• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliforme) di Rumah Kaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliforme) di Rumah Kaca"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah anggota Graminae yang

merupakan tanaman asli tropika basah. Tanaman tebu (Saccharum sp.) merupakan salah satu komoditas penting untuk dijadikan bahan utama pembuatan gula yang

sudah menjadi kebutuhan primer dalam rumah tangga. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan gula dunia (Panglipur et al., 2013).

Tebu adalah salah satu komoditi perkebunan yang ditanam di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gula. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal

Perkebunan, luas areal di Indonesia yang ditanami oleh tebu pada tahun 2013 sebesar 469.227 Ha dan meningkat menjadi 477.881 Ha ditahun 2014. Produksi tebu di tahun 2013 adalah 2.551.026 Ton dan meningkat di tahun 2014 menjadi

2.632.242 Ton. Sedangkan untuk produktivitasnya, di tahun 2013 produktivitas tebu sebesar 5.467 Kg/Ha dan meningkat di 2014 menjadi 5.561 Kg/Ha (BPS, 2015).

Kekurangan gula di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional mulai dirasakan mulai tahun 1967. Defisit terus meningkat dan hanya

bisa dipenuhi melalui adanya impor gula. Dengan harga gula dunia yang tinggi dan defisit yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinya pengurasan devisa negara. Gambaran ini menunjukkan usaha pembangunan industri gula tebu

nasional, berupa perluasan areal pertanaman tebu serta peremajaan dan penambahan pabrik gula, masih perlu ditingkatkan (Indrawanto et al., 2010).

(2)

Kebutuhan akan gula dalam negeri dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain rendahnya produksi gula per hektar, terbatasnya areal pertanaman tebu, varietas unggul tebu yang beradaptasi khusus masih terbatas, serta serangan hama

dan patogen tanaman (Yunus, 2000). Tanaman tebu dapat terserang berbagai macam penyakit, antara lain penyakit busuk batang, embun bulu, penyakit

blendok, noda merah, noda mata, noda kuning, noda coklat, noda cincin, karat oranye, garis coklat, penyakit puru daun Fiji dan pokahbung (Panglipur et al., 2013).

Pokahbung adalah salah satu penyakit tebu yang banyak dijumpai di pertanaman tebu, serta merupakan salah satu permasalahan penting bagi produksi

tebu di Indonesia maupun di negara lain. Penyakit pokahbung ini disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme (Pratiwi et al., 2013). Menurut Semangun (2008) penyakit ini disebut “pokahbung” karena dapat menyebabkan perubahan bentuk

(malformasi) yang khas pada tunas ujung tebu.

Salah satu pengendalian penyakit yang disebabkan oleh cendawan F. moniliforme adalah dengan penggunaan varietas tahan. Teknik kultur jaringan

merupakan salah satu cara mendapatkan kultivar tahan terhadap infeksi patogen. Kultur jaringan dapat menghasilkan bibit tebu yang baik dan sehat tanpa terbawa

penyakit oleh induk sebelumnya (Panglipur et al., 2013).

Selama ini, penelitian yang dilakukan untuk uji ketahanan pokahbung hanya melalui cara in vitro untuk mendapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit

pokahbung. Dengan informasi tersebut penulis tertarik untuk menguji beberapa varietas tebu yang tahan terhadap penyakit pokahbung yang disebabkan oleh

jamur F. moniliforme.

(3)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan beberapa varietas tebu terhadap penyakit pokahbung yang disebabkan oleh jamur F. moniliforme.

Hipotesis Penelitian

Terdapat varietas tebu yang tahan terhadap penyakit pokahbung yang

disebabkan oleh jamur F. moniliforme. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

varietas tebu yang tahan terhadap penyakit pokahbung (F. moniliforme) serta sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di program studi

Agroekotenologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selanjutnya, untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan model predict-observe-explain , maka dilakukan

anisopliae sebagai agen pengendali hayati telah banyak dilakukan namun masih jarang yang menganalisis tingkat kerusakan yang terjadi pada jaringan dari larva yang

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut: (1) Strategi implementasi nilai kejujuran kedisiplinan dan tangung jawab

Insang dan organ lainnya berubah warna, udang menjadi lemas karena kekurangan oksigen dan tubuhnya tampak menjadi kusam (tidak bercahaya). Pada udang normal

yang berada pada keluarga tidak miskin sebanyak 83,7% berstatus gizi normal.. Kata kunci : status gizi, ASI ekslusif, tingkat pendidikan ibu, status

Tema bangunan adalah metafora riak air untuk merepresentasikan keberadaan sungai Babura, Sehingga instalasi seni pada bangunan menggunakan konsep air yang memberikan aspek