pemerintah memberikan dukungan dana kepada anggotanya berupa pinjaman dengan

bunga rendah tanpa agunan. Konsekuensi unik yang diberikan kepada kelompok

adalah jika pembayaran ditunggak meskipun dilakukan satu orang maka semua akan

terkena akibatnya yakni pemerintah tidak akan memberikan pinjaman untuk tahap

kedua. Keadaan ini tentu menciptakan masyarakat yang saling membantu, misalnya

jika seseorang menunggak akan dibantu oleh anggota lainnya agar pinjaman tahap

(6)

Kehadiran kelompok wanita tani merupakan proses pemberdayaan

perempuan-perempuan di wilayah pertanian. Pemberdayaan dalam hal ini merupakan

usaha-usaha mengembangkan potensi yang ada dan dalam keadaan lemah menjadi

kuat dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan dalam usaha mencapai tujuan

yang diharapkan. Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan masyarakat yang

akan diberdayakan sangatlah penting. Program melibatkan masyarakat tersebut

memiliki banyak tujuan yakni, agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan

kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, dan meningkatkan

keberdayaan (empowring) masyarakat dengan pengalaman, melaksanakan dan

mempertanggung jawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi (Kartasasmita,

1996:249). Pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani di wilayah yang

berbeda mendapatkan hasil yang berbeda pula. Menurut Ningsih (2011) dengan studi

penelitian Kelompok Wanita Tani di Salatiga, wanita tani yang berada di kecamatan

Tingkir, Kelurahan Sidorejo Kidul benar-benar mengaktualisasikan dirinya dengan

bantuan-bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah karena hal tersebut merupakan

kesempatan yang sangat baik dan sangat bermanfaat. Kehadiran kelompok wanita

tani di kelurahan Noborejo hasilnya kurang memuaskan, karena kurangnya

pemahaman dan jiwa enterpreneurship yang lemah. Semua bantuan yang diberikan

pemerintah tidak termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas,

peneliti tertarik untuk melihat fungsi kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang

(7)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah, maka

yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Kelompok

Wanita Tani berfungsi dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan di Desa

Purba Hinalang?

1.3Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan berdasarkan pemaparan dari latar

belakang diatas adalah untuk mengetahui fungsi kelompok tani dalam pemberdayaan

sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

a). Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan kajian ilmiah dan

memperluas cakrawala pengetahuan terkait kajian kelompok wanita tani, sosial

ekonomi perempuan bagi mahasiswa dan akademis umumnya, terutama bagi

mahasiswa sosiologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat

memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat yang

melakukan penelitian mengenai fungsi kelompok wanita tani dalam pemberdayaan

(8)

b). Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa

fakta-fakta di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis penulis sehingga

memperoleh pengetahuan pengetahuan tambahan. Selain itu, hasil penelitian ini juga

dapat menjadi salah satu referensi bagi pengambil kebijakan dalam menumbuh

kembangkan oraganisasi ataupun kelompok berbau perempuan.

1.5Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling

tinggi tingkat kebenannya. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ha: Kelompok Wanita Tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi

perempuan di Desa Purba Hinalang.

Ho: Kelompok Wanita Tani tidak berfungsi dalam pemberdayaan sosial

(9)

Bagan 1.1

Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

1.6 Defenisi Konsep

1. Fungsi yaitu manfaat atau kegunaan dari suatu lembaga atau institusi. Dalam

penelitian ini, fungsi yang dimadsud adalah fungsi dari kelompok wanita tani

dalam memberdayakan perempuan pertanian di desa Purba Hinalang.

2. Kelompok wanita tani adalah organisasi atau lembaga dalam masyarakat

pertanian yang khusus beranggotakan perempuan.

3. Fungsi Kelompok Wanita Tani adalah yang tercakup dalam peraturan menteri

pertanian yakni fungsi sebagai kelas belajar, fungsi sebagai wahana kerjasama

dan fungsi sebagai unit produksi.

4. Pemberdayaan yaitu usaha yang dilakukan untuk membuat masyarakat lebih

berdaya sehingga mampu mandiri dalam menjalankan aspek kehidupannya.

Dalam penelitian ini, pemberdayaan yang dimadsud adalah usaha untuk Fungsi Kelompok Wanita Tani

Kelas Belajar

Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan

Wahana Kerjasama

(10)

memandirikan perempuan di daerah Purba Hinalang melalui fungsi kelompok

wanita tani.

