• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pembuatan Sediaan Tablet Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) Dengan Menggunakan Berbagai Jenis Bahan Pengikat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pembuatan Sediaan Tablet Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) Dengan Menggunakan Berbagai Jenis Bahan Pengikat"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian. Menurut World Health Organization (WHO), sebanyak 20.000 jenis tumbuhan dibumi dapat dimanfaatkan sebagai obat dan lebih dari 2.200 jenis tumbuhan obat tersebut terdapat di Indonesia. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tumbuhan obat yang terdapat di Indonesia yang berdasarkan penelitian dan pengalaman, telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti obat gangguan hati, kolagoga, yaitu meningkatkan produksi dan sekresi empedu, obat antiinflamasi, penambah nafsu makan, batuk, asma, sariawan, diare, rematik, penghillang lelah, penghilang rasa sakit, anti bakteri, anti jamur, antidiabetes, anti diare, anti oksidan, anti tumor, diuretik, anti depresi dan lain sebagainya (Munir, 2012; Hayani, 2006).

Umumnya masyarakat masih mengasumsikan temulawak sebagai jamu yang kurang enak dan kurang praktis untuk dikonsumsi, padahal jika dikonsumsi secara rutin dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan, namun asumsi tersebut dapat dibantahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di bidang farmasi yang juga menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan formulasi yang tepat dalam mengolah bahan alam menjadi bentuk sediaan yang mudah diterima. Oleh sebab itu perlu adanya

(2)

2

upaya perbaikan secara terus menerus, sehingga diperoleh formulasi sediaan yang memenuhi parameter kualitas serta dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obatan bahan alam (Afifah, 2003; Ariswati, dkk., 2010).

Saat ini sudah ada beberapa produk olahan temulawak yang telah beredar dipasaran yang dikemas dalam bentuk emulsi, sirup, kapsul, serbuk dan tablet, tetapi untuk tablet temulawak masih sangat sedikit di produksi sementara sediaan tablet sendiri semakin terkenal pemakaiannya dan merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan banyak mengalami perkembangan dari segi formulasi, tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetik yang sesuai (Ansel, 1989).

Beberapa keunggulan tablet adalah: biaya produksinya paling murah, bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak, mudah dan murah untuk dikemas dikirim, mudah untuk diproduksi secara besar - besaran, memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik, selain itu tablet juga memiliki penampilan yang menarik, pemakaiannya mudah dan stabil secara fisika dan kimia (Lachman, dkk., 1994; Voight, 1995).

Zat tambahan dibutuhkan untuk menghasilkan tablet yang baik, seperti bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, lubrikan dan dapat juga mengandung bahan warna yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis. Kekompakan tablet dapat dipengaruhi, baik oleh tekanan pencetakan maupun bahan pengikat. Bahan pengikat merupakan salah satu bahan tambahan pada tablet yang sangat mempengaruhi hasil akhir dari suatu tablet karena bahan pengikat berfungsi menjaga keterpaduan, kekompakan dan daya tahan tablet serta menjamin

(3)

3

penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Bahan pengikat dalam jumlah yang memadai ditambahkan ke dalam bahan yang akan ditabletasi melalui bahan pelarut atau mealui larutan bahan perekat yang digunakan pada saat granulasi (Ansel, 1989).

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa perlu diadakan penelitian tentang pengaruh penambahan bahan pengikat terhadap pembuatan tablet ekstrak temulawak. Berdasarkan orientasi yang sudah dilakukan diperoleh dosis ekstrak yang optimal untuk digunakan adalah sebesar 125 mg. Adapun bahan pengikat yang digunakan dalam pembuatan tablet ekstrak rimpang temulawak ini adalah Na CMC, Amilum dan PVP. Konsentrasi bahan pengikat yang digunakan yaitu Amilum (10, 12, 14)%, Na CMC (2, 4, 6)%, dan PVP (4, 5, 6)%. Pemilihan konsentrasi bahan pengikat didasarkan pada konsentrasi optimal setiap bahan pengikat, menurut Ariswati dan kawan-kawan (2010) PVP 5% memberikan hasil yang paling optimum, Permata dan kawan-kawan (2015) menyatakan konsentrasi amilum yang baik berada diatas 10% sedangkan menurut Novia dan kawan-kawan (2015) konsentrasi Na-CMC yang memberikan hasil evaluasi terbaik yaitu pada konsentrasi 3,5%. Amilum sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang rapuh sehingga waktu disintregannya lebih singkat tetapi sulit dikeringkan. PVP (polivinilpirolidon) menghasilkan tablet yang tidak keras, dan waktu disintegrasinya cepat tetapi sedikit higroskopis. Na CMC (natrium karboksimetil selulosa) sebagai pengikat menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP, namun waktu desintegrasinya lebih lama (Ariswati, dkk., 2010).

(4)

4 1.2 Perumusan Masalah

a. Bagaimanakah pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)? b. Formula manakah yang menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik tablet terbaik?

1.3 Hipotesis

a. Perbedaan jenis dan konsentrasi bahan pengikat memeberikan pengaruh yang berbeda terhadap sifat fisik tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).

b. Salah satu dari kesembilan formula menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik

tablet yang terbaik.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb.)

b. Untuk mengetahui Formula yang memberikan hasil terbaik terhadap evaluasi sifat fisik tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi tentang pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) serta untuk mengetahui formula terbaik dalam pembuatan tablet ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

169 Emulator Aplikasi Game Java Pada Handphone Yang Dijalankan Pada Komputer PDF 170 Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Untuk Prakiraan Beban Listrik Se Malang Raya PDF 171 Rancang

modul aplikasi yang berguna untuk melakukan penawaran barang dapat digunakan dengan baik.. modul aplikasi yang berguna untuk menampilkan reporting penawaran barang dapat

[r]

Peningkatan Lembaga Usaha Industri Forum Rembug Klaster FPESD Jawa Tengah, Sekretariat ( Minus 23,75%) Pelaksanaan Pelatihan Teknis bagi Klaster pisang raja bulu Kendal

Oleh karena itu sebagai upaya peningkatan pengetahuan siswa sekolah dasar, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian terkait dengan pengaruh model peer

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik. Kelembaban ini akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri penyakit diantaranya