• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur terhadap produksi dan kualitas rumput gajah mini (pennisetum purpureum schamach) dengan interval Pemotongan yang berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur terhadap produksi dan kualitas rumput gajah mini (pennisetum purpureum schamach) dengan interval Pemotongan yang berbeda"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVI REKA BANJARNAHOR, 2016: Pengaruh Pemberian Feses dan Urin Kerbau Lumpur Dengan Interval Pemotongan yang Berbeda terhadap Produksi dan Kualitas Rumput Gajah Mini (Pennisetum Purpureum Schamach) .

Dibimbing oleh NEVY DIANA HANAFI dan εA’RUF TAFSIN.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur dan interval pemotongan terhadap produksi dan kandungan nutrisi Pennisetum purpureum schamach. Penelitian dilaksanakan dilahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2015. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design), terdiri dari interval pemotongan (4 minggu dan 6 minggu) sebagai petak utama dan jenis pupuk (kontrol/tanpa pemberian pupuk, feses kerbau lumpur, feses kerbau lumpur + urin non fermentasi dan feses kerbau lumpur + urin fermentasi) sebagai anak petak. Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, produksi segar, produksi kering, jumlah anakan, protein kasar dan serat kasar Pennisetum purpureum schamach.

Interval pemotongan menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kandungan nutrisi seperti protein kasar dan serat kasar rumput gajah mini. Interaksi hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kotoran kerbau lumpur (feses dan urin) berpengaruh nyata meningkatkan produksi segar, produksi bahan kering, tinggi tanaman dan jumlah anakan rumput gajah mini. Interaksi antara pemberian kotoran kerbau lumpur (feses dan urin) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi segar, produksi bahan kering, tinggi tanaman, jumlah anakan, protein kasar dan serat kasar.

Kata kunci : Pennisetum purpureum schamach, kerbau lumpur, feses, urin, produktivitas, kualitas.

(2)

ABSTRACT

EVI REKA BANJARNAHOR, 2016: “EFFECT OF MUD BUFFALO FECES DAN URINE ON PRODUCTION AND QUALITY OF NAPIER GRASS

(Pennisetum purpureum schamach) WITH DIFFERENT CUTTING INTERVAL” Under supervised by NEVY DIANA HANAFI and MA’RUF TAFSIN.

This study aimed to examine the effect of feces and urine buffalo mud and cutting interval on production and nutrient content of Pennisetum purpureum schamach. The experiment was conducted at the Agricultural Faculty, University of Sumatera Utara started from July to October 2015. The design used in the study was Split Plot Design consist of cutting interval (4 week and 6 week) as main plot and type (of fertilizer, faecal sludge buffalo, buffalo faecal sludge + urine non fermented and faecal sludge + buffalo urine fermenting) as sub plot. The variables was measured consist of plant height, number of tiller, fresh and dry matter production, crude protein and crude fiber.

The result showed that cutting interval 4 weeks higher (P˂0,05) on crude protein and lower on crude fiber than cutting interval 6 weeks. Interaction

result showed that the mud buffalo feces and urine had significant effect (P˂0,05)

increasing fresh and dry matter production, plant height and number of tiller napier grass. Conversesly for, nutrient content had no significant effect. The conclusion of this study is the utilization of buffalo feces with fermented urine can increase the productivity of napier grass.

Keywords: Pennisetum purpureum Schamach, buffalo, feces, urine, productivity, quality .

Referensi

Dokumen terkait

There were three sources of data used in this research, namely documentation of curriculum 2013 of SMA Negeri 1 Bengkayang, interview and direct-observation

surya, pengaruh sinar matahari pada kulit, sediaan pencerah wajah (bleaching), sediaan deodoran dan antiprespiran, sediaan hair tonic, pewarna rambut, sediaan kosmetika

Sudarwan Danim (2012:212) membagi gaya kepemimpinan dengan tiga gaya yaitu: (a) gaya pemimpin otokratik, yaitu prilaku atau sikap yang ditampilkan pimpinan ingin

dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengambilan atau pengumpulan data berupa angket. Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Hadiwarno dan pihak- pihak yang

Dalam jawaban yang disampaikan atas kuesioner IEA untuk Kementerian ESDM, terkait peraturan di sub sektor ketenagalistrikan, Jarman menjawab bahwa berdasarkan Undang-Undang

UENINGKATKAM UTVAT SISWA TERHADAP SENT*. Oleh:

Data temuan di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas kader Aktivis Tarbiyah yang rutin mengikuti Halaqah yang dilaksanakan tiap pekan memiliki pemahaman yang

Aplikasi berbasis web ini bekerja secara klien-server terdiri dari dua form utama yang menggunakan bahasa pemrograman web PHP4 dan MySQL