5. Sosial Ekonomi perempuan yang dimadsud dalam penelitian ini adalah segala

yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh

kaum perempuan. Dalam kegiatan ekonomi yakni menyangkut tiga hal

produksi, distribusi dan komsumsi yang berhubungan dengan peningkatan

pendapatan rumah tangga terkait dengan kehadiran kelompok tani pada

masyarakat perempuan di daerah Purba Hinalang. Demikian halnya dengan

kegiatan sosial terkait perempuan yakni keikutsertaan atau partisipasi aktif

masyrakat perempuan dalam kegiatan bermasyarakat maupun dalam

pemerintahan di daerahnya sendiri. Dimana ada kecenderungan masyarakat

perempuan yang terlibat dalam kelompok tani lebih aktif dalam kegiatan

sosial maupun pemerintahan di desa Purba Hinalang.

1.7Operasional Variabel

Operasional didefenisikan sebagai hasil dari operasionalisasi. Operasionalisasi

adalah sebagai proses penyederhanaan suatu konstruk kedalam tingkat konsep.

Kerlinger (Black, 2009) menyatakan untuk menyusun oersional variabel adalah

dengan memberikan makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan

“operasi” atau kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel.

(11)

dan Variabel terikat (Y) adalah Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan, adapun

operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani

Indikator Parameter Skala

Pengukuran

1. Kelas Belajar a. Penerapan kedisiplinan dan motivasi

b. Adanya kerjasama dengan

sumber-sumber informasi terkait proses belajar

c. Mendatangkan penyuluh pertanian

secara rutin

d. Merumuskan kesepakatan dan mencari

solusi

e. Saling mengemukakan pendapat

f. Diadakan pertemuan-pertemuan

a. Menciptakan suasana saling mengenal

dan mempercayai

b. Menciptakan suasana saling terbuka

dalam menyatakan pendapat

c. Mengatur dan melaksanakan

pembagian tugas

(12)

d. Mengembankan tanggungjawab

e. Sebagai pelakasana kerjasama

penyedia sarana dan jasa pertanian

f. Menjalin kerjasama dengan penyedia

sarana produksi dan pengolahan hasil

g. Diadakannya kegiatan pelestarian

lingkungan

h. Mengadakan pemupukan modal untuk

keperluan organisasi

Skala Ordinal

3. Unit Produksi a. Menentukan produksi yang

menguntungkan

b. Memfasilitasi penerapan tekhnologi

(bahan, alat, cara) usaha tani oleh para

anggota sesuai rencana organisasi.

c. Mengevaluasi kegiatan bersamadan

rencana kebutuhan organisasi , sebagai

bahan rencana kegiatan yang akan

datang

d. Meningkatkan kesinambungan

produktivitas dan kelestarian sumbe

daya alam

e. Mengelola administrasi

(13)

Tabel 1.2

Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Ekonomi

Indikator Skala

1. Tolong Menolong

2. Kerjasama

3. Jaringan

4. Solidaritas Sosial

5. Pengetahuan

6. Disiplin

7. Meningkatkan hasil produksi

8. Mampu memodali produksinya

9. Penjualan hasil pertanian harganya terkontrol

10.Meningkatkan pendapatan

Gambar

Tabel 1.1
Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Ekonomi Tabel 1.2 Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh dapat kita lihat adanya kegiatan seperti: Provinsi Sumatera Selatan telah mencanangkan “ Visit Musi 2008”; Daerah Khusus Jakarta dengan programnya “ Enjoy

Jika dicermati tentang tata cara pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Bulukumba seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 2 Tahun

Dalam penelitian ini dilakukan analisa untuk menunjukkan sifat fisikokimia dari surimi meliputi kadar protein, water holding capacity, gelasi, kapasitas emulsi,

Demiki an pengumuman pemenang pemilihan l angsung ini disampaikan untuk dapat diketahui dan guna seperlunya. ULP Kabupaten W onogir i Pokja Pengadaan Kegiatan

Yang dimaksud dengan asas pengakuan terhadap kearifan tradisional masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya daerah aliran sungai adalah trrenerimaan oleh

Untuk mengetahui sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Naibonat yang meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat,

The purpose of this research was to examine The Effect of Brand Awareness and Price Discount on Purchase Intention with mediated Image of Restourant Seafood New Javana in